Anda di halaman 1dari 19

MULTIPLE SCLEROSIS

Ali Subekti, S.Ked


G1A218022
Pembimbing :
dr. Nidia Suriani,
Sp.S,M.Biomed
DEFINISI
Multiplesclerosis adalah suatu penyakit yang
disebabkan oleh virus yang secara genetis
rentan, menyebabkan perubahan pada
mekanisme immune di dalam susunan saraf
pusat (SSP) yaitu proses demielinisasi.
Suatu kelainan dimana saraf-saraf pada mata,

otak dan tulang belakang kehilangan


selubung sarafnya (demielinisasi).
Serangan pertama biasanya dapat sembuh

dengan sempurna.
Remisi biasanya 1-3 bulan, dan disusul

dengan serangan-serangan berikutnya.


ETIOLOGI 
Idiopatik
Infeksi virus tipe lambat

Faktor pencetus
Kehamilan
stress emosional
cedera.
EPIDEMIOLOGI
• Lebih banyak wanita dibanding pria

• usia rata-rata penderita penyakit: 30 tahun,

dengan batas antara 18 – 40 tahun.


• Lebih sering pada daerah yang beriklim

sedang (Eropa Utara dan Amerika Utara)


• Dominan pada ras kulit putih
PATOGENESIS
• Setelah infeksi pada neuroglia selama masa kanak-

kanak, agen penyebab tersebut tetap tinggal


sebagai genom dan secara periodik teraktivasi.

• Efek pada oligodendoglia yang bertanggung jawab

untuk timbulnya demielinisasi SSP dan produksi


antibodi merupakan akibat sekunder.

• Efek di luar SSP dapat menjelaskan perubahan pada

limfosit.
• Infeksi yang memprovokasi respon autoimun

seluler terhadap jaringan saraf pusat yang


normal atau komponen SSP dirusak oleh virus.
• Multipel sklerosis adalah reaksi tunggal

terhadap lebih dari satu faktor penyebab,


yang sesuai dengan berbagai manifestasi dan
perjalanan penyakit yang dikenal.
DIAGNOSIS
• Suatu penyakit yang memperlihatkan suatu

gambaran yang menunjukkan adanya


remisi dan eksaserbasi dalam
perjalanannya yang bersifat progresif.
• Gamma-globulin dalam liquor

serebrospinalis adalah meningkat.


PEMERIKSAAN
PENUNJANG
• CT Scan polos terdapat hipodens di daerah-daerah

periventrikulus terutama di daerah trigonum.


• CT Scan dengan xenon enhancement sewaktu-

waktu dapat membantu. Xenon ini diserap oleh


jaringan yang banyak lemaknya seperti mielin.
• Daerah-daerah dengan demielinisasi tentu tidak

dapat menyerap xenon dan oleh karena itu, plak-


plak sklerotik akan tampak sebagai bercak-bercak
hipodens.
PEMERIKSAAN
PENUNJANG

• MRI scan lebih senstif, sampai lesi sekecil 4 x 3

mm.
• MRI dan enhancement gadolinium, plak-plak

yang segar dapat diidentifikasi yang akan


menghilang setelah eksaserbasi mereda
• Pemeriksaan ini termasuk pemeriksaan yang

mahal
MRI
DIAGNOSIS BANDING
1. Ensefalomielitis diseminata akuta.

Perjalanan penyakit ini adalah akut dan


monofasik, dan tidak seperti pada multiple
sklerosis kronis progresif dengan remisi
eksaserbasi.

2. Tumor medulla spinalis dan tumor serebri.

3.  Lues serebrospinalis 

4.  Penyakit degeneratif seperti ataksia Friedreich

dan degenerasio olivoponto-serebelaris.


PENATALAKSANAAN
Serangan akut diobati dengan : infus 0,5
mg ACTH sintetik (IV) + 500 ml larutan
salin fisiologik , atau 80 unit kortikotropin
per hari selama 10 hari.
Untuk 3 minggu berikutnya suntikan
intramuskuler gel ACTH yang diberikan,
dosis dan frekuensi suntikan dikurangi
secara progresif.
PENATALAKSANAAN
• Diet rendah lemak

• Pengobatan oral dengan dexametason atau preparat

kortikosteroid lainnya dalam dosis yang ekuivalen dapat


dipakai menurut regimen berikut ini :

• untuk 3 hari pertama 3 x 2,5 mg dexametason sehari

• hari ke-4 : 25 unit ACTH

• hari ke 5 – 8 0,5 mg dexametason 3x sehari.

• Ini dapat diikuti dengan gel ACTH dalam dosis yang

dikurangi

• Pemberian suplemen kalium dan antibiotik profilaksis dapat


PROGNOSIS
Kekambuhan bisa terjadi secara spontan
atau dipicu oleh infeksi (misalnya
influenza).

Jika kekambuhan sering terjadi maka


kelainan semakin memburuk dan bisa
bersifat menetap.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai