Anda di halaman 1dari 35

PAP SMEAR

Pendahuluan...
Pada tahun 1940 Dr. George Papanicolaou seorang
Patologis berkebangsaan Amerika,
mengembangkan sebuah teknik penapisan (Pap
Smear) untuk mengetahui keberadaan sel kanker
yang terdapat pada servik.  Sebagai
hasil dari penemuan teknik penapisan tersebut
angka kematian yang diakibatkan oleh kanker
Serviks telah menurun secara signifikan dalam 40
tahun terakhir. Penapisan tersebut tidak hanya
dapat menemukan sel kanker, tapi juga sel
pendahulunya (pre-cancerous cell) Dengan
diidentifikasi dan dieradikasinya sel tersebut maka 
progresifitas  dari sel kanker dapat dicegah.
ANATOMI & Histologi serviks
ANATOMI & Histologi serviks
Definisi PAP SMEAR
Pap Smear atau tes Pap adalah
suatu prosedur untuk memeriksa
kanker serviks pada wanita. Pap
Smear meliputi pengumpulan sel-
sel dari leher rahim dan
kemudian diperiksa di bawah
mikroskop untuk mendeteksi lesi
kanker atau prakanker.
Tujuan dan Manfaat Pap Smear

Evaluasi sitohormonal

Mendiagnosis peradangan

Identifikasi organisme penyebab


peradangan
Mendiagnosis kelainan prakanker
leher rahim dan kanker leher rahim
dini atau lanjut

Memantau hasil terapi


Indikasi tes pap smear
Summary of 2012 Screening Guidelines from the American Cancer Society,
American Society for Colposcopy and Cervical Pathology, and American Society for
Clinical Pathology
Parameter ACS Rekomendasi
Usia memulai skrining Mulai skrining sitologi pada usia 21 tahun, tanpa
mempertimbangkan riwayat seksual sebelumnya.

Skrining antara usia 21–29 Skrining dengan sitologi saja setiap 3 tahun. * Pemeriksaan
HPV tidak harus dilakukan pada kelompok umur ini.

Skrining antara usia 30-65 Skrining dengan kombinasi sitologi dan pemeriksaan HPV
setiap 5 tahun (dianjurkan) atau sitologi saja setiap 3 tahun. *
Skrining HPV saja secara umum tidak direkomendasikan..

Usia berhenti skrining Usia 65 tahun, jika wanita memiliki skrining awal negatif dan
tidak dinyatakan risiko tinggi kanker serviks.

Skrining setelah histerektomi tidak diindikasikan untuk wanita tanpa leher rahim dan tanpa
riwayat lesi prakanker grade tinggi (misalnya, CIN2 atau CIN3)
dalam 20 tahun terakhir atau kanker serviks.

Wanita yang vaksin HPV Skrining dengan rekomendasi yang sama dengan wanita tanpa
vaksin HPV.

Pedoman ini tidak ditujukan pada populasi spesial ( seperti, wanita dengan riwayat
kanker serviks, wanita yang rahimnya terpapar dietilstilbestrol, wanita yang
immunocompromised) yang mungkin membutuhkan skrining lebih intensif atau
alternatif lain.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pap
Smear

Umur
• Perubahan sel-sel abnormal pada leher rahim paling
sering ditemukan pada usia 35-55 tahun dan memiliki
resiko 2-3 kali lipat untuk menderita kanker leher rahim
Sosial ekonomi
• Golongan sosial ekonomi yang rendah sering kali terjadi
keganasan pada sel-sel mulut rahim, hal ini karena
ketidak mampuan melakukan pap smear secara rutin.
Paritas
• Paritas dengan jumlah anak lebih dari 2 orang atau jarak
persalinan terlampau dekat mempunyai resiko terhadap
timbulnya perubahan sel-sel abnormal pada leher rahim
Usia wanita saat nikah
• Usia menikah <20 tahun mempunyai resiko lebih besar
mengalami perubahan sel-sel mulut rahim
cara pemeriksaan pap smear
Pemeriksaan Sitologi Konvensional

• Terdapat beberapa keterbatasaan :


• Sampel Tidak Memadai karena sebagian sel tertinggal
pada brus
• Kualitas preparat tergantung pada operator pembuat
usapan pada kaca benda
• Kemampuan deteksi terbatas
Pemeriksaan Sitologi Berbasis Cairan atau
liquid
• Keunggulan pemeriksaan ini :
• Hampir 100% sel yang terambil dimasukkan ke dalam
cairan tabung sampel
• Proses terstandardisasi karena menggunakan prosesor
otomatis
• Meninkatkan keakuratan deteksi awal adanya kelainan
sel leher rahim
• Sampel dapat digunakan untuk pemeriksaan HPV DNA
PEMERIKSAAN SERVIKS

Persiapan Pemeriksaan Pap


Smear
• Menghindari persetubuhan, penggunaan
tampon, pil vagina, ataupun mandi
berendam dalam bath tub, selama 24 jam
sebelum pemeriksaan
• Tidak sedang  menstruasi
Prosedur Pemeriksaan Pap
Smear
Persiapan alat-alat yang akan
digunakan, meliputi spekulum
bivalve (cocor bebek), spatula
Ayre, kaca objek yang telah diberi
label atau tanda, dan alkohol 95%.
Vaginal Speculum
Pasien berbaring
dengan posisi
litotomi.
Warm Speculum
Warm water
Not too hot
Lubricates
speculum
Don’t use K-Y,
Surgilube or
Vaseline to
lubricate
speculum
Pasang spekulum
sehingga tampak
jelas vagina bagian
atas, forniks
posterior, serviks
uterus, dan kanalis
servikalis.
Squamo-Columnar Junction
Periksaserviks apakah
normal atau tidak.
Spatula

Spatula dengan ujung pendek dimasukkan ke dalam


endoserviks, dimulai dari arah jam 12 dan diputar
360˚ searah jarum jam.

Concave end to
fit the cervix
Convex end for
vaginal wall and
vaginal pool
scrapings
Sample Cervix
Use concave end
Rotate 360
degrees
Don’t use too
much force
(bleeding, pain)
Don’t use too
little force
(inadequate
sample)
Cytobrush
Insert ~ 2 cm
(until brush is
fully inside canal)
Rotate only 180
degrees
(otherwise will
cause bleeding)
Make Pap Smear
Sediaan yang telah didapat, As
dioleskan di atas kaca objek
thin as
pada sisi yang telah diberi tanda possible
dengan membentuk sudut 45˚
satu kali usapan. Properly labeled
Fiksasi
Celupkan kaca objek ke dalam larutan
alkohol 95% selama 10 menit.
Kemudian sediaan dimasukkan ke dalam
wadah transpor dan dikirim ke ahli
patologi anatomi.
Prosedur Pemeriksaan Pap
Smear
Syarat Pengambilan Bahan

Bahan pemeriksaan harus berasal dari porsio leher rahim

Pengambilan pap smear dapat dilakukan setiap waktu diluar masa haid,
yaitu sesudah hari siklus haid ketujuh sampai dengan masa pramenstruasi

Apabila klien mengalami gejala perdarahan diluar masa haid dan dicurigai
penyebabnya kanker leher rahim, sediaan pap smear harus dibuat saat itu
walaupun ada perdarahan.

Pada peradangan berat, pengambilan sediaan ditunda sampai selesai


pengobatan.

Klien dianjurkan untuk tidak melakukan irigasi vagina (pembersihan vagina


dengan zat lain), memasukkan obat melalui vagina atau melakukan
hubungan seks sekurang-kurangnya 24 jam, sebaiknya 48 jam.

Klien yang sudah menopause, pap smear dapat dilakukan kapan saja.
PEMERIKSAAN SITOLOGI KONVENSIONAL DAN BERBASIS
CAIRAN
Interpretasi Hasil Pap Smear

Klasifikasi Papanicolaou membagi


hasil pemeriksaan menjadi 5
kelas :
Kelas I • tidak ada sel abnormal.

Kelas • terdapat gambaran sitologi atipik,


namun tidak ada indikasi adanya

II
Kelas
keganasan.
• gambaran sitologi yang dicurigai
keganasan, displasia ringan

III
Kelas
sampai sedang.

• gambaran sitologi dijumpai


displasia berat.
IV
Kelas • keganasan.

V
Interpretasi Hasil Pap Smear

Sistem CIN :
• merupakan displasia ringan

CIN I dimana ditemukan sel


neoplasma pada kurang dari
sepertiga lapisan epitelium

• displasia sedang dimana


CIN II melibatkan dua pertiga
epitelium.

CIN
• displasia berat atau karsinoma
in situ yang dimana telah
melibatkan sampai ke

III basement membrane dari


epitelium
Interpretasi Hasil Pap Smear

 Klasifikasi Bethesda 2001 adalah sebagai berikut :

1. Sel skuamosa

a) Atypical Squamous Cell of


Undetermined Significance (ASC-US)
yaitu sel skuamosa atipikal yang
tidak dapat ditentukan secara
signifikan. Sel skuamosa adalah
datar, tipis yang membentuk
permukaan serviks.
Interpretasi Hasil Pap Smear

 Klasifikasi Bethesda 2001 adalah sebagai berikut :


b) Low-grade Squamous
Intraephitelial Lesion (LSIL) , yaitu
tingkat rendah berarti perubahan
dini dalam ukuran dan bentuk sel.
Lesi mengacu pada daerah jaringan
abnormal, intaepitel berarti sel
abnormal hanya terdapat pada
permukaan lapisan sel-sel.
Interpretasi Hasil Pap Smear

 Klasifikasi Bethesda 2001 adalah sebagai berikut :


c) High-grade Squamosa Intraepithelial
(HSIL) berarti bahwa terdapat
perubahan yang jelas dalam ukuran
dan bentuk abnormal sel-sel
(prakanker) yang terlihat berbeda
dengan sel-sel normal.
Interpretasi Hasil Pap Smear

 Klasifikasi Bethesda 2001 adalah sebagai berikut :

d) Squamous Cells Carcinoma


Interpretasi Hasil Pap Smear

 Klasifikasi Bethesda 2001 adalah sebagai berikut :


2. Sel glandular
a) Atypical Glandular Cells (AGC), specify
endocervical, endometrial or not otherwise
specified (NOS)
b) Atypical Endocervical Cells, favor neoplastic,
specify endocervical or not otherwise specified
(NOS)
c) Endocervical Adenocarcinoma In situ (AIS)
d) Adenocarcinoma.
Kelebihan Pap Smear :
Bisa dilakukan di berbagai rumah sakit dan bahkan
ada di tingkat Puskesmas
Biaya pemeriksaan relatif murah dan terjangkau

Kekurangan Pap Smear


Sampel yang diambil tidak dari seluruh bagian
serviks sehingga ada bagian yang bisa jadi tidak
terdeteksi
Mungkin tidak memperlihatkan kondisi sel yang
sebenarnya
Akurasi antara 80% hingga 90%
Komplikasi

Komplikasi yang terjadi jarang,


hal ini berupa perdarahan ringan
dan infeksi. Pasien harus
diedukasi tentang kemungkinan
bercak darah yang keluar dari
vagina segera setelah pap smear
dilakukan, karena hal ini
dianggap normal.
Alur penatalaksanaan hasil pap
smear
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai