Anda di halaman 1dari 6

SOP Persalinan SC pada ibu

hamil dengan HIV


 Persalinan bedah sesar hanya boleh didasarkan atas indikasi obstetric atau jika
pemberian ARV baru dimulai pada saat usia kehamilan 36 minggu atau lebih,
sehingga diperkirakan viral load > 1.000 kopi/uL.

Persalinan per abdominan


Syarat :
• Ada indikasi obstetrik; dan
• VL > 1.000 kopi/Ul atau
• Pemberian ARV dimulai pada usia kehamilan ≥ 36 minggu.
PENANGANAN PASIEN INFEKSI HIV,MRSA, DAN HEPATITIS DI KAMAR OPERASI
PENGERTIAN Adalah usaha-usaha yang dilakukan dikamar operasi untuk mencegah terjadinya
penularan infeksi HIV, MRSA dan Hepatitis kepada petugas dan penderita
operasi lainnya.

TUJUAN 1. Meminimalkan resiko terjadinya infeksi silang dari penderita ke petugas dan
penderita lainnya
2. Mengetahui cara yang tepat untuk melakukan perawatan kepada penderita
HIV, MRSA dan Hepatitis agar petugas mengetahui cara-cara pencegahan
dan penanganan kepada penderita HIV, MRSA, dan Hepatitis

PROSEDUR PERSIAPAN :
1. Hibisrub 5% dalam kom
2. Sikat steril
3. Doek steril
4. Instrumen + Nierbekken, kassa steril
5. Bethadin 10%, Yodium 5%, Alkohol 96%, hibitan 5%
6. Chlorhexidine 5%
7. Larutan Hypochloride 0,5%
8. Plastik pembungkus
9. Kaleng sampah
10. Kacamata khusus
PELAKSANAAN :
1. Pakaian luar harus diganti dengan pakaian kerja operasi yang bersih
2. Petugas yang menangani penderita harus memakai gaun steril
berlengan Panjang yang tertutup rapat atau memakai plastic apron
yang cukup Panjang daripada sepatu pelindung
3. Tidak memakai sepatu terbuka, harus tertutup, model sepatu boot
setinggi betis yang kedap air
4. Mengenakan sarung tangan yang steril. Apabila sarung tangan robek
atau tertususk jarum, harus segera dilepas dan tangan segera dibasuh
bila prosedur keselamatan telah mengijinkan. Jarum dipindahkan
dari daerah steril dan laporkan kepada panitia pengendalian infeksi
nosocomial
5. Pelindung rambut harus menutup kepala dengan rapat.
6. Bila mempunyai luka pada kulit terutama pada tangan, tutuplah
dengan pembalut kedap air
7. Masker, goggles pelindung, kacamata atau pelindung wajah full face
atau system pelindung kepala untuk pembedahan harus selalu
dikenakan di kamar bedah.
8. Apabila terkena cairan tubuh “menembus” harus segera mandi.
9. Petugas yang menangani pasien dilarang meninggalkan ruang
bedah
10. Sebelum melepaskan gaun luar, sarung tangan, penutup dan
pelindung muka.
11. Pakaian bedah dilarang dipakai diluar kamar bedah
12. Diathermy dan mesin sucsion harus ditempatkan berlawanan
dengan dokter bedah
13. Pengiriman specimen ke laboratorium agar digunakan tabung
dengan dibungkus plastic double dan diberi label “hati-hati”
bahan menular
14. Peralatan tajam tidak boleh diberikan dengan tangan, harus pakai
bengkok
15. Semua jenis alat-alat tajam yang sudah dipergunakan seperti
jarum suntik dan silet cukur, jarum infus, scalpel disposable
dimasukkan dalam safety box yang tahan terhadap barang tajam,
ditutup dan selanjutnya dimusnahkan.
16. Tidak diperbolehkan memegang jarum dengan menggunakan jari,
harus memakai forceps atau penjepit jarum
17. Perawat yang membantu operasi tidak boleh memakai
tangan untuk mengangakan luka selama pembedahan
sebagai pengganti alat self refraktor atau tongkat yang
dibalut kain penyeka
18. Harus diperhatikan spon penghisap darah dan kain penyeka
ditaruh dalam mangkok steril yang telah disiapkan dan
dihitung Ketika sudah terkumpul 10 buah/lembar
19. Troley, meja operasi dan peralatan lain, dibersihkan dengan
larutan hypochlorida dan dikeringkan
20. Lantai yang tercemar darah, cairan tubuh (ekskresi tubuh)
dibersihkan dengan disinfektan 2%, tutup dengan lap pel
sekali lagi dan ulangi dengan disinfektan sampai kering
21. Lakukan bongkaran kamar operasi, dengan menggunakan
larutan hypochlorida 0,5%

Anda mungkin juga menyukai