Anda di halaman 1dari 3

SOP EDUKASI DAN

DISCHARGE PLANING PADA KELUARGA


No. Dokumen : No. Revisi :
Halaman :
445/ /RSU /II/2021
2/2

Ditetapkan oleh
Direktur RSUD Panyabungan
Tanggal Terbit :
SPO
10 – 02 - 2021
dr. Muhammad Rusli Pulungan, Sp.THT-KL
NIP. 19720101 200012 1 010
PENGERTIAN Adalah suatu rencana yang di susun untuk pasien, sebelum keluar dari rumah s
yang di mulai dari mengumpulkan data sampai dengan masuk area perawatan y
meliputi pengkajian, rencana perawatan, implementasi dan evaluasi.

TUJUAN 1.Meningkatkan pemahaman pasien dan keluarga tentang masalah kesehatan,


kemungkinan komplikasi dan pembatasan yang diberlakukan pada pasien Di
rumah.
2.Mengembangkan kemampuan merawat pasien dan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan pasien dan memberikan lingkungan yang aman untuk pasien di rumah
3. Menyakinkan bahwa rujukan yang diperlukan untuk perawatan selanjutnya
di buat dengan tepat.

KEBIJAKAN 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan


2.Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sa
3.Sesuai Surat Keputusan  Direktur RSUD Panyabungan Tentang kebijakann
Edukasi dan discharge planning pada keluarga.

PROSEDUR 1. 2 (dua) hari menjelang proses kepulangan


 Konfirmasi tempat tujuan pasien setelah pulang dari rumah sakit
 Konfirmasi kebutuhan pasien akan transpor dan mobilitas
 Persiapkan pasien dan keluarga dengan memberikan informasi ten
sumber-sumber pelayanan kesehatan di komunitas.
 Tentukan hambatan dan kemauan pasien untuk belajar, adakan
pengajaran kepada pasien dan keluarga sedini mungkin selama pa
di rawat di rumah sakit (seperti tanda dan gejala penyakit, kompli
yang mungkin timbul, obat-obatan, diet, pembatasan aktifitas, lat
dan perawatan berkelanjutan).
 Berikan leaflet, buku-buku, rekaman video atau jelaskan sum
sumber informasi dari internet.
 Komunikasikan rencana kepulangan pasien kepada pasien dan kelua
2. 1 (satu) hari Menjelang Proses Kapulangan
 Konfirmasi ulang kebutuhan pasien akan transpor dan mobilitas pa
saat pulang
 Nilai kondisi klinis pasien
 Persiapkan dan konfirmasi kembali obat yang harus dibawa pul
(nama obat, jumlah obat, cara pemberian, dan petunjuk khusus),
bantu/ peralatan kesehatan untuk dirumah
a. Penatalaksanaan pada hari pemulangan
1. Konfirmasi kondisi klinis pasien layak pulang sesuai dengan krit
pemulangan pasien
2. Cek instruksi pemulangan dokter, persiapkan kebutuhan da
perjalanan, alat – alat yang dibutuhkan sebelum pasien tiba di rumah
3. Diskusikan dengan pasien dan keluarga jenis transportasi yang a
digunakan untuk membawa pasien pulang
4. Periksa ruangan dan lemari pasien untuk memastikan barang-bar
pasien tidak ada yang tertinggal
5. Persiapkan dan konfirmasi kembali obat yang harus di bawa pu
(nama obat, jumlah obat, cara pemberian, dan petunjuk khusus).
6. Melengkapi dokumen discharge planning dan dokumen ringka
klinis/resume medis pasien pulang dimana satu salinan/fotocopyan
dokumen tersebut diberikan kepada pasien/keluarga serta kelengka
administrasi
7. Rencana kontrol
8. Jika diperlukan salinan ringkasan klinis pasien ditujukan kepada prak
kesehatan yang bertanggung jawab terhadap tindak lanjut pelayanan
9. Review kembali kebutuhan pasien dan keluarga akan materi edu
meliputi point yang disebutkan di atas dengan metode read-b
(sebutkan kembali).

UNIT TERKAIT Unit PONEK RSUD PANYABUNGAN


Unit Penyakit Dalam

SOP TATALAKSANA PERSALINAN EKLAMSIA


No. Dokumen : No. Revisi :
Halaman :
445/ /RSU /II/2021
2/2

Ditetapkan oleh
Direktur RSUD Panyabungan
Tanggal Terbit :
SPO
10 – 02 - 2021
dr. Muhammad Rusli Pulungan, Sp.THT-KL
NIP. 19720101 200012 1 010
PENGERTIAN Adalah kelainan akut pada wanita hamil, dalam persalinan atau nifas yang ditan
dengan timbulnya kejang atau koma, sebelumnya menunjukkan gejala-ge
preeklampsia, (kejang, timbul bukan kelainan neurologik)
TUJUAN 1. Untuk dapat mampu menegakkan diagnosa eklamsia
2. Untuk memahami dan mampu memberi penanganan eklamsia
KEBIJAKAN 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
2.Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sa
3.Sesuai Surat Keputusan  Direktur Tentang kebijakan PONEK
PROSEDUR Prosedur diagnostik:
Anamnese: kejang dan biasanya didahului oleh adanya gejala dan tanda PE berat
 Kegagalan sistem kardiovaskuler
- Edema pulmonum
- Sianosis
- Rendah atau menurunnya tekanan darah
- Rendahnya tekanan nadi
 Elektrolit imbalance
 Kegagalan pengobatan
- Kejang menetap
- Urine < 30 cc/jam atau 700 cc/24 jam
- Penurunan dibawah 10% dari nilai hematokrit
Bila tidak ada atau hanya satu kriteria diatas maka eklampsia tergol
ringan, bila dijumpai 2 atau lebih, tergolong berat, prognosis jelek
 Syarat Pemberian MgSO4 :
- Harus tersedia antidotum MgSO4 yaitu Ca. Gluconas 10 % diberikan
pelan-pelan 3 menit
- Refleks patella (+) kuat
- Frekwensi pernafasan > 16 x/i
- Produksi urine > 100 cc dalam 4 jam sebelumnya (0,5 cc/ kg BB/jam)
 IVFD, jumlah cairan dalam 24 jam  2000 cc
 Antihipertensi: Nifedipin 3x10 mg/hr.
 Antibiotika: inj.ceftriaxone 1 gr/ 12 jam
- Perawatan pada serangan kejang
- Dirawat dikamar isolasi
- Masukkan tang spatel kedalam mulut
- Kepala direndahkan, lendir diisap dari orofaryng
 Perawatan penderita koma
 Diuretikum (furosemid) jika ada oedem paru.
 Kateter menetap
Penanganan Obstetrik
Terminasi kehamilan tanpa memandang umur kehamilan dan keadaan janin
Bila anak hidup SC dapat dipertimbangkan.
UNIT TERKAIT Unit PONEK RSUD PANYABUNGAN
Unit Penyakit Dalam

Anda mungkin juga menyukai