TAHUN 2020
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Seperti kita ketahui bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Neonatal
(AKN) di Indonesia masih tertinggi diantara negara ASEAN dan penurunannya sangat lambat.
Pada Konferensi Tingkat Tinggi Perserikatan Bangsa - Bangsa pada tahun 2000 disepakati
bahwa terdapat 8 Tujuan Pembangunan Millenium (Millenium Development Goals) pada
tahun 2015. Dua diantara tujuan tersebut mempunyai sasaran dan indikator yang terkait
dengan kesehatan ibu, bayi dan anak. Meskipun tampaknya target tersebut cukup tinggi,
namun tetap dapat dicapai apabila dilakukan upaya terobosan yang inovatif untuk mengatasi
penyebab utama kematian tersebut yang didukung kebijakan dan sistem yang efektif dalam
mengatasi berbagai kendala yang timbul selama ini. Kematian bayi baru lahir umumnya dapat
dihindari penyebabnya seperti Berat Badan Lahir Rendah, asfiksia dan infeksi. Hal tersebut
kemungkinan disebabkan oleh keterlambatan pengambilan keputusan, merujuk dan
mengobati. Sedangkan kematian ibu umumnya disebabkan perdarahan, infeksi, pre-eklampsia
/ eklampsia, persalinan macet dan abortus. Mengingat kematian bayi mempunyai hubungan
erat dengan mutu penanganan ibu, maka proses persalinan dan perawatan bayi harus
dilakukan dalam sistem terpadu di tingkat nasional dan regional.
Pelayanan obstetri dan neonatal regional merupakan upaya penyediaan pelayanan bagi
ibu dan bayi baru lahir secara terpadu dalam bentuk Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi
Komprehensif (PONEK) di Rumah Sakit dan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Dasar
(PONED) di tingkat Puskesmas. Rumah Sakit PONEK 24 Jam merupakan bagian dari sistem
rujukan dalam pelayanan kedaruratan dalam maternal dan neonatal, yang sangat berperan
dalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir. Kunci keberhasilan PONEK
adalah ketersediaan tenaga kesehatan yang sesuai kompetensi, prasarana,sarana dan
manajemen yang handal.
Primaya Hostpital telah mempunyai Pelayanan Obstetric dan Neonatal Emergensi
Komperhensif (PONEK), tim PONEK Primaya Hospital dibentuk pada tanggal 14 Januari
2014. Data tahun 2014 angka persalinan Sectio Cesarian sebanyak 473 kasus dan persalinan
normal sebanyak 200 kasus. Berdasarkan data tersebut persalinan Sectio Cesarian lebih tinggi
dibandingkan dengan persalinan normal dapat terlihat banyaknya kehamilan risiko tinggi yang
dikirimkan atau dirujuk ke Primaya Hospital oleh praktek bidan disekitar lingkungan rumah
sakit, maka dari itu perlu dibuat Pelayanan Obstetric dan Neonatal Emergensi Komperhensif
(PONEK) tahun 2015.
B. TUJUAN
1. Adanya kebijakan dan dukungan penuh manajemen Primaya Hospital dalam pelayanan
PONEK.
2. Terbentuknya tim PONEK RS yang dilantik oleh pimpinan Primaya Hospital.
3. Tercapainya kemampuan teknis tim PONEK Primaya Hospital sesuai Standar
Kinerja Manajemen dan Standar Kinerja Klinis.
C. RUANG LINGKUP PELAYANAN
Ruang lingkup pelayanan PONEK di RS dimulai dari garis depan/UGD/Unit Rawat Jalan
dilanjutkan ke kamar operasi/ruang tindakan sampai ke ruang perawatan dan bila situasi juga
memungkinkan sampai pada unit-unit khusus (IMC-ICU-PICU/NICU). Secara singkat dapat
di deskripsikan sebagai berikut:
1. Unit Gawat Darurat dan persiapan untuk pengobatan definitive.
Kasus Kegawatdaruratan maternal-neonatal yang dibawa ke UGD, penatalaksanaannya
dengan standar respon time 5-10 menit. Setelah dilakukan stabilisasi kondisi pasien,
pasien dapat langsung dibawa ke unit layanan sesuai dengan kebutuhan pasien.
2. Unit rawat Jalan
a. Poli kebidanan
Tempat pelaksanaan pelayanaan peningkatan kesehatan ibu dan bayi, pelayanan ini
dilaksanakan mulai dari pada ANC sampai dengan Post -Natal, terlibat dari usaha
pencegahan terjadinya situasi kedaruratan sampai dengan pada penatalaksanaannya,
termasuk didalamnya melakukan :
a) Konseling Ibu Hamil
b) USG Kebidanan
c) Pemberian imunisasi Ibu Hamil (TT)
d) Konseling pemberian ASI / konselor laktasi
e) Layanan Pengobatan dan Pemeriksaan Kebidanan
f) Pelayanan KB
b. Poli Anak
Tempat pelaksanaan layanan kesehatan bagi Ibu dan Bayi. Termasuk didalamnya
pemberian layanan:
a) Konseling ibu menyusui
b) Layanan imunisasi
c) Layanan pengobatan dan pemeriksaan bayi dan anak
3. Unit Perawatan
Tempat pelayanan /penatalaksanaan pelayanan PONEK 24 jam untuk melakukan
pelayanan pasien post partum dan pasien dengan masalah maternal lainnya. Harus
mendukung terlaksananya ASI Eksklusif selama dalam masa perawatannya, termasuk
didalamnya:
a) Edukasi bagi ibu paska persalinan
b) Edukasi menyusui yang benar dan perawatan payudara
c) Pemberian ASI eksklusif
d) Rawat gabung.
4. Ruang observasi bayi
Tempat layanan perawatan bayi baru lahir yang dalam kondisi sehat dengan
mempersiapkan ASI Eksklusif yang menunjang adanya pelaksanaan peingkatan kualitas
kesehatan ibu dan bayi, pelayanan edukasi seputar kebutuhan dan penatalaksanaan
perawatan bayi baru lahir dan pemberian ASI Eksklusif, dan imunisasi pertama bayi baru
lahir.
5. Unit Kamar Bersalin
Unit penatalaksanaan perawatan dan tindakan kegawatdaruratan, obstetric dan
gynekologi, termasuk didalamnya :
a) Persalinan normal sesuai dengan prosedur, bila kondisi tidak memungkinkan
dilaksanakan persalinan normal akan segera dirujuk kekamar operasi.
b) Penatalaksanaan kegawatdaruratan kehamilan risiko tinggi guna mengurangi angka
kematian Ibu dan Bayi.
c) Penatalaksanaan IMD segera setelah persalinan untuk memulai proses pemberian
ASI Eksklusif. Minimal 1 jam pertama bayi baru lahir bila kondisi ibu dan bayi
memungkinkan.
d) Penatalaksanaan gynekologi
e) Mengadakan kegiatan senam ibu hamil
6. Unit Kamar Bedah
Siap 24 jam dalam layanan penatalaksanaan persalinan sesar dengan respon time 30 – 60
menit dan tindakan kuretase termasuk tindakan operasi Gynekologi.
7. Unit Khusus (ICU/IMC/PICU/NICU)
Unit layanan penatalaksanaan kegawatdaruratan maternal neonatal serta pelayanan
asuhan antenatal dan postnatal risiko tinggi dengan dukungan alat-alat medis menunjang
ventilasi dan lainnya.
8. Ruang Menyusui
Ruangan privasi bagi ibu dalam menyusui bayinya agar dapat menyusui dalam keadaan
nyaman dan aman sehingga tercapai tujuan pemberian ASI Eksklusif.
9. Unit Laboratorium
Terdapat Bank Darah dengan respon time 1 jam dalam keadaan kedaruratan maternal
neonatal.
D. BATASAN OPERASIONAL
E. LANDASAN HUKUM
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA
1. Dokter jaga yang terlatih di UGD untuk mengatasi kasus emergensi baik secara
umum maupun emergensi obstetrik-neonatal
2. Dokter, bidan dan perawat terlatih melakukan resusitasi neonatus dan kegawat-
daruratan obstetric dan neonatus.
3. Perawat /bidan yang terlatih dalam melaksanakan program edukasi dan informasi
yang berhubungan dengan penatalaksanaan Kedaruratan Neonatal Obstetri.
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
a. Dokter Spesialis
- Dokter spesialis Anak yang telah mengikuti pelatihan khusus neonatalogi.
- Dokter Spesialis Obstetrik dan Ginekologi.
- Dokter Spesialis Anestesi.
b. Dokter Umum
c. Dokter jaga UGD, dokter jaga NICU / PICU, dokter jaga kebidanan, dokter jaga
ICU dan IMC terlatih mengatasi kasus emergensi baik secara umum maupun
emergensi obstetrik-neonatal
d. Bidan atau perawat yang terlatih melakukan dalam kegawatdaruratan obstetrik
dan neonatus, terdapat disetiap unit sebagai berikut :
- UGD
- Kamar Bersalin
- Kamar Perawatan
- Ruang Observasi Bayi
- UKB
- NICU/PICU
- IMC/ICU
C. PENGATURAN JAGA
1. Dokter Spesialis diluar jam praktek poli rawat jalan dibuatkan jadwal jaga OnCall.
- Dokter spesialis Anak yang telah mengikuti pelatihan khusus neonatalogi, harus
tersedia/ dapat dihubungi 24 jam
- Dokter Spesialis Obstetrik dan Ginekologi, harus tersedia/dapat dihubungi 24 jam
- Dokter Spesialis Anestesi, harus tersedia/ dapat dihubungi 24 jam
2. Dokter Umum
Jadwal jaga dokter umum yang terlatih mengatasi kasus emergensi baik secara
umum maupun emergensi obstetrik-neonatal 12 jam perhari (2 shift).
3. Bidan
Jadwal jaga bidan atau perawat yang terlatih melakukan resusitasi neonatus dan
kegawatdaruratan obstetrik dan neonatus selama 8 jam perhari (3 shift).
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. DENAH RUANG PONEK
1. UGD
a) Terdapat tempat Resusitasi dan Stabilisas yang dilengkapi dengan meja
resusitasi bayi, incubator dan peralatan resusitasi lengkap.
b) Sarana pendukung, meliputi: toilet, ruang tunggu, kamar persiapan peralatan
(linen dan instrument), farmasi
2. Unit Kamar Bersalin
a) Terdapat 2 kamar tindakan untuk bersalin
b) Kamar bersalin terletak berdampingan dengan ruang observasi bayi, untuk
memudahkan transpor bayi dengan komplikasi ke ruang gawat
c) Ruang bersalin merupakan ruang observasi dari kala 1, kala 2 dan kala 3 sampai
kala 4 dengan terjaga privasinya.
d) Kamar tindakan dekat dengan ruang jaga bidan (nurse station) sehingga
memudahkan pengawasan ketat setelah pasien partus sebelum dibawa ke ruang
rawat (postpartum).
e) Terdapat alat ekstraktor vakum dan forcep neagle dan peralatan untuk yang
berfungsi dengan baik
f) Terdapat alat untuk tindakan kebidanan yang disusun secara FIFO First In First
Out)
g) Terdapat kamar mandi / toilet di dalam kamar bersalin
h) Jumlah tempat tidur di kamar bersalin ada 4 untuk observasi 2 tempat tidur
untuk tindakan.
i) Tersedia fasilitas untuk cuci tangan pada tiap ruangan
j) Tersedia ruang obat yang disusun secara FIFO dilengkapi dengan pemantauan
suhu yang sesuai standar.
k) Ruang bidan (nurse station) terdapat meja, telepon,komputer, lemari berisi
perlengkapan dokumentasi kebidanan.
l) Ruang tindakan operasi kecil/ darurat/ one day care: untuk kuret, penjahitan dan
sebagainya berisi; meja operasi lengkap, lampu sorot, USG mobile, troli
emergensi, lemari peralatan , wastafel cuci tangan operator dan monitor.
m) Keluarga pasien diperbolehkan menunggu di dalam kamar pasien dan ruang
tunggu pasien terletak di luar ruang perawatan.
3. Ruang Neonatal
a) Unit Kamar Bayi Sehat
Terdapat ruang observasi bayi yang terpisah dengan unit perawatan ibu dan
sistem yang dilakukan rawat gabung.
Jumlah box bayi 18 box
Suhu dalam ruangan terkontrol (24-26°C)
b) NICU/PICU
Terdapat ruangan isolasi untuk NICU yang terpisah dengan ruangan
observasi.
Terdapat 4 incubator, 1 infant warmer.
Peralatan resusitasi neonatus (pemanas, balon resusitasi, balon resusitasi
yangdilengkapi dengan alat untuk memberikan PEEP, selang oksigen/
connector, masker, T-Piece resusitasi, pipa ET, penghisap, neo puff.
Laringoskop neonatus.
Terdapat 4 inkubator termasuk incubator asuhan intensif
6 unit terapi sinar
4 alat pantau kardio-respirasi
4 pulse oksimeter
6 syringe pump
Complete set Nasaal CPAP
1 Lampu darurat
Stetoskop neonatus
Ambu Bag yang bisa mengembang sendiri berfungsi baik
Selang reservoir oksigen
Masker oksigen ( ukuran bayi cukup bulan dan premature)
Pipa endotrakeal
1 Penghangat ( Radiant warmer ) yang berfungsi baik.
Sumber oksigen dan medical air
c) Klinik laktasi
Digunakan sebagai tempat konsultasi seputar menyusui dengan konselor lak
tasi yang sudah tersertifikasi.
Terdapat meja, kursi, wastafel, sofa, lemari penyimpanan dokumen, alat
peraga menyusui, Laptop, troli tindakan dan tempat sampah.
d) Ruang Menyusui
Sebagai ruangan privasi bagi ibu yang menyusui bayinya. Dilengkapi dengan
matras bayi, dispenser, wastafel, sofa, tempat sampah infeksius dan non
infeksius dan lemari pendingin.
e) Ruang Operasi
Terdapat 3 kamar operasi yang dilengkapi dengan peralatan operasi dan
mesin anastesi. Di dalam kamar operasi tersedia: infant warmer dan
perlengkapan resusitasi dewasa dan bayi.
Terdapat Recovery Room sebagai ruangan bagi pasien pasca bedah,
mempunyai 3 tempat tidur lengkap dengan monitor
Nurse Station dilengkapi dengan meja, kursi perawat, ruang obat, wastafel,
komputer, troli emergency, lemari penyimpanan dokumen, telepon
Ruang tunggu keluarga berada diluar kamar operasi: tersedia kursi-kursi,
meja dan tersedia toilet
Ruang Central Sterile Supply Department (CSSD) yang berhubungan
dengan kamar operasi., terdapat 2 autoklaf besar dan mesin cuci alat.
Wastafel untuk tiga orang, terdapat di depan kamar operasi dilengkapi
sensor air dan sabun.
Kamar ganti : pria dan wanita berisi loker, wastafel, lemari penyimpanan,
toilet.
Kamar jaga perawat dan dokter.
f) ICU
Terdapat lemari Instrument, lemari es, meja, kursi, tempat sampah infeksius
dan non infeksius
Terdapat oksigen sentral dan medical air sentral dengan regulator pipa.
Terdapat ventilator
Lampu darurat
Bed Side Monitor lengkap
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN
2) Masa intranatal
Persalinan dengan parut uterus
Persalinan dengan distensi uterus
Gawat janin dalam persalinan
Pelayanan terhadap syok
Ketuban pecah dini
Persalinan macet
Induksi dan akselerasi persalinan
Aspirasi vakum manual
Ekstraksi cunam
Seksio sesaria
Episiotomy
Malpresentasi dan malposisi
Distosia bahu
Prolapsus tali pusat
Plasenta manual
Perbaikan robekan serviks
Perbaikan robekan vagina dan perineum
Perbaikan robekan dinding uterus
Reposisi inversion uteri
Histerektomi
Sukar bernapas
Kompresi bimanual dan aorta
Dilatasi dan kuretase
Ligase arteri uterine
Anastesia umum dan lokal untuk seksio sesaria
Anastesia spinal
3) Masa Post natal
Masa nifas
Demam pasca persalinan/infeksi nifas
Pendarahan pasca persalinan
Nyeri perut pacsa pesalinan
Keluarga berencana
e. Pelayanan Ginekologi
Kehamilan Ektopik
Pendarahan uterus disfungsi
Pendarahan menoragia
Kista ovarium akut
Radang pelvik akut
Abses pelvik
Infeksi saluran Genitalia
HIV-AID
h) Radiologi
Jenis pelayanan :
Melakukan foto rotgen ,CT-Scan dan MRI
B. Rawat Gabung
1. Pasien post partum dengan spontan atau section caesaria rawat di rawat inap.
2. Perawat/bidan memberikan greeting tentang perawatan rawat gabung
3. Persiapkan alat –alat yang di butuhkan oleh bayi agar ibu dapat merawat bayinya dengan
mandiri
4. Dapat dilaksanakan di semua unit rawatan
5. Bayi dirawat gabung dalam satu ruangan dengan ibu selama 24 jam sesuai dengan
prosedur rawat gabung.
6. Bayi diambil dari kamar ibu oleh petugas kamar bayi apabila akan dimandikan.
7. Pelaksanaan Rawat Gabung
Syarat Rawat gabung :
a. Usia kehamilan >34 minggu dan berat lahir >1800 gram, berarti reflek menelan dan
menghisapnya sudah baik.
b. Nilai Apgar pada lima menit ≥7.
c. Tidak ada kelainan congenital yang memerlukan perawatan khusus.
d. Tidak ada trauma lahir atau morbiditas lain yang berat.
e. Bayi yang lahir dengan seksio sesaria yang menggunakan pembiusan umum, rawat
gabung dilakukan setelah ibu sadar, misalnya 4-6 jam setelah operasi selesai.
Apabila pembiausan secara spinal, bayi dapat segera disusukan. Apabila ibu masih
mendapat infuse, bayi tetap disusukan dengan bantuan petugas.
f. Ibu dalam keadaan sehat.
PMK Kontinu.
Indikasi PMK Kontinu :
- Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) yang telah stabil keadaan umumnya (frekwensi
nafas, nadi, tekanan darah, suhu) dan tumbuh (BB, lingkar kepala dan panjang
badan)
- Tidak ada penyakit akut
- Telah minum penuh/full feeds sesuai umur secara oral atau dengan OGT.
- Sudah tidak menggunakan alat penunjang kesehatan seperti oksigen, antiobiotika,
medikasi parenteral lainnya.
- Ibu telah menjalankan KMC intermiten di SCN selama minimal 3 hari berturut-turut.
- Ibu besedia melakukan perawatan metoda kanguru kontinu ( selama 24 jam /hari,
terus-menerus setiap hari).
Pemantauan
- Semua pemantau bayi PMK adalah sama pemantauan semua bayi yang telah stabil
dalam incubator.
- BB harus ditimbang setiap hari dan pemberia asupan harus disesuaikan setiap saat.
- Pengisian lembar monitoring setiap 3 jam oleh tenaga perawat dan lembar
pemantauan oleh dokter yang bertugas.
- Dokter yang bertugas harus memeriksa bayi di ruang PMK setiap hari.
c. Asuhan Keperawatan
Asuhan Keperawatan merupakan rangkaian kegiatan keperawatan merupakan
suatu rangkaian kegiatan keperawatan dalam upaya memenuhi kebutuhan bayi
baru lahir dan keluarganya. Pendekatan yang digunakan adalah proses
keperawatan yaitu pendekatan sistimatis dimulai dari pengkajian, perumusan
maslah, intervensi, implementasi, dan evaluasi. Untuk mengidentifikasi maslah
pemenuhan kebutuhan dasar bayi baru lahir secara optimal, pengkajian harus
dilakukan secara seksama baik itu pengkajian pada bayi maupun pengkajian
kebutuhan belajar dari orang tua bayi
Perawatan metoda kanguru merupakan intervensi keperawatan BBRL dengan
dukungan medis, sehingga yang lebih banyak berperan untuk melatih dan
mendidik ibu adalah perawat atau bidan terlatih. Untuk itu perlu diperhatikan hal-
hal yang terkait dengan asuhan keperawatan yang diberikan tidak hanya kepada
bayi tetapi juga kepada ibu bahkan keluarganya.
Dalam memberikan asuhan keperawatan PMK, komponen yang perlu dilakukan adalah:
1. Edukasi kepada ibu
Adalah dua macam edukasi, yaitu saat:
a. Periksa kehamilan (ANC)
b. Setelah persalinan dengan berat badan bayi berat badan lahir rendah (BBLR)
Setelah konseling dan ibu memutuskan untuk PMK maka dilanjutkan dengan latihan
penerapan. Pendidikan dan konseling merupakan metode pemberian informasi dalam upaya
meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan keluarga, informasi tentang PMK merupakan
dasar bagi keluarga dalam memutuskan kesediaannya melakukan PMK. Tujuan akhir dari
kegiatan ini adalah keluarga mampu melaksanakan perawatan metode kanguru di rumah.
Untuk mendapatkan hasil yang optimal, perawat dan tenaga kesehatan lain harus memiliki
ketrampilan dalam memberikan informasi, memahami perawat metode kanguru, dan
memahami kesiapan keluarga dalam menerima informasi.faktor-faktor tersebut dapat
mempengaruhi kualitas informasi yang diterima oleh keluarga yang pada akhirnya
mempengaruhi perubahan perilaku keluarga terhadap pelaksanaan PMK.
Keluarga merupakan pemberian asuhan utama pada bayi premature yang keluar dari rumah
sakit. Pemberian pendidikan kesehatan dan konseling sangatlah penting mengingatkan bayi
premature memerlukan perawatan khusus dalam memenuhi kebutuhan dasarnya.
Perawatan Metode Kanguru
1. Persiapan
Sebelum ibu mampu melakukan PMK dilakukan latihan untuk adaptasi selama ± 3hari.
Saat melakukan latihan ibu diajarkan juga personal hygiene: dibiasakan mencuci tangan,
kebersihan kulit bayi (tidak dimandikan hanya dengan baby oil), kebersihan tubuh ibu
dengan mandi sebelum melakukan PMK, serta diajarkan tanda-tanda bahaya seperti :
a. Kesulitan bernafas ( dada tertarik ke dalam, merintih)
b. Bernafas sangat cepat atau lambat
c. Serangan henti nafas (apnea) sering dan lamab
d. Bayi terasa dingin: suhu bayi di bawah normal walaupun telah dilakukan
penghangatan
e. Sulit minum : bayi tidak lagi terbangun untuk minum, berhenti minum atau muntah
f. Kejang
g. Diare
h. Sclera (kulit menjadi kuning)
2. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan PMK perlu diperhatikan 4 komponen PMK, yaitu:
- Posisi bayi
Letakkan bayi diantara payudara dengan posisi tegak, dada bayi menempel ke dada
ibu. Posisi bayi dijaga dengan kain panjang atau pengikat lainnya. Kepala bayi
dipalingkan ke sisi kanan atau kiri, dengan sedikit tengadah.
Berikut adalah cara memasukkan dan mengeluarkan bayi dari baju kanguru pada saat
akan disusui:
- Pegang bayi dengan satu tangan diletakkan di belakang leher sampai punggung
bayi
- Topang bagian bawah rahang bayi dengan ibu jari-jari lainnya agar kepala bayi
tidak tertekuk dan tak menutupi saluran nafas ketika bayi berada pada posisi
tegak
- Tempatkan tangan lainnya di bawah pantat bayi
RS TIPE A
RS TIPE B
RS TIPE C
RS TIPE D
FASKES TINGKAT 1A
Dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan Ibu dan Bayi secara terpadu, Primaya
Hospital telah mendukung program Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi (RSSIB) dan telah
melaksanakan 10 langkah menuju perlindungan Ibu dan Bayi secara terpadu dan paripurna
yaitu:
10 Langkah Perlindungan Ibu Dan Bayi Secara Terpadu Dan Paripurna Menuju Rumah Sakit
Sayang Ibu Dan Bayi
1. Ada kebijakan tertulis manajeman yang mendukung pelayanan kesehatan ibu dan
bayi termasuk inisiasi menyusui dini (IMD), pemberian ASI eksklusif dan indikasi
yang tepat untuk pemberian susu formula serta perawatan metode kangguru untuk
bayi berat lahir rendah. Terlampir
2. Meyelenggarakan pelayanan antenatal termasuk edukasi dan konseling kesehatan
maternal dan neonatal, serta konseling pemberian ASI. Telah dibahas di Ruang
Lingkup Pelayanan
3. Menyelenggarakan persalinan bersih dan aman serta pananganan pada bayi baru lahir
dengan Inisiasi Menyusui Dini dan kontak kulit ibu-bayi
Telah dibahas dalam standar fasilitas dan ruang lingkup PONEK.
4. Menyelenggarakan pelayanan obstetri dan neonatal emergensi komprehensif (ponek)
selama 24 jam sesuai standart minimal berdasarkan tipe rs masing-masing.
Telah di bahas di pelayanan PONEK
5. Menyelenggarakan pelayanan adekuat untuk nifas, rawat gabung,membantu ibu
menyusui yang benar dengan cara mengajarkan cara posisi dan pelekatan yang benar.
Mengajarkan ibu cara memerah asi bagi bayi yang tidak bisa menyusu langsung dari
ibu dan tidak memberikan asi perah melalui botol serta pelayanan neonatus sakit.
Telah di bahas di tatalaksana rawat gabung
6. Menyelenggarakan pelayanaan rujukan 2 arah dan membina jejaring rujukan
pelayanan ibu dan bayi dengan sarana kesehatan lain.
Telah di bahas di tatalaksana rujukan
- Menyelenggarakan pelayanan imunisasi bayi
- Imunisasi dilakukan di rawat jalan dan rawat inap oleh dr Spesialis
7. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan KB termasuk pencegahan dan
penanganan
kehamilan yang tidak diinginkan serta kesehatan
reproduksi lainnya.
Telah dibahas di ruang lingkup pelayanan
8. Menyelenggarakan audit medik di RS dan audit maternal dan perinatal
Primaya Hospital Bekasi juga melakukan audit medik internal untuk kasus kematian
maternal Perinatal yang terjadi di Primaya Hospital Bekasi.Audit dilaksanakan
setiap hari pada saat pelaporan morning report, apabila terdapat kasus maternal dan
neonatal yang perlu dlakukan pembahasan lebih lanjut maka akan segera dilakukan
audit ulang terhadap kasus tersebut.
Permintaan
obat diberikan Stok unit
obat/ resep
Dalam keadaan sehari-hari penanganan pasien gawat darurat maternal neonatal akan
melibatkan pelayanan rumah sakit secara berjenjang. Rumah sakit harus dapat menangani kasus
rujukan pasien yang tidak mampu. Sesuai dengan sasaran keselamatan pasien dalam Akreditasi
2013, maka dalam hal ini pasien gawat darurat maternal neonatal juga harus mengacu kepada
sasaran tersebut, antara lain :
4. Operasi Aman
Pemberian marker dilakukan di poliklinik, UGD, intensif dan rawat inap.
Prinsip utama Universal Precaution dalam kaitan kesaelamatan kerja terkait PONEK
adalah menjaga hygiene sanitasi individu, hygiene sanitasi ruangan dan sterilisasi peralatan.
Ketiga prinsip tersebut dijabarkan menjadi 5 prinsip pokok yaitu:
1. Cuci tangan guna mencegah infeksi silang
Dilakukan pada setiap akan melakukan tindakan dengan prinsip five moment.
2. Pemakaian alat pelindung diri yang sesuai dengan tindakan yang dilakukan.
- Tindakan partus dikamar bersalin menggunakan APD sepatu boot, tutup kepala, masker
google, apron, sarung tangan).
- Tindakan SC di Kamar bedah menggunakan APD sepatu boot, tutup kepala, masker
google, apron, jas operasi, sarung tangan).
- Tindakan resusitasi di Unit Intensif menggunakan APD masker google, apron, sarung
tangan
- Pengelolaan alat kesehatan bekas pakai
- Penanganan instrumen habis pakai menggunakan sarung tangan dan apron.
Indikator mutu yang digunakan dalam menilai pelaksanaan Pelayanan Obstetri Neonatologi
Emergency Komprehensif di Primaya Hospital terdiri dari:
1. Kematian Maternal
Judul : Kematian Maternal
Dimensi Mutu : Efektivitas dan keselamatan
Tujuan : Menurunkan angka kematian maternal di Primaya Hospital
Definisi operasional : Kematian perempuan pada saat hamil atau kematian dalam kurun
waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lamanya
kehamilan, yakni kematian yang disebabkan karena kehamilannya atau
penanganannya, tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan
dan terjatuh.
Frekuensi : 3bulan
Pengumpulan data periode analisis : 3 bulan
Numerator : jumlah kematian perempuan yang meninggal pada saat hamil,
melahirkan nifas per bulan
Denominator : seluruh wanita hamil, melahirkan, dan 40 hari masa nifas dalam 1
bulan
Pencapaian : 0%
2. Kematian Neonatal
Judul : Kematian Neonatal
Dimensi Mutu : Efektivitas dan keselamatan
Tujuan : Menurunkan angka kematian neonatal dirumah sakit awal bros
Definisi Operasional : Kematian bayi yaitu dimulai sejak bayi lahir sampai 28 hari, dengan
bayi lahir hidup maupun bayi lahir mati
Frekuensi : 3bulan
Pengumpulan data periode analisis : 3 bulan
Numerator : jumlah kematian bayi yang meninggal yang dimulai sejak bayi lahir
sampai 28 hari,dengan bayi lahir hidup maupun bayi lahir mati per bulan
Denominator : seluruh kematian bayi yang meninggal yang dimulai sejak bayi lahir
sampai 28 hari,dengan bayi lahir hidup maupun bayi lahir mati per bulan
Pencapaian : 0%
3. Pelatihan PONED/ PONEK
Judul : Pelatihan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Dasar /Pelatihan
Obstetri Neonatal Emergency Komprehensif eksternal
Dimensi Mutu : Efektivitas
Tujuan : Menjadikan tenaga kesehatan sesuai dengan standar PONEK
Definisi Operasional : Melakukan pembimbingan baik dari segi materi maupun praktek
tentang PONEK agar tenaga kesehatan dapat mengetahui
kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal.
Frekuensi : 3 bulan
Pengumpulan data periode analisis : 3 bulan
Numerator : jumlah tenaga kesehatan yang mengikuti pelatihan PONEK per bulan
Denominator : jumlah tenaga kesehatan di unit terkait PONEK ( Poliklinik Kebidanan,
Poliklinik Anak, UGD, Kamar Bersalin, Kamar Bayi Sehat,
Amaryllis, Unit Kamar Bedah, ICU,IMC, NICU ) per bulan
Pencapaian : 90%
4. Rawat Gabung
Judul : Rawat Gabung
Dimensi Mutu : Efektivitas dan keselamatan
Tujuan : Meningkatkan ikatan kasih sayang antara ibu dan bayi serta agar
ibu dapat merawat bayinya secara mandiri
Definisi Operasional : Rawat gabung adalah perawatan antara ibu dan bayi dalam 1
ruangan sehingga ibu dapat merawat bayinya dengan mandiri.
Frekuensi : 3 bulan
Pengumpulan data periode analisis : 3 bulan
Numerator : jumlah bayi yang dilakukan rawat gabung per bulan
Denominator : jumlah kelahiran bayi hidup dengan kondisi stabil di kamar bayi
sehat perbulan
Pencapaian : 100%
5. IMD
Judul : Melakukan Inisiasi menyusu dini
Dimensi Mutu : Efektivitas dan keselamatan
Tujuan : Mengurangi resiko kematian neonatal dikarenakan masuknya
antibodi ke bayi, meningkatkan keberhasilan ASI ekslusif 6 bulan,
mengurangi perdarahan pada saat persalinan
Definisi Operasional : Proses membiarkan bayi menyusu sendiri di dada ibu setelah
melahirkan selama minimal 1 jam atau sampai bayi bisa menghisap
payudara ibu sendiri.
Frekuensi : 3 bulan
Pengumpulan data periode analisis : 3 bulan
Numerator : jumlah bayi yang dilakukan IMD per bulan
Denominator : jumlah kelahiran bayi hidup, dengan kondisi bayi stabil per bulan
Pencapaian : 80%
6. PMK
Judul : Perawatan Metode Kangguru
Dimensi Mutu : Efektivitas dan keselamatan
Tujuan : meningkatkan hubungan emosi ibu-bayi, menstabilkan suhu
tubuh, laju denyut jantung dan pernapasan bayi, meningkatkan pertumbuhan dan bayi dengan
lebih baik, mengurangi stres pada ibu dan bayi, mengurangi lama menangis pada bayi,
memperbaiki keadaan emosi ibu dan bayi, meningkatkan produksi ASI, menurunkan kejadian
infeksi nosokomial, dan mempersingkat masa rawat di rumah sakit.
Definisi Operasional : Suatu metode perawatan bayi baru lahir dengan berat badan lahir
rendah yaitu meletakkan di kedua payudara ibu sehingga terjadi
kontak antara kulit ibu dan kulit bayi..
Frekuensi : 3 bulan
Pengumpulan data periode analisis : 3 bulan
Numerator : Bayi yang dilakukan PMK per bulan
Denominator : Seluruh bayi dengan berat badan lahir rendah
Pencapaian : 80%
7. ASI Ekslusif
Judul : Pemberian Air Susu Ibu Secara Ekslusif
Dimensi Mutu : Efektivitas dan keselamatan
Tujuan : Untuk memberikan asupan nutrisi dan kekebalan tubuh
dikarenakan semua terkandung di dalam ASI
Definisi Operasional : adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain
pada bayi berumur 0-6 bulan.
Frekuensi : 3 bulan
Pengumpulan data periode analisis : 3 bulan
Numerator : Bayi umur 6 bulan yang mendapatkan ASI ekslusif
Denominator : Jumlah angka kunjungan bayi usia 6 bulan yang mendapatkan ASI
ekslusif dipoli anak
Pencapaian : 80%
8. Senam Hamil
Judul : Senam Hamil
Dimensi Mutu : Efektivitas
Tujuan : Menjaga kondisi bagian tubuh yang berperan dalam proses persalinan normal,
Definisi Operasional : Senam yang merupakan suatu bentuk latihan untuk memperkuat
dan juga mempertahankan kelenturan dari dinding perut, otot-otot dasar panggul yang nantinya
akan mempermudah proses persalinan normal.
Frekuensi : 3 bulan
Pengumpulan data periode analisis : 3 bulan
Numerator : jumlah ibu hamil yang mengikuti senam hamil
Denominator : Jumlah kunjungan Ibu hamil Trimester 3 pada hari sabtu
Pencapaian : 90%
9. Maternity class
Judul : Maternity class
Dimensi Mutu : Efektivitas
Tujuan :.Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan, merubah sikap dan
perilaku ibu hamil tentang kehamilan, persalinan, perawatan nifas
dan perawatan bayi baru lahir.
Definisi Operasional : Suatu aktifitas Pendidikan kesehatan agar perubahan perilaku ke
arah yang positif. mendorong mereka untuk melihat diri mereka
sebagai orang yang kompeten dan mampu mengambil keputusan
berdasarkan informasi untuk diri mereka, bayinya dan diharapkan
mereka mampu merawat bayinya dari sejak lahir sampai bayinya
tumbuh dewasa dengan dibawah bimbingan satu atau beberapa
fasilitator (pengajar)
Frekuensi : 3 bulan
Pengumpulan data periode analisis : 3 bulan
Numerator : jumlah ibu yang mengikuti maternity class
Denominator : Jumlah kunjungan Ibu hamil dan menyusui yang mengikuti
maternity class perbulan Batasan 80 orang / bulan
Pencapaian : 90%
Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi semakin mneingkat dan tidak mengalami
perubahan berarti pada 5 tahun terakhir. Keadaan ini akan cenderung meningkat bila tidak segera
diantipasti dengan berbagai terobosan yang optimal. Karakteristik kasus kebidanan yang sifatnya
akut dan fatal akan menurunkan kondisi kesehatan pada ibu hamil dan bayi di masyarakat dan
akan mempengaruhi prestasi dan kinerja generasi mendatang.
Berdasarkan hal tersebut, maka dipandang perlu agar program Pelayanan Obstetri dan
Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) dijadikan prioritas, yang terlihat pada target Upaya
Kesehatan Perorangan (UKP) pada rencana Strategis kementerian Kesehatan 2009-2014.
Rumah Sakit berkomitmen untuk terus melaksanakan PONEK secara baik dan
mengembangkan sesuai dengan perkembangan penanganan PONEK terbaru untuk menurunkan
angka kematian ibu dan bayi