A. Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara (ASN) merupakan salah satu sumber daya manusia
yang memiliki peran penting sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik,
serta perekat dan pemersatu bangsa, sebagaimana termasuk dalam Undang
Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Fungsi ASN. ASN dijadikan sebagai
pelopor terwujudnya tujuan nasional dengan memberikan pelayanan atas
barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif kepada masyarakat merupakan
tugas ASN sebagai pelayanan publik. Penetapan Undang-Undang Nomor 5
Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (UU ASN) dan merujuk Pasal 63 ayat
(3) dan ayat (4); CPNS wajib menjalani masa percobaan yang dilaksanakan
melalui proses Diklat yang terintegrasi untuk membangun integritas moral,
kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter
kepribadian yang unggul dan bertanggungjawab, memperkuat profesionalisme
serta kompetensi sesuai bidang dan tugas fungsi masing-masing.
Dalam kurikulum sesuai peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara
No. 12 tahun 2018 tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil dalam
rangka pembentukan karakter PNS maka peserta harus melakukan proses
aktualisasi melalui pembiasaan diri (habituasi) terhadap kompetensi yang telah
diperolehnya sehingga dapat membawa perubahan-perubahan yang lebih baik
pada satuan kerjanya. Program habituasi ini memungkinkan peserta mampu
menginternalisasi, dan mengaktualisasikan serta mengintegrasikan nilai-nilai
dasar ASN yakni ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen
Mutu, Anti Korupsi) dalam setiap tugas yang dijalani. Berdasarkan hal di atas,
calon ASN diharapkan dapat membawa perubahan-perubahan disatuan kerjanya
masing masing.
Perawat sebagai salah satu Aparatur Sipil Negara seharusnya juga dapat
membentuk karakter dari dalam dirinya sendiri untuk menjadi ASN yang
berkompeten, professional, berintegritas dan berkomitmen. Didalam UU
Keperawatan No. 38 tahun 2014 pasal 29 tentang praktik keperawatan, perawat
bertugas sebagai pemberi asuhan keperawatan, penyuluh dan konselor bagi
klien, pengelola pelayanan keperawatan, peneliti keperawatan dan pelaksana
tugas berdasar pelimpahan wewenang. Salah satu tugas dari perawat yaitu
melakukan asuhan keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia.
Perbaikan pelayanan publik menjadi agenda besar yang diusung.
Berdasarkan kurikulum Pelatihan Dasar CPNS Golongan II tahun 2021,
rancangan aktualisasi merupakan salah satu syarat yang harus ditempuh
sebelum peserta mengaktualisasikannya pada tahapan habituasi di tempat
peserta ditempatkan.Rancangan aktualisasi ini membahas terkait dengan isu
yang sudah ditetapkan 3 oleh peserta beserta rencana kegiatan untuk
menyelesaikan isu
tersebut. Peserta juga diminta untuk menyusun kegiatan kreatif dan tahapan
pelaksanaan kegiatan agar isu yang ditetapkan dapat diselesaikan pada saat
kegiatan habituasi. Dalam kegiatannya sehari-hari perawat menemukan isu-isu
yang dianggap menjadi hambatan dalam proses pengembangan dirinya.
Pemberian informasi tentang tata tertib pengunjung di Puskesmas
Momalia saat ini dianggap masih kurang. Hal ini ditandai oleh adanya
keluarga/pengunjung yang datang pada malam hari, sehingga akan memberikan
pengaruh pada jam istrahatnya pasien. Kondisi seperti ini jika tidak di tata
dengan baik akan berdampak pada kualitas pelayanan Puskesmas.
Selain kejadian di atas, juga ditemukan beberapa orang petugas di ruang
UGD yang belum patuh terhadap prosedur 6 langkah cuci tangan. Akibat dari
ketidakpatuhan ini akan memicu proses terjadinya infeksi nosocomial yang bisa
menimbulkan penyakit baru kepada petugas maupun pasien.
Selama dalam proses perawatan,beberapa pasien yang dirawat mengeluh
cairan infusnya habis hanya dalam waktu 3-4 jam, bahkan ada yang dalam 1x24
jam cairannya tidak di ganti. Kejadian seperti ini bisa menyebabkan pasien
kelebihan cairan ataupun kekurangan cairan yang kemudian akan memberikan
efek samping bahkan kematian pada pasien. Hal ini menunjukkan belum
optimalnya kinerja perawat dalam pemberian jumlah tetesan infus diruangan
rawat inap Puskesmas Momalia.
Selanjutnya, pendokumentasian Asuhan Keperawatan di ruang rawat inap
puskesmas Momalia juga masih terlihat rendah. Akibatnya, kualitas dan
kuantitas dari layanan yang diberikan oleh perawat dalam memenuhi kebutuhan
pasien tidak dapat dinilai. Dokumentasi asuhan keperawatan sangat penting
karena digunakan sebagai bukti legal dokumentasi sebagai pertanggung
jawaban perawat kepada klien.
Pengelolaan limbah medis di lingkungan Puskesmas yang belum tepat
akan beresiko terhadap penularan penyakit. Beberapa resiko Kesehatan yang
mungkin ditimbulkan antara lain: penyakit menular ( hepatitis, diare, campak dan
influensa). Hal ini terjadi karena kurangnya kesadaran petugas terkait
pembuangan sampah medis dan non medis di ruangan UGD Puskesmas
Momalia.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari aktualisasi dan habituasi yaitu :
1. Mampu menerapkan nilai – nilai dasar ASN terkait Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi dalam
melaksanakan tugas sebagai pelayan public.
2. Mampu meningkatkan kreatifitas perawat dalam memberikan pelayanan yang
bermutu dan professional di Puskesmas Momalia.
C. Manfaat
Adapun manfaat dari kegiatan aktualisasi bagi penulis, peserta didik, dan
instansi adalah sebagai berikut:
1. Bagi peserta untuk mengimplementasikan nilai – nilai dasar ASN dalam
membentuk pribadi yang berintegritas.
2. Bagi instansi, aktualisasi ini bermanfaat untuk memberikan kontribusi
dalam peningkatan kualitas pelayanan yang ada di Puskesmas Momalia.
3. Bagi masyarakat, didalamnya meningkatkan kepuasan pasien dengan
mendapat pelayanan kesehatan yang optimal.
D. Ruang Lingkup
Kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan dalam Metode Penggunaan
Label Pada Botol Cairan Infus di Ruang Rawat Inap Puskesmas Momalia adalah
sebagai berikut :
1. Melakukan konsultasi dengan mentor terkait dengan isu yang akan diangkat
sebagai rencana aktualisasi yang akan dilakukan
2. Mengumpulkan materi untuk pembuatan label pada botol cairan infus.dan
bahan sosialisasi
3. Membuat label botol cairan infus
4. Mensosialisasikan penggunaan label botol cairan infus kepada petugas
ruang rawat inap.
5. Melakukan penilaian/evaluasi pelaksanaan penggunaan label pada
botol cairan infus.
BAB II
DESKRIPSI LOKUS
A. Profil
Puskesmas Momalia berdiri sejak tahun 1987 dengan Kepala Puskesmas
pertama Bapak Hariono Datuela ( 1987-1992), dr.Arya. Ws. Duarsa ( 1992-1994 ),
dr. I Wayan Putu ( 1994-1996 ), dr. Niko Ticoalu ( 1996-1999 ), I Gede Mangku
(1999-
2002 ), dr. Langi Tumata ( 2002-2004 ), I Gede mangku ( 2004-2006 ), Maspan Mus
Puwa ( 2006-2008 ), Nurlaiala Gobel ( 2008-2009 ), I Nyoman Kartana ( 2009-2011
), Herman Gaib ( 2011-2012 ), I Nyoman Kartana ( 2012-2016 ), Man
Tangahu, A.Md.Kep (2016-2019) dan pada Tahun 2019 s/d sekarang Kepala
Puskesmas Momalia Ibu Yulli Lamadlauw.
B. Struktur Organinsasi
KEPALA PUSKESMAS
2. Misi :
• Menggerakkan Pelayanan Berwawasan Kesehatan.
• Mendorong Kemandirian Hidup Sehat Bagi Keluarga dan Masyarakat.
• Memelihara dan Meningkatkan Mutu Pelayanan Kesehatan
Perseorangan, Keluarga dan Masyarakat Beserta Lingkungannya.
3. Motto Puskesmas Momalia
Siap melayani dengan CANTIK
C= Cepat
A= Akurat
N= Nyaman
T= Terpercaya
I = Inovatif
K= Kreatif
4. Tata Nilai
Puskesmas Momalia menjunjung tinggi tata nilai “CERDAS”
C = Cermat,
Dalam melangkah dan menganalisa setiap permasalahan kesehatan
masyarakat diwilayah kerja
E= Efektif
Dalam Pencapaian visi, misi dan tujuan pelaksanaan kegiatan program
R= Relevan,
Dalam setiap tindakan pelayanan kesehatan pada masyarakat sesuai
dengan standar operasional prosedur (SOP)
D= Dedikasi,
Dalam memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat tidak
membeda-bedakan suku, ras maupun agama serta menjunjung tinggi nilai-
nilai kemanusiaan
A= Akurat,
Dalam memberikan informasi kesehatan perorangan maupun kelompok
masyarakat berdasarkan pemeriksaan klinis dan hasil pemeriksaan
laboratorium
S= Santun
Dalam memberikan pelayanan pada masyarakat selalu santun dalam
berkomunikasi
BAB III
IDENTIFIKASI ISU DAN RANCANGAN AKTUALISASI NILAI – NILAI
DASAR PNS
A. Identifikasi Isu
Berdasarkan pengamatan saya sebagai tenaga perawat di Puskesmas
Momalia, terdapat beberapa isu yang ditemukan di Puskesmas yaitu :
1. Kurang optimalnya pemberian informasi tata tertib pengunjung di Puskesmas
Momalia.
2. Belum optimalnya kepatuhan petugas terkait 6 langkah cuci tangan di ruang
UGD Puskemas Momalia.
3. Belum optimalnya kinerja perawat dalam pemberian jumlah tetesan cairan
infus di ruang rawat inap Puskesmas Momalia.
4. Rendahnya pendokumentasian Asuhan Keperawatan di ruang rawat Inap
Puskesmas Momalia.
5. Krangnya kesadaran petugas terkait pembuangan sampah medis dan non
medis di ruang UGD Puskesmas Momalia.
Berdasarkan isu-isu yang ditemukan tersebut, dilakukan analisis dengan
menggunakan teknik APKL (Aktual, Problematik, Kekhayalakan dan Kelayakan)
untuk nantinya ditetapkan isu-isu mana saja yang nantinya akan dianalisis lebih
lanjut.
1. Aktual, isu yang benar – benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan
dalam masyarakat.
2. Problematik, yaitu isu tersebut memiliki dimensi masalah yang menarik,
mendesak, dan kompleks sehingga perlu untuk segera di cari solusi.
3. Khalayak, yaitu isu tersebut secara langsung menyangkut hajat hidup
orang banyak.
4. Layak, yaitu isu tersebut masuk akal, realistis, sesuai kewenangan, serta
relevan dan dapat dimunculkan inisiatif pemecahan masalah.
Berikut isu yang dianalisa menggunakan Teknik APKL:
1. Kurang optimalnya pemberian informasi tata tertib pengunjung di
Puskesmas Momalia.
• Actual : Setiap Puskesmas wajib memiliki tata tertib pengunjung.
• Problematik : Pengunjung puskesmas yang tidak tertib akan mempengaruhi
ketidaknyamanan pasien dan petugas dalam memberikan pelayanan.
• Khalayak : Berdampak pada pasien dan petugas.
• Layak : Perlu diperhatikan untuk tata tertib pengunjung karena akan
berdampak pada kualitas pelayanan Puskesmas.
2. Belum optimalnya kepatuhan petugas terkait 6 langkah cuci tangan di ruang
UGD Puskemas Momalia.
• Actual : Terkait pencegahan dan pengendalian infeksi,WHO mengeluarkan
prosedur mencuci tangan dengan 6 langkah. Hal ini jika tidak rutin dilakukan
akan mempermudah terjadinya infeksi.
• Problematik : Jika mencuci tangan tidak sesuai dengan prosedur, akan
menimbulkan beberapa resiko penyakit.
• Khalayak : Berdampak kepada Petugas dan Pasien.
• Layak : Perlu diperhatikan untuk mengurangi resiko timbulnya penyakit lain.
3. Belum optimalnya kinerja perawat dalam pemberian jumlah tetesan cairan
infus di ruang rawat inap Puskesmas Momalia.
• Actual : Pemberian cairan infus kepada pasien harus sesuai dengan jumlah
dan waktu yang telah ditentukan berdasarkan instruksi dokter.
• Problematik : Pemberian jumlah cairan infus yang tidak sesuai akan
berpengaruh terhadap proses kesembuhan pasien, dan bahkan bisa berefek
pada kematian jika kelebihan infus.
• Khalayak : Berdampak tingkat kesembuhan pasien.
• Layak : Perlu diperhatikan agar pemberian cairan infus terlaksana sesuai
instruksi yang ada sebelumnya.
4. Rendahnya pendokumentasian Asuhan Keperawatan di ruang rawat Inap
Puskesmas Momalia.
• Actual : Setiap perawat yang melaksanakan tugas diruang perawatan harus
mampu membuat dokumentasi asuhan keperawatan. Karena, kegiatan ini
merupakan salah satu wujud tanggung jawab dan tanggung gugat perawat
terhadap pasien.
• Problematik : Pendokumentasian Asuhan Keperawatan dilakukan untuk
menentukan mutu asuhan keperawatan yang diberikan oleh perawat.
• Khalayak : Berdampak kepada kualitas dan kuantitas pelayanan Puskesmas.
• Layak : Menjadi hal yang perlu diperhatikan karena akan menentukan citra
pelayanan puskesmas di mata masyarakat.
5. Kurangnya kesadaran petugas terkait pembuangan sampah medis dan non
medis di ruang UGD Puskesmas Momalia.
• Actual : Karakteristik utama limbah pelayanan Kesehatan adalah dengan
adanya sampah medis dan non medis. Banyak jenis sampah yang berbahaya,
termasuk obat-obatan, yang di hasilkan oleh fasilitas Kesehatan.
• Problematik : Jika petugas tidak melakukan pemilahan sampah medis dan non
medis, akan memberikan resiko penularan penyakit.
• Khalayak : Berdampak pada Kesehatan petugas dan Masyarakat yang ada
di lingkungan sekitar.
• Layak : Perlu diperhatikan untuk penanggulangan pencemaran, pemulihan
Kesehatan,dan pencegahan penyebaran penyakit lainnya.
Perhitungan menggunakan Skala Likert
sesuai dengan penjelasan tersebut adalah sebagai berikut
4. Rendahnya pendokumentasian
Asuhan Keperawatan di ruang
rawat Inap Puskesmas 4 4 3 4 15 III
Momalia.
B. Penetapan Isu
Berdasarkan tabel 3.1 tentang Analisa isu menggunakan Teknik APKL,
didapat 3 isu yang menjadi prioritas dari isu-isu yang ditetapkan sebelumnya.
Ketiga isu ini nantinya akan dianalisis lebih lanjut lagi dengan menggunakan
Teknik USG (Urgency, Seriousness,dan Growth ).
▪ U (Urgency): seberapa mendesaknya isu tersebut untuk dibahas, dianalisis
dan ditindaklanjuti.
▪ S (Seriousness): seberapa seriusnya suatu isu harus dibahas dikaitkan
dengan akibat yang dapat muncul.
▪ G (Growth): seberapa besar masalah yang akan muncul jika isu tersebut
tidak ditindaklanjuti sebagaimana mestinya)
Diharapkan dengan diterapkannya Nilai – nilai ANEKA ini ASN dapat mendukung
tugas dan fungsi organisasi dalam mencapai tujuan dengan mengedepankan
Profesionalisme dan Integritas.
3.2 Rancangan Aktualisasi
Isu yang diangkat : Belum optimalnya kinerja perawat dalam pemberian jumlah tetesan cairan infus di ruang rawat inap Puskesmas
Momalia.
Gagasan Pemecahan Isu : Metode Penggunaan Label pada botol cairan infus di Ruang Rawat Inap Puskesmas Momalia.
3. Membuat label Tahap 1 1. Tersedianya Akuntabilitas (kejelasan Melakukan desain Efektif, inovatif,
botol cairan infus ❖ Mendesain bentuk bentuk desain target dalam desain label) label dan dan kreatif
label
label Etika Publik (cermat dalam leaflet,berkonsultasi tercermin dalam
Tahap 2 2. Tersedianya menentukan desain label, dengan mentor dan mendesain
❖ Mengkonsultasikan hasil sopan melakukan konsultasi coach,serta bentuk label.
desain kepada
mentor dan coach konsultasi dengan mentor dan coach) mencetak label
dengan Komitmen Mutu (inovasi dapat mewujudkan
Tahap 3
mentor dan dalam bentuk tersedianya misi puskesmas
❖ Mencetak label botol
cairan infus coach label) yakni memelihara
3. Tersedianya dan meningkatkan
label yang mutu pelayanan.
siap
digunakan
4. Mensosialisasikan Tahap 1 1. Tersedianya Akuntabilitas (transparan Melaksanakan Inovatif, akurat
❖ Melakukan perijinan Notulensi
penggunaan label dan konsisten dalam sosialisasi tentang dan kreatif
dan koordinasi
botol cairan infus dengan perawat 2. Tersedianya melakukan koordinasi penggunaan label tercermin dalam
kepada petugas ruang rawat inap Undangan
dengan perawat ruangan_ dapat mewujudkan kegiatan hasil
untuk
ruang rawat inap. Tahap 2 kegiatan Nasionalisme (melakukan misi puskesmas sosialisasi
❖ Memberi pemahaman sosialisasi
kepada perawat 3. Tersedianya kerja sama dengan perawat yakni memelihara
ruangan tentang Daftar hadir ruangan) dan meningkatkan
kegiatan aktualisasi 4. Tersedianya
❖ Memaparkan Etika Publik (hormat dan mutu pelayanan
Materi
kegiatan pemberian sosialisasi sopan dalam memberikan puskesmas.
etiket pada botol 5. Tersedianya
cairan infus yang Dokumentasi sosialisasi)
akan dilakukan di kegiatan Komitmen Mutu
ruang rawat inap
(mensosialisasikan hasil
inovasi)
Tahap 3
❖ Meminta masukan
dan saran kepada
petugas perawat
ruangan
Tahap 1 1. Tersedianya
5. Melakukan Akuntabilitas,Nasionalisme Melakukan penilaian Inovatif, akurat
❖ Melakukan penilaian
penilaian atau lembar (jujur dalam melaksanakan atau evaluasi dan kreatif
pemakaian label
evaluasi observasi penilaian pemakaian label) penggunaan label tercermin dalam
pada botol cairan
pelaksanaan 2. Tersedianya Komitmen Mutu (menilai mewujudkan misi hasil evaluasi
infus
penggunaan label dokumentasi efektivitas dan efisiensi dari puskesmas yakni
Tahap 2
pada botol cairan dalam penggunaan label) memelihara dan
infus melakukan meningkatkan mutu
penilaian pelayanan
❖ Melakukan 3. Tersedianya
pengecekan lembar hasil
observasi cairan penilaian
Tahap 3
❖ Melakukan
pencatatan dari hasil
penilaian
D. Jadwal Rencana Kegiatan Aktualisasi
Adapun jadwal rencana kegiatan aktualisasi yang akan dilaksanakan pada bulan September sampai dengan Oktober sesuai tabel dibawah ini