Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai negeri dan pegawai
pemerintah dengan perjanjian kontrak kerja yang bekerja pada instansi
pemerintah. Pegawai ASN melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh
pejabat pembina kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan, memberikan pelayanan public yang professional dan berkualitas dan
mempererat persatuan dan kesatuan NKRI.
Dalam Undang-Undang No.5 Tahun 2014 Pasal 63 ayat (3) dan ayat (4)
tentang Aparatur Sipil Negara mengamanatkan Instansi Pemerintah untuk wajib
memberikan pelatihan terintegrasi bagi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS)
selama satu tahun masa percobaan. Merujuk Peraturan Pemerintah Nomor 11
Tahun 2017 tentang Manajemen PNS, PNS wajib menjalani masa percobaan yang
dilaksanakan untuk membangun moral, kejujuran, semangat nasionalisme dan
kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, dan
memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang.
Sesuai peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI Nomor 38
tahun2014 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan II maka penyelenggaraan
pendidikan dan pelatihan (diklat) dilakukan dengan pola baru yaitu habituasi.
Agenda habituasi memfasilitasi peserta untuk melakukan proses aktualisasi
melalui pembiasaan diri terhadap kompetensi yang telah diperoleh melalui mata
diklat yang telah dipelajari. Selain itu, dalam proses habituasi peserta dibekali
dengan konsepsi dan tahap aktualisasi, penyusunan dan penyajian rancangan
aktualisasi, pelaksanaan aktualisasi di tempat kerja, dan penyajian hasil aktualisasi
di tempat kerja dengan menyajikan bukti belajar yang relevan. Aktualisasi nilai
dasar merupakan suatu proses untuk menjadikan kelima nilai dasar menjadi aktual
/ nyata terjadi. Aktualisasi tersebut disesuaikan dengan nilai dasar ANEKA

1
(Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti Korupsi) dan
mata diklat lain, tugas pokok dan fungsi serta visi dan misi unit kerja, sehingga
dapat meningkatkan kualitas pelayanan di tempat kerja.
Perwujudan pegawai ASN salah satunya adalah dalam bidang kesehatan.
Kesehatan sendiri dibagi menjadi berbagai jenis profesi salah satunya Asisten
apoteker yang bekerja dalam Pelayanan Kefarmasian di fasilitas kesehatan tingkat
pertama/ puskesmas. Pelayanan kefarmasian di puskesmas merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan yang berorientasi kepada
pelayanan pasien, penyediaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis
habis pakai yang bermutu dan terjangkau bagi semua lapisan masyarakat. Untuk
mencapai pelayanan kefarmasian yang berutu di puskesmas maka asisten apoteker
harus bekerja sesuai dengan standart pelayanan kefarmasian.
Menurut permenkes 30 tahun 2014 Pelayanan Kefarmasian adalah suatu
pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan
Sediaan Farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan
mutu kehidupan pasien. Standar Pelayanan Kefarmasian adalah tolok ukur yang
dipergunakan sebagai pedoman bagi tenaga kefarmasian dalam menyelenggarakan
pelayanan kefarmasian. Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas meliputi
standar pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai dan pelayanan farmasi
klinik, salah satunya pelayanan KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi ) terkait
aturan pakai obat.

B. Identifikasi, Perumusan dan Penetapan Isu


Rancangan aktualisasi ini disusun berdasarkan identifikasi beberapa isu
atau problematika yang ditemukan dalam melaksanakan tugas sebagai
Asisten Apoteker di instansi tempat bekerja, yaitu di Puskesmas Arut Utara.
Sumber isu yang diangkat dapat berasal dari individu dan unit kerja,.
Telah diperoleh beberapa isu atau problematika, antara lain:
1. Kurangnya pemahaman pasien tentang aturan pakai obat yang
benar
2. Kurangnya pemahaman pasien tentang cara pakai obat tetes mata

2
3. Kurangnya pemahamanpasien tentang cara penyimpanan obat
yang benar.
Dari isu – isu yang telah diperoleh, akan dipilih satu isu yang paling tepat
untuk dijadikan topik dalam kegiatan habituasi. Pemilihan isu dilakukan
dengan menggunakan metode analisis USG(Urgency, Seriousness, and
Growth).
1. Urgency
Seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dikaitkan dengan waktu
yang tersedia serta seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk
memecahkan masalah yang menyebabkan isu tersebut.
2. Seriousness
Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan akibat yang
timbul dengan penundaan pemecahan masalah yang menimbulkan isu
tersebut atau akibat yang menimbulkan masalah-masalah lain kalau
masalah penyebab isu tidak dipecahkan.
3. Growth
Seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak
ditangani sebagaimana mestinya.
Metode USG menggunakan skala penilaian angka satu sampai lima atas
unsurUrgency, Seriousness, and Growth, dapat dilihat pada tabel di bawah
ini:
Tabel 1. Skala Penilaian unsur – unsur dalam analisi USG
Mendesaknya (M) / Gawat (G) / Perkembangan (P) /
Urgency (U) Seriousness (S) Growth (G)
Paling Mendesak =5 Fatal =5 Sangat Cepat =5
Sangat Mendesak =4 Sangat Gawat =4 Cepat =4
Mendesak =3 Gawat =3 Agak Cepat =3
Biasa =2 Biasa =2 Biasa =2
Tidak Mendesak =1 Tidak Gawat =1 Lambat/ Tetap =1

3
Selanjutnya akan diperlihatkan dalam tabel mengenai penggunaan analis
USG terhadap hasil identifikasi isu.

Tabel 2. Analisis penilaian kualitas isu dengan metode USG


No. Isu Kontemporer U S G Total Peringkat
1. Kurangnya pemahaman pasien 4 5 4 13 1
tentang aturan pakai obat yang
benar di Puskesmas Arut Utara
2. Kurangnya pemahaman pasien 4 3 3 10 2
tentang cara pakai obat tetes mata
3. Kurangnya pemahaman pasien 3 3 3 9 3
tentang cara penyimpanan obat
yang baik.

Dari hasil analisa USG tersebut maka penulis menyimpulkan isu yang akan
diangkat adalah “Optimalisasi pemahaman pasien tentang aturan pakai obat
yang benar melalui penyuluhan di puskesmas Arut Utara”.
C. Tujuan dan Manfaat

1. Pembuatan rancangan aktualisasi ini adalah sebagai dasar


mengimplementasikan nilai-nilai dasar profesi ASN yaitu Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi di
lingkungan tempat bekerja dan lingkungan sehari-hari agar pelayanan yang
diberikan menjadi berkualitas.
2. Meningkatkan pemahaman pasien yang berobat di puskesmas Arut Utara
tentang aturan pakai obat yang benar.
3. Mencegah terjadinya kesalahan dalam minum obat yang dapat berakibat
fatal.
4. Memaksimalkan lagi pelayanan kesehatan di puskesmas Arut Utara dalam
hal KIE obat untuk mencapai pelayanan publik yang berualitas.

4
Manfaat rancangan aktualisasi nilai-nilai dasar ASN ini adalah sebagai
berikut :
1. Bagi Peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan II
a. Mampu memahami, menginternalisasi dan mengaktualisasikan nilai-
nilai dasar ASN yang meliputi Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi dalam lingkup kegiatan
sehari-hari.
b. Menjadi Asisten Apoteker yang mampu menjalankan fungsi sebagai
pelaksana kebijakan, pelayan publik dan perekat dan pemersatu
bangsa yang memiliki integritas dan profesional di lingkungan
Puskesmas Arut Utara.
2. Bagi Puskesmas Arut Utara
a. Mendukung visi dan misi Puskesmas Arut Utara
b. Meningkatkan mutu dan pelayanan terbaik kepada pasien yang
berobat ke Puskesmas Arut Utara.
3. Bagi Masyarakat
Mewujudkan pelayanan prima yang berorientasi pada kepuasan pasien
serta meningkatkan komunikasi yang efektif antara pasien dan petugas
kesehatan.
4. Bagi Negara
Menjadi ASN yang bekerja dengan sepenuh hati untuk kemajuan dan
kesejahteraan masyarakat terutama dalam bidang kesehatan.

D. Ruang Lingkup

Ruang lingkup kegiatan aktualisasi meliputi peningkatan pelayanan


kefarmasian khususnya KIE obat di Puskesmas Arut Utara, Kabupaten
Kotawaringin Barat dengan menerapkan nilai-nilai dasar profesi ASN yang
meliputi Akuntabilitas dalam melaksanakan tugas, berjiwa Nasionalisme dengan
memberikan pelayananan adil kepada masyarakat, beretika, membuat Komitmen

5
Mutu untuk memberikan pelayanan sesuai standar operasional prosedur dan
standar pelayanan minimum, serta menerapkan Antikorupsi dalam melaksanakan
tugas dan fungsi sebagai Tenaga Teknis Kefarmasian di Puskesmas Arut Utara

Anda mungkin juga menyukai