Anda di halaman 1dari 13

OPTIMALISASI PELAKSANAAN PEMBERIAN PRINSIP 10 BENAR OBAT DENGAN

MEDIA BALADA VITRI DI RUANG INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD


BANYORANG
Rachmatin Ni’mat1 . Fifi Asfiah,S.IP,MSi2
1
Perawat IGD Rsud Banyorang ,
2
PPSDM Regional Makassar

ABSTRAK
Salah satu peran peran penting perawat dilayanan kesehatan yaitu memperhatikan 10
prinsip benar obat :Benar pasien,benar obat,benar dosis,benar waktu,benar rute,benar
edukasi ,benar prosedur tindakan penolakan,benar pengkajain,benar evaluasi, dan
benar dokumentasi.Berdasarkan hasil pengamatan peneliti,maka peneliti mengangkat
judul “Optimalisasi Pelaksanaan Pemberian Prinsip 10 Benar Obat Dengan Media
Balada Vitri (Banner,sosialisasi,bedside teaching,video,dan monitoring) di RSUD
Banyorang.
Metode penelitian: Metode digunakan adalah metode kualitatif,dengan teknik
pengumpulan data melalui observasi partisipan (Participant Observation) di mana
metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui
pengamataan dan penginderaan dan peneliti terlibat dalam keseharian informan.
Sampel : dalam penelitian ini adalah perawat Instalasi Gawat Darurat dan perawat di
Ruang Rawat Inap RSUD Banyorang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi
Penelitian ini dilakukan di jam shift peneliti,operan jaga dengan tim sebelum,dan operan
jaga setelah peneliti dinas.
Hasil :Untuk prinsip 10 benar obat,Benar pasien mencapai presentasi 70%,benar obat
mencapai presentasi 100%,benar dosis mencapai presentasi 100%, benar waktu
mencapai presentasi 90%,benar rute mencapai presentasi 100%,benar edukasi
mencapai presentasi 100%,benar prosedur tindakan penolakan 100%,benar evaluasi
mencapai presentasi 70%, dan benar dokumentasi 100%

Kata Kunci:10 Prinsip Benar Obat,Pemberian Obat,Perawat


One of the important roles of nurses in health services is paying attention to the 10
principles of correct medicine: correct patient, correct drug, correct dose, correct time,
correct route, correct education, correct refusal procedure, correct assessment, correct
evaluation, and correct documentation. Based on the observations of the researchers,
the researchers raised the title "Optimizing the Implementation of Giving Principles of 10
Correct Medicines with “BALADA VITRI” Media (Banners, socialization, bedside
teaching, video, and monitoring) at Banyorang Hospital.
Research method: The method used is a qualitative method, with data collection
techniques through participant observation (Participant Observation) where the data
collection method used to collect research data is through observation and sensing and
researchers are involved in the daily life of the informants. Sample: in this study were
nurses in the Emergency Room and nurses in the Inpatient Room at RSUD Banyorang
according to the inclusion and exclusion criteria.
This research was conducted in the researcher's shift hours, the shift shift with the team
before, and the shift shift after the service researcher.
Results: For the principle of 10 correct drugs, correct patients achieve 70%
presentation, correct drugs reach 100% presentation, correct dose reaches 100%
presentation, correct time reaches 90% presentation, correct route reaches 100%
presentation, correct education reaches 100% presentation, 100% correct procedure of
rejection action, correct evaluation reaches 70% presentation, and 100% correct
documentation

Keywords: 10 Correct Principles of Drugs, Drug Administration, Nurses


A. PENDAHULUAN
Bangsa Indonesia adalah negara yang memiliki kekayaan alam melimpah,
sumber daya manusia dengan potensi serta peluang peningkatan ekonomi pasar yang
luas dan demokratif. Dalam pengelolaan sumber daya negara yang berlimpah
diharapkan Negara Indonesia memiliki sistem birokrasi dengan sumber daya manusia
yang berkualitas serta profesional, dimana Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah bagian
didalamnya.
Sesuai dengan ketetapan dalam Undang – Undang No 5 tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara (UU ASN) serta merujuk pada pasal 63 ayat 3 dan ayat 4 UU
ASN dan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai
Negeri Sipil (PP Manajemen PNS), maka Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) wajib
menjalani masa prajabatan. Masa Prajabatan dilaksanakan selama satu tahun terhitung
sejak tanggal pengangkatan sebagai CPNS, yang dilaksanakan melalui proses Diklat
Terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi
nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung-
jawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang.
Maka atas ketetapan tersebut, pegawai ASN memerlukan pelatihan prajabatan
yang inovatif dan terintegrasi yaitu penyelenggaraan pelatihan yang dipadukan
pembelajaran klasikal dan non-klasikal di pusat pelatihan dan lingkungan kerja.
Sehingga diharapkan CPNS mampu memahami, menanamkan, menerapkan dan
mengaktualisasi serta menjadikan sebagai kebiasaan (habituasi) sesuai materi yang
sudah diajarkan.
Program aktualisasi serta habituasi adalah tujuan dari pembentukan perubahan
paradigma serta kebiasaan para ASN generasi baru saat ini. Nilai-nila dasar ASN yaitu
BerAKHLAK, harus mampu ditanamkan dalam masing masing diri ASN sehingga akan
membentuk budaya organisasi yang bersinergi dan menghasilkan integritas yang kuat
dan tahan terhadap isu-isu nasional dan masalah moral yang dapat merusak martabat
bangsa. Para ASN juga diharapkan mampu memahami peran dan kedudukannya
dalam 3 fungsi utama yaitu sebagai pelaksana kebijakan publik; sebagai pelayan publik;
dan sebagai perekat dan pemersatu bangsa.Peserta sebagai salah satu ASN dalam
menjalankan fungsinya sebagai pelayan publik harus seiring dengan peran perawatnya
yaitu salah satunya sebagai educator (pendidik). Melayani pasien tidak hanya terkait
bagaimana memberikan asuhan keperawatan secara holistik dengan memahami serta
memenuhi kebutuhan dasar pasien dalam pelayanan yang dilakukan di RSUD
Banyorang.
Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat untuk
meningkatkan pelayanan bermutu dan terjangkau agar terwujud derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya. Rumah sakit juga berperan penting dalam menjamin keselamatan
pasien dengan memberikan pelayanan sesuai dengan standar yang ditetapkan.
Kepatuhan perawat sebagai tenaga kesehatan sangat diperlukan dalam menerapkan
prosedur keselamatan pasien. Perawat adalah orang yang mempengaruhi keselamatan
pasien di rumah sakit, yang bertugas membantu mengatasi penderitaan pasien dan
berupaya agar penyakit pasien tidak lebih parah, sehingga perawat diharapkan tidak
melakukan kesalahan dalam prosedur perawatan kepada pasien. Salah satu peran
perawat yang erat kaitannya dengan keselamatan pasien adalah pemberi askep secara
mandiri ataupun kolaborasi. Perawat mempunyai wewenang dalam melakukan
pemberian obat sesuai yang diresepkan kepada pasien (UU RI, 2014). Perawat
berperan dalam memastikan pemberian obat agar aman dan mengevaluasi efek dari
pemberian obat pada pasien. Salah satu tugas perawat adalah mengidentifikasi prinsip
dasar dalam pemberian obat yaitu prinsip “10 BENAR”. 10 benar terdiri atas benar
pasien, benar obat, benar dosis, benar waktu, benar rute pemberian, benar edukasi,
benar prosedur penolakan, benar pengkajian, benar evaluasi dan benar dokumentasi.
Tindakan pemberian obat menjadi salah satu tindakan yang selalu dilakukan
oleh perawat, sehingga butuh keterampilan dan keahlian untuk memperoleh efek
terapeutik secara maksimal. Pengelolaan obat sangatlah penting dalam proses
keperawatan, selain keamanan pasien, pemborosan juga dapat dihindari (Smith &
Johnson, 2010). Peran perawat dalam pengobatan menurut (Lestari, 2009) antara lain
memberikan obat sesuai program terapi kepada pasien dengan menerapkan prinsip
sepuluh benar (benar pasien, benar obat, benar dosis, benar rute, benar waktu dan
benar dokumentasi); mengatur penyimpanan, peletakan, dan sistem maintanance obat
di dalam ruang rawat agar siap tersedia, siap digunakan, kondisi utuh, mudah dicari dan
tidak expired; memberikan edukasi tentang obat yang dikonsumsi yaitu manfaat obat,
makanan yang boleh dikonsumsi selama pengobatan, kepatuhan minum obat, bahaya
ketidakpatuhan minum obat dan penghentian pengobatan; Mengevaluasi efek samping
obat, efek pengobatan, dan efek toksin dari pengalaman klien selama mengkonsumsi
obat untuk monitoring dan evaluasi (Mahfudhah & Mayasari, 2018).
Tidak optimalnya pelaksanaan pemberian obat dengan prinsip 10 benar
menyebabkan perawatan yang dilakukan dirumah sakit tidak berjalan efektif dan
Kejadian Tidak Diinginkan (KTD) terhadap keselamatan pasien. Sehingga
memungkinkan munculnya komplikasi atau kegawatdaruratan yang tidak diharapkan
dan berakibat fatal.
Berdasarkan latar belakang tersebut peserta merencanakan rancangan
aktualisasi “Optimalisasi Pelaksanaan Pemberian Obat Dengan Prinsip 10 Benar di
Ruang Instalasi Gawat Darurat RSUD Banyorang. Melalui rancangan aktualisasi ini,
diharapkan optimal dalam pelaksanaan pemberian obat yang signifikan serta dapat
meningkatkan kualitas pelayanan dan tanggung jawab perawat, khususnya di Ruang
Instalasi Gawat Darurat RSUD Banyorang.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan hasil analisis USG, isu yang terpilih atau menjadi masalah adalah
“Belum Optimalnya Pemberian Prinsip 10 Benar Obat di Ruang Instalasi Gawat Darurat
RSUD Banyorang”. Maka dari itu rumusan masalah yang diangkat ialah “Sejauh
manakah perawat menerapkan prinsip 10 benar obat di Ruang Instalasi Gawat
Darurat RSUD Banyorang” ?
C. METODE PENULISAN
Kegiatan aktualisasi nilai-nilai dasar Berakhlak yang dilaksanakan di RSUD
Banyorang. Kegiatan didasarkan pada tugas pokok dan fungsi peserta sebagai
perawat.
Adapun waktu dan tempat pelaksanaan aktualisasi ini:
1. Kegiatan aktualisasi Nilai-Nilai Dasar CPNS dilaksanakan pada tanggal 22
Oktober 2022-23 November 2022
2. Pelaksanaan aktualisasi Nilai-Nilai Dasar CPNS dilaksanakan di RSUD
Banyoraang
Dalam kegiatan aktualisasi ini metode penelitian yang digunakan adalah metode
kualitatif,dengan teknik pengumpulan data melalui observasi partisipan (Participant
Observation) di mana metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun
data penelitian melalui pengamataan dan penginderaan dan peneliti terlibat dalam
keseharian informan..
Adapun kriteria inklusi :
1. Perawat yang bersedia menjadi responden
2. Perawat yang menghadiri sosialisasi prinsip 10 benar obat
3. Perawat yang melakukan pelayanan langsung
4. Perawat yang operan jaga dengan peneliti
Adapun kriteria eksklusi :
1. Perawat yang dalam status cuti
2. Perawat yang sedang status izin

D. PEMBAHASAN
a. Prosedur Pelaksanaan
1. Mengkomunikasikan rancangan aktualisasi dengan Mentor
Kegiatan ini diawali dengan mengkomunikasi rancangan aktualisasi dengan
mentor pada tanggal 26 Oktober 2022 pukul 11.03 WITA,dimana tahapan
dari kegiatan ini yaitu mengahadap dengan mentor dan menghasilakan
output mendapat persetujuan mentor sehingga peneliti menerapkan sifat
Berakhlak akuntabel,kolaboratif dan loyal.Selanjutnya saya menjelaskan
isu prioritas yang saya angkat dan menghasilkan gambaran isu dan mentor
menyetujui hasil notulensi peneliti yang sudah peneliti rangkum sehingga
peneliti menerapkan sifat Berakhlak berorientasi
pelayanan,akuntabel,harmonis dan kolaboratif. Yang terakhir adalah
mendapat arahan dan persetujuan untuk dilakukannya rancangan kegiatan
dan menghasilkan output mentor menyetujui dan menandatangani lembar
konsul sehingga peneliti menerapkan sifat Berakhlak
harmonis,loyal,adaptif dan kolaboratif.
2. Merancang dan membuat materi prinsip 10 benar obat dengan media Banner
dan video
Pada kegiatan ini peneliti mencari jurnal dan referensi terkait dengan prinsip
10 benar obat yang akan di diskusikan oleh mentor.Setelah mempersiapkan
bahan dan referensi di tanggal 1 November 2022 pukul 12.26 WITA,peneliti
bertemu dengan mentor dimana tahapan kegiatan yang pertama adalah
mendiskusikan materi dan jurnal pendukung (Evidance Based) dan
menghasilkan output mentor menyetujui dan memberikan saran kepada
peneliti sehingga peneliti menerapkan sifat Berakhlak
akuntabel,harmonis,loyal,adaptif,dan kolaboratif.Selanjutnya tahapan
kegiatan kedua peneliti memperlihatkan video prinsip 10 benar obat yang
akan ditampilkan saat sosialisasi dan menghasilkan output mentor memberi
saran dan menyetujui video yang akan ditampilkan saat sosialisasi sehingga
peneliti menerapkan sifat Berakhlak berorientasi
pelayanan,kompeten,harmonis,adaptif,dan kolaboratif.Selanjutnya tahapan
kegiatan ketiga Mendesain Banner dan pemajangan Banner di depan pintu
masuk Instalasi Gawat Darurat dan Rawat Inap dan menghasilkan output
disetujuinya rancangan desain dan pemajangan Banner sehingga peneliti
menerapkan sifat berorientasi
pelayanan,akuntabel,kompeten,harmonis,dan adaptif.

3. Melakukan bedside teaching kepada teman sejawat mengenai prinsip 10


benar obat
Pada tanggal 6 November 2022 pukul 10.00 peneliti berkoordinasi dengan
kepala ruangan Instalasi Gawat Darurat dan Rawat Inap dan menghasilkan
output Kepala Ruangan menyetujui diadakannya bedside teaching sehingga
peneliti menerapkan sifat Berakhlak berorientasi
pelayanan,harmonis,loyal,dan kolaboratif.Selanjutnya tahapan kegiatan
kedua perawat memberikan informed consent kepada pasien sebelum
dilakukannya bedside teaching dan menghasilkan output pasien menyetujui
untuk pemngambilan gambar sebagai dokumentasi sehingga peneliti
menerapkan sifat Berakhlak harmonis,loyal,adaptif,dan
kolaboratif.Selanjutnya tahapan kegiatan ketiga melaksanakan bedside
teaching kepada rekan sejawat di jadwal dinas/shift dan menghasilkan output
terlaksananya bedside teaching do setiap jadwal dinas sehingga peneliti
menerapkan sifat Berakhlak berorientasi
pelayanan,akuntabel,kompeten,loyal,dan kolaboratif.
4. Monitoring Kontrol Pemberian Obat (KPO)
Pada tanggal 1 November pukul 12.26 WITA peneliti bertemu dengan mentor
dimana peneliti memperlihatkan formulir monitoring kontrol pemberian obat
yang sudah dibuat oleh peneliti dan menghasilkan output mentor memberikan
saran dan arahan sehingga peneliti menerapkan sifat Berakhlak
akuntabel,kompeten,harmonis,adaptif,dan kolaboratif.Selanjutnya
tahapan kegiatan kedua mentor memfasililator untuk ke bagian Rekam Medik
dan menghasilkan output Kepala Instalasi Rekam medik memberikan saran
dan menyetujui lembar kontrol pemberian obat yang baru sehingga peneliti
menerapkan sifat Berakhlak
akuntabel,kompeten,harmonis,loyal,adaptif,dan kolaboratif.Selanjutnya
tahapan kegiatan yang ketiga formulir monitoring sudah diterbitkan oleh
rekam medik yang menghasilkan outputnya formulir monitoring sudah
digunakan di instalasi gawat darurat dan rawat inap sehingga peneliti
menerapkan sifat Berakhlak kompeten,loyal,adaptif,dan kolaboratif
b. Hasil
Dalam rangka penguatan budaya kerja sebagai salah satu strategi transformasi
pengelolaan ASN menuju pemerintahan berkelas dunia (World Class
Government) serta untuk melaksanakan ketentuan Pasal 4 tentang nilai dasar
dan Pasal 5 tentang kode etik dan kode perilaku Undang-undang Nomor 5 tahun
2014 tentang Aparatur Sipil Negara diperlukan keseragaman nilai-nilai dasar
ASN. Sehingga pada tanggal 27 Juli 2021 Presiden Republik Indonesia telah
meluncurkan core values (nilai-nilai dasar) ASN BerAKHLAK dan employer
branding ASN "Bangga Melayani Bangsa". Sehubungan dengan hal tersebut,
dengan ini disampaikan bahwa Core values yang harus diterapkan oleh seluruh
ASN di instansi pemerintah adalah BerAKHLAK sebagaimana dimaksud adalah
sebagai berikut:
1) Berorientasi Pelayanan, yaitu komitmen memberikan pelayanan prima demi
kepuasan masyarakat;
2) Akuntabel, yaitu bertanggungjawab atas kepercayaan yang diberikan;
3) Kompeten, yaitu terus belajar dan mengembangkan kapabilitas;
4) Harmonis, yaitu saling peduli dan menghargai perbedaan;
5) Loyal, yaitu berdedikasi dan mengutamakan kepentingan Bangsa dan
Negara;
6) Adaptif, yaitu terus berinovasi dan antusias dalam menggerakkan serta
menghadapi perubahan:
7) Kolaboratif, yaitu membangun kerja sama yang sinergis.
Adapun panduan perilaku (kode etik) dari masing-masing nilai nilai dasar
adalah sebagai berikut :
1) Berorientasi Pelayanan, nilai perilakunya yaitu:
a. Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat
b. Ramah, cekatan, solutif dan dapat diandalkan
c. Melakukan perbaikan tiada henti
2) Akuntabel, nilai perilakunya yaitu:
a. Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin
dan berintegritas tinggi
b. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secra bertanggung
jawab, efektif dan efesien
c. Tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan
3) Kompoten, nilai perilaku yaitu:
a. Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu
berubah
b. Membantu orang lain belajar
c. Melakasanakan tugas dengan kualitas terbaik
4) Harmonis, nilai perilaku yaitu:
a. Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya
b. Suka menolong orang lain
c. Membangun lingkungan kerja yang kondusif
5) Loyal, nilai perilaku yaitu:
a. Memegang teguh ideologi Pancasila, undang-undang dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945, setia kepada Negara Kesatuan Republik
Indonesia serta pemerintah yang sah
b. Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan, instansi dan negara
c. Menjaga rahasia jabatan dan negara
6) Adaptif, nilai perilakunya yaitu:
a. Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan
b. Terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas
c. Bertindak proaktif
7) Kolaboratif, yaitu:
a. Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi
b. Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah
c. Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan
bersama.

Nilai-nilai dasar BerAKHLAK menjadi dasar penguatan budaya kerja di


instansi pemerintah untuk mendukung pencapaian kinerja individu dan
tujuan organisasi/instansi.Sebagai indikator keberhasilan ditunjukkan dari
adanya respon positif peserta sosialisasi yang bertanya pada saat
sosialisasi dan ada umpan balik dalam kegiatan.
Kegiatan sosialiasi ini ini dilakukan pada tanggal 4 November 2022 Pukul
9 Wita,sosialisasi di hadiri oleh perawat di Instalasi Gawat Darurat
sebanyak 10 peserta dan rawat inap dihadiri sebanyaak 5 peserta. Dan
peserta sosialisasi juga dihadiri oleh apoteker dan bidan. Pada saat
sosialisasi saya mempersentasikan tentang Evidance-Based tentang
prinsip 10 Benar Obat dan memperlihatkan video dimana dalam video itu
saya yang berperan sebagai perawat dalam menerikan obat kepada
pasien.
Sosialisasi
Setelah sosialisasi peneliti melakukan wawancara singkat kepada
beberapa informan dan media yang digunakan dalam wawancara adalah
dengan rekaman suara untuk menjaga privasi informan.Dari proses
wawancara singkat peniliti mendapatkan hasil dari beberapa informan
Informan 1 “Semoga kedepannya bisa dilakukan lagi sosialisasi”
Informan 2 “Ini pertama kali dilakukan sosialisasi prinsip benar
obat,semoga kedepannya bisa dilakukan lagi karna masih ada yang lalai
dalam pemberian obat”
Informan 3 “Semoga sosialisasinya bisa dilakukan satu kali lagi supaya
lebih paham lagi”
Informan 4 “Semoga kedepannya bisa diterapkan lagi”
Informan 5 “Semoga kedepannya bisa diaplikasikan dalam keseharian
perawat dan memperhatikan kebenaran pembeerian obat

Proses Bedside Teaching


Kegatan bedside teaching dilakukan pada tanggal 6 November 2022
pukul 10.00 Wita di Ruang Instalasi Gawat Darurat.Sebelum dilakukan
bedside teaching perawat meminta persetujuan pasien dan keluarga
untuk dilakukannya perekaman video dan menjelaskan tujuan dari
pembuatan videonya.Setelah dilakukan penjelasan pasien dan keluarga
mengisi lembar informed consent.Setelah itu dilakukanlah bedside
teaching oleh perawat kepada pasien.Peneliti menilah hasil bedside
teaching yang dilakukan oleh perawat.
1. Benar Pasien
Hasil analisis menujukkan 70% perawat mencocokkan nama dan
gelang identitas pasien artinya bahwa 3 orang informan tidak
mencocokkan nama dan gelang identitas pasien. Hanya saja perawat
telah melakukan klarifikasi nama pasien dengan menanyakan pada
pasien atau anggota keluarga.
Menurut (Potter dan Perry,2009) salah satu langkah dalam
memberikan obat adalah dengan cara memastikan identitas pasien
dengan memeriksa (gelang identitas,papan identitas di tempat tidur).
Dalam penelitian (Yulia,2010) juga mengatakan bahwa pelatihan
keselamatan pasien pada perawat dapat meningkatkan pemahaman
dan penerapan keselamatan pasien agar tidak terjadi kesalahan.
2. Benar Obat
Pelaksanaan pemberian obat berdasarkan hasil analisis menunjukkan
100% perawat sudah menerapkan prinsip benar obat di Ruang
Instalasi Gawat Darurat dan Rawat Inap dengan memastikan nama
obat dan label obat, memastikan nama obat sesuai dengan rekam
medis atau buku injeksi dan telah menggunakan label obat pada spoit
yang akan digunakan untuk injeksi. Hanya saja, dari 10 informan ada
satu perawat yang menyiapkan obat namun saat memberikan
obat adalah perawat yang berbeda sehingga beresiko jika terjadi
kesalahan. Namun hal tersebut dapat diatasi dengan cara setiap
perawat akan memberikan obat terlebih dahulu memastikan nama
obat sesuai dengan order dokter.
The Joint Commission (2007) menyebutkan hal yang diperhatikan dari
prinsip 10 benar obat antara lain : meyakinkan informasi pengobatan
kapanpun terhadap obat baru atau obat yang diresepkan, maksudnya
ketika perawat tidak yakin nama obat pasien maka perawat harus
mengklarifikasi pada dokter pemberi resep. Jika memberikan obat
kepada pasien perawat harus periksa kembali label pada saat
memberikan obat dan memastikan seluruh obat yang diberikan pada
pasien sesuai dengan catatan rekam medis pasien atau buku injeksi.
3. Benar Dosis
Pelaksanaan pemberian obat berdasarkan benar dosis di Ruang
Instalasi Gawat darurat dan Rawat Inap menunjukkan persentasi
100% karna telah menyiapkan obat sesuai dengan dosis yang di
rekam medis atau order dari dokter dan perawat memberikan obat
sudah sesuai dengan dosis yang seharusnya pasien dapatkan.
Hasil observasi menunjukkan kesalahan yang dilakukan perawat
pada saat memberikan obat injeksi bukan disengaja karna
perawat melakukan kesalahan. Hanya saja saat obat diberikan
infus pasien mengalami sumbatan, sehingga setelah pemberian
obat perawat harus memperbaiki infus untuk membersihkan
sumbatan pada infus. Prinsip benar dosis ini penting mengingat efek
obat yang akan didapat pasien tergantung benar atau sesuai dosis
yang dibutuhkan,karna setiap pasien berbeda-beda. Sebelum
memberikan obat perawat harus berkonsultasi dengan dokter ataupun
apoteker. Dalam hasil observasi ini perawat telah melakukan benar
dosis dengan sangat baik.
4. Benar Waktu
Hasil observasi menunjukkan pelaksanaan pemberian obat injeksi
yang dilakukan perawat di Ruang Instalasi Gawat Darurat dan Ruang
Rawat Inap sudah melaksanakan benar waktu secara tepat dengan
nilai persentasi 90%. Pelaksanaan pemberian obat berdasarkan benar
waktu antara lain: Ketika di Instalasi Gawat Darurat ada 1 informan di
hari yang berbeda dan jam shift yang berbeda. Obat yang
seharusnya masuk pada pukul 16.00 WITA mundur di pukul 16.20
WITA dikarenakan pada saat jam pemberian obat pasien baru
masuk ke Instalasi Gawat Darurat dengan usia pasien baru 4
bulan dengan kondisi dehidrasi berat. Sehingga perawat harus
memberikan tindakan medis prioritas ke anak tersebut.
Perawat harus mengetahui jadwal pemberian obat dalam setiap hari.
Sebagai contoh, perawat dapat memberikan antibiotik sesuai dengan
jadwal yang benar untuk mempertahankan efek terauoetik dalam
darah, rentang waktu pemberian obat dilakukan dalam 60 menit sesuai
jadwal atau 30 menit sebelum atau 30 menit setelah jadwal pemberian
obat (Institude For Safety Medication Practise,2012)
5. Benar Rute
Hasil observasi menunjukkan 100% perawat menerapkan prinsip
benar rute. Perawat memastikan rute pemberian obat dengan melihat
label yang ada dalam label obat serta memastikan instruksi dokter di
rekam medis.
Penting di perhatikan benar jalur dengna cara, melakukan persiapan
yang benar terlebih dahulu, karena dampak akibat yang mungkin
ditimbulkan akibat kesalahan jalur terjadi efek secara sistemik.
Perawat dalam menerapkan prinsip benar rute di harapkan selalu
berkonsultasi pada pemberian resep jika tidak ada petunjuk rute
pemberian obat. Pada pemberian injeksi perawat harus yakin
pemberian obat dilakukan dengan cara injeksi ((Institude For Safety
Medication Practise,2012)
6. Benar Edukasi
Hasil observasi menunjukkan bahwa persentasi dalam benar edukasi
sebanyak 100% yang berarti perawat menerapkan sangat baik
Perawat telah menyebutkan nama obat, fungsi dan rute pemberian
obat kepada pasien dan keluarga pasien. Pada saat sosialiasi perawat
terlihat antusias dalam memberikan pertanyaan terkait kejadian yang
menyangkut patient safety dan pertanyaan tentang penerapan
komunikasi kepada pasien atau keluarga pasien.
Menurut (Hariandjo & Ladiwati,2002) prinsip belajar dalam pelatihan
ataupun sosialisasi dianggap penting dan efektif menggunakan prinsip
Participation, Relevance, Transference, dan Feedback. Keterlibatan
peserta dalam kegiatan pelatihan ataupun sosialisasi secara aktif dan
langsung sangat mempengaruhi keberhasilan sosialisasi, partisipasi
responden penelitian, dapat meningkatkan pemahaman yang lebih
baik dan sulit dilupakan.
7. Benar Prosedur Tindakan Penolakan
Hasil observasi menunjukkan bahwa semua pasien yang terlibat dalam
penelitian ini setuju atas tindakan 10 prinsip benar obat yang dilakukan
oleh perawat. Perawat yang sudah menjelaskan tujuan tindakan medis
memberikan hak kepada pasien untuk setuju ataupun menolak.Jika
pasien menolak perawat memberikan lembar formulir tindakan
penolakan.
8. Benar Pengkajian
Berdasarkkan hasil observasi pengkajian lengkap dilakukan pada saat
pasien baru masuk. Menurut (Tambayong,2005) perawat harus
melakukan pengkajian secara menyeluruh (head to toe), kemudian
menentukan diagnosa keperawatan terkait dengan masalah
kesehatan, kemudian menentukkan terapi yang akan diberikan.
Keberhasilan terapi tergantung dari kebenaran masalah yang
diperoleh dari data pengkajian.
Selain itu, (Dewi,2012) mengatakan penerapan patient safety akan
meningkat maka secara tidak langsung pemberian obat akan semakin
baik karna termasuk dalam sasaran keselamatan pasien di rumah
sakit yakni keamanan pemberian obat.
9. Benar Evaluasi
Berdasarkan hasil observasi peneliti persentasi benar evaluasi
sebanyak 100% karna perawat telah menerapkan benar evaluasi.
Evaluasi terhadap efek pemberian obat biasanya dilakukan 30 menit
setelah pemberian obat perawat Kembali lagi ke bed ataupun kamar
pasien untuk mengevaluasi efek dari pemberian obat. Perawat harus
mengetahui efek samping obat sehingga perawat dapat menentukan
asuhan keperawatan kepada pasien jika efek samping obat muncul
dapat diminimalkan. Namun kegiatan evaluasi di Instalasi Gawat
Darurat dilakukan disesuaikan dengan kegiatab yang ada di ruangan.
10. Benar Dokumentasi
Sistem dokumentasi yang dilakukan perawat untuk pengobatan yang
diperoleh pasien telah berjalan dengan baik. Di dalam berkas rekam
medik telah ada catatan di Lembar Kontrol Pemberian Obat
(KPO),mulai dari nama obat,dosis,rute,tanda tangan
perawat,dokter,dan keluarga pasien.Dalam hasil observasi
dokumentasi terkadang bukan perawat yang melakukan tindakan
melainkan didokumentasikan oleh perawat lain.Menurut
(Tambayong,2005) mengatakan bahwa setelah obat diberikan kepada
pasien perawat yang bersangkutan segera menulis
dosis,rute,waktu,paraf atau nama terang.

E. PENUTUP
a. Penutup
Berdasarkan hasil aktualisasi yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
dengan adanya media “BALADA VITRI “ bisa menjadikan kami menjadi tenaga
kesehatan yang memprioritaskan keselamatan pasien.Selain itu dengan adanya
materi sosialisasi prinsip 10 benar obat bisa menjadikan perawat lebih berhati-
hati dalam pemberian obat.
b. Saran
Untuk kesinambungan dan keberlanjutan kegiatan aktualisasi yang telah
dilaksanakan perlu dukungan dan kerja sama antar berbagai pihak baik
Kepala Ruagan,Kepala Instalasi dan berbagai tenaga kesehatan yang
berperan dalam pemberian obat untuk pasien.
REFERENSI

Anda mungkin juga menyukai