Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas kesehatan dituntut untuk
memberikan pelayanan bermutu kepada masyarakat. Rumah sakit merupakan
intitusi pelayanan kesehatan yang melakukan pelayanan kesehatan perorangan
secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan
gawat darurat. Rumah sakit dalam memberikan pelayanan medik tidak akan
berhasil jika tidak ditunjang oleh pelayanan non medik. Pelayanan non medik
diantaranya adalah instalasi gizi/dapur, instalasi logistik, insatalasi laundry,
dan instalasinya lainnya. Instalasi logistik mengelolaa semua logistik di RS
baik yang medis maupun non medis. Logistik medis seperti obat-obatan dan
alat kesehatan sedangkan non medis seperti bahan makanan, sarana dan
prasarana, alat tulis kerja,linen dan lain sebaginya.
Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan masyarakat di bidang
kesehatan memiliki peran yang sangat strategis dimana rumah sakit
diharapkan dapat berperan optimal dalam mempercepat peningkatan derajat
kesehatan masyarakat. Peran tersebut dewasa ini semakin menonjol mengingat
timbulnya perubahan-perubahan paradigma dalam kehidupan sosial
kemasyarakatan maupun kebijakan-kebijakan pemerintah yang sangat
dipengaruhi oleh kondisi global, nasional, regional dan atau lokal.
RSUD Idaman Kota Banjarbaru merupakan Rumah Sakit tipe C dengan
akreditas paripurna dan merupakan Rumah Sakit satu-satunya milik
Pemerintah Daerah yang ada di Kota Banjarbaru. RSUD Kota Idaman Kota
Banjarbaru memiliki kapasitas tempat tidur sebanyak ±230 tempat tidur yang
tersebar di 15 instalasi Rumah Sakit, dimana semuanya itu saling berkaitan
dalam pemberian layanan di RSUD Idaman Kota Banjarbaru. Bed Occupancy
Ratio (BOR) RSUD Idaman Kota Banjarbaru tahun 2021 adalah sebesar 84%
dimana indikator nasional adalah 60-85%. BOR berarti menunjukkan
persentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu. BOR untuk RSUD
Idaman Kota Banjarbaru masih dalam batas normal dan sudah tinggi.

1
SP2KP merupakan upaya untuk meningkatkan mutu asuhan keperawatan
sehingga menjadi efektif dan efisien. SP2KP memperlihatkan pelayanan yang
lebih terstruktur dan terorganisir yang lebih profesional dan lebih baik dalam
memberikan tingkat pelayanan asuhan keperawatan terhadap klien (Somantri,
2015; Budi, 2009; Rantung, 2013 dalam Rahmawati, 2021). SP2KP mengatur
model/metoda pemberian asuhan dengan memberikan gambaran jelas tentang
tugas, tanggung jawab dan kewenangan perawat dalam menyelesaikan asuhan,
menetapkan siapa yang menjalankan tugas dan tanggung jawab, penyesuaian
jumlah pasien dengan jenis tenaga perawat dalam memenuhi kebutuhan
perawatan. Asuhan keperawatan diberikan dalam beberapa metoda, seperti:
metoda tim, metoda keperawatan primer, metoda kasus, metoda moduler, serta
metoda manajemen kasus, partnership model dan pasien fokus dari pelayanan
(patient care center).
Rumah sakit dapat menetapkan metoda yang paling memungkinkan untuk
dilaksanakan. Salah satu pelaksanaan perubahan yang nyata adalah
memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas dan manajerial keperawatan
yang handal. Profesionalisme perawat dapat diwujudkan dibidang pelayanan
kesehatan di rumah sakit. Salah satu usaha untuk memberikan pelayanan yang
berkualitas dan profesional tersebut adalah dengan melaksanakan Sistem
Pemberian Pelayanan Keperawatan Profesional (SP2KP) adalah suatu
tatalaksana struktur dan proses mandiri yang menjamin partisipasi semua
perawat dalam memutuskan hal-hal yang berkaitan dengan definisi asuhan
keperawatan, pemberian asuhan keperawatan, dan evaluasi dari asuhan
keperawatan. Pelaksanaan SP2KP merupakan aplikasi nilai-nilai profesional
dalam praktik keperawatan, manajemen dan pemberian asuhan keperawatan
dan pengembangan profesional diri. Komponen pelaksanaan SP2KP terdiri
dari aplikasi nilai-nilai profesional dalam praktik keperawatan, manajemen
pemberian asuhan keperawatan, dan pengembangan profesional diri.
Pelaksanaan SP2KP melibatkan kerjasama profesional antara kepala
ruangan, perawat primer (PP) dan perawat asosiet (PA) serta adanya CCM
(Clinical Care Management). Perawat primer bertugas untuk mengidentifikasi
seluruh kebutuhan perawatan pasien yang menjadi tanggung jawabnya,

2
merencanakan asuhan keperawatan, melaksanakan tindakan keperawatan dan
melakukan evaluasi (follow up) perkembangan pasien. Perawat asosiet
bertugas untuk mengevaluasi tindakan keperawatan yang sudah dilaksanakan
dan memastikan seluruh tindakan keperawatan sesuai dengan rencana. Clinical
care management bertugas untuk membimbing PP dan PA dalam
implementasi SP2KP untuk melakukan ronde keperawatan, memberi masukan
saat diskusi kasus pada PP dan PA, bekerja sama dengan kepala ruangan, dan
mengevaluasi implementasi SP2KP. Sehingga memungkinkan perawat
profesional mengatur pemberian asuhan keperawatan, SP2KP sangat
bermanfaat bagi perawat, dokter, pasien, dan profesi lain dalam melaksanakan
asuhan keperawatan.
Pelaksanaan komponen SP2KP sangat penting untuk dilaksanakan
terutama oleh perawat pelaksana yang memberikan asuhan keperawatan secara
langsung kepada pasien. Pelayanan keperawatan di rumah sakit, menuntut
adanya peningkatan kualitas serta profesionalisme sumber daya manusia
keperawatan. Untuk memberikan asuhan keperawatan secara profesional salah
satunya membutuhkan sebuah pendekatan manajemen keperawatan. Proses
manajemen keperawatan dalam aplikasi di lapangan berada sejajar dengan
proses keperawatan sehingga keberadaan manajemen keperawatan juga
dimaksudkan untuk mempermudah pelaksanaan proses keperawatan. Proses
keperawatan, sebagaimana juga proses manajemen terdiri atas kegiatan
perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan (staffing),
pengawasan (actuating), dan pengendalian (controling) perawat dapat
memahami tugas dan tanggung jawabnya terhadap pasien sejak masuk hingga
keluar Rumah Sakit. Implementasi SP2KP harus di tunjang dengan sumber
daya manusia, sarana dan prasarana yang memadai sehingga di harapkan dapat
meningkatkan kepuasan bagi pasien, perawat dan tenaga kesehatan lainnya.
Pemberian asuhan keperawatan profesional perlu di tunjang dengan adanya
manajemen keperawatan. Proses manajemen keperawatan sejalan dengan
proses keperawatan sebagai satu metode pelaksanaan asuhan keperawatan
secara profesional, sehingga diharapkan keduanya dapat saling menopang.

3
Manajemen keperawatan yakni salah satu tugas khusus yang harus
dilaksanakan oleh pengelola keperawatan untuk merencanakan,
mengorganisasikan, mengarahkan serta mengawasi sumber - sumber yang ada,
baik sumber daya maupun dana sehingga dapat memberikan suatu pelayanan
keperawatan yang efektif kepada pasien, keluarga dan masyarakat. Manajemen
keperawatan harus juga dapat diaplikasikan dalam suatu tatanan pelayanan
nyata, yaitu di Rumah Sakit dan Komunitas sehingga perawat perlu
memahami konsep dan aplikasi.
Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam
menjalankan suatu kegiatan di organisasi. Manajemen keperawatan
diaplikasikan dalam tatanan pelayanan keperawatan nyata yaitu Rumah Sakit
dan komunitas sehingga perawat perlu memahami konsep dan aplikasinya.
Konsep yang harus dikuasai adalah konsep manajemen keperawatan,
perencanaan yang berupa strategi melalui pengumpulan data dengan
pendekatan 5 M (Man, Money, Material, Method, Marketing), analisis SWOT,
dan penyusunan langkah-langkah perencanaan, pelaksanaan model
keperawatan profesional pelaksanaan secara operasional, khususnya dalam
suatu pelaksanaan metoda asuhan keperawatan, melakukan pengawasan dan
pengadilan serta dokumentasi yang lengkap.
Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan dirasakan
sebagai fenomena yang harus direspon oleh perawat. Respon yang ada harus
bersifat kondusif dengan pengelolaan keperawatan dan langkah-langkah
konkret dalam pelaksanaannya. Manajemen Keperawatan di Indonesia di masa
depan perlu mendapatkan prioritas utama dalam pengembangan. Hal ini
bekaitan dengan tuntutan profesi dan tuntutan global bahwa setiap
perkembangan dan perubahan memerlukan pengelolaan secara profesional
dengan memperhatikan setiap perubahan yang terjadi di Indonesia. Rumah
Sakit Idaman Banjarbaru sebagai rumah sakit wilayah Banjarbaru kelas C
yang menggunakan SP2KP. Ruang Bedah (Nuri) merupakan salah satu
ruangan yang melaksanakan SP2KP di Rumah Sakit Idaman Banjarbaru.
Berdasarkan fenomena tersebut, maka mahasiswa program studi
pendidikan profesi ners Universitas Cahaya Bangsa perlu melakukan praktik

4
di Rumah Sakit guna meningkatkan pengetahuan, keterampilan keperawatan
dan etika profesi dalam melaksanakan manajemen keperawatan serta mencoba
menerapkan model keperawatan SP2KP yang nantinya akan dilaksanakan role
play yang meliputi supervisi, ronde keperawatan, timbang terima, sentralisasi
obat, discharge planning, dan penerimaan pasien baru, serta dokumentasi
dengan melibatkan perawat ruangan.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah melaksanakan praktek profesi manajemen keperawatan,
mahasiswa diharapkan dapat mengerti dan memahami prinsip manajemen
keperawatan dan model pemberian asuhan keperawatan profesional yang
sesuai dengan prinsip metode SP2KP yang telah diterapkan di Ruang
Bedah (Nuri) RSUD Idaman Banjarbaru.
2. Tujuan Khusus
Setelah melakukan praktek manajemen, mahasiswa diharapkan dapat :
a. Menganalisis lingkungan suatu ruang perawatan dan menghitung
kebutuhan tenaga keperawatan disuatu ruangan perawatan.
b. Melaksanakan peran sesuai dengan model SP2KP yang ada di Ruang
Bedah (Nuri).
c. Meningkatkan gairah kerja dan profesionalisme tenaga kesehatan di
ruangan.
d. Melakukan supervisi keperawatan bersama tenaga kesehatan yang ada
di ruangan.
e. Melakukan ronde keperawatan bersama tenaga kesehatan yang ada di
ruangan.
f. Melakukan timbang terima keperawatan bersama tenaga kesehatan
yang ada di ruangan.
g. Melakukan Discharge Planning bersama tenaga kesehatan yang ada di
ruangan.
h. Mendokumentasikan asuhan keperawatan dengan menggunakan model
problem, intervensi, dan evaluasi.

5
i. Melakukan penerapan sentralisasi obat bersama tenaga kesehatan yang
ada di ruangan.
j. Melakukan penerimaan pasien baru bersama tenaga kesehatan yang
ada di ruangan.
k. Menganalisis tingkat keberhasilan post pelaksanaan SP2KP yang
diterapkan.

C. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
a. Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan suatu ruang rawat
sehingga dapat memodifikasi metode penugasan yang akan
dilaksanakan.
b. Mahasiswa dapat mengumpulkan data dalam penerapan model SP2KP
yang diaplikasikan di Ruang Bedah (Nuri) RSUD Idaman Banjarbaru.
c. Mahasiswa dapat mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan
penerapan model SP2KP di Ruang Bedah (Nuri).
d. Mahasiswa dapat menganalisis masalah dengan metode SWOT dan
menyusun rencana strategi.
e. Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman dalam menerapkan model
SP2KP di Ruang Ruang Bedah (Nuri).

2. Bagi Perawat
a. Melalui praktek profesi manajemen keperawatan dapat diketahui
masalah-masalah yang ada di Ruang Bedah (Nuri).
b. Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal.
c. Terbinanya hubungan yang baik antara perawat dengan perawat,
perawat dengan tim kesehatan lain, dan perawat dengan pasien serta
keluarga.
d. Tumbuh dan terbinanya akuntanbilitas dan disiplin diri perawat
.
3. Bagi Pasien dan Keluarga
a. Pasien dan keluarga mendapatkan pelayanan yang memuaskan.

6
b. Tingkat kepuasan pasien dan keluarga terhadap pelayanan tinggi.

4. Bagi Institusi Pendidikan


Sebagai bahan masukan dan gambaran tentang pengelolaan ruangan
dengan pelaksanaan model SP2KP.

Anda mungkin juga menyukai