Oleh :
MARIYANA, S. Kep
NIM. 21.300.0199
Oleh :
MARIYANA, S. Kep
NIM. 21.300.0199
PerseptorAkademik PerseptorKlinik
No ProsedurPelaksanaan Rasional
1 Tahap Pra Interaksi :
1. Melakukan verifikasi program 1. Mengecek kebenaran klien yang akan
terapi dilakukan tindakan.
2. Mencuci tangan 2. Mencegah infeksi kuman.
3. Menempatkan alat di dekat klien 3. Memudahkan dalam melakukan
dengan benar. tindakan.
2 Tahap Orientasi :
1. Memberikan salam dan menyapa 1. Menerapkan komunikasi terapeutik.
nama klien. 2. Memberikan informasi tindakan yang
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur akan dilakukan
tindakan pada keluarga/klien. 3. Menurunkan kecemasan klien.
3. Menanyakan kesiapan klien sebelum
kegiatan dilakukan
3 Tahap Kerja :
1. Menjaga privasi 1. Memberikan privasi dan
2. Memastikan tabung masih berisi 2. Mengecek oksigen yang diberikan
oksigen tersedia
3. Mengisi botol pelembab dengan 3. Pelembab diperlukan untuk menjaga
aqua sesuai batas kelembaban mukosa hidung.
4. Menyambungkan selang oksigen 4. Selang binasal merupakan alat
yang sesuai dengan kebutuhan transfortasi oksigen.
pasien ke humidifer 5. Posisi ini membantu mempermudah
5. Mengatur posisi semi fowler dalam penyaluran oksigen.
6. Membuka flow meter dengan 6. Ukuran pemberian konsentrasi oksigen
ukuran yang sesuai dengan tergantung alat yang digunakan dan
kebutuhan. kebutuhan oksigen pada klien
7. Memastikan ada aliran udara a. Keteter nasal : 1-6 L/mnt
Memasang kanula pada hidung klien (Konsentrasi 24-44%)
dengan hati-hati b. Kanul nasal : 1-6 L/mnt
8. Memperhatikan reaksi dan (Konsentrasi 44%)
menanyakan respon klien. c. Sungkup sederhana : 5-8 L/mnt
9. Merapikan klien. (Konsentrasi 40-60%)
d. Sungkup muka dengan kantong 8-
12 L/mnt (Konsentrasi 60-80%%)
e. Sungkup muka dengan kantong
Non rebreathing 8-12 L/mnt
(Konsentrasi 99%).
7. Aliran udara menunjukan adanya
aliran oksigen yang siap diberikan
pada klien.
8. Pemasangan yang tepat sangat
berpengaruh terhadap suplay oksigen
yang diberikan.
9. Verifikasi perasaan klien apakah sudah
tepat oksigen masuk dan dirasakan
klien.
10. Membuat rasa nyaman pada klien.
4 Tahap Terminasi
1.Melakukan evaluasi tindakan tindakan 1. Mengetahui keberhasilan tindakan
yang dilakukan 2. Menerapkan komunikasi terapeutik
2.Berpamitan dengan klien 3. Mempermudah membawa alat
3.Membereskan alat-alat 4. Mencegah infeksi mikroorganisme
4.Mencuci tangan 5. Sebagai dokumentasi keperawatan.
5.Mencatat kegiatan dalam lembar
catatan perawatan
4. Bahaya-bahaya yang mungkin terjadi akibat tindakan tersebut dan cara pencegahanya
a. Pemberian menggunakan kateter nasal dapat terjadi distensi lambung, iritasi selaput
lender nasofaring, aliran lebih dari 6 L/mnt dapat menyebabkan nyeri sinus dan
mengeringkan mukosa hidung, dan keteter mudah tersumbat
b. Pemberian menggunakan kanul nasal mudah lepas, karena kedalaman kanul hanya
1cm, dapat mengiritasi selaput lender
c. Pemberian menggunakan sungkup muka sederhana, jika diberikan kurang dari 40%
dapat menyebabkan penumpukan CO2
d. Pemberian menggunakan sungkup muka dengan kantong rebreathing jika aliran
oksigen rendah dapat menyebabkan penumpukan CO2, kantong oksigen bias terlipat
e. Pemberian menggunakan sungkup muka non rebreathing kantong oksigen bias
terlipat.
5. Tujuan tindakan tersebut dilakukan:
a. Memenuhi kekurangan oksigen
b. Membantu kelancaran metabolisme
c. Sebagai tindakan pengobatan
d. Mencegah hipoksia
e. Mengurangi beban kerja alat nafas dan jantung.