Anda di halaman 1dari 4

DIRECT OBSERVASIONAL PROSEDURE SKILL

PEMBERIAN OKSIGEN
TUGAS KDP

DISUSUN OLEH:

INDRI PIJU

18220100025

PROGRAM STUDI PROFESI NERS UNIVERSITAS INDONESIA MAJU

TAHUN 2022/2023
A. Definisi
Terapi oksigen merupakan suatu terminologi untuk penggunaan oksigen
sebagai bahan farmakologis utama yang diberikan pada individu tertentu berkaitan
dengan penyakitnya, baik akut maupun kronik, dalam jumlah, cara, dan durasi
tertentu demi meringankan gejala penyakit dasar, meningkatkan kualitas hidup, atau
berkaitan dengan prognosis yang lebih baik bilamana terapi tersebut diberikan.

B. Indikasi
1.      Klien anoksia atau hipoksia
2.      Kelumpuhan alat-alat pernapasan
3.      Selama dan sesudah dilakukan narcose umum
4.      Mendapat trauma paru
5.      Tiba-tiba menunjukkan tanda-tanda shock, dispneu, cyanosis, apneu
6.      Dalam keadaan coma.

C. Tujuan Tindakan
Tujuan utama pemberian terapi oksigen adalah untuk mempertahankan PaO2>
60 mmHg atau SaO2> 90% dan mencegah dan mengatasi hipoksia jaringan dan beban
kerja kardiorespirasi yang berlebih (Perry & Potter, 2006).   Selain itu, terapi oksigen
juga dapat meningkatkan bersihan napas klien, mencegah infeksi, dan meningkatkan
rasa nyaman pada klien.

D. Masalah Keperawatan
Pola nafas tidak efektif

E. Rasionalis Tindakan

No Tindakan Rasional
1. Periksa program terapi medic Mengetahui kondisi kesehatan pasien

2. Ucapkan salam terapeutik Penerapan komunikasi terapeutik dan


memudahkan kerjasama dengan klien.
3. Lakukan evaluasi/validasi Mengetahui data yang akurat tentang
pasien.
4. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan. Memberi informasi pada klien tentang
tindakan yang dilakukan agar tidak
terjadi mis komunikasi dan
memudahkan kerjasama dengan klien.

5. Cuci tangan Mengurangi penyebaran bakteri dan


penularan penyakit.

6. Kaji adanya tanda dan gejala klinis dan Memudahkan pemberian tindakan yang
secret pada jalan napas. akan dilakukan dan mengurangi iritasi
saluran pernafasan.

7. Sambungkan kanula nasal ke selang Mengalirkan oksigen ke kanula nasal.


oksigen dan ke sumber oksigen.
8. Berikan aliran oksigen sesuai dengan Memberi oksigen sesuai dengan
kecepatan aliran pada progam medis kebutuhan pasien. Memastikan bahwa
dan pastikan berfungsi dengan baik aliran oksigen dari humidifier dapat
berfungsi dengan baik.
9. Letakkan ujung kanula pada lubang Meningkatkan kenyamanan pasien dan
hidung pasien. mengurangi terjadinya iritasi pada
membrane mukosa hidung.
10 Atur pita elastic atau selang plastic ke Mempertahankan letak nasal kanul agar
kepala atau ke bawah dagu sampai tidak berpindah posisi.
kanula pas dan nyaman.
11 Beri plester pada kanula dikedua sisi Mempertahankan letak nasal kanul agar
wajah. tidak berpindah posisi.
12 Periksa kanula setiap 8 jam. Mengkaji perkembangan pasien selama
pemberian oksigenasi.
13 Pertahankan batas air pada botol Menjaga kelembapan pada membrane
humidifier setiap waktu. mukosa hidung pasien.
14 Periksa jumlah kecepatan aliran oksigen Mengetahui kesesuaian dan ketepatan
dan program terapi secara periodic pemberian oksigen.
sesuai respon klien, biasanya tiap 1 jam
sekali.
15 Kaji membran mukosa hidung dari Agar kenyamanan serta kelembapan
adanya iritasi dan beri jelly untuk membrane mukosa hidung tetap terjaga
melembapkan membrane mukosa jika dalam kondisi baik.
diperlukan.
16 Evaluasi respon pasien. Mengetahui keefektifan tindakan yang
diberikan.

17 Catat hasil tindakan yang telah Mendokumentasikan segala kegiatan


dilakukan dan hasilnya. yang dilakukan.

F. Prosedur Tindakan
1. Identifikasi pasien menggunakan minimal 2 identitas (nama lengkap, tanggal lahir,
atau rekam medis)
2. Jelaskan tujuan dan langkah-langkah prosedur
3. Siapkan alat dan bahan yang di perlukan
a. Sumber oksigen (tabung oksigen atau oksigen sentral)
b. Selang nasal kanul
c. Flowmeter oksigen
d. Humidifier
e. Cairan steril
f. Stetoskop
4. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
5. Tuangkan cairan steril ke humidifier
6. Pasang flowmeter dan humidifier ke sumber oksigen
7. Sambungkan selang nasal kanul ke humidifier
8. Atur aliran oksigen 2-4 L/menit, sesuai kebutuhan
9. Pastikan oksigen mengalir melalui selang nasal kanul
10. Tempatkan cabang kanul pada lubang hidung
11. Lingkarkan selang mengitari belakang telinga dan atur pengikatnya
12. Monitor cuping, seputum dan hidung luar terhadap adanya gangguan integritas
mukosa/kulit hidung setiap 8 jam
13. Monitor kecepatan oksigen dan status pernapasan (frekuensi napas, upaya napas,
bunyi paru, saturasi oksigen) setiap 8 jam atau sesuai indikasi
14. Pasang tanda “oksigen sedang di gunakan” di dinding belakang tempat tidur dan di
pintu masuk kamar, jika perlu
15. Rapikan pasien dan alat-alat yang digunakan
16. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
17. Dokumentasi prosedur yang telah di lakukan dan rspons pasien
a. Metode pemberian oksigen
b. Kecepatan oksigen
c. Respons pasien
d. Efek samping/merugikan yang terjadi

G. Kesenjangan Teori
Ada perbedaan antara video dan prosedur yang sesuai dengan SPO PPNI, di video
mengatur aliran oksigen di akhir sedangkan di SPO mengatur aliran oksigen di awal

Link youtube Video

https://youtu.be/MY2JgUsbj1s

Anda mungkin juga menyukai