Anda di halaman 1dari 7

ANALISA TINDAKAN PEMBERIAN SUCTION

KEPERAWATAN DASAR

OLEH:

RUSNAH

Preseptor Lahan Preseptor Institusi

Nur Evi, S.Kep., Ns Framita Rahman, S.Kep.,Ns,.M.Sc

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2024
ANALISA TINDAKAN
KASUS
Seorang laki-laki berusia 78 tahun dirawat diruang Infection center lantai 3 dengan keluhan
nyeri dada kanan disertai dengan batuk berdahak bercampur darah disertai sesak nafas. Hasil
pengkajian nyeri dada saat batuk , badan terasa lemas, frekuensi pernapasan 24x /menit.
Apakah tindakan yang tepat diberikan pada kasus diatas?

NAMA MAHASISWA : DINIANTO ADITIA

A. Tindakan Keperawatan yang Dilakukan :


 Nama klien : Tn. B (78 tahun)
 Diagnosa medis : Asites Grade III
 Tanggal dilakukan : 29 januari 2024

B. Asuhan Keperawatan yang Dilakukan


 Pengkajian
DS :
- Klien mengeluh batuk yang disertai dahak yang banyak
- Nyeri dada sebleh kiri
- Badan terasa lemas
- P : pasien mengeluh batuk berdahak ,
- Q : Batuk berdahak dirasakan hilang timbul,
- R : pasien terpasang NGT
- S : skala nyeri 5 NRS.
- T : hilang timbul durasi nyeri 2-5 menit .
DO:
- Klien tampak batuk mengeluarkan banyak dahak
- Frekuensi
 Diagnosa Keperawatan
Bersihan jalan nafas tidak efektif
 Intervensi: Pemberian Suction
Tujuan Tindakan: memenuhi kebutuhan oksigen dan mencegah hipoksia
Prosedur Tindakan
No Tindakan Rasional
.
1. Mengecek program terapi medik Mencegah risiko kesalahan tidakan
maupun klien akibat kelalaian
2. Mendapatkan nilai SpO2 dan gas Memberikan data dasar yang objektif
darah arteri klien terbaru agar digunakan untuk membandingkan
hasil terapi oksigen
3. Mengucapkan salam terapeutik Membina hubungan saling percaya
dengan klien
4. Melakukan Evaluasi/Validasi Mengetahui kondisi atau keluhan klien
serta agar klien merasa diperhatikan
keadaannya
5. Melakukan kontrak (waktu, tempat, Agar klien mengetahui tindakan apa
dan topik) yang akan dilakukan, durasi waktu, dan
tempatnya
6. Menjelaskan langkah-langkah Memberikan pemahaman kepada klien
Tindakan mengenai tindakan yang akan
dilakukan dan mendorong kerja sama
klien
7. Mencuci tangan Mengurangi transmisi mikroorganisme
8. Mempersiapkan alat Menghindari prosedur yang terhenti
- Nasal kanul atau meninggalkan klien untuk
- Selang oksigen mengambil alat yang tertinggal
- Humidifier
- Cairan steril
- Sumber oksigen dengan
flowmeter
9. Inspeksi klien terhadap tanda dan Hipoksia yang dibiarkan tanpa diobati
gejala hipoksia dan adanya sekret dapat menyebabkan disritmia dan
jalan napas kematian. Adanya sekret jalan napas
menurunkan efektivitas penyampaian
oksigen.
10. Menyambungkan nasal kanul pada Mencegah pengeringan membran
selang oksigen dan mukosa hidung dan mulut sekret jalan
menyambungkannya pada sumber napas
oksigen yang dilembabkan sesuai
dengan kecepatan aliran yang
dianjurkan
11. Tempatkan ujung kanula ke dalam Menunjukkan aliran oksigen ke dalam
hidung klien, dan sesuaikan tali saluran pernapasan atas. Klien lebih
kepala elastis atau potongan plastik cenderung menjaga kanula pada
sampai kanula terpasang dengan tempatnya jika terpasang dengan
baik dan nyaman nyaman
12. Mempertahankan kelonggaran yang Membiarkan klien untuk menengokkan
cukup pada selang oksigen, dan kepalanya tanpa mengunci kanula dan
aman terhadap pakaian klien. mengurangi tekanan pada ujung hidung
13. Periksa kanula minimal 8 jam atau Pastikan kepatenan kanula dan aliran
adanya perubahan status oksigen. Mencegah inhalasi oksigen
kardiopulmonal klien. Jaga yang tidak terhumidifikasi.
humidifier yang diisi sepanjang
waktu
14. Observasi hidung klien dan Terapi oksigen menyebabkan
permukaan superior kedua telinga pengeringan mukosa hidung. Tekanan
terhadap kerusakan kulit pada telinga karena selang kanula
menyebabkan iritasi kulit
15. Periksa kecepatan aliran oksigen Yakinkan penyampaian kecepatan
dan perintah dokter minimal 8 jam oksigen yang dianjurkan dan kepatenan
atau adanya perubahan status kanula
kardiopulmonal klien
16. Lakukan hygiene tangan Mengurangi transmisi mikroorganisme
17. Evaluasi respon klien dan inspeksi Mengetahui perasaan klien setelah
klien terhadap berkurangnya gejala diberikan terapi oksigen melalui nasal
yang berhubungan dengan hipoksia kanul. Inspeksi dilakukan untuk
menunjukkan bahwa hipoksia telah
dikoreksi atau dikurangi
18. Merencanakan tindak lanjut Menentukan tindakan selanjutnya yang
akan dilakukan sesuai dengan kondisi
dan kebutuhan klien
19. Melakukan kontrak yang akan Membuat kesepakatan bersama klien
datang (waktu, tempat, dan topik) mengenai tindakan yang akan
dilakukan selanjutnya
20. Bukti bahwa tindakan telah dilakukan
Mendokumentasikan tindakan dan
sesuai prosedur
respon klien
(Potter & Perry, 2010)

C. Prinsip Caring yang Dilakukan


Prinsip caring yang dilakukan adalah menjaga privasi dan memperhatikan
kenyamanan klien saat melakukan prosedur tindakan. Secara berkala memeriksa kanula
(setiap 8 jam) untuk memastikan kepatenan kanula dan aliran oksigen.

D. Prinsip Universal Precaution yang Dilakukan


1. Melakukan hygiene tangan sebelum dan sesudah tindakan
2. Menggunakan APD
3. Membuang alat sekali pakai seperti sarung tangan di tempat sampah infeksius
4. Membersihkan alat dan bahan re-useable dengan adekuat
5. Memperhatikan posisi yang aman dan nyaman bagi klien selama tindakan

E. Prinsip Etik yang Harus Diperhatikan


Prinsip etik yang perlu diperhatikan dalam tindakan ini adalah autonomy, yaitu
dengan memberikan penjelasan kepada klien mengenai tujuan dan prosedur tindakan yang
akan dilakukan dan meminta persetujuan klien untuk dilakukan tindakan. Prinsip
selanjutnya yang harus diperhatikan adalah beneficience (berbuat baik) dan
nonmaleficience (tidak merugikan), yaitu dengan melakukan tindakan sesuai prosedur dan
memperhatikan keamanan dan keselamatan klien sehingga tidak menimbulkan bahaya
atau cedera pada klien baik selama maupun setelah tindakan.

F. Refleksi Tindakan yang Dilakukan


Link video: https://youtu.be/Bjch8dD5_ok
Terdapat beberapa hal yang tidak sesuai SOP dari tindakan yang dilakukan oleh
perawat dalam video. Perawat tidak mengecek program terapi sebelum melakukan
tindakan ke pemberian terapi oksigen, yang mana seharusnya hal ini dilakukan perawat
untuk mencegah risiko kesalahan tindakan akibat kelalaian. Perawat tidak menjelaskan
langkah-langkah tindakan kepada klien, padahal seharusnya hal ini dilakukan oleh perawat
untuk memberikan pemahaman kepada klien mengenai tindakan yang akan dilakukan dan
mendorong kerja sama klien. Perawat juga tidak melakukan inspeksi terhadap tanda dan
gejala hipoksia dan adanya sekret pada klien, sementara berdasarkan SOP hal ini perlu
dilakukan karena hipoksia yang dibiarkan tanpa diobati dapat menyebabkan disritmia dan
kematian, dan adanya sekret pada jalan napas menurunkan efektivitas penyampaian
oksigen.

Daftar Pustaka
Herdman, T. H., & Kamitsuru, S. (2017). NANDA International Diagnosis Keperawatan
Definisi dan Klasifikasi (10th ed.). (B. A. Keliat, H. D. Windarwati, A.
Pawirowiyono, & M. A. Subu, Penerj.) Jakarta: EGC.

Potter, P. A., & Perry, A. G. (2010). Fundamental Keperawatan (7th ed.). (A. F. Nggie, & M.
Albar, Penerj.) Jakarta: Salemba Medika.

Tim Program Profesi Keperawatan Dasar. (2018). Buku Praktik Profesi Keperawatan Dasar.
Makassar: Fakultas Keperawatan Universitas Hasanuddin.

Anda mungkin juga menyukai