PEMBERIAN OBAT IV
TUGAS KDP
DISUSUN OLEH:
INDRI PIJU
18220100025
cara memasukkan cairan melalui intravena dengan bantuan infus set yang bertujuan
mengoreksi berbagai kondisi pasien, terutama dalam hal pemasukan peroral tidak
langsung masuk ke dalam jalur peredaran darah. Misalnya, pada kasus infeksi
sakit rnemberikan antibiotika jenis ini tanpa melihat derajat infeksi. Antibiotika
yang susunan kimiawinya “polications” dan sangat polar, sehingga tidak dapat
c. Pasien tidak dapat minum obat karena rnuntah, atau memang tidak dapat
menelan obat (ada sumbatan di saluran cerna atas). Pada keadaan seperti ini,
sublingual (di bawah lidah), subkutan (di bawah kulit), dan intramuskular
(disuntikkan di otot).
d. Kesadaran menurun dan berisiko terjadi aspirasi (tersedak atau obat masuk ke
e. Kadar puncak obat dalam darah perlu segera dicapai, sehingga diberikan melalui
cepat konsentrasi obat dalam darah tercapai. Misalnya pada orang yang
melalui infus atau suntikan, namun perlu diingat bahwa banyak antibiotika
memiliki bioavailabilitas oral yang baik, dan mampu mencapai kadar adekuat
Dari uraian di atas dapat diketahui hahwa pemberian atau pemasangan terapi
jumlah terbatas.
obat).
pembuluh darah kolaps (tidak teraba). sehingga tidak dapat dipasang jalur
infus
3. Tujuan Tindakan
1) Efek terapeutik segera dapat tercapai karena penghantaran obat ke tempat
2) Absorsi total memungkinkan dosis obat lebih tepat dan terapi lebih dapat
diandalkan.
4) Rasa sakit dan iritasi obat-obat tertentu jika diberikan intramuskular atau
4. Masalah keperawatan
1) Tidak bisa dilakukan “drug recall” dan rnengubah aksi obat tersebut sehingga
resiko toksisitas dan sensitivitas tinggi.
2) Kontrol pemberian yang tidak baik bisa rnenyebabkan “speed shock”.
3) Komplikasi tambahan dapat timbul, yaitu kontaminasi mikroba melalui titik
akses ke sirkulasi dalam periode tertentu, iritasi vaskular seperti flebitis mekanik
dan kimia, inkompabilitas obat dan interaksi dari berbagai obat tambahan.
5. Rasional Tindakan
1) Menjelaskan prosedur kepada pasien dan keluarga pasien
R/ Pasien atau keluarga pasien dapat mengerti dengan tindakan yang akan
dilakukan
2) Menyiapkan obat-obatan sesuai instruksi dengan memperhatikan prinsip 6B
R/ Prinsip 6b sangat diperlukan agar obat yang diberikan sesuai atau tepat
3) Memasang perlak dan dekatkan bengkok
R/ Perlak digunakan untuk alas dan bengkok sebagai tempat untuk membuang
sisa sampah medis saat selesai menginjeksi pasien
4) Mencuci tangan dan memakai handscoon
R/ menghilangkan mikroorganisme pada tangan
5) Memasukkan obat yang telah diencerkan dengan water injeksi ke dalam spuit
lalu meletakkan ke dalam kupet
R/ Memasukkan obat sesuai dosis agar mudah diberikan pada pasien dan tetap
menjaga kesterilan spuit
6) Disinfektan daerah selang infus yang akan dilakukan penyuntikan
R/ Menghilangkan mikroorganisme pada area yang akan dilakukan penyuntikan
7) Jarum disuntikkan ke selang infus dengan lubang jarum menghadap ke atas
R/ Memudahkan dalam penyuntikan
8) Setelah jarum masuk, selang infus diklem
R/ Agar obat yang diinjeksikan segera masuk ke dalam intravena
9) Masukkan obat dengan perlahan-lahan
R/ Menurunkan rasa sakit atau nyeri saat obat dimasukkan
10) Cabut spuit bila obat sudah habis dan buka klem pada selang infus
R/ Setelah selesai melakukan injeksi selang infus tidak di klem lagi untuk
mengaliri cairan infus kembali dan membantu memasukkan obat ke dalam vena
11) Desinfeksi tempat suntikan dengan kapas alkohol
R/ Menjaga area suntikan agar terbebas dari mikroorganisme
12) Evaluasi reaksi obat yang telah disuntikkan
R/ Mengetahui adanya tanda-tanda alergi atau kerja obat
6. Prosedur tindakan
1) Identifikasi pasien menggunakan minimal dua jenis identitas (nama lengkap,
tanggal lahir, atau nomor rekam medis)
2) Jelaskan tujuan dan langkah-langkah prosedur
3) Siapkan alat dan bahan yang diperlukan:
a. Sarung tangan bersih
b. Obat IV sesuai order
c. Alcohol swab
d. Spuit sesuai kebutuhan
e. Cairan peralut jika perlu
f. Torniket
g. Pengalas
h. Safty box
4) Campurkan obat dengan cairan peralut sesuai kebutuhan
5) Lakukan prinsip 6 benar (pasien, obat, dosis, waktu, rute, dan dokumentasi)
6) Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
7) Pasang sarung tangan bersih
8) Pilih area vena yang akan dilakukan penusukan
9) Pasang pengalas di bawah aera vena yang dipilih
10) Lakukan pembendungan dengan memasang tornikuet 5-10 cm di atas area
penusukan
11) Anjurkan membuka dan mengepal dengan beberapa kali untuk membantu vena
berdialitasi
12) Bersihkan area penusukan dengan alcohol swab
13) Lakukan penusukan dengan dengan sudut 20-30 dengan bevel menghadap ke
atas
14) Tarik sedikit plunger spuitsampai terlihat darah pada plunger spuit
15) Lepaskan tornikuet
16) Injeksi obat intravena
17) Keluarkan jarum dsri vena secara perlahan
18) Buang jarum spuit ke dalam safety/bos
19) Lakukan kanan pada area penusukan
20) Berikan balutan dengan kasa steril
21) Pasang plester pada daerah penusukan
22) Rapikan pasien dan alat yang digunakan
23) Lepaskan sarung tangan
24) Lakukan kebersihan tangan 6 th
25) Dokumentasi prossedur yang telah dilakukan dan respon pasien
7. Kesenjangan teori
Injeksi IV perset merupakan prosedur pemberian obat dengan menambahkan obat ke
dalam intravena. tujuannya untuk meminimalkan efek samping obat, penusukan IV
langsung secara terus-menerus, dan mempertahankan kadar terapeutik obat dalam
darah. Pemberian antibiotik taxegram pada pasien dengan gastroenteritis dapat
mempantu menekan bakteri gram negatif dan positif yang merupakan salah satu
penyebab gastroenteritis.
8. Link video
https://youtu.be/7-8tDnIuTL0