Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pemberian cairan intravena merupakan pemberian cairan melalui alat intravena
untuk memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit, obat-obatan, pemantauan
hemodinamik, serta mempertahankan fungsi jantung dan ginjal (Schaffer, dkk,
2004). Pasien yang mendapat cairan intravena di rumah sakit mencapai 50% dari
total seluruh pasien yang dirawat setiap tahunnya (Schaffer, dkk, 2006).
Penggunaan alat intravaskuler banyak menimbulkan komplikasi lokal maupun
sistemik (Smeltzer & Bare, 2001).
Kondisi yang sering ditemukan adalah flebitis. Flebitis merupakan daerah
bengkak, kemerahan, panas, dan nyeri pada kulit sekitar tempat kateter
intravaskular dipasang yang terjadi pada kulit bagian luar (Tietjen, dkk, 2004).
Flebitis merupakan inflamasi vena yang disebabkan baik oleh iritasi kimia maupun
mekanik (Smeltzer & Bare, 2004) . Insiden flebitis banyak dijumpai seiring
banyaknya pasien yang mendapatkan terapi cairan intravena (Schaffer, dkk, 2006).
Di Indonesia belum ada angka yang pasti tentang prevalensi flebitis pada pasien
yang mendapat terapi intravena, angka standar flebitis yang direkomendasikan
oleh INS (Infusion Nurses Society) adalah 5% (INS, 2008).

1.2 Rumusan Masalah

Pemberian obat dengan cara intravena bertujuan untuk :

1. Apa tujuan Pemberian cairan intravena?

2. Bagaimana caranya memberikan cairan intravena?

3. Bagaimana tempat-tempat pemberian obat?

1.3 Tujuan

1. Mendapat reaksi yang lebih cepat, sehingga sering digunakan pada pasien yang
sedang gawat darurat.

2. Menghindari kerusakan jaringan

3. Memasukkan obat dalam volume yang lebih besar.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pemberian Obat Melalui Intravena

1
Pemberian obat dengan cara memasukkan obat ke dalam pembuluh darah vena
dengan menggunakan spuit. Sedangkan pembuluh darah vena adalah pembuluh darah
yang menghantarkan darah ke jantung. ( Joyce, K & Everlyn, R.H. 1996 ).
Memasukkan cairan obat langsung kedalam pembuluh darah vena sehingga obat
langsung masuk ke dalam sistem sirkulasi darah. Injeksi dalam pembuluh darah
menghasilkan efek tercepat dalam waktu 18 detik, yaitu waktu satu peredaran darah,
obat sudah tersebar ke seluruh jaringan. Tetapi, lama kerja obat biasanya hanya
singkat.
Cara ini digunakan untuk mencapai penakaran yang tepat dan dapat dipercaya,
atau efek yang sangat cepat dan kuat. Tidak untuk obat yang tak larut dalam air atau
menimbulkan endapan dengan protein atau butiran darah. (Smeltzer, Suzanne C.
2001). Bahaya injeksi intravena adalah dapat mengakibatkan terganggunya zat-zat
koloid darah dengan reaksi hebat, karena dengan cara ini “benda asing” langsung
dimasukkan ke dalam sirkulasi, misalnya tekanan darah mendadak turun dan
timbulnya shock. Bahaya ini lebih besar bila injeksi dilakukan terlalu cepat, sehingga
kadar obat setempat dalam darah meningkat terlalu pesat. Oleh karena itu, setiap
injeksi intravena sebaiknya dilakukan amat perlahan, antara 50-70 detik lamanya.
(Potter, Perry. 2006).

2.2 Lokasi Injeksi Intravena


a) Pada lengan (vena basilika dan vena sefalika )
b) Pada tungkai ( vena safena )
c) Pada leher ( vena jugularis )
d) Pada kepala ( vena frontalis atau vena temporalis)

2.3 Indikasi Pemberian Obat Melalui Intravena


Indikasi pemberian obat melalui intravena:
Pada seseorang dengan penyakit berat ,pemberian obat melalui intravena
langsung masuk ke dalam jalur peredaran darah. Pasien tidak dapat minum obat
karena muntah, atau memang tidak dapat menelan obat (ada sumbatan disaluran cerna
atas). Kesadaran menurun dan beresiko terjadi aspirasi (tersedak-obat masuk ke
pernapasan), sehingga pemberian melalui jalur lain dipertimbangkan.
Kadar puncak obat dalam darah perlu segera dicapai, sehingga diberikan melalui
injeksi bolus(suntikan langsung pembuluh balik/vena). Peningkatan cepat konsentrasi
obat dalam darah tercapai.
2.4 Macam-macam Pemberian Obat Melalui Intravena
Pemberian obat melalui intravena dapat dijelaskan menurut bagian-bagiannya,
sebagai berikut :
2.4.1 Pemberian Obat Melalui Intravena (secara langsung)
Cara pemberian obat melalui vena secara langsung, diantaranya vena
mediana cubiti / cephalika ( lengan ), vena saphenosus ( tungkai ), vena
jugularis ( leher ), vena frontalis / temporalis ( kepala), yang bertujuan agar
reaksi cepat dan langsung masuk pada pembuluh darah.
2.4.2 Pemberian Obat Melalui Intravena (secara tidak langsung)
Merupakan cara pemberian obat dengan menambahkan atau
memasukkan obat kedalam media (wadah atau selang), yang bertujuan untuk

2
meminimalkan efek samping dan mempertahankan kadar terapetik dalam
darah.
Contoh obat :
Ranitidin : Mengurangi keasaman lambung pada persalinan beresiko
tinggi. Petidin Hidroklorida : Untuk nyeri sedang sampai berat, analgesia
obstetri. Eritromisin : Digunakan pada klien yang sensitif terhadap penisilin,
organismeyang resistan terhadap penisilin, sifilis, klamidia, gonorea, infeksi
pernapasan, pengobatan infeksi yang sensitif terhadap eritromisin, profilaksis
dalam penatalaksanaan pecah ketuban saat kurang bulan. Juga untuk pasien
yang sensitif terhadap penisilin yang membutuhkan antibiotik guna mengobati
penyakit jantung dan katup jantung. ProtaminSulfat : Untuk melawan kerja
heparin. Fitomenadion (Vitamin K ) : Mencegah dan mengobati hemoragi.

2.5 Kelebihan dan Kekurangan Injeksi Intravena


2.5.1 Kelebihan
Obat yang diberikan melalui jalur intravena sangat cepat bereaksi
karena obat tersebut langsung masuk ke dalam sirkulasi darah pasien.

2.5.2 Kekurangan
Inflamasi ( bengkak ,nyeri, demam ) dan infeksi di lokasi pemasangan
infuse daerah lengan bawah pada pasien gagal ginjal, karena lokasi ini
akan digunakan untuk pemasangan fistula arteri-vena (A-V shunt) pada
tindakan hemodialisis (cuci darah). Obat-obatan yang berpotensi iritan
terhadap pembuluh vena kecil yang aliran darahnya lambat misalnya
pembuluh darah vena di tungkai dan kaki.

2.6 Prosedur Kerja Injeksi Intravena


Pemberian obat melalui intravena (secara langsung), persiapan alat ;
a. Buku catatan pemberian obat atau kartu obat
b. Kapas alcohol
c. Sarung tangan
d. Obat yang sesuai
e. Spuit 2ml – 5 ml
f. Bak spuit
g. Baki obat
h. Plester
i. Perlak pengalas
j. Karet pembendung ( tourniquet )
k. Kasa steril ( bila perlu )

2.7 Pemberian Obat Lewat IV (Intra Vena) Bolus


1. Definisi Bolus
Bolus adalah suatu tindakan memasukkan/menyuntikan obat-obatan melalui
intravena (IV) lewat selang infus.
2. Tujuan Bolus
Tujuan bolus adalah untuk memudahkan pemberian obat injeksi IV lewat
selang infus tanpa harus menyuntikan jarum lagi ke tubuh pasien, agar pasien
tidak merasa sakit karna suntikan langsung ke kulit.

3
3. Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan penyuntikan bolus
a. benar pasien
b. benar Obat
c. benar Diagnosa
d. dosis
e. benar waktu pemberian obat
4. Alat-alat bolus
a. Obat dalam bentuk vial/ampul sudah di dalam spuit sesuai dengan dosis
yang di resepkan
b. Kapas alcohol
c. Bengkok
d. Tempat obat
e. Klem
5. Prosedur Penyuntikan Bolus
a. Komunikasi
b. Persiapan alat
c. Cuci tangan, pakai sarung tangan
d. Off-kan tetesan cairan infus
e. Klem selang infus
f. Pada karet yang ada di selang infus terdapat tanda seperti bulatan yaitu
untuk titik penyuntikan atau ada juga terdapat lubang buka tutup khusus
untuk membolus
g. Jika menggunakan lubang buka tutup khusus langsung memisahkan spuit
dengan jarum/nedelnya kemudiah spuit di masukan dan di putar sampai pas
jaka sudah dorong spuit secara perlahan dan sealu kominikasi dengan
pasien agar pasien rilexs, sengusap ngusap pembuluh darah vena pasien
agar obat masuk dengan lancar. Dorong hingga habis
h. Jika menggunakan karet yang ada di selang infus maka harus menencari
titik penyuntikan yang sudah di beri tanda dengan lingkaran, jika sudah
ketemu tusukan perlahan jarum dan spuit di karet lalu dorong spuit secara
perlahan dan sealu kominikasi dengan pasien agar
i. pasien rilexs, sengusap ngusap pembuluh darah vena pasien agar obat
masuk dengan lancar. Dorong hingga habis
j. Cabut spuit/jarum bersihkan kembali dengan alcohol
k. Merapihkan alat.

2.8 Hal Yang Perlu Diperhatikan Selama Pemberian Obat


a. Obat-obat suntikan yang diberikan harus sesuai dengan program
pengobatan.
b. Sebelum menyiapkan obat suntikan bacalah dengan teliti petunjuk
pengobatan yang ada dalam catatan medik atau status pasien, yaitu nama
obat, dosis, waktu dan cara pemberiannya.
c. Pada waktu menyiapkan obat, bacalah dengan teliti label dari tiap-tiap
obat.
d. Perhatikan teknik septic dan antiseptiknya.
e. Spuit dan jarum suntik tidak boleh digunakan untuk menyuntik pasien yang
lain sebelum disterilkan.
f. Spuit yang retak atau bocor dan jarum suntik yang sudah tumpul, berkarat,
atau ujungnya bengkok tidak boleh dipakai lagi.

4
g. Memotong ampul-ampul harus dilakukan secara hati-hati, agar tidak
melikai tangan dan pecahannya tidak masuk ke dalam obat.
h. Pasien yang telah mendapat suntikan harus diawasi untuk beberapa waktu
sebab ada kemungkinan timbul reaksi alergi.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Obat dapat diberikan dengan berbagai cara disesuaikan dengan kondisi pasien,
diantaranya : intra vena. Dalam pemberian obat ada hal-hal yang perlu diperhatikan,
yaitu indikasi dan kontra indikasi pemberian obat. Sebab ada jenis-jenis obat tertentu
yang tidak bereaksi jika diberikan dengan cara yang salah. Pemberian obat dilakukan
pada pasien yang membutuhkan pencegahan dan pengobatan dari suatu masalah
kesehatan yang dihadapi.

Dalam pemberian obat baik melalui oral, topikal,intravena,dan laila-lain, seorang


perawat perlu memperhatikan aturan pemakaiannya. Karena jika tidak. Maka akan
terjadi masalah yang baru bagi pasien. Yang terpenting adalah perawat mengerti dan
paham dengan lima prinsip benar dalam pemberian obat. Yaitu benar obat, benar dosis,
benar pasien, benar rute, dan benar waktu.

3.2 Saran
Setiap obat merupakan racun yang yang dapat memberikan efek samping yang
tidak baik jika kita salah menggunakannya. Hal ini tentunya dapat menimbulkan
kerugian bahkan akibatnya bias fatal. Oleh karena itu, kita sebagai perawat kiranya
harus melaksanakan tugas kita dengan sebaik-baiknya tanpa menimbulkan masalah-
masalah yang dapat merugikan diri kita sendiri maupun orang lain.

5
DAFTAR PUSTAKA

https://www.kompasiana.com/hendisutiawan/pemberian-obat-melalui-intravena-
iv_54f94b70a333116c048b49ac

https://www.katapena.info/2017/02/makalah-injeksi-intravena.html

http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/stikes/article/view/18734/18529

Anda mungkin juga menyukai