Anda di halaman 1dari 6

KEPERAWATAN DASAR I & II

“LAPORAN PENDAHULUAN PEMASANGAN INFUS”

Oleh

NOOR CHAIRANI

2114201030
KEPERAWATAN 2A

Preseptor Klinik Preseptor Akademik

( ) ( )

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ALIFAH PADANG
2022
Judul : Pemasangan
Infus

1. Definisi
Pemasangan infus termasuk salah satu prosedur medis yang paling sering
dilakukan sebagai tindakan terapeutik. Pemasangan infus dilakukan untuk
memasukkan bahan-bahan larutan ke dalam tubuh secara kontinyu atau sesaat
untuk mendapatkan efek pengobatan secara cepat. Bahan yang dimasukkan dapat
berupa darah, cairan atau obat-obatan. Istilah khusus untuk infus darah adalah
transfusi darah. (Jurnalis, 2013)

2. Anatomi dan fisiologi

Gambar 1. Memlilih Lokasi Pemasangan Infus

Tempat penusukan dan arah tusukan harus benar. Pemilihan tempat juga
mempertimbangkan besarnya vena. Pada orang dewasa biasanya vena yang dipilih
adalah vena superficial di lengan dan tungkai, sedangkan anak-anak dapat juga
dilakukan di daerah frontal kepala .

3. Indikasi tindakan yang dilakukan

a. Pasien dengan keadaan emergency (misalnya pada tindakan RJP), yang


memungkinkan pemberian obat langsung ke dalam intravena. 2

b. Untuk memberikan respon yang cepat terhadap pemberian obat (seperti


furosemid, digoxin) .
c. Pasien yang mendapat terapi obat dalam dosis besar terus menerus melalui
intravena (Hidayati, 2014) .
d. Pasien yang membutuhkan pencegahan gangguan cairan dan elektrolit
e. Pasien yang mendapatkan transfusi darah
f. Upaya profilaksis (tindakan pencegahan) sebelum prosedur (misalnya pada
operasi besar dengan risiko perdarahan, dipasang jalur infus intravena untuk
persiapan jika terjadi syok, juga untuk memudahkan pemberian obat).

g. Upaya profilaksis pada pasien-pasien yang tidak stabil, mialnya risiko


dehodrasi (kekurangan cairan) dan syok (mengancam nyawa), sebelum
pembuluh darah kolabs (tidak teraba), sehingga tidak dapat dipasang jalur
infus.
h. Obat tersebut memiliki bioavailabilitas oral (efektivitas dalam darah jika
dimasukkan melalui mulut) yang terbatas. Atau hanya tersedia dalam sediaan
intravena (sebagai obat suntik). Misalnya antibiotika golongan aminoglikosida
yang susunan kimiawinya “polications” dan sangat polar, sehingga tidak dapat
diserap melalui jalur gastrointestinal (di usus hingga sampai masuk ke dalam
darah). Maka harus dimasukkan ke dalam pembuluh darah langsung.
i. Pasien tidak dapat minum obat karena muntah, atau memang tidak dapat
menelan obat (ada sumbatan di saluran cerna atas). Pada keadaan seperti ini,
perlu dipertimbangkan pemberian melalui jalur lain seperti rektal (anus),
sublingual (di bawah lidah), subkutan (di bawah kulit), dan intramuskular
(disuntikkan di otot).
j. Kesadaran menurun dan berisiko terjadi aspirasi (tersedak—obat masuk ke
pernapasan), sehingga pemberian melalui jalur lain dipertimbangkan.
k. Kadar puncak obat dalam darah perlu segera dicapai, sehingga diberikan
melalui injeksi bolus (suntikan langsung ke pembuluh balik/vena). Peningkatan
cepat konsentrasi obat dalam darah tercapai. Misalnya pada orang yang
mengalami hipoglikemia berat dan mengancam nyawa, pada penderita diabetes
mellitus. Alasan ini juga sering digunakan untuk pemberian antibiotika melalui
infus/suntikan, namun perlu diingat bahwa banyak antibiotika memiliki
bioavalaibilitas oral yang baik, dan mampu mencapai kadar adekuat dalam
darah untuk membunuh bakteri. (Soetijono, 2014)
4. Kontraindikasi Tindakan Pemasangan Infus
a. Inflamasi (bengkak, nyeri, demam) dan infeksi di lokasi pemasangan infus.
b. Daerah lengan bawah pada pasien gagal ginjal, karena lokasi ini akan
digunakan untuk pemasangan fistula arteri-vena (A-V shunt) pada
tindakan hemodialisis (cuci darah). 3

c. Obat-obatan yang berpotensi iritan terhadap pembuluh vena kecil yang


aliran darahnya lambat (misalnya pembuluh vena di tungkai dan kaki).
(Gleadle,2013)
5. Prosedur Pelaksanaan Tindakan Pemasangan Infus
1. Mencuci tangan
2. .Memberitahu tindakan yang akan dilakukan
3. Mengisi selang infus
4. Membuka plastic infus set dengan benar
5. Tetap melindungi ujung selang steril
6. Menggantungkan infus set dengan cairan infus dengan posisi cairan
infus mengarah keatas
7. Menggantung cairan infus di standar cairan infus
8. Mengisi cairan infus set dengan cara menekan (tapi jangan sampai
terendam)
9. Mengisi selang infus dengan cairan yang benar
10. Menutup ujung selang dan tutup dengan mempertahankan kesterilan
11. Cek adanya udara dalam selang
12. Pakai sarung tangan bila perlu
13. Memilih posisi yang tepat untuk memasang infus
14. Meletakkan perlak dan pengalas
15. Memilih vena yang tepat dan benar
16. Memasang tourniquet
17. Deninfeksi vena dengan alcohol dari atas kebawah dengan sekali hapus
18. Buka abocath apakah ada kerusakan atau tidak
19. Menusukan abocath pada vena yang telah dipilih
20. Memperhatikan adanya darah dalam kompartemen darah dalam abocath
21. Tourniquet di cabu
22. Menyambungkan dengan ujung selang yang telah terlebih dahulu
dikeluarkan cairannya sedikit, dan sambil dibiarkan menetes sedikit
23. Memberikan plester pada ujung abocath tapi tidak menyentuh area
penusukan untuk fiksasi
24. Membalut dengan kassa betadinsteril dan menutupnya dengan kassa
steril kering .
25. Memberi plester dengar benar dan mempertahankan keamanan abocath
agar tidak tercabut .
26. Mengatur cairan tetesan infus sesuai kebutuhan pasien . 4
27. Alat-alat di bereskan dan perhatikan bagaimana respon pasien .
28. Perawat kembali cuci tangan
29. Catat tindakan yang dilakukan
6. Tujuan Dari Tindakan Pemasangan Infus
Pemasangan infus yang dilakukan perawat kepada pasien bertujuan untuk :
1. Memberikan nutrisi parenteral pada klien
2. Memperbaiki atau mencegah gangguan cairan dan elektrolit pada klien yang sakit
akut.
3. Mencegah ketidakseimbangan cairan dan elektrolit.
4. Memberikan akses intravena pada pemberian terapi intermiten atau emergensi

5
Daftar Pustaka
Ariningrum, D. ; dkk. (2017). Buku Pedoman Keterampilan Klinis. Surakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Sebelas Maret.
Gleadle, J. (2013). Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik. Jakarta: Erlangga.
Herdman, T. Heather. (2015). Nanda International Inc. diagnosis keperawatan: definisi &
klasifikasi. Jakarta: EGC
Hidayati, R. ; dkk. (2014). Praktik Laboratorium Keperawatan. Jakarta: PT Gelora Aksara
Pratama.
Jurnalis. (2013). Protap Pemasangan Infus.
Jurnal Tindakan Keperawatan Pemasangan Infus Di Ruang Flamboyan RSUD Dr R
Soetijono Blora. (2014)

Anda mungkin juga menyukai