Anda di halaman 1dari 3

ANALISA TINDAKAN

Nama : Kevin Al Kautsar


NIM : 210106089
Kelas : 3-A
Tindakan : Pemasangan infus
Dosen : Asmat Burhan, S.Kep., Ns., S.Tr.Kes., M.Kep

Pengertian
Pemasangan infus adalah suatu tindakan memasukan cairan elektrolit, obat, atau
nutrisi ke dalam pembuluh darah vena dalam jumlah danwaktu tertentu dengan
menggunakan set infus
Tujuan
1. Sebagai pengobatan.
2. Mencukupi kebutuhan tubuh akan cairan dan elektrolit.
3. Memberikan zat makanan pada pasien yang tidak dapat / tidak boleh makan melalui
mulut
Indikasi
1. Kondisi emergency (misalnya ketika tindakan RJP), yg memungkinkan untuk
pemberian obat secara langsung ke dalam pembuluh darah Intra Vena
2. Untuk dapat memberikan respon yg cepat terhadap pemberian obat (seperti
furosemid, digoxin)
3. Pasien yg mendapat terapi obat dalam jumlah dosis besar secara terus-menerus
melalui pembuluh darah Intra vena
4. Pasien yg membutuhkan pencegahan gangguan cairan & elektrolit
5. Untuk menurunkan ketidaknyamanan pasien dengan mengurangi kepentingan dgn
injeksi intramuskuler.
6. Pasien yg mendapatkan tranfusi darah
7. Upaya profilaksis (tindakan pencegahan) sebelum prosedur (contohnya pada operasi
besar dengan risiko perdarahan, dipasang jalur infus intravena untuk persiapan
seandainya berlangsung syok, juga untuk memudahkan pemberian obat)
8. Upaya profilaksis pada pasien-pasien yg tidak stabil, contohnya syok (meneror
nyawa) & risiko dehidrasi (kekurangan cairan) , sebelum pembuluh darah kolaps (tak
teraba), maka tak mampu dipasang pemasangan infus.
Kontraindikasi
1. Terdapat inflamasi (bengkak, nyeri, demam), flebitis, sklerosis vena, luka bakar dan
infeksi di area yang hendak di pasang infus.
2. Pemasangan infus di daaerah lengan bawah pada pasien gagal ginjal, terutama pada
pasien-pasien yang mempunyai penyakit ginjal karena lokasi ini dapat digunakan
untuk pemasangan fistula arteri-vena (A-V shunt) pada tindakan hemodialisis (cuci
darah).
Persiapan Pasien
1. Mengucapkan salam terapeutik
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedur dan tujuan tindakan yang akan
dilaksanakan.
4. Penjelasan yang disampaikan dimengerti klien/keluarganya
5. Selama komunikasi digunakan bahasa yang jelas, sistematis serta tidak mengancam.
6. Klien/keluarga diberi kesempatan bertanya untuk klarifikasi
7. Privacy klien selama komunikasi dihargai.
8. Memperlihatkan kesabaran , penuh empati, sopan, dan perhatian serta respek selama
berkomunikasi dan melakukan tindakan
9. Membuat kontrak (waktu, tempat dan tindakan yang akan dilakukan)

Persiapan Alat
1. Standart infus.
2. Abocart
3. Cairan infus
4. Infus set.
5. Alkohol swab.
6. Transparan dresing.
7. Gunting.
8. Plester.
9. Pengalas dan perlak.
10. Bengkok.
11. Sarung tangan on steril.

Prosedur
1. Cuci tangan (sesuai SPO cuci tangan).
2. Identifikasi pasien(sesuai SPO identifikasi pasien).
3. Jelaskan pada pasien tindakan yang akan dilakukan.
4. Bawa peralatan kepasien.
5. Atur posisi pasien dengan posisi supine( terlentang).
6. Siapkan set infus dan cairan infus untuk siap digunakan Lepaskan penutup botol cairan
lalu didesinfeksi dengan alkohol swab dan tusukkan pipa saluran udara dan saluran
infus.
7. Isi selang infus : tekan bilik drip dan lepaskan, biarkan terisi 1/3 sampai ½ penuh.
? Tutup jarum dibuka, cairan dialirkan sampai keluar sehingga udara tidak ada pada
selang infus, lalu klem ke posisi off, pastikan slang bersih dari udara dan gelembung
udara, ujung slang ditutup kembali.
8. Pakai sarung tangan .
9. Periksa ulang cairan yang akan diberikan.
10. Siapkan area yang akan dipasang infus.
11. Pasang perlak dan pengalas di bawah anggota badan yang akan dipasang infuse .
12. Lakukan fixasi
13. Tentukan vena yang akan ditusuk.
14. Desinfeksi area yang akan ditusuk dengan diameter 5 – 19 cm melingkar dari arah dalam
keluar.
15. Tusukkan jarum infus/abocath pada vena yang telah ditentukan
16. Tutup bagian yang ditusuk dengan tegaderm
17. Tulis tanggal dan ukuran jarum infus/abocath pada plester bagian luar.
18. Hitung jumlah tetesan infus sesuai dengan kebutuhan.
19. Perhatikan reaksi pasien.
20. Rapikan pasien
21. Rapikan peralatan dan kembalikan pada tempatnya.
22. Cuci tangan
23. Catat waktu pemasangan, jenis cairan dan jumlah cairan serta peralatan habis pakai pada
status pasien.

Terminasi

1. Evaluasi hasil tindakan.


2. Dokumentasikan tindakan.
3. Berpamitan pada pasien

Evaluasi diri :

1. Lupa mengisi selang drip


2. Ujung selang harus steril
3. Tidak menutup privasi pasien

Anda mungkin juga menyukai