0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
9 tayangan4 halaman
Dokumen tersebut merupakan laporan analisis sentesa (DOPS) yang meliputi identitas pasien, diagnosa medis dan keperawatan, tindakan yang diberikan beserta rasionalnya, tujuan tindakan, bahaya yang mungkin terjadi dan pencegahannya, serta hasil evaluasi. Tindakan yang diberikan adalah pemberian oksigen secara nasal kanul untuk memenuhi kebutuhan oksigen pasien yang didiagnosis pneumonia.
Dokumen tersebut merupakan laporan analisis sentesa (DOPS) yang meliputi identitas pasien, diagnosa medis dan keperawatan, tindakan yang diberikan beserta rasionalnya, tujuan tindakan, bahaya yang mungkin terjadi dan pencegahannya, serta hasil evaluasi. Tindakan yang diberikan adalah pemberian oksigen secara nasal kanul untuk memenuhi kebutuhan oksigen pasien yang didiagnosis pneumonia.
Dokumen tersebut merupakan laporan analisis sentesa (DOPS) yang meliputi identitas pasien, diagnosa medis dan keperawatan, tindakan yang diberikan beserta rasionalnya, tujuan tindakan, bahaya yang mungkin terjadi dan pencegahannya, serta hasil evaluasi. Tindakan yang diberikan adalah pemberian oksigen secara nasal kanul untuk memenuhi kebutuhan oksigen pasien yang didiagnosis pneumonia.
Nama Mahasiswa : Ikrima Mutiara, S.Kep Tanggal : 16/04/2021
NPM : 1914901210113 Ruang : Al-Farabi
1. Identitas Klien: Ny. S
2. Diagnosa medis: Pneumonia 3. Tindakan keperawatan dan rasional : Pemberian oksigen dengan nasal kanul 4. Diagnosa kepperawatan : Pola napas tidak efektif 5. Data Ny. S, usia 65 tahun, dengan diagnosa yaitu Pneumonia, TD: 91/74 mmHg, R: 24 x/m, N: 79 x/m, T: 36,3° C, Sat. O2: 97 %. 6. Prinsip tindakan dan rasional Tindakan Rasional Tahap Pre Interaksi Tahap Pre Interaksi 1. Melakukan feed back status 1. Ketepatan tindakan klien yang akan dilakukan 2. Mencuci tangan 2. Mencegah penyebaran mikroorganisme Tahap Orientasi Tahap Orientasi 1. Menerapkan etika 1. Memberi salam islami 2. Mendekatkan alat 2. Memudahkan saat 3. Menjelaskan tujuan dan tahap kerja prosedur serta meminta 3. Paisen memahami persetujuan klien tujuan dilakukan tindakan dan informed consend Tahap Kerja Tahap Kerja 1. Memberikan privasi 1. Menjaga privasi 2. Mengecek oksigen yang 2. Memastikan tabung masih diberikant ersedia berisi oksigen 3. Pelembab diperlukan untuk 3. Mengisi botol pelembab menjaga kelembaban Mukosa dengan aqua sesuai batas hidung 4. Menyambungkan selang 4. Selang binasal merupakan alat binasal O2 dengan humidifer transfortasi oksigen 5. Mengatur posisi semi 5. Posisi ini membantu fowler mempermudah dalam 6. Membuka flow meter Penyaluran oksigen dengan ukuran yang sesuai 6. Ukuran pemberian konsentrasi dengan kebutuhan oksigen tergantung alat yang 7. Memastikan ada aliran digunakan dan kebutuhan udara oksigen pada klien 8. Memasang kanula pada a. Keteter nasal : 1-6 hidung pasien dengan hati-hati L/mnt (Konsentrasi 24- 9. Memperhatikan reaksi dan 44%) menanyakan respon pasien b. Kanul nasal : 1-6 10. Merapikan pasien L/mnt (Konsentrasi 44%) c. Sungkup sederhana : 5-8 L/mnt (Konsentrasi40- 60%) d. Sungkup muka dengan kantong 8-12 L/mnt (Konsentrasi 60-80%%) e. Sungkup muka dgn kantong Non rebreathing 8- 12 L/mnt (Konsentrasi 99%) 7. Aliran udara menunjukan adanya aliran oksigen yang siap diberikan pada klien 8. Pemasangan yang tepat sangat berpengaruh terhadap suplay oksigen yang diberikan 9. Verifikasi perasaan klien apakah sudah tepat oksigen masuk dan dirasakan klien 10. Membuat rasa nyaman pad aklien Tahap Terminasi 1. Etika kerapian Tahap Terminasi 2. Memvalidasi 1. Merapikan alat tindakan yang sudah 2. Menanyakan perasaan klien dilakukan setelah dilakukan skin test 3. Menerapkan etika 3. Mendoakan kesembuhan islami klien 4. Menerapkan etika 4. Berpamitan keperawtan 5. Dokumentasi 5. Untuk pencatatan 6. Cuci tangan buku status dan pencatatan hasil 6. Mencegah penyebaran mikroorganisme 7. Tujuan tindakan a. Memenuhi kekurangan oksigen b. Mencegah hipoksia c. Mengurangi beban kerja alat pernafasan dan jantung 8. Bahaya yang mungkin terjadi akibat tindakan tersebut dan pencegahannya 1. Pemberian menggunakan kateter nasal dapat terjadi distensi lambung, iritasi selaput lender nasofaring, aliran lebih dari 6 L/mnt dapat menyebabkan nyeri sinus dan mengeringkan mukosa hidung, dan keteter mudah tersumbat Pencegahan: pastikan pemberian oksigen sesuai dengan kebutuhan 2. Pemberian menggunakan kanul nasal mudah lepas, karena kedalaman kanul hanya 1cm, dapat mengiritasi selaput lender Pencegahan: eratkan klem nasal kanul ke telinga atau ke belakan kepala pasien agar kanul nasal tidak mudah lepas. 9. Analisa Sintesa Faktor pencetus serangan (olahraga yang berlebih)