Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas stase Keperawatan Dasar Profesi
Dosen pembimbing: Endrian MJW, S.Kep., Ners., M.Kep
Disusun oleh :
RIFALDY ALFAUZY
transmisi
mikroorganisme
2 Mengucapkan salam pada Menerapkan
klien, perkenalan diri,
etika keperaawatan
jelaskan prosedur,
dank lien memahami
tujuannya, persetujuan klien,
tujuan tindakan yang
kontrak waktu
akan
dilakukan
3 Memulai tindakan Menerapkan nilai Islami
dengan
bacaan basmallah
4 Gunakan sarung tangan dan Tekhnik steril dan APD
kaji
pernafasan klien
5 Tentukan tekanan suction Mengatur tekanan yang
tepat untuk
digunakan pada
klien
6 Tuangkan cairan NaCl o,9% Untuk membilas suction
dalam Waskom steril
7 Sambungkan alat penghisap ke Menghubungkan suction
alat suction dengan alat penghisap
8 Masukan kateter 10-15 Untuk mengangkat atau
cm
menyedot secret
sepanjang sisi mulut sampai ke
yang
oropharings
mengganggu jalan
nafas
9 Berikan terapi oksigen hingga Agar diperoleh
SpO2
100%
yang stabil
1 Bersihkan suction Menjaga
0 dengan
kebersihan
menyedot cairan Nacl
suction
1 Mengevaluasi tindakan Mengetahui
1
yang
dirasakan pasien setelah
dilakukan tindakan
1 Mengucapkan salam Menerapkan nilai Islami
2 saat
mengakhiri pertemuan dengan
klien
1 Cuci tangan Mencegah
3
transmisi
mikroorganisme
transmisi
mikroorganisme
2. Mengucapkan salam kepada pasien, Menerapkan
etika
memperkenalkan diri, menjelaskan
keperawatan
prosedur beserta tujuan, meminta
persetujuan pasien dan melakukan
dan pasien
kontrak waktu
memahami tujuan
tindakan yang
akan dilakukan
3. Memulai tindakan dengan Menerapkan
ucapan
nilai
basmallah
islami
4. Atur posisi semi fowler Memposisikan pasien
senyaman mungkin
5. Hubungankan selang ke dalam tabung Menghubukan
oksigen
selang dari tabung
oksigen ke
pasien
6. Sebelum memasang selang pada Menjaga kebersihan
hidung pasien, selang dibersihkan selang oksigen yang
dahulu dengan menggunakan kapas akan di pasangkan
alkohol kepada pasien agar
tdak menyebarkan
penyakit lain
7. Flowmeter dibuka, dicoba pada Memastikan
punggung tangan lalu di tutup kembali
bahwa
udara sudah
menggalir melalui
selang kanul
8. Memasang selang nasal kanul ke Pemberian fixasi
hidung, lakukan fixasi plester pada pemasangan
kanul bertujuan agar
kanl
tidak mudah terlepas.
9. Membuka flowmeter kembali Pemberian
dengan ukuran sesuai advis dokter oksigen
sesuai
kebutuhan
pasien
akan
memberikan efek
yang
maksimal
kepada pasien
1 Mengevaluasi tindakan Mengetahui
0.
yang
dirasakan
pasien
setelah
dilakukan
tindakan
1 Mengucapkan salam saat Menerapkan
1. mengakiri
nilai
pertemuan dengan pasien
Islami
1 Cuci tangan Mencegah
2.
transmisi
mikroorganisme
4. Bahaya-bahaya yang terjadi akibat tindakan tersebut dan cara
pencegahannya
Bahaya : Bahaya yang dapat terjadi untuk pemberian O2 yang
berlebihan adalah timbulnya kondisi Hiperpneu karena
konsentrasi O2 dalam darah yang terlalu tinggi (Muliasari
and Indrawati 2018).
Pencegahan : Pemberian jumlah oksigen/ liter harus sesuai dengan
perintah dokter (Sukadewanata and Suparmanto 2019).
5. Tujuan tindakan tersebut dilakukan
Terapi oksigen bertujuan untuk mempertahankan oksigenasi jaringan tetap
adekuat dan dapat menurunkan kerja miokard akibat kerusakan suplai
oksigen Tujuan tindakan tersebut bertujuan untuk :
a. Mempertahankan suplai oksigen pasien
b. Memenuhi kebutuhan oksigen pasien
6. Hasil yang didapat dan maknanya
Hasil : Pemberian oksigen sudah dilakukan
Makna : Kebutuhan oksigen pasien
terpenuhi
7. Identifikasi tindakan keperawatan lainnya yang dapat dilakukan
untuk mengatasi masalah diagnosa tersebut
Mandiri : Pantau TTV dan saturasi oksigen serta memberitahukan
kepada keluarga pasien untuk memberitahukan bila tabung
atau air steril sudah habis
Kolaborasi : Kolaborasi dengan dokter untuk penanganan lebih lanjut
DAFTAR PUSTAKA
Kozier & Erb. 2009. Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis. Edisi 5. Jakarta : EGC
Muliasari, Yunita, and Iin Indrawati. 2018. “Efektifitas Pemberian Terapi Pursed
Lips Breathing Terhadap Status Oksigenasi Anak Dengan Pneumonia.”
14(2).
Kalori adalah istilah umum dari satuan energi sistem metrik. Tubuh kita
memerlukan kalori dari makanan yang kita makan sebagai sumber energi untuk
melakukan aktifitas sehari-hari. Tanpa kalori yang cukup, kita pasti merasa lemas
seperti mobil tanpa bensin. Kandungan kalori di dalam suatu makanan bergantung
pada kandungan karbohidrat, protein dan lemak pada makanan itu sendiri. Jumlah
kebutuhan kalori harian yang dibutuhkan seseorang disebut sebagai basal
metabolic rate (BMR).
Basal metabolic rate adalah kalori yang dibutuhkan tubuh untuk melakukan
aktivitas dasar sehari-hari, termasuk memompa jantung, mencerna makanan,
bernapas, hingga aktivitas metabolisme. Berikut ini cara menghitung BMR
menggunakan rumus Harris-Benedict :
Untuk laki-laki
BMR = 66 + (13,7 x berat badan dalam kg) + (5 x tinggi badan dalam cm) - (6,8 x
usia)
Untuk Perempuan
BMR = 655 + (9,6 x berat badan dalam kg) + (1.8 x tinggi badan dalam cm) - (4.7
x usia)
Faktor lain yang akan berpengaruh, yaitu tingkat aktivitas. Setelah
menemukan BMR, langkah selanjutnya adalah menentukan tingkat aktivitas
harian dan mengalikannya dengan hasil BMR, seperti berikut ini :
1. Tidak aktif (tidak berolahraga sama sekali dalam seminggu) : BMR x 1,2
2. Aktifitas ringan (berolahraga ringan 1-3 hari seminggu) : BMR x 1,375
3. Aktifitas sedang (berolahraga intensitas sedang 3-5 hari seminggu) : BMR x 1,55
4. Aktifitas berat (berolahraga intensitas berat 6-7 hari seminggu) : BMR x 1,725
5. Aktifitas sangat berat (berolahraga intensitas sangat berat 6-7 hari seminggu
atau bekerja di bidang yang membutuhkan stamina dan fisik yang kuat) : BMR
x 1,9
Contoh soal :
1. Diketahui : Ny.A usia 25 tahun memiliki berat badan 60 kg, tinggi badan 160
cm, aktivitas fisik sedikit aktif (1,375) maka kebutuhan kalorinya adalah ?
BMR = 655 + (9,6 x 60 kg) + (1,8 x 160 cm) – (4,7 x 25 tahun)
= 655 + 576 + 288 + 117,5 = 1.401,5
Kebutuhan kalori hariannya = 1.401,5 x 1,375 = 1.927,0625 kalori per hari.
2. Diketahui : Tn.A usia 40 tahun memiliki berat badan 53 kg, tinggi badan 155
cm, aktifitas fisik sangat aktif karena suka bekerja sebagai petani (1,9) maka
kebutuhan kalorinya adalah ?
BMR = 66 + (13,7 x 53 kg) + (5 x 155 cm) - (6,8 x 40 tahun)
= 66 + 726,1 + 775 – 272 = 1.295,1
Kebutuhan kalori hariannya = 1.295,1 x 1,9 = 2.460,69 kalori per hari.
DAFTAR PUSTAKA
Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu cairan intraseluler dan
cairan ekstraseluler. Cairan intraseluler adalah cairan yang berada di dalam sel
seluruh tubuh, sedangkan cairan ekstraseluler adalah cairan yang berada di luar sel
dan terdiri dari tiga kelompok yaitu cairan intravaskuler (plasma), cairan
interstitial dan cairan transeluler. Cairan intraveskuler (plasma) adalah cairan di
dalam system vaskuler. Cairan interstitial adalah cairan yang terletak di antara sel.
Sedangkan cairan transeluler adalah cairan sekresi khusus seperti cairan
serebrospial, cairan intraokuler, dan sekresi saluran cerna.
Fungsi cairan :
PERHITUNGAN
1. Rata-rata intake cairan per hari:
Sesuai rumus Holliday dan Segard
a. Dewasa
10 KG Pertama = 1 Liter / 1000 ml Cairan
10 KG Kedua = 0,5 Liter / 500 ml Cairan
BB >> 10 Kg = 20 ml X Sisa BB
b. Anak- Anak
4 ml/KgBB/Jam : BB 10 Kg Pertama
2 ml/KgBB/Jam : BB 10 Kg Pertama
1 ml/KgBB/Jam : Sisa BB Selanjutnya
2. Rata-rata out put cairan per hari
a. Urine : 1400-1500 ml (0,5-1 cc/ kg BB/ jam)
b. IWL: Paru : 350-400 ml
c. Kulit : 350-400 ml
d. Keringat : 100 ml
e. Feces : 100-200 ml/ hari
3. Insesible Water Loss Normal
(Fauziah, 2016)
Contoh kasus:
Tn. R memiliki BB 55 Kg, maka IWL nya adalah?
Jawab:
IWL = 15 x 55 KgBB/24 jam
IWL = 825 cc/24 jam
Untuk mengetahui IWL perjam maka:
825 cc : 24 jam = 34,37 cc/jam
bisa dibulatkan menjadi 34 cc/jam
4. Insensible Water Loss dengan Kenaikan Suhu
Contoh kasus:
Tn. M usia 50 th, dengan BB 60 kg, dirawat dengan keluhan tidak sadarkan
diri setelah terjatuh di wc saat mandi.
Tekanan Darah = 180/110mmHg,
Nadi = 95x/menit,
Respirasi = 30x/menit, T 38,5 c.
Terpasang ivfd Nacl 0,9% 1000cc/24 jam,
Makan dan minum = 700cc/24jam,
Obat-obatan = 300cc/24 jam.
Berapakah IWL normal pasien tersebut dalam 24 jam dan perjam?
Dan berapakah IWL kenaikan suhu Tn M?
Jawab:
IWL = 15cc x 60 kg BB/24jam = 900 cc/24 jam
IWL perjam = 900 cc/24 jam = 37 cc/jam
IWL Kenaikan Suhu
Hal yang perlu kita ingat adalah menghitung jumlah cairan masuk terlebih
dahulu: Terpasang ivfd Nacl 0,9% = 1000cc/24 jam,
Makan dan minum = 700cc/24jam,
Obat-obatan = 300cc/24 jam +
2000 cc/jam
Elektrolit, K., Darah, D., Tenaga, P., Yang, K., & Panas, T. (2017). VOL . 15 No .
1 APRIL 2017 ISSN 1693-3761. 15(1), 1–5.
Fauziah, I. A. (2016). Upaya Mempertahankan Balance Cairan Dengan.
Kesehatan, 7–8.
Kurianto, E., & Arianti, A. (2018). Status Cairan Pada Pasien Pasca Pembedahan
di RS PKU Muhammadiyah Gamping. Indonesian Journal of Nursing
Practice, 2(2), 68–76. https://doi.org/10.18196/ijnp.2281
Sari, N. A., & Nindya, T. S. (2018). Hubungan Asupan Cairan, Status Gizi
Dengan Status Hidrasi Pada Pekerja Di Bengkel Divisi General Engineering
Pt Pal Indonesia.Media Gizi Indonesia, 12(1), 47–53.
https://doi.org/10.20473/mgi.v12i1.47-53
Suwarsa, O. (2018). Terapi Cairan dan Elektrolit pada Keadaan Gawat Darurat
Penyakit Kulit ( Fluids and Electrolyte Therapy in Emergency Skin Diseases
). Periodical of Dermatology and Venereology, 30(2), 162–170.
ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN
RELAKSASI, DISTRAKSI, HYPNOTHERAPI DAN GUIDED
IMAGERY
memberikan
pengetahuan kepada
pasien tentang posisi
yang nyaman
dan akan
membantu
relaksasi
2. Ciptakan lingkungan yang tenang Untuk
menjaga kenyamanan
pasien.
3. Intruksikan pasien untuk bernafas
dalam kemudian menghembuskan Untuk membuat pasien
secara perlahan lebih tenang dan rileks
dan untuk mengurangi
nyeri.
4. Membawa alam pikiran klien Memberikan
menuju ke tempat yang pikiran menjadi
menyenangkan jernih.
Indrasari1, N., & Purwati. (2017). Pengaruh Teknik Vulva Hygiene Terhadap
Jumlah Kuman Vulva Pada Ibu Nifas Di Bpm Kota Bandar Lampung.
Pengaruh Teknik Vulva Hygiene Terhadap Jumlah Kuman Vulva Pada Ibu
Nifas Di Bpm Kota Bandar Lampung, Viii, 465–470.
Istiana, S., Mulyanti, L., & Janah, A. (2021). 1 , 2 , 3 123. Pendidikan Kesehatan
Tentang Vulva Hygiene Pada Wanita Usia Subur Di Dusun Teseh Kelurahan
Meteseh Kecamatan Tembalang Kota Semarang, 3(2), 39–44.
Sriani, T., Riana, K., & Yolanda Bataha. (2015). E-Journal Keperawatan (E-Kp)
Volume 3 Nomor 2 Oktober 2015 Hubungan Vulva. Hubungan Vulva
Hygiene Dengan Pencegahan Infeksi Luka Perineum Pada Ibu Post Partum
Di Rumah Sakit Pancaran Kasih Gmim Manado, 3, 2–6.
ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWTAN
TERMOREGULASI