Anda di halaman 1dari 58

BAB II

TINJAUAN LAHAN

A. Gambaran Umum Rumah Sakit Idaman Banjarbaru


1. Sejarah Singkat
Rumah Sakit Idaman Banjarbaru berdiri Sejak tahun 1965 dengan nama Usaha
Kesehatan Ibu dan Anak (UKIDA) milik Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan.
RSUD Idaman Banjarbaru sendiri ada di Jalan Trikora No.11 RT.039 RW.001
Kelurahan Guntung Manggis, Kota Banjarbaru, Provinsi Kalimantan Selatan.
Awalnya, dibentuk UKIDA agar para ibu dan anak terhindar dari berbagai
penyakit menular yang mewabah, kemudian pada tahun 1965 ditingkatkan menjadi
Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA). Pada tahun 1971 dengan respon masyarakat
yang sangat tinggi dikembangkan lagi dan dietapkan jadi sebuah Rumah Sakit Umum
Daerah tipe D oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan dengan jumlah tempat
tidur 40 buah. Kemudian RSUD Idaman Banjarbaru berdasarkan Kepmenkes.
104/menkes/SK/I/1995, tanggal, 30 Januari 1995 tentang peningkatan kelas Rumah
Sakit Daerah Idaman Banjarbaru ditingkatkan statusnya menjadi rumah sakit tipe C
dengan kapasitas 75 tempat tidur. Selanjutnya dengan semangat otonomi daerah
khususnya adanya kewenangan wajib bagi kabupaten/kota maka pada tanggal 14
Agustus 2003 dilakukan serah terima pengelolaan kewenangann RSD Kota
Banjarbaru beserta pembiayaan, personil, peralatan/asset dan dokumen dari Gubernur
Kalimantan Selatan (Bapak H. Muhammad Syahril Darham) kepada Walikota
Banjarbaru (Bapak H. Rudy Resnawan).
Berdasarkan Keputusan Wali Kota Banjarbaru No. 366 Tahun 2011, RSUD
Idaman Kota Banjarbaru telah ditetapkan menjadi Badan Layanan Umum Daerah
(BLUD), dengan menerapkan fleksibilitas pengelolaan keuangan sesuai dengan yang
telah diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2005 dan Peraturan
Kemetrian Dalam Negeri No. 61 Tahun 2007.
RSD Idaman Banjarbaru terletak di Jalan Trikora No. 115 Guntung Manggis
Landasan Ulin 70721 Kota Banjarbaru Kalimantan Selatan. RSD Idaman Banjarbaru
terselenggara oleh pemerintah kota Banjarbaru dengan Surat Izin 375 Tahun 2014
tanggal 17 September 2014 dengan luas lahan 74.619,87 dengan luas bangunan
13.639,85. RSD Idaman Banjarbaru adalah rumah sakit dengan tipe C, kode resmi

5
rumah sakit ini adalah 6372014 yang dipimpin oleh dr. Danny Indrawardhana,
MMRS.
2. Visi, Misi, Dan Motto
a. Visi Rumah Sakit
Pada tahun 2023 Visi RSD Idaman Banjarbaru yaitu “Banjarbaru Maju, Agamis,
Dan Sejahtera”
b. Misi Rumah Sakit
Misi RSD Idaman Banjarbaru adalah :
“Meningkatkan Kualitas Kehidupan Masyarakat Yang Sejahtera Dan Berakhlak
Mulia”
c. Motto Rumah Sakit
“Kesehatan Dan Keselamatan Anda Prioritas Kami”
d. Falsafah
“Menjunjung Tinggi Harkat Dan Martabat Manusia Dalam Pelayanan Kesehatan”
e. Value (nilai)
“Memberikan Pelayanan Berdasarkan Sentuhan Nurani”
f. Visi Bidang Keperawatan
Pelayanan Keperawatan yang Prima berdasarkan Ilmu pengetahuan dan teknologi
g. Misi Bidang Keperawatan
1) Menjamin dan meningkatkan kerjasama di bidang perencanaan, pengelolaan
dan pendayagunaan tenaga keperawatan di seluruh tatanan pelayanan
kesehatan masyarakat.
2) Melaksanakan asuhan keperawatan dan pelayanan keperawatan professional
dengan sikap ramah, sopan, adil dan senyum yang berlandaskan Ilmu
pengetahuan dan teknologi. Mengadakan sistem perencanaan pendidikan dan
pelatihan keperawatan/kebidanan sesuai kompetensi dan kebutuhan yang
diharapkan.
3) Menciptakan suasana lingkungan rumah sakit/ruang keperawatan yang bersih,
aman, nyaman, indah dan tertata rapi.
4) Menyelenggarakan penelitian keperawatan/kebidanan secara
berkesinambungan.

6
B. INPUT
1. Data Umum Ruangan
a. Visi instalasi rawat inap pre/post bedah ruang nuri
“Profesional dan Unggul Dalam Perawatan Bedah”
b. Misi instalasi rawat inap pre/post bedah ruang nuri
1) Menjamin dan meningkatkan profesionalisme tenaga keperawatan yang handal
dalam perawatan bedah sesuai perkembangan ilmu dan teknologi dengan tetap
mengedepankan sikap terapeutik.
2) Menciptakan komunikasi dan koordinasi yang efektif dengan semua pelayanan
yang terlibat didalam melaksanakan asuhan secara komprehensif
3) Menciptakan suasana lingkungan kerja yang sehat dengan mengutamakan
kekompakan dan budaya berpikir positif
4) Berperan berkontribusi dan memfasilitasi penelitian keperawatan bedah yang
berkelanjutan
c. Motto instalasi rawat inap pre/post bedah ruang nuri
Cermat dalam berpikir tanggap dalam pelayanan

2. Tenaga dan Pasien (M1-Man)


a. Tenaga keperawatan
Tenaga perawat diruang Nuri berjumlah 22 orang, sudah termasuk Kepala
Ruangan, Supervisor, Katim, dan Perawat pelaksana. Jumlah perawat yang berada
diruang Nuri berdasarkan tingkat pendidikan, jenis tenaga dan jenjang karir,
sebagai berikut :

Tabel 2.1 Tenaga Kerja Perawat di Ruang Nuri

No Nama Status Jabatan Pendidikan Perawa Masa Pelatihan dan


t Klinis Kerja seminar
1 Muhammad PNS KARU Ns III >10 BTCLS,
Abrar tahun Asesor
Kompetensi
Perawat,
Komite
Keperawatan,
Penguji Uji

7
Jabatan
Fungsional
Perawat
2 Siti Mariam PNS SUPERVISOR Ns III >10 CWCCA, CI,
tahun BTCLS
3 Meyla PNS KATIM A D3 I 6-10 Tidak Ada
NMS tahun
4 Maulidah BLUD PP D3 I 1-5 Tidak Ada
tahun
5 Cahyo PPPK PP D3 III 6-10 Tidak Ada
Wibowo tahun
6 Elmina BLUD PP Ns I 1-5 BTCLS,
Fatimah tahun BLS, Code
Blue
7 Denty Fuji PNS PP D3 I 1-5 BTCLS
Seftia tahun
Parman
8 Yuna Rizka BLUD PP D3 I 1-5 BTCLS
Khairunnisa tahun
9 Shinta PNS PP D3 0 1-5 BTCLS
Sartika tahun
Dewi
10 Ratna NB PNS KATIM B Ns III >10 Would Care
tahun
11 Gt. PPPK PP D3 I 6-10 Tidak Ada
Akhmad tahun
Ridwan
12 Nur BLUD PP D3 I 1-5 BTCLS
Perianto H tahun
13 M. Ali BLUD PP D3 I 1-5 Hiperkes
Syahbana tahun
14 Aris BLUD PP D3 I 6-10 BTCLS
Santosa tahun

8
15 Reza BLUD PP Ns I 1-5 BTCLS,
Fathan tahun Pelatihan
Precoptorship
16 Rika Meldy BLUD PP Ns I 1-5 BTCLS
Agustina tahun
17 Sri PNS KATIM C Ns II >10 BTCLS,
Wahyuni tahun Perawatan
Luka
18 Ahmad BLUD PP Ns I 1-5 BTCLS
Syarkani tahun
19 Tomy Abad BLUD PP D3 II 6-10 Tidak Ada
Saputra tahun
20 Dwi Febri BLUD PP D3 I 6-10 BTCLS
Wardani tahun
21 Muhammad PNS PP D3 0 1-5 BTCLS
Fadillah tahun
Saputra
22 Endang BLUD PP Ns I 1-5 BTCLS
Purnama tahun

b. Tenaga Non Keperawatan


Tenaga non keperawatan di Ruang Nuri seluruhnya berjumlah 7 orang yaitu :
Tabel 2.2 Daftar non keperawatan di Ruang Nuri RSD Idaman Banjarbaru

No Nama Status Jabatan


1 Aulia Febriani, AMG PNS Nutrisionis
2 Linda BLUD Admin
3 Dana Permata Sari BLUD Admin
4 Latifah BLUD CS
5 M. Hafizi Nasrudin BLUD CS
6 Syamsuri BLUD CS
7 Mariana PNS Pelaksana Umum

9
Total

c. Tenaga Medis
Tenaga Medis di Ruang Nuri seluruhnya berjumlah 17 orang yaitu :
Tabel 2.3 Tenaga Medis Ruang Nuri RSD Idaman Banjarbaru

No Nama
1 dr. Eko Wahyu Pribadi, Sp.B
2 dr. Yance Hanzie Setya Pratama, Sp.B
3 dr. Dyah Paramitha, Sp.B
4 dr. Achmad Dainuri, Sp.PD
5 dr. Maria Loise Yosephine, Sp. PD
6 dr. Normawati, Sp.P
7 dr. Fatmawati, Sp.S
8 dr. Helen Nguda, Sp.M
9 dr. Hadijah, Sp.M
10 dr. Agus Riyanto, Sp.An
11 dr. Musyaddad, Sp.A
12 dr. Muhammad Adijayansyah, Sp.OT
13 dr. Suci Lestari Pujiani, Sp.JP.FIHA
14 dr. Sinta Dyah, Sp.KJ
15 dr. Mario Agung Asmara, Sp.BMM
16 dr. Anjas Asmara, Sp.KK
17 dr. Rifa Septian, Sp.THT.KL

d. Jumlah Tenaga Kerja di Ruangan Nuri


Jumlah tenaga kerja di ruang Nuri RSD Idaman Banjarbaru seluruhnya berjumlah
29 orang, dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.4 Jumlah Tenaga di Ruang Nuri RSD Idaman Banjarbaru

No Jenis Tenaga Kerja Jumlah (orang)


1 Tenaga Keperawatan 22
2 Tenaga Non Keperawatan 7
Jumlah 29

10
e. Tenaga Mahasiswa Praktik
Mahasiswa profesi Ners Universitas Cahaya Bangsa Stase Manajemen
Keperawatan sebanyak 10 orang

f. Kebutuhan Tenaga Keperawatan


1) Menurut Douglas
Menurut Douglas pada suatu pelayanan professional, jumlah tenaga yang
dibutuhkan tergantung pada jumlah klien dan derajat ketergantungan klien.
Tabel 2.5 Klasifikasi pasien berdasarkan tingkat ketergantungan

KLASIFIKASI DAN KRITERIA


Minimal care (1-2 jam)
a. Dapat melakukan kebersihan diri sendiri, mandi, ganti pakaian dan minum.
b. Pengawasan dalam ambulasi atau gerak
c. Observasi tanda vital setiap shift
d. Pengobatan minimal, status psikologi stabil
e. Persiapan prosedur pengobatan
Intermediet care (3-4 jam)
a. Dibantu dalam kebersihan diri, makan dan minum, ambulasi
b. Observasi tanda vital setiap 4 jam
c. Pengobatan lebih dari 1 kali
d. Pakai folley kateter
e. Pasang infus, intake output dicatat
f. Pengobatan perlu prosedur
Total care (5-6 jam)
a. Dibantu segala sesuatunya
b. Posisi diatur
c. Observasi tanda vital setiap 2 jam
d. Pakai NGT
e. Terapi intravena, pakai suction
f. Kondisi gelisah/disorientasi/tidak sadar

11
Tabel 2.6 Klasifikasi pasien berdasarkan tingkat ketergantungan pada tanggal
15 Mei 2023

Tingkat Jumlah Jumlah kebutuhan tenaga


ketergantunga pasien Pagi Sore Malam
n
Minimal 7 7 x 0,17=1,2 7x0,14=0,9 7x0,07=0,49
Parsial 4 4 x 0,27=1,1 4x0,15=0,6 4x0,10=0,4
Total 1 1 x 0,36=0,4 1x0,30=0,3 1x0,20=0,2
Jumlah 2,7=3 orang 1,8=2 orang 1,09=1 orang

Tabel 2.7 Klasifikasi pasien berdasarkan tingkat ketergantungan pada tanggal


16 Mei 2023

Tingkat Jumlah Jumlah kebutuhan tenaga


ketergantunga pasien Pagi Sore Malam
n
Minimal 7 7x0,17=1,2 7x0,14=0,9 7x0,07=0,49
Parsial 2 2x0,27=0,54 2x0,15=0,3 2x0,10=0,2
Total 1 1x0,36=0,4 1x0,30=0,3 1x0,20=0,2
Jumlah 2,14=2 orang 1,5=2 orang 0,89=1 orang

Tabel 2.8 Klasifikasi pasien berdasarkan tingkat ketergantungan pada tanggal


17 Mei 2023

Tingkat Jumlah Jumlah kebutuhan tenaga


ketergantunga pasien Pagi Sore Malam
n
Minimal 6 6x0,17=1,02 6x0,14=0,84 6x0,07=0,42
Parsial 1 1x0,27=0,27 1x0,15=0,15 1x0,10=0,1
Total 1 1x0,36=0,36 1x0,30=0,3 1x0,20=0,2
Jumlah 1,65=2 orang 1,29=1 orang 0,72=1 orang

Jumlah rata-rata kebutuhan pegawai perawat berdasarkan tingkat


ketergantungan pasien menurut teori Douglas adalah :
a. Pagi sebanyak 2,3/2 orang
b. Siang sebanyak 1,6/2 orang
c. Malam sebanyak 1 orang

12
Sehingga total keseluruhan perawat yang dinas di ruang Nuri berjumlah 5
orang per hari
Jumlah tenaga lepas dinas perhari :
Penambahan untuk loss day : 86x5/279= 1,54/2 orang

Jadi, total jumlah perawat yang dibutuhkan adalah 5 orang + 2 orang lepas
dinas + 1 orang kepala ruangan + 1 orang supervisor= 9 orang
Keterangan :
86 adalah jumlah hari tak kerja dalam 1 tahun
279 adalah hari kerja efektif dalam 1 tahun
5 orang adalah jumlah tenaga keperawatan
2 orang adalah jumlah tenaga perawat yang lepas dinas
1 orang kepala ruangan
1 orang supervisor

2) Menurut gillies
a) Ruang Nuri RSD Idaman kota Banjarbaru berkapasitas 29 tempat tidur,
jumlah rata-rata pasien yang dirawat 10 orang/hari pada tanggal 15-17 mei
2023. Rata-rata perawatan minimal 7 orang, perawatan parsial 2 orang,
dan 1 perawatan total. Berdasarkan situasi tersebut maka dapat dihitung
jumlah kebutuhan tenaga perawat diruang tersebut adalah sebagai berikut.
Menentukan terlebih dahulu jam perawatan yang dibutuhkan pasien per
hari, yaitu:
(1) Perawatan langsung
Tabel 2.9 Klasifikasi kebutuhan tenaga perawat tiap shift pada tanggal
15-17 mei 2023 berdasarkan tingkat ketergantungan pasien diruang
Nuri RSD Idaman Banjarbaru.

Tanggal 15 Mei 2023


Tingkat Jumlah
Jam Jumlah Jam Perawatan
Ketergantungan Pasien
Perawatan yang Dibutuhkan
Minimal 7 2 jam 14 jam
Parsial 4 3 jam 12 jam
Total 1 6 jam 6 jam
Jumlah 12 32 jam

13
Tanggal 16 Mei 2023
Tingkat Jumlah
Jam Jumlah Jam Perawatan
Ketergantungan Pasien
Perawatan yang Dibutuhkan
Minimal 7 2 jam 14 jam
Parsial 2 3 jam 6 jam
Total 1 6 jam 6 jam
Jumlah
10 26 jam

Tanggal 17 Mei 2023


Tingkat Jumlah
Jam Jumlah Jam Perawatan
Ketergantungan Pasien
Perawatan yang Dibutuhkan
Minimal 6 2 jam 12 jam
Parsial 1 3 jam 3 jam
Total 1 6 jam 6 jam
Jumlah 8 21 jam

(2) Perawat tidak langsung


10 orang pasien x 1 jam = 10 jam
(3) Penyuluhan kesehatan
10 orang pasien x 0,25 jam = 2,5 jam
(4) Total jam secara keseluruhan :
24 jam + 10 jam + 2,5 jam = 36,5 jam

b) Menentukan jumlah total jam keperawatan yang dibutuhkan pasien


perhari: 36,5 jam : 10 pasien = 3,65 jam dibulatkan menjadi 4 jam
Jumlah tenaga yang dibutuhkan
4x10x365 = 14.500 = 13,08 (dibulatkan menjadi 13 orang)
(365-86)x4 1.116
Untuk cadangan 20% menjadi 13x20% = 3 orang. Jadi jumlah tenaga
menurut gillies yang dibutuhkan secara keseluruhan 13 + 3 = 16 orang
Adapun jumlah tenaga perawat real yang ada di ruang Nuri ada 22 orang,
termasuk kepala ruangan dan katim. Jumlah tenaga perawat
pelaksanaannya sendiri ada 17 orang , jumlah ketua tim ada 3 orang ,
jumlah supervisor 1 orang, dan 1 orang kepala ruangan. Berdasarkan

14
perhitungan gillies di atas, didapatkan kebutuhan tenaga perwat di ruang
Nuri yaitu 16 orang. Berdasarkan metode gillies maka jumlah tenaganya
sudah terpenuhi.

3) Menurut permenkes No. 340 tahun 2010


Rumah sakit umum kelas C harus memiliki tenaga keperawatan
dengan berpedoman pada perbandingan antara tenaga keperawatan dengan
tempat tidur adalah 2 : 3 artinya setiap 3 bed pasien ada 2 orang perawat
dengan kualifitas tenaga keperawatan sesuai dengan pelayanan dirumah sakit.
Berdasarkan pedoman tersebut, maka jumlah tenaga keperawatan yang
diperlukan di ruang Nuri menurut klasifikasi permenkes adalah jumlah
perawat : jumlah bed adalah 19 perawat.
Tabel 2.10 Kesimpulan jumlah tenaga keperawatan

Jumlah tenaga
Rumus/ perhitungan Kebutuhan Jumlah
keperawatan
No. jumlah tenaga tenaga perawat
yang belum
keperawatan keperawatan diruang nuri
terpenuhi
1 Douglas 9 22 0
2 Gillies 16 22 0
3 Permenkes 19 22 0

g. Data umum pasien


Jumlah pasien pada saat pengkajian pada tanggal 15 Mei – 17 Mei 2023 adalah
sebanyak 17 orang pasien
1) Usia
Tabel 2.11 Usia pasien

Umur Frekuensi Persentase


< 5 tahun 3 19%
< 5 tahun 2 12%
26 – 35 tahun 2 12%
36 – 45 tahun 3 19%

15
46 – 55 tahun 3 19%
56 – 65 tahun 1 7%
< 70 tahun 2 12%
Total 17 100%

2) Pendidikan
Tabel 2.12 Usia pasien

Pedidikan Frekuensi Persentase


Belum Sekolah 3 18%
SD 5 28%
SMP 4 24%
SMA 3 18%
Sarjana 2 12%
Total 17 100%

3) Jenis pembayaran
Tabel 2.13 Usia pasien

Distribusi pasien berdasarkan jenis pembayaran


No Jenis pembayaran Frekuensi Persentase
1. Umum 1 6%
2. BPJS 13 76%
3. Jamkesda 3 18%
Total 17 100%

4) Tingkat ketergantungan
Tabel 2.14 Usia pasien

Distribusi pasien berdasarkan tingkat ketergantungan


No Tingkat ketergantungan Frekuensi Persentase
1. Minimal 7 70 %
2. Parsial 2 20 %
3. Total 1 10 %

16
Total 10 100 %

5) Keamanan pasien
Table 2.15 Angka kejadian dekubitus

No Variable Tanggal observasi Total


(Feb – April)
1. Jumlah kejadian decubitus 0 0
2. Jumlah pasien beresiko terjadi 0 0
decubitus

Table 2.16 Angka kejadian kesalahan dalam pemberian obat

No Faktor ketidaksesuaian Tanggal observasi Total


atau kesalahan (Feb – April)
1. Salah pasien
Salah nama dan tidak 0 0
sesuai dengan identitas
2. Salah waktu
Terlambat pemberian obat 0 0
Pemberian obat terlalu 0 0
cepat
Obat stop tetap dilanjutkan 0 0
3. Salah cara pemberian atau rute
Cara oral 0 0
Intravena 0 0
Intramuscular 0 0
Lain-lain 0 0
4. Salah dosis

17
Dosis kurang 0 0
Dosis lebih 0 0
5. Salah obat 0 0
6. Salah dokumentasi 0 0

Angka kejadian dalam pemberian obat oleh perawat


= Jumlah kesalahan x 100% = 0%
Jumlah pasien
Table 2.17 Angka kejadian pasien jatuh

No Factor ketidaksesuaian/ Tanggal observasi Total


kesalahan (Feb – April)
1. Jumlah pasien jatuh 0 0
2. Jumlah pasien yang 0 0
beresiko jatuh adalah
pasien baru

Angka kejadian pasien jatuh


= Jumlah pasien jatuh x 100%
Jumlah pasien yang beresiko jatuh
= 0%

h. Kepatuhan keluarga pasien


Pada saat observasi pada tanggal 15-17 mei 2023 di ruang Nuri tampak
keluarga pasien yang menunggu lebih dari satu orang, masih ada keluarga
membawa anak dibawah 12 tahun, masih ada keluarga pasien yang merokok, dan
pada bed pasien tampak banyak barang- barang yang berserakan.

3. Bangunan, Sarana dan Prasarana (M2- Material)


a. Lokasi denah ruangan
Lokasi penerapan manajemen keperawatan dilakukan di Ruang Nuri RSD Idaman
Banjarbaru dijabarkan sebagai berikut :
1) Ruang Nuri terletak di lantai 2 RSD Idaman Banjarbaru
2) Sebelah Utara berbatasan dengan lahan kosong

18
3) Sebelah Timur berbatasan dengan Ruang Merpati
4) Sebelah Barat berbatasan dengan lahan kosong
5) Sebelah Selatan berbatasan dengan Ruang IBS

19
isolasi Ruang ruang

Tidakann karu
isolasi
III laki-laki II laki-laki I/II
wc wc wc wc

wc
wc wc linen admin nurse station
wc
gudang locer
cs
ruang
ruang luka ruang III ruang II cuci kamar
pantry
alat
nekrotik perempuan perempuan staf perawat

Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 17 Mei 2023, didapatkan bahwa


lingkungan Ruang Nuri sudah bisa dikategorikan bersih dan dikamar pasien tidak
ada barang-barang yang berserakan.

Keadaan fasilitas seperti WC dan kamar mandi klien sudah mencukupi, terdapat
WC pada setiap blok ruangan, hanya saja masih ada beberapa WC yang terlihat
kurang tertata rapi. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa klien dan

20
keluarga, tampak tersedia botol handscrub tetapi ada beberapa yang kosong, serta
di lorong ruangan Nuri juga tersedia wastafel dan botol handscrub. Pada ruang
obat dan alkes terlihat rapi. Gambaran umum jumlah tempat tidur di Ruang Nuri
adalah tempat tidur.

b. Lingkungan kerja
1) Letak Ruang Nuri dibatasi oleh :
Sebelah Utara : Lahan kosong
Sebelah Timur : Ruang Merpati
Sebelah Selatan : Ruang IBS
Sebelah Barat : Lahan kosong
2) Fasilitas Parkir
Lahan parkir sudah maksimal karena sesuai dengan kapasitas, letak dan
susunan, motor serta mobil tampak beraturan. Dari segi keamanan masih
kurang karena ada teman-teman yang kehilangan helm.
3) Ruang Tunggu
Ruang tunggu untuk pasien sudah disediakan tetapi pemanfaatan oleh
pasien dan keluarga masih kurang baik, seharusnya untuk keluarga yang
menunggu pasien cukup 2 orang saja tidak boleh lebih.
4) Mushalla
Terdapat beberapa mushalla dirumah sakit sehingga memudahkan
keluarga pasien jika ingin shalat.
5) Kantin
Fasilitas lain yang ada di lingkungan rumah sakit yaitu kantin yang
terletak di halaman luar rumah sakit.

c. Buku kelengkapan administrasi


Pada saat observasi pada tanggal 15 Mei 2023, buku kelengkapan
administrasi yang terdapat di ruang Nuri RSD Idaman Banjarbaru yaitu buku
laporan harian / visite, buku klaim BPJS / jamkesda / SKTM, buku surat
masuk/surat keluar, buku surat keterangan kematian, buku rujukan pasien, buku
surat keterangan sakit, buku surat keterangan dirawat, buku panduan SPO dan
SAK, buku injeksi, pemeriksaan vital sign dan buku pelayanan gizi pasien sudah
bagus dan sudah digunakan.

21
d. Fasilitas untuk klien
Fasilitas yang dapat dimanfaatkan oleh klien di ruang Nuri seperti AC,
kipas angin, brankar, bak sampah, loker pasien, wastafel serta kamar mandi / wc
pasien sudah cukup memadai untuk digunakan oleh klien dan keluarga.

e. Fasilitas dalam pelayanan Kesehatan


Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 4 September 2017, lingkungan ruang
Anak (Merak) sudah dikategorikan cukup bersih,. Di dalam kamar pasien barang-
barang klien/keluarga masih terlihat kurang rapi sedangkan sudah disediakan
lemari tiap bed. Obat-obatan yang sesuai dengan kebutuhan pasien berada pada
setiap kotak obatnya. Untuk obat-obatan emergency telah tersedia

f. Fasilitas untuk petugas Kesehatan meliputi :


1) Ruang kepala ruangan yang terpisah dengan nurse station
2) Kamar mandi dan WC ada didalam ruang nurse station
3) Tempat sampah medis : 3 buah, safety box 4 buah

g. Fasilitas dan sarana Kesehatan yang ada di Ruang Nuri RSD Idaman
Banjarbaru
Fasilitas dan saran kesehatan yang terdapat di ruang Nuri sebagian besar sudah
cukup untuk dapat dimanfaatkan dan digunkan oleh klien dengan keluarga namun
memang ada beberapa bagian dari sarana dan fasilitas tadi yang masih harus
ditambah karna dalam kondisi rusak

h. Obat emergency
Setelah dilakukan observasi dan perhitungan secara langsung untuk kelengkapan
obat emergency dan dan alat emergency yang dapat langsung dapat digunakan
oleh klien tanpa harus mengambil ke depo. Penyimpanan obat sudah teratur yang
disimpan dalam kotak namun terpisah dari alat emergency.

i. Administrasi penunjang
1) Buku laporan Harian/visite
2) Buku injeksi
3) Buku rujukan pasien

22
4) Buku surat keterangan sakit
5) Buku surat keterangan dirawat
6) Buku pelayan gizi
7) Lembar observasi
8) Buku observasi TVV ( TD, suhu, RR dan nadi)
9) Buku klaim BPJS/JAMKESDA/SKTM
10) Buku surat masuk/keluar
11) Buku surat keterangan kematian
12) Buku SOP dan SAK
Berdasarkan data dari pengkajian diatas, sebagian besar peralatan di ruang
peralatan di ruang perawatan wanita dan ruang perawatan pria sudah memenuhi
standar jumlah yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan RI (2011)
Alat-alat yang sudah terpenuhi sesuai standar telh dimanfaatkan oeleh ruangan
secara optimal sesuai kebutuhan klien. Untuk peralatan yang tidak ada standar
jumlahnya selama ini untuk mengevaluasinya adalah berdasarkan kriteria kecukupan
penggunaan dalam kegiatan sehari-hari

j. Daftar Inventaris Barang


1) Daftar inventaris alat kedokteran dan keperawatan
Data inventaris ruang rawat inap bedah tahun 2023 mengenai perlengkapan
alat-alat kesehatan yang ada di Ruang Nuri seperti uraian dibawah ini :
Tabel 2.18 Daftar barang alat kedokteran dan keperawatan

No Nama Barang Jumlah Keadaan Barang


Baik Kurang Baik Rusak Berat
1. Ambubag 2 2 - -
2. Meja Troly 3 3 - -
3. Steteskop 4 4 - -
4. Pemanas darah 1 1 - -
5. Tensimeter air 2 2 - -
raksa
6. Timbangan 2 2 - -
7. Ekg philope TC 1 1 - -
SD

23
8. Tabung 02 kecil 4 4 - -
9 Infus pump 5 5 - -
10. Syringe pump 4 4 - -
11. Regulator 02 9 5 - 4
12. Bed+Kasur 29 29 - -
13. Berangker 1 1 - -
14. Lampu infra red 1 1 - -
15. Lemari obat 1 1 - -
emergenci
16. Wall suction 1 1 - -
17. Wall suction unit 1 1 -- -
18. Nebulizer 1 1 - -
compoprt/prizma
19. Blood pressure 1 1 - -
monitor (tensi
digital)
20. Pulse oximeter 1 1 - -
21. IV Eye 3 3 - -
22. Kasur Decubitus 4 3 - 1
23. Accu chek 1 1 - -
24. Kom besar 3 3 - -
25. Kom Kecil 2 2 - -
26. Gunting perban 3 3 - -
27. Plester anatomis 7 7 - -
28. Pinset cirugis 8 8 -
29 Termometer 3 3 - -
30. Trombol besar 1 1 - -
31. Trombol kecil 2 2 - -
32 Bengkok 9 9 - -
33. Pispot 3 3 - -
34 BHD/EKG 1 1 - -
Emergency
35. Mesin Steril alat 1 1 - -

24
36. Urinal 9 9 - -
37. Regulator 02 2 2 -
tanggung
38. Regulator 02 3 3 - -
kecil
39 Debrilator (merk 1 1 - -
Philips)
40. Timbangan 3 2 - 1
digital
41. Gunting perban 5 5 - -
42. Gunting Hecting 3 3 - -
Kecil
43. Selimut Panas 2 2 - -
44. Compressor 1 1 - -
nebulizer
45. Profesisional 1 1 - -
clipper blade/1
kit
46. Tensimeter 1 1 - -
aneroid

Tabel 2.19 Daftar bahan medis habis pakai

No Nama Barang Jumlah Keadaan Barang


Baik Kurang Baik Rusak Berat
1. Selang kateter 4 4 - -
2. Selang NGT 4 4 - -
3. IV Cath 18 2 2 - -
4. IV Cath 20 2 2 - -
5. IV Cath 22 8 8 - -
6. IV Cath 24 4 4 - -
7. Urine bag 4 4 - -
8. Infus set 3 3 - -

25
9. Blood set 18 18 - -
10. Spuit 1 cc 35 35 - -
11. Spuit 3 cc 22 22 - -
12. Spuit 5 cc 28 28 - -
13. Spuit 10 cc 21 21 - -
14. Spuit 20 cc 2 2 - -
15. Spuit 50 cc 2 2 - -
16. Alkohol swab 2 2 - -
17. Masker 1 1 - -
18. Kasa steril 26 26 - -
19. Kasa gulung 2 2 - -
kecil
20. Kasa gulung 1 1 - -
besar
21. Hipafix 1 1 - -
22. Plester 1 1 - -
23. Povidon Iodin 1 1 - -
24. Sarung tangan 21 21 - -
steril
25. Sarung tangan 2 2 - -
bersih
26. Infus RL 11 11 - -
27. Infus D5 1/2 1 1 - -
Ns
28. Infus Ns 14 14 - -
29. Infus D5 8 8 - -
30. Infus D10 5 5 - -
31. Aquades 12 12 - -
32. Feeding tube 1 1 - -
33. Suction cateter 1 1 - -
34. Masker NRM 1 1 - -
35. Kasa steril 3 3 - -
49. Asering 7 7 - -

26
50. Fotrolit 4 4 - -
51. KN3B 4 4 - -
52. Bfluid 2 2 - -

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, didapatkan peralatan Kesehatan


yang ada di Ruang Nuri sudah terlihat cukup lengkap dan semua petugas
Kesehatan khususnya perawat sudah dapat mengoptimalkan semua peralatan
yang ada.
Berdasarkan hasil observasi terlihat bahwa manajemen ruangan sudah
berupaya untuk memenuhi standar dari ruangan rawat inap seperti terdapat
ners station yang cukup besar menyesuaikan dengan jumlah perawat (3 tim),
terdapat ruangan khusus untuk tempat administrasi, ruang tempat istirahat
perawat dan dokter, serta ruang ruangan obat – obatan yang sudah diletakkan
pada ruangan ber AC sehingga suhu ruangan dapat disesuaikan dengan
standarisasi anjuran suhu obat yang telah ditetapkan.
2) Daftar inventaris alat rumah tangga
Table 2.20 Hasil evaluasi dari jumlah inventaris alat rumah tangga di Ruang
Nuri

No Nama Barang Jumlah Kondisi Barang


Baik Rusak
1 Kipas angin 14 14 -
2 AC 21 21 -
3 Kulkas 7 7 -
4 Dispenser 4 4 -
5 Jam dinding 4 4 -
6 Lemari linen 1 1 -
7 Bak sampah infeksius 4 4 -
8 Bak sampah non infeksius 5 5 -
9 Wastafel 16 16 -
10 Tabung O2 kecil 2 2 -
11 Tabung pemadam kecil 1 1 -

27
Berdasarkan hasil observasi, didapatkan bahwa data alat rumah tangga,
Sebagian besar sudah tercukupi, yang perlu diperhatikan disini adalah
pemeliharaan inventaris Rumah Sakit yang disediakan untuk pasien.
Lingkungan Ruang Nuri sudah bisa dikategorikan cukup bersih karena selalu
dibersihkan oleh CS dengan bergantian shift, hanya saja yang kurang rapi
adalah barang – barang keluarga pasien membawa barang banyak sehingga
berserakan disekitar bed pasien. Saat pengkajian sarana dan prasarana
didapatkan bahwa keadaan fasilitas seperti WC dan kamar mandi pasien sudah
mencukupi.
3) Daftar inventaris alat kantor
Table 2.21 Hasil evaluasi dari jumlah inventaris alat kantor ruang nuri

No Nama Barang Jumlah Kondisi Barang


Baik Rusak
1 Komputer 3 3 -
2 Printer 3 3 -
3 Loker perawat 3 3 -
4 Lemari arsip 5 5 -
5 Lemari obat 3 3 -
6 Telepon 1 1 -
7 Papan tulis putih 1 1 -
8 Kursi lipat 6 6 -
9 Pen light 1 1 -
10 Kursi putar 3 3 -
11 Kursi tamu 1 1 -
12 Kursi tunggu pasien 1 1 -
13 Kursi 8 8 -

Untuk alat – alat kantor masih dalam keadaan baik dan lengkap. Ruangan juga
sudah memiliki lemari khusus untuk meletakkan arsip dan lemari khusus untuk
menyimpan obat injeksi. Tempat untuk penyimpanan alat juga sudah ada
ruangannya sendiri, sehingga semua peralatan tidak berhamburan kesana
kemari dan mudah untuk dicari. Alat komunikasi berupa telepon dan
handphone ada di ruang nuri dan masih dapat digunakan.

28
4) Daftar inventaris barang linen
Table 2.22 Hasil evaluasi dari jumlah inventaris barang linen di ruang nuri

No Nama Barang Jumlah


1 Perlak 1
2 Bantal 27
3 Kasur busa 27
4 Selimut 20
5 Sarung bantal 27
6 Linen 87
7 Baju 4

Pada saat observasi pada barang linen semuanya masih baik dan dalam
keadaan lengkap dan bagus dan semuanya layak pakai.
Kelengkapan alat tenun yang ada di ruang nuri berdasarkan data yang
didapatkan saat pengkajian terlihat bahwa kelengkapan linen pada ruang nuri
terlihat sudah cukup lengkap. Jumlah linen yang ada sudah mencukupi yaitu
87 buah, untuk mencukupi standar Depkes yaitu 1:5 atau 1 pasien harus
memiliki 5 buah sprei.

4. Metode Pemberian Asuhan Keperawatan (M3-Methode)


a. Metode pemberian asuhan keperawatan ruangan
Metode Asuhan Keperawatan yang digunakan di Ruang Nuri RSD Idaman
Banjarbaru adalam Sistem Pelayanan Keperawatan Profesional (SP2KP).
Penerapan SP2KP di Ruang Nuri menggunakan model modifikasi Tim-Primer
dengan struktur layanan asuhan terdiri atas satu orang Kepala Ruangan, satu orang
Supervisor, tiga orang Ketua Tim (Katim) dan 17 orang Perawat Pelaksana (PP)
serta tenaga kesehatan lainnya, dimana dibagi menjadi 3 tim.
SP2KP Modular adalah pengorganisasian pelayanan/asuhan keperawatan
yang dilakukan oleh perawat profesional dan non profesional (terampil) untuk
sekelompok klien dari mulai masuk rumah sakit sampai pulang disebut tanggung
jawab total atau keseluruhan. Untuk metode ini diperlukan perawat yang
berpengetahuan, terampil dan memiliki kemampuan kepemimpinan. Idealnya 2-3
perawat untuk 8-12 orang klien (Magargal, 2010).

29
Metode keperawatan modular memiliki kesamaan baik dengan metode
keperawatan tim maupun metode keperawatan primer (Gillies, 2011). Sekalipun
dalam memberikan asuhan keperawatan dengan menggunakan metode ini
dilakukan oleh dua hingga tiga perawat, tanggung jawab paling besar tetap ada
pada perawat professional. Perawat professional memiliki kewajiban untuk
memimbing dan melatih non professional. Apabila perawat professional sebagai
ketua tim dalam keperawatan modular ini tidak masuk, tugas dan tanggung jawab
dapat digantikan oleh perawat professional lainnya yang berperan sebagai ketua
tim.
Metode ini sama dengan metode keperawatan tim karena baik perawat
professional maupun non professional bekerja sama dalam memberikan asuhan
keperawatan dibawah kepemimpinan seorang perawat professional. Disamping
ini, dikatakan memiliki kesamaan dengan metode keperawatan primer karena dua
atau tiga orang perawat bertanggung jawab atas sekelompok kecil pasien sejak
masuk dalam perawatan hingga pulang, bahkan sampai dengan waktu follow up
care. Peran perawat kepala ruangan (nurse unit manager) diarahkan dalam hal
membuat jadwal dinas dengan mempertimbangkan kecocokan anggota dalam
bekerja sama, dan berperan sebagai fasilitator, pembimbing secara motivator.
Pada SP2KP yang diterapkan pada Ruang Nuri sudah terjalin kerjasama yang
baik antara ketua tim (Katim) dan perawat pelaksana (PP). Metode SP2KP pada
Ruang Nuri menggunakan tim yang terdiri dari anggota yang yang berbeda-beda
dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok klien dengan tim
yang dibagi menjadi 3 tim.
Bedasarkan wawancara dengan Kepala Ruang bahwa ada kesepakatan Ketua
Tim (Katim) membawahi setiap tim yang bertanggung jawab pada sejumlah
pasien yang menyesuaikan dengan dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP),
sedangkan perawat pelaksana bertanggung jawab melaksanakan asuhan
keperawatan berdasarkan tim sesuai dengan area yang telah ditentukan yaitu tim
1,2, dan 3. Masing-masing tim terdiri atas 5-6 orang perawat pelaksana. Dalam
pelaksanaannya setiap Ketua Tim (Katim) bertanggung jawab terhadap pasien
yang ada pada areanya masing-masing, serta Perawat Pelaksana hanya
melaksanakan asuhan di areanya masing-masing juga.
Berdasarkan hasil observasi tanggal 15-17 Mei 2023 di dapatkan bahwa
model keperawatan yang digunakan Ruang Nuri adalah model tim dan telah

30
terdapat tugas, peran dan wewenang yang jelas pada setiap anggota tim. Sebagian
besar anggota tim bertanggung jawab terhadap pemberian asuhan keperawatan
pada pasien dan anggota tim telah melakukan kerjasama dengan anggota tim serta
dengan antar tim.
Kesimpulan dari observasi dan wawancara didapatkan bahwa penerapan
SP2KP di Ruang Nuri sudah sangat baik dan diterapkan secara maksimal serta
dengan adanya model tim modifikasi sehingga membuat SP2KP berjalan
situasional karena ada kesepakatan tim antara Ketua Tim (Katim) dan Perawat
Pelaksana bekerja sesuai dengan DPJP.

Kepala Ruangan

Supervisi

Ketua Tim (Katim) I Ketua Tim (Katim) II Ketua Tim (Katim) III

Sekelompok Perawat Sekelompok Perawat Sekelompok Perawat


Pelaksana (PP) Pelaksana (PP) Pelaksana (PP)

Sekelompok Pasien Sekelompok Pasien Sekelompok Pasien

Struktur Ketenagaan Keperawatan SP2KP

1) Timbang terima
Timbang terima memiliki beberapa istilah lain. Beberapa istilah itu
diantaranya handover, handoffs, shift report, signout, signover dan cross
coverage. Handover adalah komunikasi oral dari informasi tentang pasien
yang dilakukan oleh perawat pada pergantian shift jaga. Friesen (2008)
menyebutkan tentang definisi dari handover adalah transfer tentang informasi
(termasuk tanggungjawab dan tanggung gugat) selama perpindahan perawatan
yang berkelanjutan yang mencakup peluang tentang pertanyaan, klarifikasi
dan konfirmasi tentang pasien. Handoffs juga meliputi mekanisme transfer
informasi yang dilakukan, tanggung jawab utama dan kewenangan perawat
dari perawat sebelumnya ke perawat yang akan melanjutnya perawatan.

31
Timbang terima adalah metode untuk mengkomunikasikan informasi
keperawatan dan merupakan fasilitas untuk menyampaikan informasi penting
tentang pasien dalam memberikan asuhan keperawatan sehari-hari dan
berkelanjutan. Timbang terima harus dilakukan seefektif mungkin dengan
menjelaskan secara singkat tentang keadaan klien saat itu, tindakan
keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan, masalah keperawatan yang
mungkin muncul, intervensi kolaboratif dan perkembangan klien saat itu.
Mekanisme laporan dikerjakan ketika pergantian shift sebagai kesatuan proses
komunikasi dalam menyampaikan informasi tentang kondisi klien saat itu,
sebagai wujud professional perawat dan bentuk tanggung jawab perawat
kepada klien. Informasi yang disampaikan harus akurat, sehingga
kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan baik. Timbang
terima dilakukan di nurse station yang diikuti oleh perawat dari kedua shift
dinas, kemudian dilanjutkan dengan kunjungan langsung ke pasien untuk
validasi data dan memantau kondisi pasien secara langsung.
Dari hasil observasi timbang terima Di Ruang Nuri RSD Idaman kota
Banjarbaru dilakukan rutin setiap pertukaran shift. Timbang terima dilakukan
agar kondisi klien dapat diketahui oleh petugas yang dinas di shift berikutnya
serta jika ada permasalahan atau hal-hal lain perencanaan yang akan dilakukan
berkaitan dengan tindakan medis klien, intervensi atau pemeriksaan lain yang
belum dilakukan dapat diketahui oleh petugas jaga pada shiff berikutnya.
Timbang terima disini meliputi diagnosa medis klien, rencana tindakan atau
pemeriksaan penunjang yang akan dilakukan, implementasi yang belum tuntas
atau yang sudah dihentikan, pemberian terapi kolaboratif obat-obatan,
pemeriksaan penunjang yang akan dilakukan. Di Ruang Nuri RSD Idaman
kota Banjarbaru timbang terima yang dilakukan biasanya pada shift pagi,
siang dan malam. Proses timbang terima dilakukan di nurse station dan
dilakukan di kamar pasien. Pada saat proses pelaksanaan Timbang Terima
kadang-kadang tidak tepat waktu dan pelaksanaan Timbang Terima masih ada
beberapa perawat yang masih kurang memperhatikan penyampaian hasil
laporan Timbang Terima tersebut.

2) Ronde keperawatan

32
Ronde keperawatan merupakan metode untuk menggali dan membahas
secara mendalam masalah keperawatan yang terjadi pada pasien
dengan melibatkan tim keperawatan, kepala ruangan, dokter, ahli gizi dan
melibatkan pasien secara langsung sebagai fokus kegiatan.
Ronde keperawatan suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi
masalah keperawatan klien yang dilaksanakan oleh perawat, disamping pasien
dilibatkan untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan akan tetapi
pada kasus tertentu harus dilakukan oleh kepala ruangan, ketua tim, dan
perawat pelaksana.
Menurut teori kegiatan ronde keperawatan diawali dengan pembukaan
oleh kepala ruangan (yang di perankan oleh mahasiswa) dengan
memperkenalkan tim ronde, menjelaskan identitas dan masalah klien serta
tujuan dilaksanakan ronde keperawatan. Selanjutnya dilakukan penjelasan
tentang klien oleh ketua tim yang difokuskan pada masalah dan rencana
tindakan yang akan dilaksanakan dan atau telah dilaksanakan serta memilih
prioritas yang perlu didiskusikan. Kegiatan ronde keperawatan dilanjutkan
kekamar klien untuk dilakukan validasi data dengan mencocokkan dan
menjelaskan kembali data yang telah disampaikan ketua tim. Selain itu
melakukkan diskusi antar aggota tim dan klien/ keluarga tentang masalah yang
muncul pada klien. Kegiatan berlanjut kembali ke nurse station untuk
dilakukan evaluasi dan rekomendasi intervensi keperawatan. Kegiatan ronde
akan di tutup oleh kepala ruangan. Dari hasil pengkajian dan wawancara
dengan salah satu perawat Di Ruang Nuri RSD Idaman kota Banjarbaru
diketahui bahwa ronde keperawatan belum dilaksanakan secara berkala dan
hanya dilakukan secara tidak formal. Selama ini ronde keperawatan dilakukan
saat adanya Mahasiswa yang melakukan praktik klinik dalam stase
manajemen. Ruangan tidak melaksanakan ronde keperawatan secara terjadwal
karena tidak ditemukan kasus yang jarang/ langka untuk dilakukan ronde
keperawatan, namun kadang ada diskusi antar tenaga medis dan tenaga
kesehatan lain, bila ada permasalahan pasien rawat dengan hari rawat yang
lama atau penambahan diagnosis/ permasalahan yang besar, sehingga belum
bisa dinilai apakah ronde keperawatan sudah dilakukan dengan benar atau
sudah memakai format yang berlaku dan hanya dilakukan ketika adanya
mahasiswa yang berpraktek di Ruang Nuri.

33
Ronde keperawatan di Ruang Nuri dipimpin orang Kepala Ruangan,
kadang-kadang dilakukan tapi tidak terstruktur dan tidak terdokumentasi,
misalnya hanya dilakukan pada saat ketika ada pasien yang berada di ruangan
dengan masalah yang besar yang memang perlu didiskusikan.
Pelaksanaan ronde keperawatan tidak pernah terjadwal secara pasti,
misalnya waktu, tempat, dan orang-orang yang harus menghadirinya. Dan
belum diketahui apakah ronde keperawatan sudah dilakukan sesuai format
yang ada atau belum, karena SPO untuk ronde keperawatan itu belum ada. Di
Ruang Nuri RSD Idaman kota Banjarbaru dan untuk sekarang ini tidak ada
format khusus untuk ronde keperawatannya.

3) Desentralisasi obat
Dari pengkajian yang kami dapatkan mengenai desentralisasi obat pada
Di Ruang Nuri RSD Idaman kota Banjarbaru didapatkan bahwa obat-obatan
pasien disimpan dalam loker/box yang sudah dipisahkan sesuai nomor bed dan
nama pasien serta no. RMK. Selain itu, keluarga atau pasien mendapatkan
penjelasan kapan/bila mana obat tersebut akan habis kadang-kadang dilakukan
perawat. Saat pemberian obat, perawat menjelaskan macam-macam obat, dan
efek samping kadang-kadang juga dilakukan. Adapun alur pengelolaan obat di
Ruang Nuri RSD Idaman kota Banjarbaru adalah sebagai berikut, yaitu
pertama obat diresepkan oleh dokter di dalam status pasien dan di lembar
resep setelah pemeriksaan, kemudian resep obat didalam status pasien ditulis
oleh perawat ke dalam buku laporan setelah itu lembar resep diberikan oleh
perawat kepada keluarga pasien, kemuadian keluarga pasien diminta untuk ke
apotik selanjutnya keluarga pasien kembali ke ruangan untuk mengembalikan
obat yang sudah didapat sesuai resep kepada perawat, kemudian perawat
meletakkan obat pasien tersebut sesuai dengan loker obat pasien. Adapun alur
penerimaan obat yang dilakukan perawt untuk meminta persetujuan dari
pasien serta surat pernyataan persetujuan dilakukannya sentralisasi obat belum
ada format khususnya serta saat penyerahan obat dari keluarga pasien ke
perawat tidak ada Inform Consent untuk sentralisasi obat tanda serah terima.

4) Discharge planning

34
Discharge planning merupakan konsep berkesinambungan guna
menyiapkan perawatan mandiri pasien pasca inap. Proses identifikasi dan
perencanaan dan kebutuhan berkelanjutan pasien ditulis guna memfasilitasi
pelayanan kesehatan dari suatu lingkungan ke lingkungan lainnya agar tim
kesehatan memiliki kesempatan yang cukup untuk melaksanakan discharge
planning. Discharge planning dapat tercapai bila prosesnya terpusat,
terkoordinasi dan terdiri dari berbagai disiplin ilmu untuk perencanaaan
perawatan berkelanjutan pada pasien setelah meninggalkan rumah
sakit.Sasaran pasien diberikan perawatan pasca rawat inap adalah mereka yang
memerlukan bantuan selama masa penyembuhan dari masa akut untuk
mencegah atau mengelola penurunan kondisi akibat penyakit kronis.Petugas
yang merencanakan pemulangan atau koordinator asuhan berkelanjutan
merupakan staf rumah sakit yang berfungsi sebagai konsultan untuk proses
discharge planning dan fasilitas kesehatan,menyediakan pendidikan
kesehatan, memotivasi staf rumah sakit untuk merencanakan serta
mengimplementasikan discharge planning. Misalnya, pasien yang
membutuhkan bantuan sosial, nutrisi, keuangan, psikologi, transportasi pasca
rawat inap (Nursalam, 2016; The Royal Marsden Hospital, 2014; Potter &
Perry, 2005; Discharge Planning Assosiation, 2016)
Pada Ruang Nuri dilakukan saat pasien masuk ke ruangan, sementara saat
pasien masih dalam perawatan, discharge planning dilakukan sekilas saat ada
tindakan dengan pasien tanpa ada waktu khusus. Pada Ruang Nuri terkadang
ada beberapa perawat yang memberikan penyuluhan tentang pengobatan di
rumah. Akan tetapi, ada beberapa perawat yang tidak memberikan penyuluhan
dikarenakan kesibukan perawat. Berdasarkan hasil observasi perencanaan
pasien pulang discharge planning sudah memiliki form tersendiri dari RSD
Idaman Kota Banjarbaru perawat yang memberikan penjelasan tentang
perawatan dirumah sudah dilakukan dengan memberikan arahan untuk
melakukan control ke poli saat berada dirumah akan tetapi masih belum
adanya leaflet untuk dibawa pulang dari penyakit terbanyak di ruangan, sudah
terdapat bok susun tempat lembar edukasi, namun nampak kosong belum
adanya leaflet 10 penyakit terbanyak maupun edukasi cara pencegahan
penyakit di Ruang Nuri . Kesimpulan dari hasil observasi didapatkan hasil
bahwa discharge planning yang dilakukan di Ruang Nuri belum sepenuhnya

35
optimal karena kadang-kadang hanya dilakukan ketika pasien akan pulang,
lembar kosong tidak diisi dan masih belum sepenuhnya dilakukan penyuluhan
dalam discharge planning yang diberikan seperti pendidikan kesehatan pada
pasien maupun keluarga saat pasien pertama kali datang sebagai pasien baru
dan juga selama dirawat.
Pada pelaksanaan Discharge Planning (perencanaan pasien pulang ) di
Ruang Nuri masih belum optimal karena kadang-kadang hanya dilakukan
ketika pasien akan pulang. Lembar kosong tidak diisi dalam pelaksanaanya
walaupun sudah ada lembar discharge planning khusus di ruangan tersebut dan
SPO (Standar Prosedur Operasional) pelaksanaan discharge planning.
Pelaksanaan discharge planning saat pasien dalam perawatan hanya sekilas
saat ada tindakan saja tanpa ada waktu khusus yang diberikan. Pelaksanaan
edukasi juga masih belum sepenuhnya dilakukan dalam discharge planning
yang diberikan seperti pendidikan kesehatan pada pasien maupun keluarga
saat pasien pertama kali datang sebagai pasien baru sehingga akan menjadikan
ketidakefektifan pasien dan keluarga dalam menerima infornasi dalam
perencanaan pasien pulang. Pada ruangan Nuri ini juga terdapat permasalahan
dalam pelaksanaan edukasi pengobatan pasien di rumah karena hanya ada
beberapa perawat saja yang memberikan edukasi sedangkan perawat yang
lainnya tidak memberikan edukasi karena kesibukan perawat dan pemberian
discharge planning hanya dilakukan secara lisan dan diajarkan secara langsung
tanpa menggunaakan media tertentu. karena dalam pemberian media seperti
leaflet tidak efektif dari ungkapan beberapa perawat di ruang nuri. maka hal
ini juga akan berdampak pada ketidakkomprehensifan edukasi kepada pasien
dalam pelaksanaan discharge planning.
Permasalahan yang lain dalam pelaksaanaan discharge planning pada
ruang Nuri yaitu tidak tersedianya media edukasi berupa leaflet untuk dibawa
pulang dari penyakit terbanyak di ruangan Nuri walaupun sudah tersedia bok
susun tempat edukasi sehingga akan sulit bagi pasien dalam mengaplikasikan
edukasi yang telah diberikan oleh perawat terkait penyakit maupun cara
pencegahannya serta pengobatan pasien di rumah. Maka dalam permasalahan
tersebut diperlukan arahan dan masukan dari Kepala ruangan dan Supervisor
kepada staf ruang Nuri dalam menata dan membenahi penatalaksanaan

36
discharge planning (persiapan pasien pulang) secara optimal dan professional
kepada keluarga dan pasien.

5) Supervise
Dalam bidang keperawatan supervisi mempunyai pengertian yang sangat
luas, yaitu meliputi segala bantuan dari pemimpin/penanggung jawab kepada
perawat yang ditujukan untuk perkembangan para perawat dan staf lainnya
dalam mencapai tujuan asuhan keperawatan kegiatan supervisi semacam ini
merupakan dorongan bimbingan dan kesempatan bagi pertumbuhan dan
perkembangan keahlian dan kecakapan para perawat (Suyanto, 2008).
Sebagai salah satu dari fungsi manajemen, pengertian supervisi telah
berkembang secara khusus. Secara umum yang dimaksud dengan supervisi
adalah melakukan pengamatan secara langsung dan berkala oleh atasan
terhadap pekerjaan yang dilaksanakan oleh bawahan untuk kemudian apabila
ditemukan masalah, segera diberikan petunjuk atau bantuan yang bersifat
langsung guna mengatasinya (Azwar, 1996).
Supervisi keperawatan adalah kegiatan pengawasan dan pembinaan yang
dilakukan secara berkesinambungan oleh supervisor mencakup masalah
pelayanan keperawatan, masalah ketenagaan dan peralatan agar pasien
mendapatkan pelayanan yang bermutu setiap saat (Nursalam, 2015).
Dari pengkajian yang kami dapatkan Di Ruang Nuri RSD Idaman kota
Banjarbaru untuk supervisi Belum adanya supervisor yang bertugas khusus
sebagai supervisi. Belum adanya jadwal dan uraian tugas pelaksana supervisi.
Serta format supervisi dari dokumentasi kerja supervisi belum tersedia.
Hasil observasi dan wawancara di ruang Nuri, supervise yang dilakukan
supervisor dalam penilaian intervensi sudah berjalan namun tidak dilakukan
secara khusus kepada perawat yang melakukan tindakan. Supervisor hanya
memberikan arahan saat perawat melakukan intervensi, tanpa lebar penilaian.
Saat perawat melakukan hal yang tidak sesuai dengan SPO (Standart
Procedur Operasional), maka saat itu juga supervisor memberikan arahan
bagaimana yang benar. Berdasarkan wawancara dengan beberapa perawat
mengatakan ada Supervisi secara langsung dan terjadwal setiap bulan yang
dilakukan terhadap mereka tetapi mereka mengatakan pernah di Supervisi
secara lisan dengan bukti tertulis. Kesimpulan dari hasil wawancara dan

37
observasi dapat dikatakan bahwa Supervisi di Ruang Nuri sudah berjalan
secara optimal.

6) Dokumentasi
Berdasarkan wawancara dengan perawat di ruangan Nuri bahwa
dokumentasi keperawatan saat ini sudah dilakukan dengan baik dan lengkap
sesuai SAK namun masih menggunakan tulisan tangan sehingga
membutuhkan waktu untuk mengisi status pasien. Hal ini sebenarnya sudah
dilakukan perbaikan oleh pihak rumah sakit dengan membuatkan format baru
dan memberikan kode pada setiap lembar status klien sehingga memudahkan
pengisian status klien.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan perawat di ruangan
untuk dokumentasi evaluasi asuhan keperawatan saat timbang terima sudah
menggunakan komunikasi SBAR dan menggunakan format baku.
Dari hasil pengamatan dari tanggal 15-17 Mei 2023 terhadap
dokumentasi keperawatan dari pasien yang dirawat di Ruang Nuri RSD
Idaman kota Banjarbaru diketahui bahwa :
Tabel 2.23 Dokumentasi Keperawatan Di Ruang Nuri RSD Idaman kota
Banjarbaru

No. Aspek Yang Dinilai Hasil


1 Pengkajian Baik
2 Diagnosa Baik
3 Tindakan Baik
4 Perencanaan Baik
5 Evaluasi Baik
6 Catatan Perkembangan Baik

Sumber data primer


Berdasarkan dari evaluasi penerapan standarasuhan keperawatan diketahui
bahwa presentasi pancapaian rata-rata yaitu sudah cukup baik. Hal itu
menunjukan bahwa secara umum penerapan standar asuhan keperawatan
diruang Nuri sudah maksimal.

38
Table 2.24 Kesesuaian pelaksanaan tindakan keperawatan dengan SOP

Standar Operasional
No Prosedur (SOP) Hasil
Keperawatan
1 Perawatan Luka Baik
2 Pemasangan infus Baik
3 Menghitung Denyut Nadi Baik
4 Mengukur Tekanan Darah Baik
5.
5 Menghitung Pernapasan Baik
6 Mengukur Temperatur Baik
7 Pemberian injeksi intra vena Baik
8 Transfusi darah Baik

Pembiayaan (M4-Money)
Hasil Wawancara dengan kepala Ruang Nuri, untuk pengadaan alat diruangan
yaitu dengan cara mengajukan lembar permohonan ke Bidang keperawatan jika
disetujui baru diadakan alat yang dibutuhkan dan kwitansi dari pengadaan alat
tersebut harus diserahkan ke Bidang Keperawatan sebagai penanggungjawaban atas
pengadaan alat tersebut.
Berdasarkan informasi yang didapatkan dari kepala ruangan Nuri, diketahui
bahwa anggaran dengan jumlah dana yang besar lebih dari 1 juta untuk pembelian
atau perbaikan ruangan didapatkan dengan pengusulan permintaan ke direktur yang
kemudiaan akan diteruskan ke bidang-bidang yang terkait . Kendala pada saat
pengajuan lembar permohonan adalah waktu yng memanjang untuk hal-hal yang
bersifat dengan jumlah dana lebih dari 1 juta, namun untuk hal-hal yang bersifat
dengan jumlah urgency ruangan cukup mengajukan ke IRNA
Berdasarkan wawancara dengan kepala ruangan Ruang Nuri, setiap
pembayaran jasa pelayanan diruangan sebagian dimasukkan ke dalam dana simpanan
Ruang Nuri untuk nantinya apabila ada keperluan yang urgency perawat bias
menggunakannya sebagai dana talangan.

39
6. Pemasaran (M5-Marketing/Mutu)
a. Keselamatan pasien
1) Sasaran I: Ketepatan identifikasi pasien
Di ruangan Nuri pasien menggunakan nomor bed pasien masing masing, akan
tetapi di ruang Nuri masih ada beberapa bed pasien yang belum ada nomer
bednya, dan ada beberapa bed yang nomernya terlalu kecil. identitas yang
berisi nama pasien, tanggal lahir dan nomor RM yang ditulis pada gelang
identitas pasien .
Perawat memastikan kembali identitas pasien saat perawat memberikan obat
oral, obat suntikan intra vena, mengambil darah dan melakukan tindakan,
perawat terlebih dahulu menanyakan identitas pasien untuk pencocokan data
dengan menggunakan pertanyaan terbuka
2) Sasaran II : peningkatan komonikasi yang efektif
Di ruangan Nuri perawat sudah melakukan komonikasi efektif SBAR.
Berdasarkan hasil observasi dari tanggal 15 Mei – 18 Mei 2023 di ruang Nuri
saat timbang terima pergantian shift dilakukan di nurse station. Isi timbang
terima sudah meliputi S-BAR, meliputi nama dan ruang pasien, diagnosa
medis dan kondisi pasien. Untuk masalah keperawatan belum tersampaikan
dengan baik, intervensi yang telah dan belum dilakukan sudah dilaporkan
secara detail. Timbang terima dari shift malam ke shift pagi dan dari shift pagi
ke shift sore dilakukan di nurse station dan dilanjutkan keliling keruangan
pasien namun pada shift sore ke shift malam hanya dilakukan di nurse station.
3) Sasaran III : peningkatan keamanan yang perlu diwaspadai
Pada Ruang Nuri penyimpanan obat injeksi dan oral sudah disediakan
ditempat penyimpanan obat injeksi dan obat oral sudah disediakan ditempat
penyimpanan yang memadai, dengan kondisi tempat penyimpanan obat yang
dingin dan berAC yang dilengkapi dengan pengaturan suhu ruangan. Perawat
sudah berhati hati dalam memberikan obat-obatan yaitu memvalidasi kembali
obat yang akan diberikan untuk pasien, tempat penyimpanan obat oral dan
injeksi dijadikan satu loker dan loker obat sudah diberikan nama dan no.RMK.
Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan
diberikan kepada pasien diserahkan pengelolaan sepenuhnya oleh perawat
(Nursalam,2011)

40
4) Sasaran IV: Kepastian tepat lokasi,tepat prosedur,tepat pasien
Perawat menggunakan APD seperti handscone saat memberikan tindakan
keperawatan. Di ruang Nuri pengadaan wastafel untuk hand hygiene
disediakan oleh rumah sakit, perawat ruangan terlihat melakukan cuci tangan
pada saat akan dan setelah melakukan tindakan, perawat menggunakan hand
scrub sebelum masuk ke kamar pasien.
Rumah sakit sudah menggalakkan disemua ruangan untuk membudayakan
cuci tangan 6 langkah yang sudah disosialisasikan oleh Tim PPI
(pengendalian dan pencegahan infeksi) dan kepala ruangan setelah melakukan
timbang terima, jadi menurut kami perawat ruang Nuri sudah melaksanakan
dan menerapkan 5 moment cuci tangan
5) Sasaran V : Pengurangan resiko infeksi terkair pelayanan
Setiap perawat diruang Nuri pada pasien yang terpasang infus, NGT maupun
DC dan yang mengalami post operasi selalu memperhatikan tanda-tanda
infeksi yang mungkin terjadi apabila NGT dan DC sudah lama terpasang
selama 10 hari akan dilepas kemudian diganti dan dipasang lagi dengan alat
yang baru kalau memungkinkan untuk pemasangan infus sudah terlihat
penanggalan tertulis diplester pasien jadi apabila sudah melebihi 3 hari dan
apabila terjadi flebitis atau bengkak langsung dilakukan pemasangan ulang dan
untuk perawatan dilakukan setiap 1 hari sekali dengan alat disterilkan di
CSSD. Menurut aloysia permata sari(2017) perban atau balutan luka sebaiknya
diganti 1 hari sekali dan dapat dilakukan lebih sering terutama jika perban
terlihat penuh dengan darah , cairan luka, basah dan kotor
6) Sasaran VI : Pengurangan resiko pasien infeksi
Semua tempat tidur yang ada diruang Nuri dalam kondisi baik, pagar masih
terpasang dengan kuat dan setiap pasien baru selalu dikaji terkait resiko jatuh
7) Sasaran VII: Tenaga kesehatan/ keunggulan RS
Dari segi tenaga keperawatan secara umum perawat sudah mengikuti
pelatihan pelatihan khusus tentang penyakit dalam, ataupun keperawatan
medical bedah pelatihan- pelatihan tersebut diikuti untuk menambah
pengetahuan tentang penyakit dalam dan juga untuk memenuhi syarat
memperpanjang STR (surat tandaregistrasi)

41
C. PROSES
1. Fungsi Manajemen Keperawatan Di Ruangan
a. Fungsi perencanaan
1) Visi ruangan
“Rumah Sakit Unggul dalam pelayanan dan Berkarakter”
2) Misi ruangan
a. Mengembangkan kompetensi Sumber Daya Manusia
diseluruh unit pelayanan Rumah Sakit dalm hal pengembangan skill,
knowledge dan attitude (keterampilan, keilmual, dan perilaku yang baik) dis
semua inti pelayanan
b. Mengembangkan bangunan Rumah Sakit yang menarik
c. Menyediakan peralatan peralatan medis yang canggih dan mutakhir sesuai
ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kedokteran
d. Mengembangkan perangkat manajemen yang inovatif dan responsive yang
mampu menjawab tantangan Rumah Sakit di masa yang akan datang
e. Memberikan pelayanan yang berkualitas standar dan dikemas dengan sikap
yang santun
f. Berperan aktif dalam menurunkan kematian ibu dan bayi di Rumah Sakit
sebagai daya dukung dalam penurunan kematian ibu dan bayi di Kota
Banjarbaru dan sebagai penyelengggara dalm upaya penurunan penyakit
menular TB paru (DOTS)

3) Standar operasional prosedur


Dalam menerapkan basis intervensi, ruang Nuri (Bedah) berdasarkan hasil
wawancara secara langsung dengan kepala ruangan mengenai standar
operasional prosedur.
Berikut daftar SOP diruang Nuri (Bedah)
Satndar Operasional Prosedur yang sudah ada di ruangan Nuri (Bedah)
meliputi :
a) SOP Pemeriksaan EKG
b) SOP Resusitasi Jantung Paru
c) SOP Mengukur Intake dan Output Cairan
d) SOP Perawatan Luka Luas
e) SOP Memberikan Obat Melalui Rectum

42
f) SOP Mengambil Darah Vena
g) SOP Memasang Kateter
h) SOP Pemasangan NGT dan Pemberian Makanan Lewat Sonde
i) SOP Pemasangan Infus
j) SOP Pemasangan Venflon
k) SOP Pemasangan Transfusi Darah
l) SOP Fisioterapi Dada
m)SOP Latihan Batuk Efektif
n) SOP Latihan Napas Dalam
o) SOP Penatalaksanaan Suction
p) SOP Terapi Oksigen
q) SOP Manajemen Nyeri
r) SOP pelaksanaan ROM (Range og Motion)
s) SOP Pemberian Nebulizer
t) SOP Perencanaan Pasien Pulang
u) SOP Implementasi Keperawatan Peritoncal Dialysis

4) Standar kinerja
Model Asuhan Keperawatan yang digunakan di Ruang Nuri (Bedah)
RSUD Idaman Banjarbaru adalah Sistem Pemberian Pelayanan Keperawatan
Profesional (SP2KP). SP2KP adalah system pemberian pelayanan keperwatan
professional yang merupakan pengembangan dari MPKP (Model Praktek
Keperawatan Profesional) dimana dalam SP2KP ini terjadi kerjasama
professional antara perawat primer (PP) dan perawat asosier (PA) serta tenaga
kesehatan lainnya.
SP2KP merupakan model asuhan keperawatan yang digunakan untuk
kegiatan pengelolaan asuhan keperawatan disetiap unit ruang rawat di Rumah
Sakit. Pada aspek proses ditetapkan penggunaan metode modifikasi
keperawatan primer (kombinasi metode tim dan metode keperawatan primer).
Komponen terdiri dari : Perawat, profil pasien, system pemberian asuhan
keperwatan, kepemimpinan, nilai- nilai professional, fasilitas, saran dan
prasarana (logistik) serta dokumentasi asuhan keperawatan.

43
5) Fungsi pengorganisasian
a) Uraian tugas
(1) Tanggung jawab kepala ruangan
 Menunjukkan ketua tim akan bertugas diruangan maing- masing
 Mengikuti serah terima pasien di shif sebelumnya
 Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien gawat, transisi, dan
persiapan pulang bersama ketua tim
 Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan klien bersama
ketua tim, pengatur penugasan/penjadwalan.
 Merencanakan strategi pelaksanaan keperawatan
 Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kandisi, patofisologi,
tindakan medis yang dilakukan, program pengobatan dan
mendidkusikan dengan dokter tentang tindakan yang akan
dilakukan terhadap pasien
 Mengatur dan mengendalikan Asuhan Keperawatan
 Membimbing penerapan proses keperawatan dan menilai Asuhan
Keperawatan
 Mengandakan diskusi untuk pemecahan masalah
 Memberikan informasi kepada pasien atau keluarga yang baru
masuk
 Membantu mengembangkan niat pendidikan dan latihan diri
 Membaca membimbing terhadap peserta didik keperawatan
 Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan dan Rumah Sakit
(a) Pengorganisasian
 Membuat rentan kendali kepala ruangan membawahi 2 ketua
tim dan ketua tim membawahi 2-3 perawat.
 Merumuskan metode penugasan yang digunakan
 Membuat rincian tugas ketua tim dan anggota tim secara jelas
 Merumuskan tujuan metode penugasan
 Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan
 Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktik
 Mendelegasian tugas saat kepala ruang tidak berada di tempat,
kepala ketua tim

44
 Memberi wewenang kepada tata usaha untuk mengurus
administrasi pasien
 Mengatur jadwal pos dan pakarnya
(b) Pengarahan
 Memberi pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim
 Memberi pujian kepada anggota tim yang melaksanakan tugas
dengan baik
 Memberi motivasi dalam peningkatan pengetahuan,
keterampilan, keterampilan dan sikap
 Menginformasikan hal- hal yang dianggap penting dan
berhubungan dengan askep pasien
 Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan
 Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam
melaksanakan tugasnya
 Meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim lain
(c) Pengawasan
 Melalui komunikasi
Mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan ketua tim
maupun pelaksana mengenai asuhan keperawatan yang
diberikan kepada pasien
 Melalui supervise
Pengawasan langsung melalui inspeksi, mengamati, sendiri atau
melalui laporan langsung secara lisan dan
memperbaiki/mengawasi kelemahan-kelemahan yang ada saat
itu juga.
Pengawasan tidak langsung mecetak daftar hadir ketua tim.
Membaca dan memeriksa perencanaan keperawatan serta
catatan yang dibuat selama dan sesudah proses keperawatan
dilaksanakan (di dokumentasikan), mendengar laporan ketua
tim tentang pelaksanaan tugas.
(d) Evalusi
 Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan
rencana keperawatan yang disusun bersama ketua tim
 Audit keperawatan

45
(2) Tanggung jawab supervisor
Supervisi dalam keperawatan adalah penanggung jawab dan
pengawasan keperawatan yang tertuju pada perkembangan tugas
perawat dan staf lainnya dalam mencapai suatu tujuan, bertanggung
jawab kepada kepala ruangan secara langsung. Uraian tugas supervise
sebagai berikut :
 Memberikan pengarahan dan petunjuk yan jelas, sehingga dapat
dimengerti oleh staf dan pelaksana keperawatan
 Memberikan saran, nasehat dan bantuan kepada staf pelaksanaan
keperawatan
 Memberikan motivasi untuk meningkatkan semangat kerja staf
dan pelaksana keperawatan
 Proses kelompok (dinamika kelompok)
 Memberikan latihan dan bimbingan yang diperlukan oleh staf dan
pelaksana keperawatan
 Melakukan penilaian terhadap kinerja perawat
 Mengadakan pengawasan agar asuhan keperawatan lebih baik
 Mengorganisasikan staf dan pelaksana keperawatan
 Melatih staf dan pelaksana keperawatan
 Memberikan arahan dalam pelaksanaan tugasnya agar menyadari
dan mengerti terhadap peran, fungsi sebagai staf dan pelaksana
asuhan keperawatan
 Memberikan layanan kemampuan staf dan pelaksana keperawatan
dalam memberikan asuhan keperawatan
(3) Tanggung jawab ketua tim
 Tugas Utama : Mengkoordinir pelaksanaan Askep sekelompok
pasien oleh Tim keperawatan di bawah koordinir
 Mengidentifikasi kebutuhan perawat seluruh pasien oleh Tim
keperawatan dibawah kordinasinya pada saat Pre Confrence
 Mengidentifikasi kebutuhan seluruh PP membuat rencana asuhan
keperawatan yang tepat untuk pasiennya
 Memastikan setiap PA melaksanakan asuhan keperawatan sesuai
dengan rencana yang telah dibuat PP

46
 Melaksanakan validasi tindakan keperawatan seluruh pasien
dibawah koordinasinya paa saat Post Conference
(4) Tanggung jawab perawat pelaksana
 Memberikan pelayanan keperwatan secara langsung berdasarkan
proses keperawatan dengan sentuhan kasih saying
 Menyusun rencana keperawatan sesuai dengan masalah klien
 Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan klien
 Melaksanakan tindakan keperawatan yang telah diberikan
 Mencatat atau melaporkan semua tindakan keperawatan dan
respon klien pada catatan perawatan
 Melaksanakan program medis dengan penuh tanggung jawab
 Pemberian obat
 Pemeriksaan laboratorium
 Persiapan klien yang akan di operasi
 Memperhatikan keseimbangan kebutuhan fisik, mental, sosial, dan
spiritual dari klien
 Memelihara kebersihan klien dan lingkungan
 Mengurangi penderitaan klien dengan memberi rasa aman,
nyaman, dan ketenangan
 Pendekatan komunikasi terapeutik
 Mempersiapkan klien secara fisik dan mental menghadapi tindakan
keperawatan dan pengobatan atau diagnosis
 Melatih klien untuk menolong dirinya sendiri sesuai dengan
kemampuan
 Memberikan pertolongan segera pada klien gawat
 Membantu kepala ruangan dalam penatalaksanaan ruangan secara
administratif
 Menyiapkan data klien baru, pulang, atau meninggal
 Sensus harian atau formulir
 Rujukan harian
 Mengatur dan menyiapkan alat- alat yang ada diruangan menurut
fungsinya supaya siap pakai
 Menciptakan dan memelihara kebersihan, keamanan, kenyamanan
dan keindahan ruangan

47
 Melaksanakan tugas dinas pagi, sore, malam atau hari libur secara
bergantian sesuai jadwal tugas
 Memberi penyuluhan kesehatan sehubungan dengan penyakitnya
 Melaporkan segala sesuatu mengenai keadaan klien baik secara
lisan maupun tulisan
 Membuat laporan harian klien
 Pengelolaan asuhan keperawatan
 Menentukan jenis/asuhan keperawatan di ruang perawatan
penyakit dalam yang akan diselenggarakan sesuai kebutuhan
pasien
 Membantu melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan,
meliputi :
 Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan asuhan
keperawatan
 Membantu menyususun dan mengatur daftar dinas tenaga
keperawatan dan tenaga lain sesuai kebutuhan dan ketentuan
atau peraturan yang berlaku
 Memberi pengarahan dan motivasi kepada tenaga keperawatan
untuk melaksanakan asuhan keperawatan sesuai
ketentuan/standar
 Menjaga perasaan pasien agar merasa aman dan terlindungi
selama selama pelaksanaan pelayanan keperwatan berlangsung
 Memberi penyuluhan kesehatan terhadap pasien atau keluarga
dalam batas kewenangan
 Memelihara dan mengembangkan system pencatatan dan
pelaporan asuhan keperawatan dan kegiatan lain yang dilakukan
secara tepat dan benar, untuk tindakan keperwatan selanjutnya
 Meneliti pengisian dokumentasi asuhan keperawatan pada
rekam medic pasien
 Memeriksa dan meneliti pengisian daftar permintaan makanan
berdsarkan macam dan jenis makanan pasien, kemudian
memeriksa dan meneliti ulang saat penyajian sesuai dengan
dietnya

48
 Membantu melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan
penilaian
 Mengawasi dan menilai pelaksanaan asuhan keperawatan yang
telah ditentukan
 Melaksanakan penilaian terhadap upaya peningkatan
pengetahuan dan keterampilan di dibadng asuhan keperawatan
 Mengawasi dan mengendalikan penggunaan peralatan
keperawatan serta obat- obatan secara efektif dan efesien
 Mengawasi pelaksanaan system pencatatan dan pelaopran
kegiatan asuhan keperawatan
 Bertanggung jawab dalam pembuatan laporan data pasien setiap
bulan
 Mengkoordinir pencatatan keluar masuk pasien dibuku register
 Membantu kepala keperawatan di ruang keperawatan penyakit
dalam merencanakan program kegiatan keperawatan
 Melaksanakan perhitungan klaim pasien pulang
 Pengelola inventaris barang/alat kesehatan
 Bertanggung jawab dalam urusan barang dan alat kesehatan
diruang keperawatan penyakit dalam
 Mengkoordinir, memonitoring, dan mengevaluasi barang dan
alat kesehatan secara berkala
 Melakukan pembukuan barang dan alat- alat kesehatan kebuku
inventaris barang
 Melaporkan barang dan alat- alat kesehatan rusak kepada kepala
keperawatan
Berdasarkan hasil wawancara dari kepala ruangan ruang
Nuri (bedah) mengatakan bahwa struktur organisasi belum
diperbaharui sehingga masih banyak karyawan yang tedahulu
dan karyawan baru masih belum ada dalam struktur organisasi.

b. Pengorganisasian perawatan klien


SP2KP modular adalah standar asuhan keperawatan yang dilakuakan oleh
perawat professional dan non professional (trampil) untuk sekelompok klien dari

49
mulai masuk rumah sakit sampai pulang disebut tanggung jawab total atau
keseluruhan. Untuk metode ini diperlukan perawat yang berpengetahuan, terampil
dan memiliki kemampuan kepemimpinan. Idealnya 2-3 perawat untuk 8-12 orang
klien.
c. Ketenagaan
1) System perhitungan tenaga
Tabel 2.25 Berdasarkan jenis dan tingkat pendidikan

No Jenis Tenaga PNS BLUD PPPK Total


1 Keperawatan
a. Perawat Profesional (S.Kep, 4 5 - 9
Ners)
b. Perawat Mahir (DIII) 4 7 2 13
2 Non Paramedis 1 4 - 5
Total 8 13 2 27

d. Fungsi pengarahan
1) Timbang terima
Timbang terima adalah metode untuk mengkomunikasikan informasi
keperawatan dan merupakan fasilitas untuk menyampaikan informasi penting
tentang pasien dalam memberikan asuhan keperawatan sehari- hari dan
berkelanjutan tentang keadaan klien saat itu, tindakan keperawatan yang sudah
dilaksanakan dan belum dilaksanakan, masalah keperawatan yang mingkin
muncul, intervensi keperawatan dan kolaboratif dan perkembangan klien saat
itu. Timbang terima dilakukan di nurse station yang diikuti oleh perawat dan
kedua shif dinas, kemudian dilanjutkan dengan kunjungan langsung ke pasien
untuk validasi data dan memantau kondisi pasien secara langsung.
Berdasarkan hasil observasi hasil 15- 17 mei 2023 pukul 08.30
kegiatan operan di ruang Nuri (Bedah) dilakukan setiap pergantian shif malam
ke pagi (pukul 08.30 wita). Operan yang dilakukan sesuai dengan alur timbang
terima dan juga diikuti oleh kepala ruangan dan supervisor dan operan
dilakukan di Nurse Station lalu dilanjutkan kunjungan langsung je bed pasien.

50
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu perawat, mengatakan
kegiatan operan dilakukan setiap dinas pagi, siang, malam. Kegiatan timbang
terima dilakukan di nurse station dan dilanjutkan ke bed pasien.
Berdasarkan wawancara dengan supervisor Ruang Nuri, untuk proses
timbang terima dilakukan di nurse satation. Pendokumentasian timbang terima
menggunakan format, setiaop pergantian dinas perawat primer memperbaharui
dengan menuliskan terapi yang diberikan pada klien.
Pre conference adalah komunikasi antara Karu, katim dan perawat
pelaksana setelah selesai operan untuk rencana kegiatan pada shif tersebut
yang dipimpin oleh ketua tim atau penanggung jawab tim. Isi pre conference
adalah rencana tiap perawat (rencana harian), dan tambahan rencana dari
katim.
Waktu ; Setelah operan
Tempat : Nurse Station
Penggung jawab : Kepala Ruangan
Kegiatan :
a) Kepala ruangan membuka acara
b) Kepala ruangan mempersilahkan menyampaikan laporan masing masing
tim
c) Tim perawat peksanaan menyampaikan lapoarannya
d) Kegiatan dilanjutkan ke bed pasien
e) Kepala ruangan, Katim dan perawat pelaksana kembali ke nurs station
f) Katim menyampaikan rencana tindakan yang akan dilakukan
g) Kepala ruangan menutup acara
Post conference adalah komunikasi Karu, Katim, dan perawat
pelaksana tentang hasil kegiatan sepanjang shif dan sebelum operan kepada
shif berikutnya. Isi psot conference adalah hasil askep tiap perawatan dan hal
penting untuk operan (tindak lanjut). Post conference dipimpin oleh Kepala
ruangan.
Waktu ; Sebelum operan ke dinas berikutnya
Tempat : Nurse Station
Penggung jawab : Kepala Ruangan
Kegiatan :
a) Kepala ruangan membuka acara

51
b) Kepala ruangan mempersilahkan menyampaikan laporan masing masing
tim
c) Tim perawat peksanaan menyampaikan lapoarannya
d) Kegiatan dilanjutkan ke bed pasien
e) Kepala ruangan, Katim dan perawat pelaksana kembali ke nurs station
f) Katim menyampaikan rencana tindakan yang akan dilakukan
g) Kepala ruangan menutup acara
Berdasarkan observasi pada tanggal 15-17 mei 2023 didapatkan untuk pre
dan post conference sudah dilakukan secara maksimal

2) Motivasi kepada perawat


Memberikan dorongan kepada staf atau bawahan agar dapat bekerja
dengan baik untuk meningkatkan kinerjanya. Mekanisme kerja yang baik ini
akan mendorong dari dalam diri dan diharapkan kerja akan muncul pada diri
karyawannya, bahkan lebih jauh menumbuhkan komitmen dari karyawan
secara mendalam.
Momotivasi secara positif dan keadilan yang konsisten adalah tanda-
tanda dari kepimimpinan yang baik. Berdasarkan hasil pengamatan yang
dilakukan di ruangan, motivasi kepada perawat tidak diterapkan secara
maksimal.

3) Pendelegasian
Pendelegasian adalah kegiatan seseorang untuk menugaskan stafnya
atau bawahannya untuk melaksanakan bagian dari tugas manajer yang
bersangkutan dan pada waktu bersamaan memberikan kekuasaan kepada
staf/bawahan tersebut, sehingga bawahan itu dapat melaksanakan tugas- tugas
itu sebaik baiknya serta dapat mempertanggung jawabkan hal- hal yang
didelegasikan kepadanya. Berkaitan dengan pendelegasian terdapat tiga unsur
yaitu tugas, kekuasaan, dan pertanggungjawaban.
Diruang Nuri (Bedah) perawat pelaksana diberikan delegasi oleh Katim
melakukan visite pasien dan ketika terdapat keluhan yang baru dirasakan
pasien setelah visite atau ketika tim medis sedang diluar ruangan dan
dilakukan pendelegasian via telepon.

52
Berdasarkan dari wawancara dan observasi didapatkan diruang Nuri
(Bedah) sudah adanya pendelegasian secara langsung oleh kepala ruangan
secara langsung terkait masalah asuhan keperwatan pada pasien dirungan.

4) Supervisi
Supervisi adalah upaya untuk membantu pembinaan dan peningkatan
kemapuan pihak supervise agar mereka dapat melaksanakan tugas kegiatan
yang telah ditetapkan secara efektif dan efeisien. Tujuan dilaksanakannya
supervise adalah memberikan bantuan kepada bawahan secara langsung
sehingga bawahan memiliki bekal yang culup untuk dapat melaksanakan tugas
atau pekerjaan dengan hasil yang baik. Kunci sukses supervise yaitu 3F, yaitu
Fair, Feedback, dan Follow Up.
Hasil observasi dan wawancara dirunag Nuri (Bedah), supervise
dilakukan supervisor dalam penilaian intervensi dilakukan secara khusus
kepada perawat yang melakukan tindakan. Supervisor hanya memberikan
arahan saat perawat melakukan intervensi, tanpa lembar penilaian. Saat
perawat melakukan hal yang tidak sesuai dengan SPO (Standart Prcedur
Operasional), maka saat itu juga supervisor memberikan arahan bagaimana
yang benar sesuai dengn SOP.

5) Ronde keperawatan
Ronde keperawatan merupakan metode untuk menggali dan membahas
secara mendalam masalah keperawatan yang terjadi pada pasien dengan
melibatkan tim keperawatan.
Hasil wawancara dari supervisor ronde keperawatan yang dilaksanakan
diruang Nuri (Bedah) dilakukan secara sesuai dengan teori, dengan adanya
kolaborasi antar Karu, Katim, dan Perawat pelaksana untuk mengatasi
masalah tersebut. Tidak ada kendala dalampelaksanaan ronde keperawatan
kerena staf yang berlatar belakang pendidikan dan pengetahuan yang yeng
bervariasi. Sehingga Ronde keperawatan benar benar dilakukan secara teori.

53
e. Fungsi pengendalian
1) Indikator mutu
Mutu asuhan keperawatan sebuah rumah sakit akan selalu terkait dengan
struktur, proses, dan outcome sistem pelayanan RS tersebut. Mutu asuhan
pelayanan RS juga dapat dikaji dari tingkat pemanfaatan sarana pelayanan
oleh masyarakat mutu pelayanan dari tingkat efisien RS. Secara umum aspek
penilaian meliputi evaluasi dokumen, instrument, audit (EDIA)

2) Penetapan standar audit dokumentasi keperawatan


Pelaksanaan audit dikeperawatan, sebagai berikut :
1. Dilakukan oleh TIM mutu pelayanan keperawatan yang bertugas
menentukan masalah keperawatan yang perlu diperbaiki.
2. Menentukan kriteria untuk memperbaiki masalah serta menilai
pelaksanaan perbaikan yang telah ditetapkan.
3. Merupakan bagian integral dari TIM mutu RS dan bisa merupakan salah
satu komponen dari komite keperawatan.
4. Menyampaikan hasil laporan secara periode pada komite keperawatan
untuk seterusnya disampaikan pada pimpinan rumah sakit sebagai bahan
pertimbangan kebijakan lebih lanjut.
5. Diperlukan kerja sama dengan berbagai departemen yang ada dirumah
sakit untuk dapat mengidentifikasi masalah, menentukan kriteria dan
merencanakan perbaikan, seperti departemen farmasi, infeksi nasokomial,
rekam medis, pelayanan medis, bagian pemasaran, dan lain-lain

3) Survey Kepuasan
Berdasarkan data penunjang yang didapat pada 16 Mei 2023 yang
sudah divalidasi dengan pembimbing klinik, didapatkan bahwa sudah
dilakukan di ruangan Nuri.
Dari hasil data kepuasan pasien terhadap mutu asuhan keperawatan melalui
kuesioner rumah sakit yang dibagikan, didapatkan nilai 90% berarti dapat
dikatakan baik atau puas dan 10% mengatakan tidak puas.

54
4) Survey Masalah Pasien
Survey masalah pasien yang diambil dari pasien baru yang dirawat
pada bulan yang bersangkutan untuk menganalisa apakah ada masalah baru
yang belum dibuat standar asuhannya. Ketua tim akan memberi konstribusi
data yang dibutuhkan oleh kepala ruangan dalam menilai pencapaian kegiatan.
Berdasarkan hasil observasi pada ruang Nuri baik, karena sudah ada standar
asuhan keperawatan terkait ada masalah keperawatan yang muncul.

D. OUTPUT
1. Efisiensi Ruang Rawat
a. BOR (Bed Occupancy Rate)
BOR menurut Huffman (1994) adalah “The Ratio Of Patient Service Days To
Inpatient Bed Count Days In A Period Under Consideration”. Sedangkan
menurut Depkes RI (2005) BOR adalah prosentase pemakaian tempat tidur pada
satuan waktu tertentu. Indicator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya
tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Nilai parameter BOR yang ideal
adalah antara 60 – 85% (Depkes RI, 2005)

Rumus : (Jumlah hari perawatan di rumah sakit) x 100%


(Jumlah tempat tidur x jumlah hari dalam satu periode)

BOR Februari : 351 x 100% = 43,2%


29 x 28
BOR Maret : 317 x 100% = 35,2%
29 x 31
BOR April : 206 x 100% = 23,6%
29 x 30
Jadi, rata – rata persentase pemakaian tempat tidur di ruang Nuri dari Februari –
April 2023 adalah 34,0%

b. LOS (Length Of Stay/Rata – rata lama pasien dirawat)


LOS menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata lama rawat seorang pasien.
Indicator ini disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat

55
memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis
tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan yang lebih lanjut. Secara
umum nilai ALOS yang ideal antara 6 – 9 hari (Depkes, 2005).
Rumus : (Jumlah lama dirawat)
(Jumlah pasien keluar hidup + mati)
LOS Februari : 329 = 2,6 = 3 hari
123
LOS Maret : 317 = 2,6 = 3 hari
122
LOS April : 212 = 2,5 = 3 hari
85
Jadi, rata-rata lama perawatan pasien di ruang Nuri pada bulan Februari – April
2023 adalah 3 hari

c. BTO (Bed Turn Over/ Angka perputaran tempat tidur)


BTO menurut Depkes RI (2005) adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada
satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu tertentu.
Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai 40 – 50 kali.

Rumus : (Jumlah pasien keluar hidup + mati)


(jumlah tempat tidur)
BTO Februari : 123 = 4 kali
29
BTO Maret : 122 = 4 kali
29
BTO April : 85 = 3 kali
29
Jadi, rata – rata nilai BTO ruang Nuri dari Februari – April 2023 adalah 4 kali

d. TOI (Turn Over Internal/Tenggang Perputaran)


TOI menurut Depkes RI (2005) adalaha rata – rata hari dimana tempat tidur tidak
ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya. Indicator ini memberikan
gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong
tidak terisi pada kisaran 1 – 3 hari.

56
Rumus : ((Jumlah tempat tidur x periode) – Hari perawatan))
(Jumlah pasien keluar hidup + mati)
TOI Februari : ((29 x 30) – 351)) = 4 hari
123
TOI Maret : ((29 x 30) – 317)) = 5 hari
122
TOI April : ((29 x 30) – 206)) = 8 hari
85
Jadi, rata – rata nilai TOI ruang Nuri dari bulan Februari – April adalah 6 hari.

2. Instrument ABC Pelaksana SAK


a. Instrument dokumentasi
Tabel 2.26 Hasil Evaluasi Penerapan SAK di Ruang Nuri (Bedah) di RSUD
Idaman Banjarbaru

No Nilai Askep yang Dinilai Presentasi


1 Pengkajian 100 %
2 Diagnosa 75 %
3 Rencana 80 %
4 Implementasi 100 %
5 Evaluasi 100 %
Rata- rata

3. Instrument Kepuasan
a. Hasil kepuasan pasien
Tabel 2.27 Kepuasan Pasien di Ruang Nuri (Bedah) RSUD Idaman Banjarbaru
pada tanggal 15- 17 mei 2023 dari 10 pasien

No Pertanyaan Presentasi
Ya Tidak
1 Perawat memperkenalkan diri kepada 10 0
klien/keluarga (100%) (0%)
2 Apakah perawat melarang anda atau pengunjung 10 0

57
merokok di ruangan (100%) (0%)
3 Apakah perawat selalu menanyakan bagaimana 10 0
nafsu makan anda atau keluarga anda (100%) (0%)
4 Apakah perawat pernah menanyakan pantangan 10 0
dalam hal makanan anda atau keluarga anda (100%) (0%)
5 Apakah perawat menanyakan atau 10 0
memperhatikan beberapa jumlah makanan dan (100%) (0%)
minuman yang bisa anda dan keluarga habiskan
6 Apakah perawat menganjurkan keluarga untuk 5 5
membantu menyuapi makan (50%) (50%)
7 Pada saat anda dipasang infus apakah perawat 9 1
selalu memeriksa cairan atau tetesannya dan area (90%) (10%)
sekitar pemasangan jarum infus
8 Apabila anda dan keluarga mengalami kesulitan 10 0
BAB apakah perawat menganjurkan makan (100%) (0%)
buah- buahan, sayur, minum yang cukup dan
banyak bergerak
9 Pada saat perawat membantu anda dan keluarga 5 5
waktu BAB atau BAK, apakah perawat (50%) (50%)
memasang sampiran atau selimut, menutup pintu
jendela, mempersilahkan pengunjung keluar
ruangan
10 Apakah ruangan tidur anda dan keluarga selalu 10 0
dijaga kebersihan dengan disapu dan dipel tiap (100%) (0%)
hari
11 Apakah lantai kamar mandi/ WC selalu bersih, 10 0
tidak licin, tidak berbau, cukup terang (100%) (0%)
12 Selama anda atau keluarga anda 10 0
dibantu/dianjurkan oleh perawat, jika tidak (100%) (0%)
mampu menggosok gigi, membersihkan mulut,
atau mengganti pakaian, atau menyisir rambut
13 Apakah alat-alat tenun seperti seprei, selimut, 8 2
dan lain- lain diganti setiap kotor (80%) (10%)

58
14 Selama anda dan keluarga anda belum mampu 9 1
mandi (dalam keadaan istirahat total) apakah (90%) (10%)
perawat menganjurkan keluarga untuk
memandikan
15 Apakah perawat pernah memberikan penjelasan 6 4
akibat dari : kurang bergerak, berbaring terlalu (60%) (40%)
lama
16 Pada saat anda atau keluarga anda masuk rumah 4 6
sakit, apakah perawat memberikan penjelasan (40%) (60%)
tentang fasilitas yang tersedia dan cara
penggunaannya, peraturan atau tata tertib yang
berlaku dirunah sakit
17 Selama anda atau keluarga anda dalam 10 0
perawatan apakah perawat memanggil nama (100%) (0%)
dengan benar
18 Selama anda atau keluarga anda dalam 10 0
perawatan, apakah perawat mengawasi keadaan (100%) (0%)
anda secara teratur pada pagi sore maupun
malam hari
19 Selama anda atau keluarga anda dalam 10 0
perawatan apakah perawat segera memberi (100%) (0%)
bantuan saat diperlukan
20 Apakah perawat bersikap sopan dan ramah 9 1
(90%) (10%)
21 Apakah anda atau keluarga anda mengetahui 10 0
perawat yang bertanggung jawab setiap kali (100%) (0%)
pergantian dinas
22 Apakah perawat selalu memberi penjelasan 10 0
sebelum melakukan tindakan perawatan atau (100%) (0%)
pengobatan
23 Apakah perawat selalu bersedia mendengarkan 10 0
dan memperhatikan setiap keluhan anda atau (100%) (0%)
keluarga anda

59
24 Dalam hal memberikan obat apakah perawat 10 0
membantu menyiapkan atau meminumkan obat (100%) (0%)
25 Selama anda atau keluarga anda dirawat apakah 10 0
diberikan penjelasan tentang perawatan atau (100%) (0%)
pengobatan atau pemeriksaan lanjutan setelah
anda atau keluarga anda diperbolehkan pulang

Tabel 2.28 Kepuasan pasien di ruang Nuri (Bedah)

No Kepuasan Pasien Presentasi (%)


1 Puas 90 %
2 Kurang Puas 10%

b. Kepuasan kerja karyawan


tabel 2.29 Kepuasan kerja karyawan diruang Nuri RSD Idaman Banjarbaru pada
tanggal 15-17 Mei 2023 dari perawat.

No Pertanyaan SP P CP TP STP
1 Jumlah gajih yang diterima 2 4 7 5 2
dibandingkan pekerjaan yang saudara 10% 20% 35% 25% 10%
lakukan
2 Sistem pengkajian yang dilakukan 5 8 7 0 0
institusi tempat saudara bekerja 25% 40 35%
3 Jumlah gajih yang diterima 2 3 7 5 3
dibandingkan pendidikan saudara 10% 15% 35% 25% 15%
4 Pemberian insentif tambahan atas 2 3 6 7 2
suatu prestasi atau kerja ekstra 10% 15% 30% 35% 10%
5 Tersedianya peralatan dan 2 7 10 1 0
perlengkapan yang mendukung 10% 35% 50% 5%
pekerjaan
6 Tersedianya fasilitas penunjang 3 6 8 2 1

60
seperti kamar mandi, kantin, parker 15% 30% 40% 10% 5%
7 Kondisi ruangan kerja terutama 2 6 9 2 1
berkaitan dengan ventilasi udara, 10% 30% 45% 10% 5%
kebersihan dan kebisingan.
8 Adanya jaminan atas kesehatan atau 4 7 8 1 0
keselamatan kerja 20% 35% 40% 5%
9 Perhatian institusi rumah sakit 2 4 11 3 0
terhadap saudara 10% 20% 55% 15%
10 Hubungan antara karyawan dalam 4 11 5 0 0
kelompok kerja 20% 55% 25%
11 Kemampuan dalam bekerja sama 4 11 5 0 0
antar karyawan 20% 55% 25%
12 Sikap teman-teman sekerja terhadap 5 11 4 0 0
saudara 25% 55% 20%
13 Kesesuaian antara pekerjaan dan latar 5 11 3 0 1
belakang pendidikan saudara. 25% 55% 15% 5%
14 Kemampuan dalam menggunakan 4 12 4 0 0
waktu bekerja dengan penugasan 20% 60% 20%
yang diberikan
15 Kemampuan supervisi/pengawas 4 10 5 1 0
dalam membuat keputusan dalam 20% 50% 25% 5%
membuat keputusan
16 Perlakuan atasan selama bekerja 4 11 5 0 0
disini 20% 55% 25%
17 Kebebasan dalam melakukan suatu 3 12 4 1 0
metode sendiri dalam menyelesaikan 15% 60% 20% 5%
pekerjaan
18 Kesempatan untuk meningkatkan 3 8 4 4 1
kemampuan kerja melalui pelatihan 15% 40% 20% 20% 5%
atau pendidikan tambahan
19 Kesempatan untuk mendapatkan 4 8 4 4 0
posisi lebih tinggi 20% 40% 20 20%
20 Kesempatan membuat suatu prestasi 4 7 5 3 1

61
dan mendaptakan kenaikan pangkat 20% 35% 25% 15% 5%

Dari tabel diatas, didapatkan hasil dari kuesioner kepuasan perawat dari 22
perawat didapatkan data bahwa responden yang mengatakan puas paling tinggi
pada item soal no 14 dan 17 yaitu sebanyak 60% yang berkaitan dengan
kemampuan dalam menggunakan waktu bekerja dengan penugasan yang
diberikan dan kebebasan dalam melakukan suatu metode sendiri dalam
menyelesaikan pekerjaan.
Responden yang mengatakan cukup puas paling tinggi pada item soal no 9 yaitu
sebanyak 55% yang berkaitan dengan perhatian institusi rumah sakit terhadap
karyawan.
Responden yang mengatakan tidak puas paling tinggi pada item soal no 4 yaitu
sebanyak 35% mengenai pemberian insentif tambahan atas suatu prestasi atau
kerja ekstra.
Tabel 2.30 Presentase kepuasan perawat di ruang Nuri

No Kepuasan perawat Presentasi (%)


1 Sangat puas 17%
2 Puas 39,75%
Cukup puas 30,5%
4 Tidak puas 9,75%
5 Sangat tidak puas 3
`Berdasarkan tabel presentase kepuasan perawat dari 22 perawat didapatkan bahwa
sebagian besar perawat puas yaitu 39,75%.

62

Anda mungkin juga menyukai