Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN DIRECTLY OBSERVED PROCEDURAL SKILL (DOPS)

MANAGEMEN NYERI

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Program Profesi Ners
Stase Keperawatan Gawatdarurat dan Kritis

OLEH :
Nordiah, S. Kep
NIM: 22.300.0280

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS


UNIVERSITAS CAHAYA BANGSA
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN DIRECTLY OBSERVED PROCEDURAL SKILL (DOPS)


MANAGEMEN NYERI

OLEH :
Nordiah, S. Kep
NIM: 22.300.0280

Banjarmasin, 16 Maret 2023

Mengetahui,

Preseptor Akademik Preseptor Klinik

( Agustina Lestari, S.Kep., Ns., M.Kep ) ( Suharyadi, S. Kep., Ns., MM )

MANAJEMEN NYERI
No. Dokumen No. Revisi Halaman

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,


STANDAR PROSEDUR Ka. Laboratorium Keperawatan
OPERASIONAL
Cara meringankan atau mengurangi nyeri sampai tingkat kenyamanan
PENGERTIAN yang dapat diterima pasien.

TUJUAN Untuk menjaga pasien dalam kondisi senyaman mungkin.

P: provokes, palliative (penyebab)


KEBIJAKAN Apa yang menyebabkan rasa sakit/nyeri, apakah ada hal yang
menyebabkan kondisi memburuk/membaik. Contoh nyeri saat bergerak
Q: quality (kualitas)
Bisakah anda menjelaskan rasa sakit/nyeri; apakah rasanya tajam, seperti
diremas, menekan, membakar, kaku, atau ditusuk (biarkan pasien
menjelaskan kondisi ini dengan kata-katanya. Contoh seperti ditusuk-
tusuk
R: radiates (penyebaran)
Apakah rasa sakitnya menyebar atau berfokus pada satu titik. Contoh di
perut bagian atas
S:severety (keparahan)
Nilai nyeri dalam skala 1-10. Cara lain adalah menggunakan skala FACES
untuk pasien anak-anak lebih dari 3 tahun atau pasien dengan kesulitan
bicara. Contoh skala 5
T: time (waktu)
Kapan sakit mulai muncul; apakah munculnya perlahan atau tiba-tiba;
apakah nyeri muncul secara terus-menerus atau kadang-kadang. Contoh ±
5 menit

Setiap pasien dewasa yang merasakan nyeri dinilai dari skala 0 – 10


1. 0 = tidak nyeri
2. 1-3 = nyeri ringan (pasien dapat berkomunikasi dengan baik)
3. 4-6 = nyeri sedang (pasien mendesis, menyeringai, dapat menunjukkan
lokasi nyeri, mendeskripsikan dan dapat mengikuti perintah)
4. 7-9 = nyeri berat (pasien terkadang tidak dapat mengikuti perintah tapi
masih respon terhadap tindakan, tidak dapat mendeskripsikan, tidak
dapat diatasi dengan alih posisi, nafas panjang dan distraksi.
5. 10 = nyeri sangat berat (pasien sudah tidak mampu lagi berkomunikasi,
memukul)

Setiap pasien anak yang merasakan nyeri dinilai dari skala wajah Wong
Baker
0 1 2 3 4 5

1. Nilai 0 nyeri tidak dirasakan oleh anak


2. Nilai 1 nyeri dirasakan sedikit saja
3. Nilai 2 nyeri dirasakan hilang timbul
4. Nilai 3 nyeri yang dirasakan anak lebih banyak
5. Nilai 4 nyeri yang dirasakan anak secara keseluruhan
6. Nilai 5 nyeri sekali dan anak menjadi menangis

PROSEDUR
1. Tahap PraInteraksi
a. Mengecek program terapi
b. Mencuci tangan
c. Menyiapkan alat
2. Tahap Orientasi
a. Memberikan salam dan sapa nama pasien
b. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
c. Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien
3. Tahap Kerja
a. Lakukan pengkajian nyeri
b. Observasi reaksi nonverbal
c. Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pen-
galaman nyeri pasien
d. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti
suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan
e. Ajarkan tentang teknik non farmakologi seperti:
1. Terapi perilaku. Guided imagery yakni imajinasi terbimbing
(berimajinasi membayangkan hal-hal yang menyenangkan);
teknik distraksi yakni mengalihkan perhatian ke stimulus
lain seperti distraksi visual contoh menonton televisi,
distraksi audio contoh mendengarkan musik, distraksi
sentuhan contoh massage, distraksi intelektual contoh
merangkai puzzle
2. Kompres dingin
3. Kompres hangat
4. Relaksasi seperti lingkungan yang tenang, posisi yang
nyaman dan nafas dalam.
f. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri

4. Tahap Terminasi
a. Melakukan evaluasi tindakan
b. Berpamitan dengan pasien / keluarga
c. Membereskan alat
d. Mencuci tangan
e. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI ASPEK KETERAMPILAN

MANAJEMEN NYERI

No ASPEK YANG DINILAI NILAI


0 1 2

1. Tahap PraInteraksi
a. Mengecek program terapi
b. Mencuci tangan
c. Menyiapkan alat
2. Tahap Orientasi
a. Memberikan salam dan sapa nama pasien
b. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
c. Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien
3. Tahap Kerja
a. Lakukan pengkajian nyeri
b. Observasi reaksi nonverbal
c. Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pen-
galaman nyeri pasien
d. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti
suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan
e. Ajarkan tentang teknik non farmakologi seperti:
1. Terapi perilaku. Guided imagery yakni imajinasi terbimb-
ing (berimajinasi membayangkan hal-hal yang menye-
nangkan); teknik distraksi yakni mengalihkan perhatian ke
stimulus lain seperti distraksi visual contoh menonton tele-
visi, distraksi audio contoh mendengarkan musik, distraksi
sentuhan contoh massage, distraksi intelektual contoh
merangkai puzzle
2. Kompres dingin
3. Kompres hangat
4. Relaksasi seperti lingkungan yang tenang, posisi yang nya-
man dan nafas dalam.
f. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri

4. Tahap Terminasi
a. Melakukan evaluasi tindakan
b. Berpamitan dengan pasien / keluarga
c. Membereskan alat
d. Mencuci tangan
e. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

TOTAL
Nilai : Penguji,

(……………………….)
Keterangan :

0 : Tidak Dilakukan.
1 : Dilakukan Tidak Sempurna.
2 : Dilakukan Dengan Sempurna.
Rumus :
Nilai :
x
N: x 100%
2y

Keterangan :
N : Total nilai
x  : Total skore
y  : Jumlah tindakan

A = 85 – 100
Range Nilai : B = 75 – 84

NB : kelulusan apabila 75% dari jumlah keseluruhan kegiatan dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai