Anda di halaman 1dari 10

DOPS PEMBERIAN TERAPI OKSIGEN

TANGGAL 04 DESEMBER 2023 S/D TANGGAL 20 JANUARI 2024

“Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Program Profesi


Ners Stase Keperawatan Medikal Bedah (KMB)”

Oleh:
MUHAMMAD RISWANDI, S.Kep
NIM. 23.300.0551

FAKULTAS SAINS DAN TEKNONOLOGI


PRODI KEPERAWATAN DAN NERS
UNIVERSITAS CAHAYA BANGSA
TAHUN 2024
LEMBAR PENGESAHAN
DOPS PEMBERIAN TERAPI OKSIGEN

Oleh:
MUHAMMAD RISWANDI, S.Kep
NIM. 23.300.0551

Tanjung, Januari 2024


Mengetahui,
Preseptor Akademik Preseptor Klinik

( Dedy Setyawan, S.Kep., Ns ) ( Helmy Wardani, S.Kep., Ns )


LEMBAR KONSULTASI

Nama : Muhammad Riswandi, S. Kep


NIM : 23.300.0551
Stase : Keperawatan Medikal Bedah (KMB)
Judul : Asuhan Keperawatan Pada Tn.M Dengan Sirosis Hepatis Di
Ruang Bedah RSUD H. Badaruddin Kasim Tanjung
Preseptor :

No Hari/tanggal Keterangan Paraf


.
PEMBERIAN TERAPI OKSIGEN (O2)

No: Dokumen No: Revisi Halaman


.......... ..................

STANDAR Tanggal Penetapan Ditetapkan oleh,


OPERASIONAL Ka. Laboratorium Keperawatan
PROSEDUR

PENGERTIAN  Terapi Oksigen adalah memasukan oksigen tambahan dari


luar ke paru melalui saluran pernafasan dengan
menggunakan alat sesuai kebutuhan
 Terapi O2 merupakan salah satu terapi pernafasan dalam
mempertahankan oksigenasi.
TUJUAN 1. Mengatasi keadaan hipoksemia
2. Menurunkan kerja pernafasan
3. Menurunkan beban kerja otot Jantung (miokard)
KEBIJAKAN Indikasi pemberian terapi O2 adalah kerusakan 02 jaringan yang
diikuti gangguan metabolisme dan sebagai bentuk Hipoksemia,
secara umum pada:
 Kadar oksigen arteri (Pa 02) menurun
 Kerja pernafasan meningkat ( laju nafas meningkat,
nafas dalam, bemafas dengan otot tambahan)
 Adanya peningkatan kerja otot jantung (miokard).
PETUGAS Perawat
PERALATAN 1. Kateter nasal.
2. Kanul nasal/binasal.
3. Sungkup muka sederhana.
4. Sungkup muka rebreathing dengan kantong oksigen.
5. Sungkup muka non rebreathing dengan kantong oksigen.
6. Sungkup muka venturi.
7. Jelly.
8. Plester.
9. Gunting.
10. Sumber oksigen.
11. Humidifier.
12. Flow meter.
13. Aqua steril.
14. Selang oksigen.
PROSEDUR 1. Tahap Pra Interaksi
PELAKSANAAN a. Melakukan verifikasi program pengobatan klien.
b. Mencuci tangan.
c. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar

2. Tahap Orientasi
a. Memberikan salam sebagai pendekatan therapeutic
b. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada
klien/keluarga
c. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum
kegiatan dilakukan

3. Tahap Kerja
a. Pemberian Oksigen dengan nasal kanul/binasal kanul
1) Pemberian oksigen dengan alat yang sederhana, dapat
memberikan oksigen dengan aliran 1-6 liter/menitdan
konsentrasi oksigen sebesar 24%-44%.
2) Prosedur pemasangan :
a) Jelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan.
b) Atur posisi klien yang nyaman (semifowler).
c) Atur peralatan oksigen dengan humidiflierdengan
aliran oksigen yang rendah, beri pelicin (jelly) pada
kedua ujung kanula.
d) Masukan ujung kanula ke lubang hidung.
e) Fiksasi selang oksigen.
f) Alirkan selang oksigen sesuai yang diinginkan.
3) Keuntungan :
a) Toleransi klien baik.
b) Pemasangannya mudah.
c) Klien bebas untuk makan dan minum.
d) Harga lebih murah.
4) Kerugian :
a) Mudah terlepas.
b) Tidak memberikan konsentrasi oksigen lebih dari
44%.
c) Suplai oksigen berkurang jika klien bernafas lewat
mulut

b. Pemberian Oksigen dengan Sungkup Muka/ Masker.


1) Sungkup muka sederhana
a) Aliran oksigen melalui alat ini sekitar 5-8
liter/menit dengan konsentrasi 40-60%.
b) Prosedur pemasangan :
(1) Jelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan.
(2) Atur posisi klien yang nyaman(semi fowler).
(3) Hubungkan selang oksigen pada sungkup muka
sederhana dengan humidiflier.
(4) Tepatkan sungkup muka sederhana, sehingga
menutupi hidung dan mulut klien.
(5) Lingkarkan karet sungkup kepada kepala klien
agar tidak lepas.
(6) Alirkan oksigen sesuai kebutuhan.
Keuntungan :
Konsentrasi oksigen lebih tinggi dari nasal
kanula.
System humidiflier dapat ditingkatkan.
Kerugian :
Umumnya tidak nyaman bagi klien.
Membuat rasa panas, sehingga mengiritasi mulut
dan pipi.
Aktivitas makan dan berbicara terganggu.
Dapat menyebabkan mual dan muntah, sehingga
dapat menyebabkan aspirasi.
Jika alirannya rendah dapat menyebabkan
penumpukan karbondioksida.

2) Sungkup Muka dengan kantung Rebreathing


a) Konsentrasi oksigen yang diberikan lebih tinggi dari
pada sungkup muka sederhana yaitu 60-80%, dengan
aliran oksigen 8-12 liter/menit.
b) Indikasi penggunaan adalah : pada klien dengan
kadar tekanan karbondioksida yang rendah, udara
inspirasi sebagian tercampur dengan udara ekspirasi
sehingga konsentrasi karbondioksida lebih tinggi
daripada sungkup sederhana.
c) Prosedur tindakan :
(1) Jelaskan prosedur tindakan pada klien.
(2) Hubungkan selang oksigen dan humidiflier dengan
aliran rendah.
(3) Isi oksigen kedalam kantong dengan cara menutup
lubang antara kantong dengan sungkup.
(4) Atur tali pengikat sungkup sehingga menutup rapat
dan nyaman. Bila perlu pakai kasa pada daerah
yang tertekan.
(5) Sesuaikan aliran oksigen, sehingga kantung akan
terisi waktu ekspirasi dan hampir kuncup waktu
inspirasi.
Keuntungan :
Konsentrasi oksigen lebih tinggi dari pada sungkup
muka sederhana.
Tidak mengeringkan selaput lendir.
Kerugian :
Kantung oksigen bisa terlipat.
Menyebabkan penumpukan oksigen jika aliran
terlalu rendah.

3) Sungkup Muka Non-Rebreathing


a) Memberikan konsentrasi oksigen sampai 99% dengan
aliran yang sama pada kantong rebreathing. Pada
prinsipnya, udara inspirasi tidak tercampur dengan
ekspirasi.
b) Indikasi penggunaan adalah : pada klien dengan
kadar tekanan karbondioksida yang tinggi.
c) Prosedur tindakan:
(1) Jelaskan prosedur tindakan pada klien.
(2) Hubungkan selang oksigen dan humidiflier dengan
aliran rendah.
(3) Isi oksigen kedalam kantong dengan cara menutup
lubang antara kantong dengan sungkup.
(4) Atur tali pengikat sungkup sehingga menutup
rapat dan nyaman. Bila perlu pakai kasa pada
daerah yang tertekan.
(5) Sesuaikan aliran oksigen, sehingga kantung akan
terisi waktu ekspirasi dan hampir kuncup waktu
inspirasi.
Keuntungan :
Konsentrasi oksigen hampir diperoleh 100% karena
adanya katup satu arah antara kantong dan sungkup,
sehingga kantong mengandung konsentrasi oksigen
yang tinggi dan tidak tercampur dengan usdara
ekspirasi.
Tidak mengeringkan selaput lendir.
Kerugian :
Kantung oksigen bisa terlipat.
Beresiko untuk terjadi keracunan oksigen.
Tidak nyaman bagi klien.

4. Tahap Terminasi
a. Mengevaluasi hasil tindakan.
b. Menyampaikan rencana tindak lanjut.
c. Berpamitan dengan pasien/keluarga
d. Mencuci tangan
e. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI ASPEK KETERAMPILAN
PEMBERIAN TERAPI OKSIGEN (O2)

NO ASPEK YANG DINILAI NILAI


0 1 2
A Alat
1 Kateter nasal.
2 Kanul nasal/binasal.
3 Sungkup muka sederhana.
4 Sungkup muka rebreathing dengan kantong oksigen.
5 Sungkup muka non rebreathing dengan kantong oksigen.
6 Sungkup muka venturi.
7 Jelly
8 Plester.
9 Gunting.
10 Sumber oksigen.
11 Humidifier.
12 Flow meter.
13 Aqua steril.
14 Selang oksigen.
B Tahap Pra Interaksi
1 Melakukan pengecek program terapi
2 Mencuci tangan
3 Menempatkan alat di dekat pasien
C Tahap Orientasi
1 Memberikan salam dan menyapa nama pasien
2 Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3 Menanyakan persetujuan dan kesiapan pasien
D Tahap kerja
1 Menjaga privacy
2 Mengatur posisi pasien dalam posisi semi fowler
atau fowler (jika tidak ada kontra indikasi)
3 Isi glass humidifier dengan water for
irigation setinggi batas yang tertera
4 Menghubungkan flow meter dengan tabung oksigen/
sentral oksigen
5 Cek fungsi flow meter dan humidifeir dengan
memutar pengatur konsentrasi 02 dan Amati ada
tidaknya gelembung udara dalam glass flow eter
6 Menghubungkan catheter nasal/ kanul nasal dengan
flowmeter
7 Alirkan oksigen ke Kateter Nasal dengan aliran
antara 1 -6 liter/ menit. Canule Nasal dengan aliran
antara 1 -6 liter/ menit
8 Alirkan oksigen ke sungkup muka partial rebreathing
dengan aliran udara 8-12 l/mnt.
9 Alirkan oksigen ke: Sungkup muka non rebreathing dengan
aliran 8-12 l/mnt
10 Cek aliran kateter nasal / kanul nasal dengan
menggunakan punggung tangan untuk mengetahui ada
tidaknya aliran oksigen.
11 Olesi ujung kateter nasal/ kanul nasal dengan jeli sebeluin
dipakai ke pasien
12 Pasang alat Kateter nasal/ kanul nasal pada klien.
13 Tanyakan pada klien apakah oksigen telah mengalir sesuai
yang diinginkan
14 Rapihkan peralatan kembali
E Tahap Terminasi
1 Melakukan evaluasi tindakan
2 Membereskan alat-alat
3 Berpamitan dengan klien
4 Mencuci tangan
5 Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
TOTAL NILAI

Nilai : Penguji,

(……………………….)
Keterangan :
0 : Tidak Dilakukan.
1 : Dilakukan Tidak Sempurna.
2 : Dilakukan Dengan Sempurna.
Rumus :
Nilai :

x
N: x 100%
2y

Keterangan :
N : Total nilai x : Total skore
y : Jumlah tindakan Range Nilai :

A = 85 – 100

B = 75 – 84

NB : kelulusan apabila 75% dari jumlah keseluruhan kegiatan dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai