Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“ PEMASANGAN O2 DENGAN MASKER DAN NASAL”


MATA AJAR KEPEREWATAN DASAR
Dosen Pengampu : Cahyo Pramono

Disusun oleh :
Kelompok 1

1. Afifah Lina A (1601001)


2. Anggita Wulandari (1601002)
3. Ardhan Prasetiadita (1601003)
4. Arif Yoga Setiawan (1601004 )

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH KLATEN


Jl. Jombor Indah, Buntalan, Klaten Tengah, Kabupaten Klaten,
Jawa Tengah
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami Panjatkan ke Hadirat Allah SWT karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini
yang berjudul “Pemasangan O2 dengan Masker, Nasal Kanula’’.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari
bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca sangat kami
harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengrtian kebutuhan oksigen adalah bagian dari kebutuhan fisiologis
menurut hierarki maslow. Kebutuhan oksigen diperlukan untuk proes kehidupan.
Oksigen sangat berperan dalam proses metabolisme tubuh. Kebutuhan oksigen
dalam tubuh harus terpenuhi karena apabila kebuthan oksigen dalam tubuh
berkurang maka akan terjadi kerusakan pada jaringan otak dan apabila hal tersebut
berlangsung lama akan terjadi kematian. System yang berperan dalam proses
pemenuhan kebutuhan adalah system pernapasan, persarafan, dan kardiovaskuler.
Masalah kebutuhan oksigen merupakan masalah utama dalam pemenuhan
kebutuhan dasar manusia. Hal ini telah terbukti pada seseorang yang kekurangan
oksigen akan mengalami hipoksia dan akan terjadi kematian. Proses pemenuhan
kebutuhan oksigen pada manusia dapat dilakukan dengan cara pemberian oksigen
melalui saluran pernapasan, membebaskan saluran pernapasn dari sumbatan yang
menghalangi masukya oksigen, memulihkan dan memperbaiki organ
pernapasanagar berfungsi secara normal

B. Rumusan Masalah
1. Tentang pemasangan O2 dengan masker dan nasal kanula

C. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk memenuhi Tugas Keperawatan Dasar 1.
2. Tujuan khusus
Mahasiswa mampu mengetahui tentang pemasangan O2 dengan masker dan nasal
kanula.

BAB II

PEMBAHASAN

I. PEMBERIAN OKSIGEN MELALUI NASAL KANULA

A. Pengertian

 Pemberian oksigen pada klien yang memerlukan oksigen secara kontinyu


dengan kecepatan aliran 2-3 liter/menit serta konsentrasi 20-40%, dengan
cara memasukan selang yang terbuat dari plastik ke dalam hidung dan
mengaitkannya di belakang telinga. Panjang selang yang dimasukan ke
dalam lubang dihidung hanya berkisar 0,6 – 1,3 cm. Pemasangan nasal
kanula merupakan cara yang paling mudah, sederhana, murah, relatif
nyaman, mudah digunakan cocok untuk segala umur, cocok untuk
pemasangan jangka pendek dan jangka panjang, dan efektif dalam
mengirimkan oksigen. Pemakaian nasal kanul juga tidak mengganggu klien
untuk melakukan aktivitas, seperti berbicara atau makan. (Aryani, 2009:54)

 Oksigenasi adalah satu komponen Oksigen (O2) gas dan unsur vital dalam
proses metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-
sel tubuh. Oksigenasi adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang
mengandung Oksigen (O2) ke dalam tubuh serta menghembuskan
Karbondioksida (CO2) sebagai hasil sisa oksidasi.
Penyampaian oksigen ke jaringan tubuh ditentukan oleh sistem respirasi
(pernafasan), kardiovaskuler dan hematologi.

Contoh gambar Nasal Kanula :

B. Tujuan

a) Memberikan oksigen dengan konsentrasi relatif rendah saat kebutuhan


oksigen minimal. b) Memberikan oksigen yang tidak terputus saat klien
makan atau minum.

C. Indikasi
Nasal kanul diberikan pada pasien PPOK (Paru-Paru Obstruksi Kronik).

Klien yang bernapas spontan tetapi membutuhkan alat bantu nasal kanula untuk
memenuhi kebutuhan oksigen (keadaan sesak atau tidak sesak). (Suparmi,
2008:67)

D. Kontraindikasi

a) Pada klien yang terdapat obstruksi nasal


b) Pada klien yang membutuhkan kecepatan aliran >6 L/menit dan
konsentrasi >44%

E. Prinsip

a) Nasal kanula untuk mengalirkan O2 dengan aliran ringan atau rendah ,


biasanya hanya 2-3 L/menit.
b) Membutuhkan penapasan hidung.

Tahap Interaksi Dengan Klien

A. Pra interaksi

 Persiapan Alat dan Bahan


d) Kanula nasal
e) Selang oksigen
f) Humidifier(tempat tabung / botol)
g) Water steril
h) Tabung oksigen dengan flowmeter
i) Plester

B. Tahap Orientasi

 Memberi salam
 Memperkenalkan diri
 Menanyakan keadaan pasien
 Menjelaskan maksud dan tujuan pemasangan O2
 Kaji adanya tanda dan gejala klinis dan secret pada jalan nafas
 Menanyakan kesiapan pasien
 Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
 Mengakhiri proses orientasi

C. Tahap Kerja

 Membawa alat ke samping sisi pasien (tersusun secara ergonomis)


R : efisien dalam melakukan tindakan.
 Cuci tangan dengan 6 langkah sesaat
R : agar terhindar dari bakteri dan penulara penyakit.
 Isi humidifier dengan air steril (cairan squdes)
R : untuk menjaga kelembapan pada memberan mukosa hidung pasien.
 Sambungkan nasal kanula ke regulator O2 dan ke sumber O2
R : mengalirkan O2 ke nasal kanula.
 Putar knop kearah kanan pada tabung O2
R : untuk mengeluarkan gas O2 dari tabung.
 Berikan aliran O2 dan pastikan berfungsi dengan baik
R : memberikan aliran O2 dan mengecek aliran O2 agar dapat digunakan
dengan baik.
 Letakkan ujung kanula pada lubang hidung psien
R : meningkatkan kenyamanan pasien dan mengurangi terjadinya iritasi pada
memberan mukosa hidung.
 Berikan O2 sesuai dengan kebutuhan pasien
R : agar pasien merasa lebih nyaman dengn kebutuhan O2 yang dihirup.
 Atur pita elastis atau letakkan selang plastic ke belakang kepala pasien
R : mepertahankan letak nasal kanula agar tidak berpindah posisi.
 Beri plaster pada kanula di kedua sisi wajah pasien
R : mempertahankan letak nasal kanul agar tidak berpindah posisi.
 Merapikan pasien
 Cuci tangan dengan 6 langkah sesaat
 Ealuasi respon pasien
R : untuk mengetahui hasil yang di rasakaa pasien
D. Tahap Terminasi

 Setelah dilakukan tindakan pemasangan O2, pasien merasa lebih nyaman,


tidak sesak dan lancar dalam proses bernapasan.
 Periksa kanul setiap 1 jam
 Pertahankan batas air pada botol humidifier setiap waktu
 Periksa jumlah kecepatan aliran O2 sesuai kebutuhan pasien
 Dokumentasikan tindakan yang telah dikukan.

II. Pemberian Oksigen Melalui Masker

A. Pengertian
 Masker adalah alat untuk terapi oksigen yang menutupi hidung dan mulut
klien, digunakan untuk inhalasi oksigen. Bagian ekshalasi pada kedua sisi
masker memungkinkan dikeluarkannya karbon dioksida yang dihembuskan.
Masker wajah memberikan oksigen dengan konsentrasi dan kecepatan aliran
lebih tinggi dari kanula nasal, 40-60% pada kecepatan 5-8 liter/menit.

Contoh gambar pasien oksigenasi :


 Oksigenasi adalah satu komponen Oksigen (O2) gas dan unsur vital dalam
proses metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-
sel tubuh. Oksigenasi adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang
mengandung Oksigen (O2) ke dalam tubuh serta menghembuskan
Karbondioksida (CO2) sebagai hasil sisa oksidasi.
Penyampaian oksigen ke jaringan tubuh ditentukan oleh sistem respirasi
(pernafasan) kadioaskuler dan hematologi.

Pemberian masker dibedakan menjadi dua :

1. RM ( Rebreathing Mask )
Rebreathing mask mengalirkan oksigen dengan knsentrasi oksigen 60-80%
dengan kecepatan aliran 8-12 liter/menit.Memiliki kantong yang terus
mengembang baik, saat inspirasi maupun ekspirasi. Pada saat inspirasi,
oksigen masuk dari sungkup melalui lubang antara sungkup dan kantung
resriverior, ditambah oksigen dari kamar yang masuk dalam lubang ekspirasi
sehingga konsentrasi karbondioksida lebih tinggi dari pada nasal kanul.

Indikasi
Pasien dengan kadar tekanan karbondioksida yang rendah.

Contoh gambar Rebreathing mask:


2. NRM (Non Rebrething Mask)
Non rebreathing mask adalah mengalirkan oksigen dengan konsentrasi
80-100% dengan kecepatan aliran 10-12 liter/menit. Pada prinsipnya, udara
inspirasi tidak bercampur dengan udara ekspirasi karena mempunyai 2
katup, 1 katup terbuka saan inspirasi dan tertutup pada saat ekspirasi, dan 1
katup yang fungsinya mencegahudara kamar masuk pada saat inspirasi dan
akan membuka pada saat eksirasi.
Indikasi
Pada pasien dengn kadar tekanan karbondioksida yang tinggi.

Contoh gambar Non Rebreathing Mask:


c) Kontraindikasi
Pada klien PPOK yang hanya membutuhkan aliran oksigen <5 liter/menit.

d) Tujuan

Memberikan tambahan oksigen dengan kadar sedang dengan konsentrasi dan


kelembaban yang lebih tinggi dibandingkan dengan kanul. (Suparmi, 2008:68)

Tahap Interaksi dengan Klien :

A. Pra Interaksi

 Persiapan alat dan bahan


1. Rebreathing Mask (sesuai kebutuhann dan ukuran pasien)
2. Non rebreathing mask (sesuai dengan kebutuhan dan ukuran pasien)
2. Selang oksigen
3. Humidifier
4. Water steril
5. Tabung oksigen dengan flowmeter
B. Tahap Orientasi
 Memberi salam
 Memperkenalkan diri
 Menanyakan keadaan pasien
 Menjelaskan maksud dan tujuan pemasangan O2
 Kaji adanya tanda dan gejala klinis dan secret pada jalan nafas

C. Tahap Kerja
 Membawa alat ke samping sisi pasien (tersusun secara ergonomis)
R : efisien dalam melakukan tindakan.
 Cuci tangan dengan 6 langkah sesaat
R : agar terhindar dari bakteri dan penulara penyakit.
 Mengecek tabung oksigen
R : untuk memastikan isi tabung oksigen
 Isi humidifier dengan air steril (cairan aqudes)
R : untuk menjaga kelembapan pada memberan mukosa hidung pasien.
 Sambungkan selang masker ke regulator O2 dan ke sumber O2
R : mengalirkan O2 ke selang masker
 Putar knop kearah kanan, pada regulator tabung O2
R : untuk mengeluarkan gas O2 dari tabung.
 Berikan aliran O2 dan pastikan berfungsi dengan baik
R : memberikan aliran O2 dan mengecek aliran O2 agar dapat digunakan
dengan baik.
 Arahkan masker ke wajah pasien dan pasang dari hidung ke bawah (sesuai
dengan kontur wajah pasien)
 R : memberi rasa nyaman pada pasien
 Berikan O2 sesuai dengan kebutuhan pasien
R : agar pasien merasa lebih nyaman dengn kebutuhan O2 yang dihirup.
 Fiksasi pengikat/karet elastis ke belakang kepala pasien sehingga masker
menjadi aman tidak tergeser dan tidak sempit
R : memberi rasa nyaman pada pasien.
 Atur posisi pasien senyaman mungkin
R : agar pasien merasa lebih nyaman saat menggunkan masker
 Merapikan pasien
 Cuci tangan dengan 6 langkah sesaat
R : membersihkan dari bakteri dan virus.
 Evaluasi respon pasien
R : mengetahui hasil yang dirasakan pasien.
D. Tahap Terminasi
 Setelah dilakukan tindakan pemasangan O2 dengan masker, pasien merasa
lebih nyaman, tidak sesak dan lancar dalam proses bernapasan.
 Pola nafas teratur,tidak ada secret pada jalan nafas
 Frekuensi nafas normal,
 Kondisi hipoksia dapat teratasi
 Periksa posisi masker setiap 1 jam
 Pertahankan batas air pada botol humidifier setiap waktu
 Periksa jumlah kecepatan aliran O2 sesuai kebutuhan pasien
 Dokumentasikan tindakan yang telah dikukan.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Pemberian oksigen adalah suatu tata cara pemberian oksigen pada pasien yang
mengalami gangguan perrnapasan ke dalam paru-paru melalui saluran pernapasan
dengan menggunakan alat bantu oksigen

 Pemberian oksigen digunakan pada pasien yang mengalami trauma paru,


dan hipoksia.
 Pemberian oksigen bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pasien yang
kekurangan oksigen.
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi, 2008, Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan


Dasar Klien, Jakarta: Salemba Medika
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia : Aplikasi
Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai