Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS TINDAKAN KEPERAWATAN

OKSIGENASI

RIZKI MAULANA

18170100029

PROGRAM PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU

2018
A. Definisi
Oksigen (O2) adalah satu komponen gas dan unsur vital dalam
proses metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh
sel-sel tubuh. Oksigenasi adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang
mengandung Oksigen (O2) kedalam tubuh serta menghembuskan
Karbondioksida (CO2) sebagai hasil sisa oksidasi. Penyampaian Oksigen
kejaringan tubuh ditentukan oleh system respirasi (pernafasan),
kardiovaskuler dan hematologi.
Macam-macam alat terapi oksigen :
1) Oksigenasi nasal canule
Pemberian oksigen pada klien yang memerlukan oksigen secara
kontinyu dengan kecepatan aliran 1-6 liter/menit serta konsentrasi 20-
40%, dengan cara memasukan selang yang terbuat dari plastic ke
dalam hidung dan mengaitkannya di belakang telinga. Panjangselang
yang dimasukan kedalam lubang dihidung hanya berkisar 0,6 – 1,3 cm.
Pemasangan nasal kanul merupakan cara yang paling mudah,
sederhana, murah, relative nyaman, mudah digunakan cocok untuk
segala umur, cocok untuk pemasangan jangka pendek dan jangka
panjang, dan efektif dalam mengirimkan oksigen. Pemakaian nasal
kanul juga tidak mengganggu klien untuk melakukan aktivitas, seperti
berbicara atau makan. (Aryani, 2009:54)
2) Oksigenasi dengan Masker Oksigen
Pemberian oksigen kepada klien dengan menggunakan masker yang
dialiri oksigen dengan posisi menutupi hidung dan mulut klien. Masker
oksigen umumnya berwarna bening dan mempunyai tali sehingga
dapat mengikat kuat mengelilingi wajah klien. Bentukdari face mask
bermacam-macam. Perbedaan antara rebreathing dan non-rebreathing
mask terletak pada adanya vulve yang mencegah udara ekspirasi
terinhalasi kembali. (Aryani, 2009:54)
Macam Bentuk Masker :
a) Simple face mask mengalirkan oksigen konsentrasi oksigen 40-
60% dengan kecepatan aliran 5-8 liter/menit.
b) Rebreathing mask mengalirkan oksigen konsentrasi oksigen 60-
80% dengan kecepatan aliran 8-12 liter/menit. Memiliki kantong
yang terus mengembang baik, saat inspirasi maupun ekspirasi.
Pada saat inspirasi, oksigen masuk dari sungkup melalui lubang
antara sungkup dan kantung reservoir, ditambah oksigen dari
kamar yang masuk dalam lubang ekspirasi pada kantong. Udara
inspirasi sebagian tercampur dengan udara ekspirasi sehingga
konsentrasi CO2 lebih tinggi daripada simple face mask.
(Tarwoto&Wartonah, 2010:37)
c) Non rebreathing mask mengalirkan oksigen konsentrasi oksigen
sampai 80-100% dengan kecepatan aliran 10-12 liter/menit. Pada
prinsipnya, udara inspirasi tidak bercampur dengan udara ekspirasi
karena mempunyai 2 katup, 1 katup terbuka pada saat inspirasi dan
tertutup saat pada saat ekspirasi, dan 1 katup yang fungsinya
mencegah udara kamar masuk pada saat inspirasi dan akan
membuka pada saat ekspirasi. (Tarwoto&Wartonah, 2010:37).

B. Indikasi
1) Klien dengan kadar O2 arteri rendah dari hasil AGD
2) Klien dengan peningkatan kerja nafas
3) Klien dengan peningkatan kerja miokard
4) Klien dengan gangguan penurunan kesadaran
5) Klien dengan Asidosis

C. Tujuan Tindakan
1) Mengatasi keadaan hipoksemia
2) Menurunkan kerja nafas dan kerja jantung
D. Masalah Keperawatan
1) Ketidakefektifan pola nafas (00032)
2) Penurunan curah jantung (00029)
3) Gangguan pertukaran gas (00030)
4) Gangguan ventilasi spontan (000033)

E. Rasionalisasi Tindakan
a) Pasien dan keluarga mengetahui tujuan dari tindakan yang akan
dilakukan
b) Memudahkan dalam melakukan tindakan
c) Mencegah dan mengendalikan infeksi
d) Sebagai penghubung aliran oksigen
e) Sebagai indikator kecepatan aliran oksigen
f) Untuk menjaga kelembaban oksigen yang akan di alirkan kepada
pasien
g) Sebagai penghubung aliran oksigen
h) Mengecek aliran oksigen
i) –
j) –
k) Evaluasi validasi
l) Mencegah terlepasnya alat pemberian oksigen
m) Mencegah dan mengendalikan infeksi
n) Bukti dokumentasi tindakan yang diberikan

F. Prosedur Tindakan
1. Alat :
a) Nasal kanul / Simpel face mask / masker NRM / masker RM sesuai
ukuran pasien
b) Selang oksigen
c) Tabung oksigen dengan manometernya
d) Humidifier
e) Water steril (aquadest)
f) Flowmeter (pengukur aliran)
g) Plester
h) Gunting plester
i) Alat tulis

2. Prosedur :
a) Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan
b) Alat-alat didekatkan pasien
c) Cuci tangan
d) Pasang manometer pada tabung oksigen
e) Pasang flowmeter dan pastikan alirannya mati terlebih dahulu
f) Pasang botol humidifier yang telah dii isi air steril
g) Sambung selang oksigenasi dengan humidifier
h) Buka aliran flowmeter untuk mengecek aliran oksigen
i) Atur aliran oksigen sesuai indikasi
j) Pasang alat terapi oksigen pada pasien
k) Amati respon pasien
l) Pasang plester untuk fiksasi
m) Rapikan pasien dan alat-alat
n) Dokumentasikan prosedur dan respon pasien

G. Kesenjangan Teori
Setelah mengobservasi pelaksanaan tindakan keperawatan
oksigenasi melaui nasal kanul yang dilakukan di Ruang Pafio A RSUD
Kota Bogor, tidak terdapat kesenjangan yang berarti antara teori dan
praktik di lapangan. Hanya saja mungkin setiap pasien yang diberikan
tindakan oksigenasi, perlu diberikan edukasi baik pasien atau keluarga
mengenai tujuan dan kecepatan aliran yang diberikan. Karena pernah
ditemukan pasien dengan oksigenasi nasal kanul kecepatan aliran 10 liter /
menit
DAFTAR PUSTAKA

Aryani, R. (2009). Prosedur Klinik Keperawatan Pada Mata Ajar Kebutuhan


Dasar Manusia. Jakarta : C.V Trans Info Media
Herdman , Heather. (2015). Diagnosa Keperawatan NANDA 2015-2017. Jakarta:
EGC.
Tarwanto, Wartonah. (2006). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses
Keperawatan Edisi 3. Salemba : Medika

Anda mungkin juga menyukai