Anda di halaman 1dari 16

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

TERAPI OKSIGEN

Pengertian Pemberian oksigen adalah pemberian oksigen melalui hidung dengan


kanule nasal / kateter nasal / masker.

Tujuan Tujuan pemberian oksigen adalah untuk mempertahankan dan memenuhi


kebutuhan oksigen.

Peralatan a. Tabung oksigen (O2) lengkap dengan manometer


b. Pengukur aliran flow meter dan humidifier
c. Kanule nasal / Kateter nasal sesuai ukuran (anak 8-10 Fr, dewasa
wanita 10-12 Fr, dan dewasa laki-laki 12-14 Fr) / Masker

d. Selang oksigen
e. Handscoon bersih
f. Plester / pita
g. Gunting

Prosedur a. Tahap pra interaksi :


1) Identifikasi kebutuhan/indikasi pasien
2) Cuci tangan
3) Siapkan alat

b. Tahap orientasi :
1) Beri salam, panggil klien dengan namanya
2) Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
3) Beri kesempatan pada klien untuk bertanya

c. Tahap kerja :
1) Bantu klien pada posisi semi fowler jika memungkinkan, untuk
memberikan kemudahan ekspansi dada dan pernafasan lebih mudah.

2) Pasang peralatan oksigen dan humidifier.


3) Nyalakan oksigen dengan aliran sesuai advis.
4) Periksa aliran oksigen pada selang.
5) Sambung nasal kanule / kateter kanule / masker dengan selang oksigen.
6) Pasang nasal kanule / kateter kanule / masker pada hidung :
a) Pemberian oksigen menggunakan kanule nasal :

 Letakkan ujung kanule ke dalam lobang hidung dan selang


mengelilingi kepala. Yakinkan kanule masuk lubang hidung dan
tidak ke jaringan hidung.

 Plester kanule pada sisi wajah, selipkan kasa di bawah selang


pada tulang pipi untuk mencegah iritasi.

b) Pemberian oksigen menggunakan kateter nasal :

 Ukur jarak hidung dengan lubang telinga, untuk menentukan


antara hidung dan orofaring. Jarak ditandai dengan plester.

 Lumasi ujung kateter dengan jely, untuk memasukkan dan


mencegah iritasi mukosa nasal bila diaspirasi.

 Masukkan kateter perlahan melalui satu lubang hidung sampai


ujung kateter masuk orofaring. Lihat kedalam mulut klien,
gunakan senter dan tong spatel untuk melihat letak kateter. Ujung
kateter akan dapat dilihat disamping ovula. Tarik sedikit ujung
kateter sehingga tidak panjang.

 Plester kateter diwajah klien di sisi hidung. Jepit selang ke baju


klien, biarkan selang kendur untuk memberikan kebebasan klien
bergerak tanpa tertarik selang.

c) Pemberian oksigen menggunakan masker hidung (sederhana,


reservoir, venturi) :

 Pasang masker hidung menutupi mulut dan hidung dan fiksasi


dengan menggunakan tali pengikat.

7) Kaji respon klien terhadap oksigen dalam 15-30 menit, seperti warna,
pernafasan, gerakan dada, ketidaknyamanan dan sebagainya.

8) Periksa aliran dan air dalam humidifier dalam 30 menit.

9) Kaji klien secara berkala untuk mengetahui tanda klinik hypoxia,


takhikardi, cemas, gelisah, dyspnoe dan sianosis.

10) Kaji iritasi hidung klien. Beri air / cairan pelumas sesuai kebutuhan
untuk melemaskan mukosa membran.

11) Catat permulaan terapi dan pengkajian data.

d. Tahap terminasi :
1) Evaluasi hasil / respon klien
2) Dokumentasikan hasilnya
3) Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4) Akhiri kegiatan, membereskan alat-alat
5) Cuci tangan

Referensi Craven,R.F., Hirnle,C.J., 2000., Fundamentals of Nursing : Human


Health and Function., Third Edition., Philadelphia : JB. Lippincott
Company.
Potter,P.A., Perry.A,G., 1994., Clinical Nursing Skill & Techniques.,
Buku 1., Third Edition., St.Louis, Missouri : Mosby-Year. Book
Inc.
Potter,P.A., Perry.A,G., 1994., Clinical Nursing Skill & Techniques.,
Buku 2., Third Edition., St.Louis, Missouri : Mosby-Year. Book
Inc.
Potter,P.A., Perry,A.G., 2010., Fundamentals of Nursing : Fundamental
Keperawatan., Buku 3., Edisi 7., Jakarta : EGC.
Potter,P.A., Perry,A.G., 2000., Pocket Guide to Basic Skill and
Procedures (3rd ed)., Toronto : Mosby.
Potter,P.A., Perry,A.G., 2006., Buku Ajar Fundamental Keperawatan :
Konsep, Proses, dan Praktik., Edisi 4., Volume 2., Jakarta : EGC
Smeltzer, S.C., Bare, B.G., 2002, Keperawatan Medikal Bedah Brunner
dan Suddarth, Alih Bahasa : Monica Ester, Jakarta : EGC.
Macam – Macam Alat Terapi Oksigen

1. Nasal Kanuls
a. Nasal kanula untuk mengalirkan oksigen dengan aliran ringan atau rendah,
biasanya hanya 2-3 L/menit.
b. Membutuhkan pernapasan hidung
c. Tidak dapat mengalirkan oksigen dengan konsentrasi >40 %

2. Masker Oksigen
Pemberian oksigen kepada klien dengan menggunakan masker yang dialiri
oksigen dengan posisi menutupi hidung dan mulut klien. Masker oksigen
umumnya berwarna bening dan mempunyai tali sehingga dapat mengikat kuat
mengelilingi wajah klien. Bentuk dari face mask bermacam-macam.
Perbedaan antara rebreathing dan non-rebreathing mask terletak pada
adanya vulve yang mencegah udara ekspirasi terinhalasi kembali. (Aryani,
2009:54).

Macam – Macam Bentuk Masker Oksigen

a. Masker Sederhan (Simple Mask)


Simple face mask mengalirkan oksigen konsentrasi oksigen 40-60%
dengan kecepatan aliran 5-8 liter/menit.
b. Masker Rebreathing / RBM Mask

Rebreathing mask mengalirkan oksigen konsentrasi oksigen 60-80%


dengan kecepatan aliran 8-12 liter/menit. Memiliki kantong yang terus
mengembang baik, saat inspirasi maupun ekspirasi. Pada saat inspirasi,
oksigen masuk dari sungkup melalui lubang antara sungkup dan kantung
reservoir, ditambah oksigen dari kamar yang masuk dalam lubang
ekspirasi pada kantong. Udara inspirasi sebagian tercampur dengan udara
ekspirasi sehingga konsentrasi CO2 lebih tinggi daripada simple face
mask. (Tarwoto&Wartonah, 2010:37)
Indikasi : Klien dengan kadar tekanan CO2 yang rendah. (Asmadi, 2009:33)

c. Masker Non Rebreathing / NRBM Mask

Non rebreathing mask mengalirkan oksigen konsentrasi oksigen sampai


80- 100% dengan kecepatan aliran 10-12 liter/menit. Pada prinsipnya,

SOP Praktikum KMB STIKes Husada Jombang Tahun Ajaran 2020/2021


udara inspirasi tidak bercampur dengan udara ekspirasi karena mempunyai
2 katup, 1 katup terbuka pada saat inspirasi dan tertutup saat pada saat
ekspirasi, dan 1 katup yang fungsinya mencegah udara kamar masuk pada
saat inspirasi dan akan membuka pada saat ekspirasi.
(Tarwoto&Wartonah, 2010:37). Indikasi : klien dengan kadar tekanan
CO2 yang tinggi. (Asmadi, 2009:34)

3. Flow Meter dan Humidifier

Flow Meter

Humidifier

Flowmeter adalah tekanan kompensasi flowmeter yang memberikan aliran yang


ditentukan akurat kepada pengguna akhir dari sumber udara medis. Hal ini
diindikasikan untuk penggunaan pengiriman udara medis jika klien tidak harus
menerima pengobatan mereka didukung oleh dokter / perawat supaya dapat
menilai sumber udara yang paling tepat untuk digunakan

4. Tabung Oksigen

SOP Praktikum KMB STIKes Husada Jombang Tahun Ajaran 2020/2021


STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PERAWATAN WATER SEALED DRAINAGE (WSD)

Water Sealed Drainage (WSD) merupakan pipa khusus yang dimasukkan ke rongga pleura
dengan klem penjepit bedah untuk mengeluarkan udara dan cairan melalui selang dada. 

cgIndikasi pemasangan WSD yaitu: hematotoraks, pneumotoraks, efusi pleura, empiema


toraks, dan pasca oprasi (torakotomi).

Pengertian Perawatan WSD adalah perawatan pasien yang dipasang selang dada.
Tujuan a. Mencegah infeksi tempat tusukan
b. Mencegah kerusakan kulit sekitar tempat tusukan

Alat 1. Trolly dressing


2. Botol WSD berisi larutan bethadin yang telah diencerkan dengan
NaCl 0,9% dan ujung selang terendam sepanjang 2 cm.
3. Kasa steril
4. Pinset
5. Handscoon bersih
6. Plester
7. Gunting
8. Nacl
10. Handscoon steril
11. Bengkok

Prosedur 1. Memberitahu dan menjelaskan pasien tentang prosedur yang akan


dilakukan
2. Memasang tabir di sekeliling tempat tidur
3. Melepaskan atau membuka pakaian pasien bagian atas
4. Membantu pasien dalam posisi duduk atau setengah duduk sesuai
dengan kemampuan pasien.
5. Perawat mencuci tangan
6. Pasang sarung tangan bersih
7. Membuka set angkat jahitan dan meletakkan pada set tempat yang
mudah terjangkau oleh perawat.
8. Pasang perlak di bawah luka pasien
9. Membuka balutan dengan hati-hati dan balutan kotor dimasukkan ke
kantong balutan kotor,
10. Saat semua alat siap, luka telah dibuka dn kita siap merawat, kita
ganti dengan handscoon steril.
10. Mendesinfektasi sekitar drain dengan nacl
11. Jaga drain supaya tidak tertarik / tercabut dan slang / penyambung
tak terlepas, sehingga udara tidak masuk kedalam rongga thorak
12. Observasi krepitasi kulit sekitar drain

SOP Praktikum KMB STIKes Husada Jombang Tahun Ajaran 2020/2021


13. Rawat luka dengan NaCL 0,9 % lalu keringkan
14. Menutup sekitar drain dengan kasa steril yang sudah digunting
tengahnya kemudian diplester
15. Memasang slang penyambung yang sudah disediakan pada pipa
botol WSD yang baru, kemudian ujung slang ditutup kasa steril
16. Drain yang dipasang diklem dengan kocher
17. Melepaskan sambungan slang botol dari drain
18. Ujung drain dibersihkan dengan alcohol 70 % kemudian drain
dihubungkan dengan slang menyambung botol WSD yang baru
19. Melepaskan kocher dari drain
20. Mengobservasi:
a. Apakah paru-paru tidak mengembang;
b. Apakah ada penyumbatan pada slang kerena ada darah atau kotoran
lain;
c. Keluhan pasien dan tanda-tanda vital, gejala cyanosis, tanda-tanda
pendarahan dan dada terasa tertekan;
d. Apakah ada krepitasi pada kulit sekitar drain;
e. Melatih pasien untuk bernafas dalam dan batuk;
f. Menganjurkan pasien untuk sesering mungkin menarik nafas dalam;
g. Sebelum drain dicabut, pasien dianjurkan menerik nafas dalam, drian
segera dicabut. Luka bekas drain ditutup dengan kasa steril yang sudah
diolesi vaselin steril, kemudian diplester.
21. Merapikan pakaian pasien dan lingkungannya, kemudian membantu
pasien dalam posisi yang menyenangkan
22. Membersihkan alat-alat dan mengembalikan pada tempatnya
23. Perawat mencuci tangan
24. Menulis prosedur yang telah dilakukan pada catatan keperawatan

Gambar Water Sealed Drainage


Referensi Potter,P.A., Perry,A.G., 2006., Buku Ajar Fundamental

SOP Praktikum KMB STIKes Husada Jombang Tahun Ajaran 2020/2021


Keperawatan : Konsep, Proses, dan Praktik., Edisi 4., Volume
2., Jakarta : EGC
Smeltzer, S.C., Bare, B.G., 2002, Keperawatan Medikal Bedah
Brunner dan Suddarth, Alih Bahasa : Monica Ester, Jakarta :
EGC.

Hudak&Gallo.1997.
Keperawatan Kritis,
Pendekatan Holistik.
Vol.1. Jakarta:
EGC
Hudak&Gallo.1997. Keperawatan Kritis, Pendekatan Holistik. Vol.1.
Jakarta: EGC

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


ANALISA GAS DARAH

Pengertian Pengambilan darah arteri untuk pemeriksaan analisa gas darah


Tujuan Untuk mengetahui:
1. pH darah
2. Tekanan parsial Karbon Dioksida (PCO2)
3. 3 Bikarbonat (HCO3 -)
4. Base excess/deficit
5. Tekanan Oksigen (PO2)
6. Kandungan Oksigen (O2)
7. Saturasi Oksigen (SO2)

Alat 1. Antiseptik (kapas alkohol)


2. Kassa sterilss
3. Spuit yang steril ukuran 3 cc
4. Heparin
5. Kontainer atau es

SOP Praktikum KMB STIKes Husada Jombang Tahun Ajaran 2020/2021


6. Label spesimen
7. HAndscoon
8. Pengalas
9. Bengkok
10.Plester dan gunting

Prosedur Cek catatan medik


Siapkan formulir laboratorium
Cuci tangan
Siapkan alat dan bahan
Beri salam, panggil pasien dengan namanya
Jelaskan tujuan dan prosedur
Beri kesempatan pasien bertanya
Dekatkan peralatan
Atur posisi pasien agar nyaman
Pakai sarung tangan.
Palpasi arteri radial atau brachial dengan jari tangan.
Tentukan daerah pulsasi maksimal.
Lakukan test Allen.*
Stabilisasikan arteri radial dengan melakukan hiperekstensi
pergelangan tangan; stabilisasi arteri brakialis dengan melakukan
hiperekstensi siku.
Disinfeksi daerah penusukan di sekitar pulsasi maksimal dengan kapas
alkohol dengan gerakan sirkuler dari dalam ke luar atau dengan usapan
satu arah.
Pegang kapas alkohol dengan jari tangan dan palpasi pulsasi lagi.
Pertahankan jari tangan di daerah proksimal dari daerah penusukan.
Masukkan jarum, dengan sudut 45 derajat - 90 derajat (sesuai dengan
lokasi), langsung ke dalam arteri.
Perhatikan masuknya darah ke dalam spuit yang teriihat seperti
"denyutan". Hentikan menusukkan jarum lebih jauh bila terlihat
"denyutan" ini.
Pertahankan posisi dan tunggu sampai terkumpul 2 sampai 3 ml (atau
sesuai kebutuhan) darah ke dalam spuit.
Letakkan kapas alkohol di atas daerah penusukan dan tank jarum;
lakukan penekanan sesegera mungkin dengan menggunakan kapas
alkohol tersebut
Keluarkan udara dari spuit; lepaskan jarum dan buang.
Ujung jarum ditusukkan ke dalam gabus.
Pasang label identitas (nama pasien, tanggal, jam, suhu tubuh saat

SOP Praktikum KMB STIKes Husada Jombang Tahun Ajaran 2020/2021


pengambilan, ruangan) di spuit
Pelihara kontinuitas penekanan selama 5 menit (atau selama 10 menit
bila klien menerima antikoagulan).
Bersihkan daerah penusukan dengan kapas alkohol.
Monitor tempat penusukan terhadap adanya perdarahan dengan
melakukan palpasi
Lakukan balutan tekan (pressure dressing) jika perdarahan berlanjut
Bereskan peralatan
Lepas sarung tangan
Evaluasi
Cuci tangan
Dokumentasi

SOP Praktikum KMB STIKes Husada Jombang Tahun Ajaran 2020/2021


PROSEDUR PENGAMBILAN SPESIMEN DARAH ARTERI

Persiapan :
Cek catatan medik. Meliputi:
- Alasan pengambilan spesimen darah. Rasional mengidentifikasi tipe
darah yang dibutuhkan dan bagaimana mengumpulkannya.
- Riwayat faktor risiko perdarahan: terapi antikoagulan, gangguan perdarahan, jumlah
trombosit yang rendah. Rasional mengingatkan untuk menyiapkan peralatan tambahan
untuk penekanan pada daerah penusukan setelah dilakukannya tindakan.
- Faktor kontra indikasi dilakukan penusukan pada arteri atau vena : infus intra vena atau
keadaan setelah radikal mastektomi. Rasional mengidentifikasi daerah yang ddak dapat
digunakan sebagai tempat dilakukannya prosedur tindakan.

Siapkan formulir laboratorium. Cuci tangan.


Siapkan alat dan bahan.
Untuk pengambilan darah arteri : siapkan spuit aspirasi 0,5 ml heparin dengan
perbandingan 1: 1000 unit/ml dari vial; Kemudian lakukan usaha agar heparin
menyentuh semua dinding bagian dalam spuit. Rasional mencegah pembekuan darah.
Ini perlu untuk keakuratan analisa darah.

Pelaksanaan
Beri salam, panggil pasien dengan namanya.

Jelaskan tujuan, prosedur dan lama tindakan yang akan dilakukan kepada klien.
Rasional memberikan informasi pada klien. Penjelasan pada pasien tantang tujuan dari
test ini dan pemberitahuan bahwa tindakan ini dapat merimbukan rasa sakit nyeri.
(catatan : beberapa institusi mengijinkan diberikan anastesi di area penusukan dengan
1% lidocaine (Xilocaine) akan mempersiapkan diri pasien, atau pada bayi dioleskan
anestesi semprot/salep.
Beri kesempatan pada klien untuk bertanya. Menanyakan
keluhan utarna klien.
Memulai tindakan dengan cara yang baik. Jaga privacy klien.
Dekatkan peralatan pada klien. Atur posisi klien
agar nyaman. Identifikasi tempat penusukan.
Posisikan klien dengan lengan ekstensi dan telapak tangan menghadap ke atas.
Letakkan pengalas. Pakai sarung tangan.
Palpasi arteri radial dan brakial dengan jari tangan. Tentukan daerah pulsasi maksimal.
Rasional mengidentifikasi dimana letak arteri yang paling dekat dengan permukaan
kulit.

Lakukan test Allen. Rasional untuk mengkaji keadekuatan sirkulasi kolateral pada
arteri ulnaris. Sirkulasi kolateral ini penting bila arteri radialis terobstruksi oteh trombus
setelah dilakukan tindakan penusukan. Untuk melakukan test Allen, lakukan penekanan

SOP Praktikum KMB STIKes Husada Jombang Tahun Ajaran 2020/2021


pada kedua denyutan radialis dan ulnaris dari salah satu pergelangan tangan pasien
sampai denyutannya hilang. Tangan menjadi pucat karena kurangnya sirkulasi ke
tangan. Lepaskan tekanan pada arteri ulnaris. Jika tangan kembali normal dengan cepat
(tangan akan kemerahan dalam 10 detik), hasil test dinyatakan negatif dan penusukan
arteri dapat dilakukan pada pergelangan tangan tersebut. Jika setelah dilakukan
pelepasan tekanan pada arteri ulnaris tangan tetap pucat, artinya sirkulasi ulnaris tidak
adekuat. Hasil test dinyatakan positif dan pergelangan tangan yang lain harus di-test.
Bila hasil test pada kedua pergelangan tangan adalah positif, arteri femoralis harus
dieksplorasi.

Stabilisasikan arteri radial dengan melakukan hiperekstensi pergelangan tangan;


stabilisasi arteri brakialis dengan melakukan hiperekstensi siku. Rasional mencegah
agar arteri tidak "menghilang" ketika jarum ditusukkan.
Disinfeksi daerah penusukan di sekitar pulsasi maksimal dengan kapas alkohol
dengan gerakan sirkuler dari dalam ke luar atau dengan usapan satu arah. Rasional
mencegah masuknya mikroorganisme ke dalam arteri dan sistem vaskular.

Pegang kapas akohol dengan jari tangan dan palpasi pulsasi lagi. Pertahankan jari
tangan di daerah proksimal dan daerash penusukan. Rasional memastkan keakuratan
insersi jarum, mencegah masuknya mikrooganisme dalam darah.
Masukkan jarum, dengan sudut 60-90 derajat (sesuai dengan lokasi), langsung ke dalam
arteri. Rasional sudut ini mengoptimalkan curah darah ke dalam jarum.
Perhatikan masuknya darah ke dalam spuit yang terlihat seperti "denyutan". Hentikan
menusukkan jarum lebih jauh bila terlihat "denyutan" ini. Rasional mengindikasikan
keakuratan penempatan jarum dalam arteri, pergerakan lebih jauh dapat menempatkan
ujung jarum pada dinding arteri atau ke luar dari arteri. Sampel darah arteri yang baik
sebaiknya menggunakan tekanan hisap minimal, dan secara normal, darah naik ke
dalam spuit dengan sendirinya.
Pertahankan posisi dan tunggu sampai terkumpul 2 - 4 ml (atau sesuai kebutuhan) darah
ke dalam spuit.
Letakkan kapas akohol di atas daerah penusukan dan tarik jarum; lakukan penekanan

SOP Praktikum KMB STIKes Husada Jombang Tahun Ajaran 2020/2021


sesegera mungkin dengan menggunakan kapas alkohol tersebut. Rasional membatasi
jumlah perdarahan dari daerah penusukan.
Pelihara kontinuitas penekanan selama 5' (atau selama 10' bila klien menerima
antikoagulan). Rasional memastikan waktu yang cukup untuk pembentukan formasi
pembekuan; penekanan in lebih lama dibandingkan ketika dilakukan pengambilan
darah vena karena faktor curah darah dalam arteri.
Keluarkan udara dari spuit.
Ujung jarum ditusukkan ke dalam gabus.
Pasang label identitas (nama pasien, tanggal, jam, suhu tubuh saat pengambilan,
ruangan) di spuit. Pastikan sampel dianalisis dalam waktu 5-10 menit, atau ditransport
dalam freezer.
Bersihkan daerah penusukan dengan kapas alkohol.
Monitor tempat penusukan terhadap adanya perdarahan dengan melakukan inspeksi;
Dan palpasi. Rasional mengidentifikasi hematoma atau perdarahan.
Lakukan balutan tekan (pressure dressing) jika perdarahan berlanjut. Bereskan
peralatan.
Lepaskan sarung tangan.
Evaluasi hasil yang dicapai (subyektif dan obyektif) Beri
reinforcement positif pada klien.
Mengakhiri pertemuan dengan baik. Cuci tangan.
Dokumentasi. Dokumentasikan tindakan yang sudah dilakukan, Yang perlu
didokumentasikan meliputi:
• Waktu dilakukannya prosedur.
• Jenis pemeriksaan yang dilakukan
• Keadaan kulit (kemerahan, perdarahan benebihan)

Persiapan hasil pengambilan darah untuk analisa laboratorium:


1. Keluarkan udara dan spuit; lepaskan jarum dan buang. Rasional mencegah
accidental sticks dengan jarum yang terkontaminasi.

2. Pasang label identifikasi ke spuit. Rasional memastikan dokumentasi yang akurat


3. (Lepas sarung tangan) dan cuci tangan. Rasional menghindari segala kemungkinan
terpapar darah dengan melepas sarung tangan hanya setelah tangan tidak lag! menyentuh
spuit
4. Dokumentasikan informasi yang dibutuhkan pada formulir untuk pemeriksaan
laboratorium yang telah ditentukan. Rasional memastikan keakuratan. Analisa gas darah
membutuhkan informasi tentang konsumsi oksigen klien.
5. Kirimkan spesimen ke laboratorium secepatnya. Rasional mencegah metabolisme sel
darah yang dapat mempengaruhi hasil test

Masalah Yang Mungkin Timbul Selama Prosedur


• Selama pengambilan darah vena, tidak ada darah yang ke luar. Solusi: jarum tidak ada di
dalam vena. Tank jarum periahan-lahan. Jika tidak ada darah yang ke luar, gerakkan
ujung jarum sesuai dengan arah vena. Jika tetap tidak berhasil, tank jarum. Lakukan
penekanan 1 - 2'. Coba lagi pada vena yang lain.

SOP Praktikum KMB STIKes Husada Jombang Tahun Ajaran 2020/2021


• Terbentuk hematoma pada tempat penusukan. Solusi: tarik jarum. Lakukan penekanan
sampai darah berhenti.
• Tempat penusukan untuk pengambilan darah vena/arteri terus berdarah. Solusi: lakukan
penekanan 1 - 2 ' untuk pengambilan darah vena dan 5 - 10 ' untuk pengambilan darah
arteri. Cek tempat penusukan dan jika perdarahan terus berianjut, tekan lebih lama.
• Hematoma pada tempat penusukan arteri. Solusi: lakukan penekanan dan laporkan.

SOP Praktikum KMB STIKes Husada Jombang Tahun Ajaran 2020/2021

Anda mungkin juga menyukai