TERAPI OKSIGEN
d. Selang oksigen
e. Handscoon bersih
f. Plester / pita
g. Gunting
b. Tahap orientasi :
1) Beri salam, panggil klien dengan namanya
2) Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
3) Beri kesempatan pada klien untuk bertanya
c. Tahap kerja :
1) Bantu klien pada posisi semi fowler jika memungkinkan, untuk
memberikan kemudahan ekspansi dada dan pernafasan lebih mudah.
7) Kaji respon klien terhadap oksigen dalam 15-30 menit, seperti warna,
pernafasan, gerakan dada, ketidaknyamanan dan sebagainya.
10) Kaji iritasi hidung klien. Beri air / cairan pelumas sesuai kebutuhan
untuk melemaskan mukosa membran.
d. Tahap terminasi :
1) Evaluasi hasil / respon klien
2) Dokumentasikan hasilnya
3) Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4) Akhiri kegiatan, membereskan alat-alat
5) Cuci tangan
1. Nasal Kanuls
a. Nasal kanula untuk mengalirkan oksigen dengan aliran ringan atau rendah,
biasanya hanya 2-3 L/menit.
b. Membutuhkan pernapasan hidung
c. Tidak dapat mengalirkan oksigen dengan konsentrasi >40 %
2. Masker Oksigen
Pemberian oksigen kepada klien dengan menggunakan masker yang dialiri
oksigen dengan posisi menutupi hidung dan mulut klien. Masker oksigen
umumnya berwarna bening dan mempunyai tali sehingga dapat mengikat kuat
mengelilingi wajah klien. Bentuk dari face mask bermacam-macam.
Perbedaan antara rebreathing dan non-rebreathing mask terletak pada
adanya vulve yang mencegah udara ekspirasi terinhalasi kembali. (Aryani,
2009:54).
Flow Meter
Humidifier
4. Tabung Oksigen
Water Sealed Drainage (WSD) merupakan pipa khusus yang dimasukkan ke rongga pleura
dengan klem penjepit bedah untuk mengeluarkan udara dan cairan melalui selang dada.
Pengertian Perawatan WSD adalah perawatan pasien yang dipasang selang dada.
Tujuan a. Mencegah infeksi tempat tusukan
b. Mencegah kerusakan kulit sekitar tempat tusukan
Hudak&Gallo.1997.
Keperawatan Kritis,
Pendekatan Holistik.
Vol.1. Jakarta:
EGC
Hudak&Gallo.1997. Keperawatan Kritis, Pendekatan Holistik. Vol.1.
Jakarta: EGC
Persiapan :
Cek catatan medik. Meliputi:
- Alasan pengambilan spesimen darah. Rasional mengidentifikasi tipe
darah yang dibutuhkan dan bagaimana mengumpulkannya.
- Riwayat faktor risiko perdarahan: terapi antikoagulan, gangguan perdarahan, jumlah
trombosit yang rendah. Rasional mengingatkan untuk menyiapkan peralatan tambahan
untuk penekanan pada daerah penusukan setelah dilakukannya tindakan.
- Faktor kontra indikasi dilakukan penusukan pada arteri atau vena : infus intra vena atau
keadaan setelah radikal mastektomi. Rasional mengidentifikasi daerah yang ddak dapat
digunakan sebagai tempat dilakukannya prosedur tindakan.
Pelaksanaan
Beri salam, panggil pasien dengan namanya.
Jelaskan tujuan, prosedur dan lama tindakan yang akan dilakukan kepada klien.
Rasional memberikan informasi pada klien. Penjelasan pada pasien tantang tujuan dari
test ini dan pemberitahuan bahwa tindakan ini dapat merimbukan rasa sakit nyeri.
(catatan : beberapa institusi mengijinkan diberikan anastesi di area penusukan dengan
1% lidocaine (Xilocaine) akan mempersiapkan diri pasien, atau pada bayi dioleskan
anestesi semprot/salep.
Beri kesempatan pada klien untuk bertanya. Menanyakan
keluhan utarna klien.
Memulai tindakan dengan cara yang baik. Jaga privacy klien.
Dekatkan peralatan pada klien. Atur posisi klien
agar nyaman. Identifikasi tempat penusukan.
Posisikan klien dengan lengan ekstensi dan telapak tangan menghadap ke atas.
Letakkan pengalas. Pakai sarung tangan.
Palpasi arteri radial dan brakial dengan jari tangan. Tentukan daerah pulsasi maksimal.
Rasional mengidentifikasi dimana letak arteri yang paling dekat dengan permukaan
kulit.
Lakukan test Allen. Rasional untuk mengkaji keadekuatan sirkulasi kolateral pada
arteri ulnaris. Sirkulasi kolateral ini penting bila arteri radialis terobstruksi oteh trombus
setelah dilakukan tindakan penusukan. Untuk melakukan test Allen, lakukan penekanan
Pegang kapas akohol dengan jari tangan dan palpasi pulsasi lagi. Pertahankan jari
tangan di daerah proksimal dan daerash penusukan. Rasional memastkan keakuratan
insersi jarum, mencegah masuknya mikrooganisme dalam darah.
Masukkan jarum, dengan sudut 60-90 derajat (sesuai dengan lokasi), langsung ke dalam
arteri. Rasional sudut ini mengoptimalkan curah darah ke dalam jarum.
Perhatikan masuknya darah ke dalam spuit yang terlihat seperti "denyutan". Hentikan
menusukkan jarum lebih jauh bila terlihat "denyutan" ini. Rasional mengindikasikan
keakuratan penempatan jarum dalam arteri, pergerakan lebih jauh dapat menempatkan
ujung jarum pada dinding arteri atau ke luar dari arteri. Sampel darah arteri yang baik
sebaiknya menggunakan tekanan hisap minimal, dan secara normal, darah naik ke
dalam spuit dengan sendirinya.
Pertahankan posisi dan tunggu sampai terkumpul 2 - 4 ml (atau sesuai kebutuhan) darah
ke dalam spuit.
Letakkan kapas akohol di atas daerah penusukan dan tarik jarum; lakukan penekanan