Anda di halaman 1dari 29

TUGAS

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


(SOP)

OLEH

NAMA : SHERYL SENCHYA PA

NIM : PO530320119142

KELAS : TK 1 REG A

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG

PRODI D III KEPERAWATAN

TAHUN 2020
I. PEMBERIAN OKSIGEN MELALUI NASAL KANUL DAN MASKER

Oksigen (O2) merupakan komponen gas yang sangat berperan dalam proses
metabolisme tubuh untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel tubuh secara
normal. Oksigen di peroleh dagan cara menghirup udara bebas dalam setiap kali bernafas.
Dengan bernafas setiap sel tubuh menarima oksigen, dan pada saat yang sama melepaskan
produk oksidasinya. Oksigen yang bersenyawa dengan karbon dan hidrogen dari jaringan
memungkinkan setiap sel melangsungkan proses metabolismenya, oksigen hasil buaganya
dalam bentuk karbondioksida (CO2) dan air (H2O).

SOP pemberan oksigen, pemberian oksigen merupakan pemberian oksige kedalam paru-
paru melalui saluran pernapasan dengan menggunakan alat bantu oksigen. Pemberian
oksigen pada klien dapat melalui beberapa cara yaitu:

1. Pemberian Oksigen Melalui Nasal Kanula


Pemberian oksigen pada klien yang memerlukan oksigen secara kontiyu dengan cara
memasukan selang yang terbuat dari plastic kedalam hidung dan mengaitkanya di belakang
telinga panjang selang yang di masukan ke dalam hidung hanya berkisar 0,6-1,3 cm
pemasangan nasal kanula merupakan cara yang paling muda, saderhana, murah, relatif
nyaman, mudah di gunakan, cocok untuk segalah umur, cocok untuk pemasangan jangka
pendek dan jangka panjang, dan efektif dalam mengirim oksigen. Pemakaan nasal juga tidak
mengganggun klien untuk melakukan aktivitas seperti berbicara atau makan.

Contoh gambar
2. Pemberian Oksigen Melalui Masker Oksigen
Pemberian oksigen kepada klien dengan menggunakan masker yang dalirkan oksigen
dengan posisi mnutup hidung dan mulut klien. Masker oksigen umumnya berumur bening
dan mempunyai tali sehingga dapat mengikat kuat mengelilingi wajah klien. Bentuk dari fase
mask bermcaam-macam, yaitu :

a. Simple face mask, mengalirkan oksigen dengan konsentrasi oksigen 40-60% dengan
kecpatan aliran 5-8 Liter/menit.
b. Rebreathing mask, mengalirkan oksigen dengan konsentrasi oksigen 60-80% dengan
kecepatan aliran 8-12 Liter/menit, memiliki kantong yang terus mengembang baik,
saat insprasi maupun ekspirasi.
c. Non reabreathing mask, mengalirkan oksigen dengan konsentrasi oksigen dari 80-
100% dengan kecepatan aliran 10-12 Liter/menit. Pada prinsipnya, udara inspirasi
tidak bercampur dengan udara ekspirasi karena mempunyai dua katup, satu katup
terbuka saat inspirasi dan tertutup saat ekspirasi, dan satup katub yang fungsinya
mencegah udara masuk pada saat insiprasi dan akan membuka saat ekspirasi.
d. Venture mask juga d kenal sebagai masker udara entreainmen, adalah perangkat
medis untuk memberikan konsentrasi oksigen yang di ketahui kepada pasien yang
menggunakan terapi oksigen terkontrol, dapat memberikan aliran yang berfarasi: 4-
14 liter / menit dengan konsentrasi 24-50%.
Contoh gambar

3. Uraian/Rincian Prosedur

No Langkah – langkah kerja Penjelasan/Keterangan Gambar


1. Persiapan alat dan 1. Tabung oksgen
bahan lengkap dengsn
flow meter,
humidifier dengan
cairan steri/air
matang

2. Nasal kateter/kanul
masker
3. Kasa jka perlu

2. Persiapan pasien 1. Mengucapkan salam terapeutik


2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang
prosedur dan tujuan tindakan yang akan
dilaksanakan
3. Prosedur kerja 1. Cuci tangan
2. Kaji kebutuhan klen terhadap terapi oksigen dan
periksa kembali advise dokter
3. Siapkan klien: atur posisi tidur klien semifowler
jika memungkinkan
4. Atur peralatan oksigen dan humidifier
5. Putar oksigen sesuai terapi dan pastikan alat
berfungsi dengan baik:
a. Cek apakah oksigen dapat mengalir secara
bebas lewat selang, seharusnya tidak ada
suara pada selang dan sambungan tidak boor,
ada gelembung pada humidifier saat oksigen
mengalir lewat air.
b. Atur oksigen dengan flometer sesuai perintah
misalnya2-6 L/min
6. Pasang alat pemberian oksigen yang sesuai:
KANUL

a. Letakan kanul pada wajah klien, dengan lubang


kanul masuk ke hidung dan karet penggikat
melingkar kapalah
b. Ika kanul inggin barada pada tempatnya,
plesterkan pada bagian wajah
c. Alasi selang dengan kasa pada karet pengikat
pada telinga dan tulang pipi jika di butuhkan
MASKER
a. Tempatkan masker kearah wajah klien dan
letakan dari hidung ke bawah
b. Atur masker sesuai dengan bentuk wajah,
masker harus menutup wajah sehingga sagat
sedikit oksgen yang keluar lewat mata atau
sekitar pipi dan dagu
c. Ikat karet pengikat melingkar kepalah klien
sehingga masker terasa nyaman
7. Inpeksi klien dan peralatan secara teratur
8. Cuci tangan
9. Melaksanakan dokumentasi

II. PENGUKURAN SUHU TUBUH

Suhu tubuh adalah keseimbanggan antara panas yang di peroleh dengan panas yang
hilang, suhu normal tubuh manusia berkisar 36 derajat Csampai 37 derajat C tapi dalam
kondisi tertentu suhu manusia bisa meningkat yang tidak seperti biasanya.

Pengukuran suhu merupakan tata cara pemariksaan suhu tubuh, suhu tubuh merupakan
indikator untuk menilai keseimbanggan antara pembentukan dan penggukuran panas.
Rentang suhu tubuh dapat di ukur dengan menggunakan thermometer air raksa melalui oral,
rectal maupun aksila.

A. Termometer Oral
1. Pengertian Thermometer Oral

Merupakan jenis termometer yang paling banyak di gunakan, karena mulut di aggap
dapat mempresentasikan suhu tubuh dengan akurat, cara penggunaanya adalah dengan
meletakan ujung termometer di bagian bawah lidah dan tutup mulut hingga alat
mengeluarkan bunyi tertentu.

Contoh gambar
2. Uraian/Rincian Prosedur

No. Langkah – langkah Penjelasan/Keterangan Gambar


kerja
1. Persiapan alat dan 1. Termometer air raksa
bahan atau digital untuk oral

2. Kertas tissue

3. Sarung tangan

4. Pena, pensil dan lembar


kerja atau rekam medic

5. Cairan untuk mencuci


thermometer yang terdiri
dari 3 botol : botol berisin
air sabun, desinfektal dan
air bersih

2. Persiapan pasien 1. Mengucapkan salam terapeutik


2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang
prosedur dan tujuan tindakan yang akan
dilaksanakan
3. Prosedur kerja 1. Cuci tangan
2. Pakai sarung tangan
3. Jelaskan prosedur kepada pasien
a. Untuk thermometer air raksa, bersikan dan
keringkan thermometer dari ujung sampai
pangkal.
b. Turunkan air raksa sampai 35 derajat C, untuk
thermometer digital, hdupkan thermometer
sesuai jenisnya
4. Persiapkan posisi yang nyaman menurut pasien
5. Mintalah pasien membuka mulutnya dan Dengan
perlahan letakan thermomeret dalam kantong
sublingual (dibawah lidah) dari narah lateral ke
tengah rahang bawah
6. Mintalah pasien menahan thermometer dengan
mengatup bibirnya
7. Biarkan thermometer dalam mulut pasien selama 2
menit
8. Untuk thermometer air raksa, turunkan air raksa
pada thermometer sampai batas minimal
kemudian bersihkan thermometer dengan cairan
yang tersedia
9. Buka sarung tangan
10. Cuci tangan
11. Catat hasil pengukuran pada catatan perawat
dan rekam medic

B. Termometer Rektal
1. Pengertian

Termometer rectal adalah jens termometer yang di gunakan melalui rektum atau
anus.biasanya lebih cocok di gunakan untuk bayi dan anak-anak, sebelum pemakaian,
bersikan thermometer terlebih dahulu dengan menggunakan sabun dan air mengalir. Lalu
lapisi dengan pelumas berbahan dasar air, dan masukan ujuang thermometer kedalam
anus, kemudian setelah thermometer berbunyi, cabut dari anus dan lihat suhu tubuh yang
berhasil terukur.

Contoh gambar
2. Prosedur Pengukuran Suhu Rectal

No. Langkah – langkah kerja Penjelasan/Keterangan Gambar


1. Persiapan alat dan 1. Thermometer air raksa
bahan atau digital untuk
rectal

2. Kertas tissue

3. Sarung tangan

4. Pelumas

5. Pena, pensil dam


lembar kerja atau
rekam medic
6. Cairan untuk mencuci
thermometer yang
terdiri dari 3 botol :
botol bersi air sabun,
desinfektandan air
bersih

2. Persiapan pasien 1. Mengucapkan salam terapeutik


2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang
prosedur dan tujuan tindakan yang akan
dilaksanakan
3. Prosedur kerja 1. Cuci tangan
2. Pakai sarung tangan
3. Jelaskan prosedur kepada pasien untuk
thermometer air raksa, bersihkan dan keringkan
thermometer dari ujung sampai pangkal. Turunkan
air raksa sampai 35 C, untuk thermometer digital,
hidupkan thermometer sesuai jenisnya.
4. Tutup gorden sekitar tempat tidur dan atau tutup
pintu ruangan, jaga agar bagian tubuh atas dan
ektemitas bawah pasien tertutup
5. Bantu pasien melakukan posisi simsdengan aki
sebelah atas fleksi, sebelah bawah lurus, anak-anak
boleh tengkurap
6. Basahi ujung thermometerdengan pelumas
sepanjang 2,5-3,5 cm untuk orang dewasa atau 1-2-
2,5 cm untuk bayi atau anak-anak
7. Dengan tanggan tidak dominan, tinggikan bokong
atas pasien untuk memajankan anus masukan
thermometer secara perlahan ke dalam anus
sedalam 3,5 cm untuk dewasa.Jangan mendorong
thermometer dengan paksa, minta pasien
melakukan napas dalam dan menghembuskanya
kemudian masukan thermometer saat pasien
melakukan nafas dalam dan bila merasa ada
tahanan, tarik thermometerdengan segera
8. Pegang thermometer pada tempatnya selama 2
menit
9. Lepaskan thermometer dan bersihkan dengan tissue
baca haslnya
10. Bersihkan area anal untuk menghilangkan
pelumas /fases
11. Bantu klien dalam posisi semula dan rapikan
pakaianya.
12. Untuk thermometer air raksa, turunkan air raksa
pada thermometer sampai batas minimal. Bersihkan
thermometer dengan cairan yang tersedia
13. Buka sarung tangan
14. Cuci tangan
15. Catat hasil pengukuran pada catatan perawat dan
rekam medic

C. Termometer Aksila
1. pengertian

Termometer Aksila adalah termometer thermometer yang digunakan pada bagian


ketiak atau aksila. Pengukuran suhu ketiak(aksila) sesungguhnya tidak seakurat
oral(mulut) atau reactal. Temperature yang terukur akan menghasilkan nilai 10 C lebih
rendah dibandingkan hasil pengukuran oral.

Contoh gambar

2. Prosedur Pengukuran Suhu Aksila

No. Langkah – langkah kerja Penjelasan/Keterangan Gambar


1. Persiapan alat dan 1. Thermometer air raksa
bahan atau digital untuk rectal

2. Kertas tissue

3. Sarung tangan

4. Pena, pensil dan lembar


kerja atau rekam medic

5. Cairan untuk mencuci


thermometer yang
terdiri dari 3 botol :
botol berisi air sabun,
desinfektan dan air
bersih

2. Persiapan pasien 1. Mengucapkan salam terapeutik


2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang
prosedur dan tujuan tindakan yang akan
dilaksanakan
3. Prosedur kerja 1.Cuci tangan
2.Pakai sarung tangan
3.Jelaskan prosedur kepada pasien untuk
thermometer air raksa, bersihkan dan keringkan
thermometer dari ujung sampai pangkal.
Turunkan air raksa sampai 35 C, untuk
thermometer digital, hidupkan thermometer
sesuai jenisnya.
4.Tutup gorden sekitar tempat tidur dan atau
tutup pintu ruangan
5.Persiapkan posisi yang nyaman menurut pasien
kemudian lepaskan pakaian atau baju dari bahu
dan tangan pasien dan bersihkan daerah axial
6.Masukan thermometer ke tangan axial pasien
lalu turunkan tangan di atas thermometer
kemudian letakan lengan bawah menyilang di
atas dada.
7.Tahan thermometer pada tempatnya selama 5-
10 menit
8.Lepaskan thermometer dan bersihkan dengan
tissue, baca hasilnya.
9.Bantu klien dalam posisi semula dan rapihkan
pakaianya
10. Untuk thermometer air raksa, turunkan air
rakasa pada thermometer sampai batas minimal
kemudian bersihkan thermometer dengan
cairan yang tersedia
11. Buka sarung tangan
12. Cuci tangan
13. Catat hasil pengukuran pada catatan perawat
dan rekam medic

D. Kompres dingin
1. Pengertian
Kompres jenis ini dapat mengurangi aliran darah dan aktifitas saraf pada area yang
mengalami gangguan, sehnga akan turut menguranggi pembengkakan, peradangan, dan
rasa sakit yang timbul.

2. Uraian/Rincian Prosedur
No. Langkah – langkah Penjelasan/Keterangan Gambar
kerja
1. Persiapan alat dan baki berisi :
bahan
1. Mangkok tertutup steril

`2. Cairan yang diperlukan (PK


1:4000/Rivanol 1:1000-
1:3000/bethadin)

3. pinset anatomis 2 buah

4. beberapa potong kain kassa


sesuai kebutuhan

5. perlak kecil dan alas

6. . sampiran jika perlu

2. Persiapan pasien 1. Mengucapkan salam terapeutik


2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang
prosedur dan tujuan tindakan yang akan
dilaksanakan
3. Prosedur kerja 1. Dekatkan alat ke samping klien
2. Pasang sampiran jika perlu
3. Bantu klien pada posisi yang nyaman dan tepat
4. Cuci tangan
5. Pasang pengalas di bawah area yang akan di
kompres
6. Cocok obat/cairan kompres jika terdapat endapan
7. Tuangkan cairan ke dalam mangkok steril
8. Masukan kasa ke dalam caran kompres
9. Peraskan kasa menggunakan 2 piset
10. Bentangkan dan letakan kain kasa di atas bagian
yang akan di kompres, lalu di balut
11. Tutup/asang busur selimut jika perlu
12. Rapikan klien jika praqsadt sudah selesai
13. Bereskan alat-alat dan simpan ke tempat semula
14. Bereskan alat dan bersihkan alat-alat untuk di
simpan kembali
15. Cuci tangan
16. Dokomentasi

E. Kompres Panas
1. Pengertian
Kompres panas, ataun yang lebih tepatnya konpres hangat, bisa meningkatkan sirkulasi
dan aliran darah pada area yang sakit, sehingga membantu meredakan rasa sakit yang di
timbulkan. Kompres ini juga mampu mengembalikan kelunturan otot dan jaringan tubuh
yang mengalami cedera.

2. Prosedur melakukan kompres panas


NO Langka-langka kerja Penjelasan/Keterangan Gambar
1. Persiapan alat dan Baki berisi :
bahan
1. kom tertutup steril berisi
cairan hangat sesuai
kebutuhan (40’C-46’C)

2. baki steril bersi 2 buah,


kassa beberapo potong
dengan ukuran yang
sesuai
3. perban kassa atau kain
segitiga
4. pleseter dan gunting

5. sarung tangan bersih


pada tempatnya

6. kapas dan wash bersih


dalam botol kecil

7. bengkok 2 (satu kosong


dan satu berisi lison 3%)

2. Persiapan pasien 1. Mengucapkan salam terapeutik


2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang
prosedur dan tujuan tindakan yang akan
dilaksanakan
3. Prosedur kerja 1. Dekatkan alat ke sampng klien
2. Pasang sampiran jika perlu
3. Bantu klen pada posisi yang nyaman dan tepat
4. Cuci tangan
5. Pasang pengalas di bawah area yang akan di
kompres
6. Pakai sarung tangan
7. Buka bulatan verban (jika dim perban) dan buang
bekas bulatan ke dalam bengkok kosong
8. Ambil beberapa potongan kassa dengan pinset dari
baki steril dan masukan kedalam kom yang berisi air
hangat untuk mengompres
9. Ambl pinset satu lagi untuk memegang dan
memeras kassa kompres hangat dan kompres
hangat agar kassa tidak terlalu basa
10. Selanjutnya ambil kassa dengan cara di renggangkan
atau di entangkan dan di letakan di atas area yang
membutuhkan kompres hangat
11. Perhatikan respon klien, adakah rasa tidak nyaman
dan dalam beberapa detik setelah kassa hangat
menyentu kulit, angkat tepi kassa untuk mengkaji
apakah terdapat kemerahan pada kulit yang di
kompres
12. Jika klien menoleransi kompres hangat tersebut,
tutuplah kassa kompres hangat basa pada area yang
memerlukan kompres, lalu lapisi dengan kassa kering
dan selanjutnya balut dengan kassa perban atau kain
segitiga serta fiksasi palester dan ikat.
13. Lakukan prasat ini selama 15-30 menit atau sesuai
program terapi dang anti balutan kompres hangat
setiap 5 menit sekali
14. Lepas sarung tangan dan masukan kedalam
tempatnya
15. Atur posisi klien kembali nyaman
16. Bereskan alat dan bersihkan alat-alat untuk disimpan
kembali
17. Cuci tangan
18. Dokumentasi

III MENILAI KECUKUPAN NUTRISI

Kecukupan nutrisi adalah rata-rata asupan gizi harian yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan gizi bagi hamper semua (97,5%)orang sehat dalam kelompok umur, jens kelamin
dan fisiologis tertentu. Nilai asupan harian zat gizi yang di perkirakan dapat memenuhi
kebutuhab gizi mencakup 50% orang sehat dalam kelompok umur, jenis kelamin dan fisiologis
tertentu di sebut dengan kebutuhan gizi.

A. Prosedur memberi makan per oral


Pemberi makan per oral adalah memberimakan dan minuman pada klien secara
langsung melalui mulut.
Contoh gambar

B. Prosedur memberikan makan per oral


No Langkah – langkah Penjelasan/Keterangan Gambar
kerja
1. Persiapan alat dan 1. piring
bahan

2. sendok makan dan garpu

3. minum

4. sarbet
5. mangkok untuk cuci tangan

6. sedotan

7. tissue

2. Persiapan pasien 1. Mengucapkan salam terapeutik


2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang
prosedur dan tujuan tindakan yang akan
dilaksanakan
3. Prosedur kerja 1. Lingkungan sekitar pasien di rapikan
2. Dekatkan alat ke samping klien
3. Cuci tangan
4. Ataur posisi pasien dengan kepalah lebih tinggi dari
badan
5. Bentangkan sserbet di bawah dagu pasien.
6. Tawari pasien minum, jika perlu gunakan sedotan
7. Beritahu ke pada pasien jika makanan panas/dingin,
anjurkan untuk mencicipi makanan terlebih dahulu
8. Suapi makanan sedikt demi sedikit untuk
menghindari tersedak sambil berkomonikasi dengan
pasien
9. Setelah selesai makan, beri pasien minum
10. Bersihkan mulut pasien dan sekitarnya
11. Bereskan peralatan dan kembali ke tempat semula
12. Cuci tangan
13. Dokomentasi hasil tindakan pada catatan
IV. MEMBANTU ELIMINASI URINE DAN FEKAL

1. Pengertian Eliminasi

Eliminasi adalah proses pembuangan sisa metabolisme tubuh baik berupa urin atau feses

2. Uraian/Rincian Prosedur

No Langkah – langkah Penjelasan/Keterangan Gambar


kerja
1. Persiapan alat dan 1. Pasu sarungan dan pispot
bahan dan tutupnya atau urinal
(pasien pria)
2. Sampiran

3. Alas bokong

4. Tisu

5. Dua baskom berisi air (satu


untuk bilas sabun)

6. Dua waslap

7. Sabun

8. Handuk

9. Sarung tangan
10. Bel (jika ada)

2. Persiapan pasien 1. Mengucapkan salam terapeutik


2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang
prosedur dan tujuan tindakan yang akan
dilaksanakan
3. Prosedur kerja 1. Jaga privasi klien
2. Menggunakan sarung tangan
3. Mengangkat klien keatas tempat tidur
4. Menanggalkan pakian bawah
5. Menganjurkan pasien untuk mengangkat bokong
atau memiringkan badannya dan memasang pasu
sarungan dengan tepat.
6. Tinggi bagian kepala 30 derajat dari tempat tidur (bila
tidak ada kontra indikasi ) dan kedua lutut di tekuk.
7. Menutup bagian bawah dengan handuk bawah
dan memasang selimut.
8. Menganjurkan pasien untuk menekan bel /
memanggil perawat jika bab dan bak selesai.
9. Pada pasien pria di angkat urinalnya
10. Keringkan daerah perinial dengan tisu / handuk.
11. Angkat alas bokong dan kembali seperti semula
12. Kenakan kembali pakaian pasien.
13. Melaksanakan dokumentasi
4. Terminasi 1. Rapihkan pasien dan bantu pasien berada pada posisi
yang diinginkan
2. Mencuci tangan, dan dokumentasikan
3. Beritahu pasien tindakan sudah selesai dan ucapan
terima kasih karena pasien bekerja sama selama
prosedur

V. PEMASANGAN KONDOM KATETER


1. Pengertian Kondom Kateter

Kondom kateter adalah alat drainase urine eksternal yang mudah digunakan dan aman
untuk mengalirkan urine

2. Uraian/Rincian Prosedur

No Langkah – Langkah Penjelasan/Keterangan Gambar


Kerja
1. Persiapan alat dan 1. Kondom kateter
bahan

2. Strip elastis

3. Kantung penampungan
urine dengan selang
drainase

4. Baskom dengan air


hangat dan sabun

5. Handuk dan waslap


6. Selimut mandi

7. Sarung tangan

2. Persiapan pasien 1. Mengucapkan salam terapeutik


2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang
prosedur dan tujuan tindakan yang akan dilaksanakan
3. Prosedur kerja 1. Cuci tangan
2. Menggunakan sarung tangan
3. Tutup pintu / tirai samping tempat tidur
4. Jelaskan prosedur pada pasien
5. Gunakan sarung tangan
6. Bantu klien pada posisi telentang . Letakan selimut
diatas bagian tubuh bagian atas dan tutup ekstremitas
bawahnya dengan selimut sehingga hanya genitalia
yang terpajan
7. Bersihkan genitalia dengan sabun dan air, keringkan
secara menyeluruh
8. Siapkan drainase kantong urine dengan
menggantungkannya ke rangka tempat tidur
9. Dengan tangan non dominan genggam penis klien
dengan kuat sepanjang batangnya. Dengan tangan
dominan pegang kantung kondom ujung penis dan
dengan perlahan pasangkan pada ujung penis
10. Sisakan 2.5 sampai 5 cm ruang antara glands penis
dan ujung kondom
11. Lilitkan batang penis dengan perekat elastic
12. Hubungkan selang drainase pada ujung kondom
kateter
13. Melaksanakan dokumentasi
4. Terminasi 1. Rapihkan pasien dan bantu pasien berada pada posisi
yang diinginkan
2. Mencuci tangan, dan dokumentasikan
3. Beritahu pasien tindakan sudah selesai dan ucapan
terima kasih karena pasien bekerja sama selama
prosedur

VI. PERAWATAN KATETER

1. Pengertian Perawatan Kateter

Perawatan kateter adalah suatu tindakan keperawatan pada daerah genitalia wanita /
priayang terpasang kateter

2. Uraian/Rincian Prosedur

No. Langkah – langkah kerja Penjelasan / keterangan Gambar


1. Persiapan alat dan bahan 1. Bak instrumen steril
berisi kapas lidi

2. Sarung tangan steril

3. Desinfektan
4. Air hangat, waslap,
handuk

5. Perlak dan pengalas

6. Bengkok

2. Persiapan pasien 1. Mengucapkan salam terapeutik


2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang
prosedur dan tujuan tindakan yang akan
dilaksanakan
3. Prosedur kerja 1. Cuci tangan
2. Memasang sampiran/ menjaga privasi
3. Menyiapkan pasien dengan posisi dorsal
recumbent dan melepaskan pakaian bawah pasien
4. Memasang perlak dan pengalas
5. Gunakan sarung tangan
6. Membersihkan genitalia dengan air hangat
7. Memastikan posisi kateter terpasang benar
(menarik dengan hati-hati, kateter tetap tertahan)
8. Memberikan desinfektan dengan lidi kapas pada
ujung pemasangan kateter
9. Melepas pengalas dan sarung tangan
10. Merapihkan pasien
11. Merapihkan alatMelaksanakan dokumentasi
4. Terminasi 1. Rapihkan pasien dan bantu pasien berada pada
posisi yang diinginkan
2. Mencuci tangan, dan dokumentasikan
3. Beritahu pasien tindakan sudah selesai dan ucapan
terima kasih karena pasien bekerja sama selama
prosedur
VII. KEBUTUHAN MOBILISASI DAN TRASPORTASI

A. Pengertian Mobilisasi Dan Transportasi

Mobilisasi merupakan kemampuan individu untuk bergerak secara bebas, mudah, dan
teratur. Transportas pasien adalah saran yang digunakan untuk mengangkut penderita atau
korban dari lokasi bencana ke saranan kesehatan yang memadai.

B. Uraian/Rincian Prosedur

No. Langkah – langkah Penjelasan / Gambar


kerja keterangan
1. Persiapan alat dan 1. kursi roda
bahan

2. tempat tidur dan


asisten kp

3. brangkar

2. Persiapan pasien 1. Mengucapkan salam terapeutik


2. Menjelaskan pada klien tujuan tindakan yang akan
dilaksanakan
3. Jaga privasi
3. Prosedur kerja 1. mengangkat klien keatas tempat tidur
a. Posisikan klien supinasi
b. Tekuk lutut klien dan letakan tangan didada
c. Letakan 1 tangan perawat dibawah bahu klien
dan tangan yang lain di bawah paha klien
d. Angkat dan tarik klien ke atas tempat tidur,
instruksi klien untuk mendorong kakinya
2. mendudukan klien di sisi tempat tidur
a. Posisi klien miring menghadap perawat
b. Tinggkan kepala tempat tidur dan posisi
perawat di kepala tempat tidur
c. Letakan tangan perawat dibawah bahu klien
dan sokong kepala dan leher klien. Letakan
tangan yang lain di bagian pinggul klien
d. Gerakan kaki kepinggir tempat tidur. Tarik paha
klien dan agak diputar sehingga kaki berjuntai
kelantai secara bersamaan angkat bagian bahu
sampai klien duduk
e. Evaluasi respon klien
3. memindahkan klien dari tempat tidur kekursi
a. Lakukan tindakan mendudukan klien disisi
tempat tidur
b. Sanggah kedua aksila klien dengan kedua
tangan dan letakan kaki didepan dan disamping
klien, bantu klien berdri
c. Dekatkan klien kekursi dan tekuk kaki perawat
untuk mendudukan klien
d. Atur posisi klien agar nyaman dan sesuai body
aligment
4. memindahkan klien dari tempat tidur ke brangkar
a. Posisikan klien di tepi tempat tidur, tutupi
dengan selimut untuk memberikan
kenyamanan
b. Tempatkan brangkar secara paralel disamping
tempat tidur dan kunci semua rodanya
c. Minta klien untuk memfleksikan leher jika
memungkinkan dan kedua tangan menyilang
diatas dada
d. Perawat pertama bagian kepala, kedua tangan
dibagian bawah dada dan leher
e. Perawat kedua bagian tengah, letakan kedua
tangan dibawah pinggul
f. Perawat ketiga bagian kaki, tangan kiri
menyokong paha bawah dan tangan kanan
pada betis
g. Condongkan tubuh kedepan, fleksikan pinggul,
lutut dan pergelangan kaki dan perawat
pertama memberkan instruksi kemudia angkat
bersama – sama dari tempat tidur dan
pindahkan ke brangkar
h. Berikan klien rasa nyaman, naikan pagar
brangkar, kencangkan sabuk pengaman
melintang diatas tubuh klien
i. Buka kunci roda dan dorong brangkar menjauhi
klien

Anda mungkin juga menyukai