Oleh :
201204069
1. Resume
A. Pengertian
Nebulizer adalah alat yang mengubah obat cair menjadi uap. Saat Anda bernapas
lewat masker, uap obat akan masuk ke dalam paru-paru untuk memperbaiki pernapasan.
Nebulizer umum digunakan sebagai pengobatan asma kronis, baik untuk anak-anak maupun
orang dewasa. Selain untuk pengobatan asma, alat ini juga dapat digunakan untuk penderita
penyakit paru obstruksi kronis (PPOK), infeksi paru, dan reaksi alergi berat.
1. Simple nebulizer
2. Jet nebulizer, menghasilkan partikel yang lebih halus, yakni antara 2 – 8 mikron.
Biasanya tipe ini mempunyai tabel dan paling banyak dipakai di rumah sakit.
3. Ultrasonik nebulizer, alat tipe ini menggunakan frekuensi vibrator yang tinggi, sehingga
dengan mudah dapat mengubah cairan menjadi partikel kecil yang bervolume tinggi,
yakni mencapai 6 cc/menit dengan partikel yang uniform. Besarnya partikel adalah 5
mikron dan partikel dengan mudah masuk ke saluran pernapasan, sehingga dapat terjadi
reaksi, seperti bronkospasme dan dispnoe. Oleh karena itu alat ini hanya dipakai secara
intermiten, yakni untuk menghasilkan sputum dalam masa yang pendek pada pasien
dengan sputum yang kental
4. Antomizer nebulizer, partikel yang dihasilkan cukup besar, yakni antara 10 – 30 mikron.
Digunakan untuk pengobatan laring, terutama pada pasien dengan intubasi trakea
2. Menghilangkan sesak karena selaput lendir saluran nafas bagian atas sehingga lendir
menjadi encer dan mudah keluar.
4. Melegakan pernafasan.
Untuk memberikan medikasi secara langsung pada saluran napas untuk mengobati,
berikut ini:
1. Bronchospasme akut
4. Epiglotitis
No Langkah/Kegiatan
II Tahap Orientasi
1. Berikan salam dan panggil klien dengan namanya
2. Jelaskan tujuan, prosedur & lama tindakan pada klien
3. Memberi kesempatan pada klien untuk bertanya bila ada yang akan ditanyakan
4. Mengatur lingkungan senyaman mungkin
III Tahap Kerja
1. Mendekatkan alat ke samping klien.
2. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan dan tujuannya.
4. Meminta penderita untuk santai dan menjelaskan cara penggunaan masker (yaitu
menempatkan masker secara tepat sesuai bentuk dan mengenakan tali pengikat).
Bila menggunakan mouthpiece maka mouthpiece tersebut dimasukkan ke dalam
mulut dan mulut tetap tertutup
5. Menjelaskan kepada penderita agar pasien menghirup uap yang keluar secara
perlahan-lahan dan dalam hingga obat habis
8. Buka tutup cup, masukkan cairan obat ke dalam alat penguap sesuai dosis yang
telah ditentukan.
10. Mengaktifkan nebulizer dengan menekan tombol ON pada main kit. Perhatikan
jenis alat, pada nebulizer tertentu, pengeluaran uap harus menekan tombol
pengeluaran obat pada nebulizer kit.
11. Mengingatkan penderita, jika memakai masker atau mouthpiece, uap yang keluar
dihirup perlahan-lahan dan dalam secara berulang hingga obat habis (kurang lebih
10-15 menit)
12. Tekan tombol OFF pada main kit, melepas masker/mouthpiece, nebulizer kit, dan
air hose
13. Merapikan dan membereskan alat
IV Tahap Terminasi
1. Menanyakan pada klien apa yang dirasakan setelah di lakukan tindakan
2. Menyampaikan hasil prosedur yang telah dilakukan kpd klien /klg
3. Berikan reinforcement sesuai dengan kemampuan klien.
4. Melakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya
5. Mengakhiri kegiatan dengan cara memberi salam pamitan
V Dokumentasi
Catat seluruh hasil tindakan dalam catatan keperawatan :
Waktu pemberian
Dosis pemberian
TDD Perawat
4. Evaluasi
TTV : S : 37,3 oC
N : 80 x/menit
RR : 24 x /menit
TD : 120/80 mmHg
GCS : 456
- Pasien merasa lebih baik dan sesak berkurang
- Pasien dapat lebih mudah mengeluarkan dahak
2. Terapi Oksigenasi
1. Resume
A. Definisi
Terapi oksigen adalah memasukkan oksigen tambahan dari luarke paru melalui saluran
pernafasan dengan menggunakan alat sesuai kebutuhan. Terapi oksigen merupakan salah satu
terapi pernafasan dalam mempertahankan oksigenasi. Terapi oksigen merupakan suatu
terminology untuk menggunaan oksigen sebagai bahan farmakologis utama yang diberikan
pada individu tertentu berkaitan dengan penyakitnya, baik akut maupun kronik, dalam
jumlah, cara, dan durasi tertentu demi meringankan gejala penyakit dasar, meningkatkan
kualitas hidup, atau berkaitan dengn prognosis yang lebih baik bilamana terapi tersebut
diberikan. Terapi oksogen telah lama dikenal (kurang lebih 1 abad yang lalu), khususnya bagi
pasien –pasien dengan gangguan kardiopulmoner akut. Pada terapi ini, oksigen yang
diberikan lebih dari 21%. Pemberian oksigen ini dapat dilakukan dengan memasang nasal
atau masker ke saluran pernafasan pasien lalu menghubungkan dengan tabung oksigen.
Indikasi pemberian terapi oksigen adalah kerusakan oksigen jaringan yang diikuti gangguan
metabolism dan sebagai bentuk hipoksemia, secara umum pada :
- Kadar oksigen arteri (PaO2) menurun
- Kerja pernafasan meningkat (laju nafas meningkat, nafas dalam, bernafas dengan otot
tambahan)
- Adanya peningkatan kerja otot jantung (miokard)
B. Tujuan
- Mengatasi keadaan hipoksemia
- Menurunkan kerja pernafasan
- Menurunkan beban kerja otot jantung (miokard)
NO Langkah/Kegiatan
* Masker Oksigen *
a Isi tabung di coba dan diperiksa.
b Memasang pipa oksigen pada humidifier yang sudah tersambung dengan
tabung oksigen.
c Hubungkan masker dengan selang oksigen.
d Atur aliran oksigen sesuai dengan kebutuhan (6-10 lt/menit). Pastikan air pada
humidifier bergelembung.
e Tempatkan masker oksigen di atas mulut dan hidung pasien dan atur pengikat
untuk kenyamanan pasien.
5. Perawat cuci tangan.
IV Tahap Terminasi
6. Menanyakan pada klien apa yang dirasakan setelah di lakukan tindakan
(Bila klien sadar)
7. Menyampaikan hasil prosedur yang telah dilakukan kpd klien /klg
8. Berikan reinforcement sesuai dengan kemampuan klien.
9. Melakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya
10. Mengakhiri kegiatan dengan cara memberi salam pamitan
V Dokumentasi
Catat seluruh hasil tindakan dalam catatan keperawatan :
Waktu pemberian
Dosis pemberian
Perawat/Bidan yang memberikan
4. Evaluasi
TTV : S : 36,5oC
N : 83 x/menit
RR :20 x /menit
TD : 120/80 mmHg
k/u : Composmentis, GCS : 456
- Pasien merasa nyaman dengan pemberian tindakan oksigen nasal
- Pasien merasa terbantu kebutuhan nafas dengan terpasang oksigen nasal
- Pasien merasa sesak nafas berkurang
3. Fisioterapi Dada
1. Resume
A. Definisi
C. Kontradiksi
D. Komplikasi
-Trauma thorax
2. Prosedur Tindakan
1. Kertas tissue
2. Bengkok
3. Perlak/alas
4. Sputum pot berisi desinfektan
5. Handscoon
6. Air minum hangat
3. Mencuci tangan
Tahap Orientasi :
1. Memberikan salam dan sapa nama pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. Menanyakan persetujuan atau kesiapan pasien
Tahap Kerja :
1. Menjaga privacy pasien
2. Mengatur posisi sesuai daerah gangguan paru
3. Memasang perlak/alas dan bengkok (di pangkuan pasien bila duduk atau di dekat
mulut bila tidur miring)
4. Melakukan clapping dengan cara tangan perawat menepuk punggung pasien
secara bergantian
5. Menganjurkan pasien inspirasi dalam, tahan sebentar, kedua tangan perawat di
punggung pasien
6. Meminta pasien untuk melakukan ekspirasi, pada saat yang bersamaan tangan
perawat melakukan vibrasi
7. Meminta pasien menarik nafas, menahan nafas, dan membatukkan dengan kuat
8. Menampung lender dalam sputum pot
9. Melakukan auskultasi paru
10. Menunjukkan sikap hati-hati dan memperhatikan respon pasien
Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Berpamitan dengan klie
3. Membereskan alat
4. Mencuci tangan
Dokumentasi :
Mencatat waktu tindakan dan semua hasil tindakan dalam lembar catatan
keperawatan serta tanda tangan dan nama terang perawat.
3. Evaluasi
1. Resume
A. Definisi
B. Indikasi
Dilakukan pada pasien yang memerlukan pengukuran tanda vital meliputi tekanan
darah, nadi suhu, dan pernafasan. Hal tersebut untuk mengetahui nilai atau tingkat
kenormalan tubuh seseorang.
C. Kntraindikasi
2. Prosedur Tindakan
Tahap Orientasi :
1. Berikan salam dan panggil nama pasien
2. Jelaskan tujuan, prosedur dan lama tindakan
3. Memberikan kesempatan pasien bertanya
4. Mengatur lingkungan dan posisi pasien senyaman mungkin
Tahap Kerja :
1. Pengukuran Tekanan Darah :
2. Pengukuran Suhu :
3. Pengukuran Pernafasan :
1. Letakkan dua atau tiga jari pemeriksa diatas lekukan radial searah ibu jari,
berikan tekanan ringan sampai denyut nadi terpalpasi
2. Saat denyutan teratur , mulai hitung frekuensi denyut selama 60 detik
3. Kaji kekuatan, irama, dan kesetaraan denyut
Tahap Terminasi :
1. Menanyakan pada pasien apa yang dirasakan setelah tindakan
2. Menyimpulkan hasil tindakan yang dilakukan
3. Berikan reinforcement kepada pasien
4. Melakukan kontrak selanjutnya dengan pasien
5. Mengakhiri kegiatan dan berikan salam
6. Membereskan alat dan cuci tangan
Dokumentasi :
1. Catat seluruh hasil tindakan dari pengukuran TD, N, S, RR
2. Catat waktu tindakan dan nama terang perawat
3. Evaluasi