Anda di halaman 1dari 6

DISKUSI REFLEKSI KASUS (DRK)

Diskusi Refleksi Kasus (DRK) adalah suatu metode pembelajaran dalam merefleksikan
pengalaman perawat dan bidan yang aktual dan menarik dalam memberikan dan mengelola
asuhan keperawatan dan kebidanan di lapangan melalui suatu diskusi kelompok yang mengacu
pada pemahaman standar yang ditetapkan
Diskusi refleksi kasus merupakan metode dalam Merefleksikan pengalaman Karawang
yang terkini dan menarik dalam melaksanakan asuhan keperawatan yang mengacu kepada ada
pemadaman terhadap standar yang ditetapkan.  strategi ini dimanfaatkan sebagai pembelajaran
perawat untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam melaksanakan pelayanan
keperawatan
Tujuan :
1. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan perawat
2. Menguatkan aktualisasi diri perawat dalam memberikan asuhan keperawatan
3. Membangkitkan motivasi untuk belajar
4. Meningkatkan kemampuan dalam pengambilan keputusan klinis
5. Belajar menghargai sejawat
6. Belajar berkomunikasi asertif
7. Menjalin kemitraan lebih kuat
8. Memberi kesempatan untuk menyampaikan pemikirannya tanpa merasa tertekan
9. Merekomendasikan kepada pimpinan hasil diskusi untuk perbaikan sdm dan
penyempurnaan prosedur tetap (KEMENKES RI, 2005)
Alat Dan Bahan
1. Laptop
2. Media zoom
3. SOP
4. Kertas catat
5. Bolpoin 
Persiapan
1. Terdiri dari 5 -8 orang peserta
2. Pembagian tugas sebagai fasilitator, penyaji, dan peserta
3. Posisi fasilitator, penyaji, dan peserta dalam diskusi adalah sama
4. Topik yang dipresentasikan adalah evidence base practice dari pembinaan keluarga atau
masyarakat
5. Posisi duduk melingkar tanpa dibatasi meja sehingga antar peserta dapat saling melihat
satu sama lain dan berkomunikasi secara bebas
6. Tidak boleh menyela apabila masih ada yang berbicara
7. Semua peserta tidak diizinkan menguasai situasi, menyampaikan teguran yang dapat
merugikan peserta lain
8. Diperbolehkan menyediakan buku tulis sendiri, namun tetap harus berkonsentrasi pada
posisi diskusi
9. Menyiapkan lingkungan kondusif
SOP ( Standar Operasional Prosedur Diskusi Refleksi Kasus)
1. Menetapkan kasus
2. Menyusun jadwal kegiatan diskusi refleksi kasus
3. Proses diskusi
a. Perawat berbagi pengalaman klinis, pengetahuan, dan keterampilan selama kurang
lebih 60 menit
b. Semua komponen diskusi bergantian belajar, berperan sebagai fasilitator, penyaji dan
anggota dalam diskusi tersebut
c. Proses diskusi memberikan kesempatan kepada setiap anggota untuk menyampaikan
pendapat dengan cara mengajukan pertanyaan  yang merefleksikan pengalaman,
pengetahuan, serta kemampuan masing-masing
d. Semua yang hadir dalam diskusi harus merasa nyaman dan tentram. Antar peserta
diskusi memberikan dorongan agar semuanya dapat menyampaikan pendapat mereka
dengan terbuka
e. Diskusi refleksi ini dapat digunakan sebagai arena problem solving, tetapi bukan satu-
satunya strategi untuk memecahkan berbagai masalah yang dihadapi perawat
f. Adanya catatan kehadiran setiap kegiatan   drk
g. Laporan drk dan rencana tindak lanjut harus dituliskan dan dilaporkan pada pimpinan 
Langkah kerja
1. fasilitator memulai diskusi
2. menjelaskan tujuan diskusi, mendorong peserta untuk aktif selama proses diskusi
berlangsung
3. kontrak waktu
4. menguraikan persyaratan selama diskusi berlangsung
5. mempersilahkan  penyaji menyampaikan kasus selama 10 sampai 20 menit
6. memberikan alokasi waktu selama 30 menit untuk peserta yang ingin mengajukan
pertanyaan secara bergantian
7. pertanyaan beserta dan memperjelas maksudnya apabila pertanyaan masih belum jelas
8. setelah pertanyaan berakhir,  merefleksikan kepada penyaji, poin penting apa apa yang
dipelajari dari diskusi tersebut
9. semua peserta menyampaikan pendapat dan komentarnya tentang diskusi yang dilakukan
10. kesimpulan hasil refleksi dan menjelaskan isu yang didapat dari pernyataan yang telah
disampaikan
11. menulis notulen drk meliputi materi, isu yang isu yang muncul, dan memasukkan tanda
tangan  peserta
12. membangun komitmen untuk rencana pertemuan berikutnya
13. menutup pertemuan
14. menyimpan laporan drk pada tempat yang telah ditentukan

Melakukan Langkah-Langkah Kegiatan Drk


a. Memilih/Menetapkan Kasus Yang Akan Didiskusikan
Topik–topik bahasan yang ditetapkan untuk didiskusikan dalam DRK antara lain:
a. Pengalaman pribadi perawat/bidan yang aktual dan menarik dalam menangani
kasus/pasien di lapangan baik di rumah sakit/puskesmas. Pengalaman dalam mengelola
pelayanan keperawatan/kebidanan dan isu-isu strategis.
b. Pengalaman yang masih relevan untuk dibahas dan akan memberikan informasi berharga
untuk meningkatkan mutu pelayanan.
Proses diskusi ini akan memberikan ruang dan waktu bagi setiap peserta untuk merefleksikan
pengalaman, pengetahuan serta kemampuannya, dan mengarahkan maupun meningkatkan
pemahaman perawat/bidan terhadap standar yang akan memacu mereka untuk melakukan
kinerja yang bermutu tinggi.
2. Menyusun Jadwal Kegiatan
Jadwal kegiatan DRK adalah daftar kegiatan yang harus dilaksanakan dalam kurun waktu
yang telah ditetapkan dan disepakati. Kegiatan DRK disepakati dalam kelompok kerja, baik
di puskesmas maupun di rumah sakit (tiap ruangan). Kegiatan DRK dilakukan minimal satu
kali dalam satu bulan dan sebaiknya jadwal disusun untuk kegiatan satu tahun. Dengan
demikian para peserta yang telah ditetapkan akan mempunyai waktu yang cukup untuk
mempersiapkannya.
Setiap bulan ditetapkan dua orang yang bertugas sebagai penyaji dan
fasilitator/moderator selebihnya sebagai peserta demikian seterusnya, sehingga seluruh
anggota kelompok akan mempunyai kesempatan yang sama berperan sebagai penyaji,
fasilitator/moderator maupun sebagai peserta. Peserta dalam satu kelompok diupayakan
antara 5 – 8 orang.
3. Waktu Pelaksanaan
Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan tersebut minimal 60 menit, dengan
perincian sebagai berikut:
a. Pembukaan : 5 menit
b. Penyajian : 15 menit
c. Tanya jawab : 30 menit
d. Penutup/rangkuman : 10 menit
4. Peran Masing-Masing Personal Dalam DRK
Dalam Diskusi Refleksi Kasus (DRK) ditetapkan suatu aturan main yang harus dipatuhi oleh
semua peserta agar diskusi tersebut dapat terlaksana dengan tertib. Ada 3 peran yang telah
disepakati dan dipahami dalam pelaksanaan DRK yaitu:
a. Peran penyaji
 Menyiapkan kasus klinis keperawatan/kebidanaan yang pernah dialami atau pernah
terlibat didalamnya yang merupakan kasus menarik baik kasus yang lalu maupun
kasus-kasus saat ini. Selain kasus klinis dapat pula dipilih kasus manajemen dan
pengalaman keberhasilan dalam pelayanan.
 Menjelaskan kasus yang sudah disiapkan. Alokasi waktu 10 – 20 menit.
 Menyimak pertanyaan yang disampaikan.
 Memberikan jawaban sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman nyata yang telah
dilakukan dan merujuk pada standar yang relevan atau SOP yang berlaku.
 Mencatat hal-hal penting selama proses DRK.
b. Peran peserta
 Mengikuti kegiatan sampai selesai diakhiri dengan mengisi daftar hadir.
 Memberikan perhatian penuh selama kegiatan.
 Mempunyai hak untuk mengajukan pertanyaan/pernyataan, minimal satu pertanyaan
dengan alokasi waktu keseluruhan 20-30 menit:
- Dalam mengajukan pertanyaan agar merujuk pada standar.
- Tidak dibenarkan untuk mengajukan pertanyaan/pernyataan yang sifatnya
menyalahkan atau memojokkan.
- Tidak dibenarkan untuk mendominasi pertanyaan.
- Pertanyaaan berupa klarifikasi dan tidak bersifat menggurui.
c. Peran fasilitator/moderator
 Mempersiapkan ruangan diskusi dengan mengatur posisi tempat duduk dalam bentuk
lingkaran sehingga peserta dapat saling bertatap muka dengan leluasa.
 Membuka pertemuan:
- Mengucapkan selamat datang.
- Menyampaikan tujuan pertemuan.
- Membuat komitmen bersama dengan seluruh anggota diskusi tentang lamanya
waktu diskusi (kontrak waktu).
- Menyampaikan tata tertib diskusi.
 Mempersilahkan penyaji untuk menyampaikan kasusnya selama 10 – 20 menit.
 Memberikan kesempatan kepada peserta untuk mengajukan pertanyaan secara bergilir
selama 30 menit.
 Mengatur lalu lintas pertanyaan–pertanyaan yang diajukan oleh peserta dan klarifkasi
bila ada yang tidak jelas.
 Merangkum hasil diskusi.
 Melakukan refleksi terhadap proses diskusi dengan meminta peserta untuk
menyampaikan pendapat dan komentarnya tentang diskusi tersebut.
 Membuat kesimpulan hasil refleksi dan menyampaikan isu-isu yang muncul.
 Meminta kesepakatan untuk rencana pertemuan berikutnya.
 Menutup pertemuan dengan memberikan penghargaan kepada seluruh peserta dan
berjabat tangan.
 Membuat laporan hasil diskusi sesuai format dan menyimpan laporan DRK pada
arsip yang telah ditentukan bersama.
5. Penulisan Laporan
Setelah melakukan kegiatan, langkah berikutnya adalah menyusun laporan DRK. Agar
kegiatan DRK dapat diketahui dan dibaca oleh pimpinan, anggota kelompok maupun teman
sejawat lainnya maka kegiatan tersebut harus dicatat/didokumentasikan sebagai laporan.
Bentuk laporan dikemas dengan menggunakan suatu format yang antara lain berisikan:
a. Nama peserta yang hadir
b. Tanggal, tempat dan waktu pelaksanaan
c. Isu-isu atau masalah yang muncul selama diskusi
d. Rencana tindak lanjut berdasarkan masalah
e. Lampiran laporan menyertakan daftar hadir yang ditandatangani oleh semua peserta.

Anda mungkin juga menyukai