MANAJEMEN KEPERAWATAN
Kelompok 3
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT.Karena atas berkat
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya.Tak lupa
pula kami mengucapkan terima kasih kepada dosen Mata Kuliah Manajemen
Keperawatan. yang telah memberikan tugas ini kepada kami sebagai upaya untuk
menjadikan kami manusia yang berilmu dan berpengetahuan.
Keberhasilan kami dalam menyelesaikan makalah ini tentunya tidak lepas
dari bantuan berbagai pihak.Untuk itu, kami menyampaikan terima kasih pada
semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan dan masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki, untuk itu,
kami mengharapkan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini,
sehingga dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.
Kelompok 2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
a. profesionalitas perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan.
b. Mengetahui Peran sebagai fasilitator, penyaji dan anggota
c. Memahami Pedoman Diskusi Refleksi Kasus
C. Manfaat
a. Meningkatkan aktualisasi perawat.
b. Membangkitkan motivasi belajar perawat.
c. Belajar untuk menghargai kerjasama tim kesehatan.
d. Memberikan kesempatan individu untuk mengeluarkan pendapat tanpa
merasa tertekan.
e. Memberikan masukan kepada pimpinan untuk:
1) Peningkatan SDM perawat (pelatihan, pendidikan berkelanjutan)
2) Penyempurnaan SOP dan SAK
3) Pengadaan dan perbaikan sarana dan prasarana.
BAB II
PEMBAHASAN
Beberapa poin penting yang perlu dikaji dalam tahap pengumpulan data
adalah sebagai berikut :
a. Menilai bagaimana diagnosa medis pasien mempengaruhi wawancara
Anda
b. Bagaimana bias pribadi Anda / asumsi mungkin mempengaruhi
wawancara Anda?
c. Menilai informasi yang Anda kumpulkan, apa yang Anda lihat sebagai
pola atau hubungan antara gejala?
d. Berapa nilai data yang Anda kumpulkan?
e. Apakah beberapa pertimbangan yang dapat Anda simpulkan dari data?
Apakah ada alternatif solusi?
f. Apakah penilaian Anda mengenai pengetahuan dan pemahaman pasien /
pemberi perawatan tentang diagnosis mereka dan kebutuhan untuk terapi
fisik?
g. Sudahkan Anda melakukan verifikasi tujuan pasien dan sumber daya apa
yang tersedia?
h. Berdasarkan informasi yang dikumpulkan, apakah Anda dapat menilai
kebutuhan untuk rujukan kepada tenaga kesehatan profesional lainnya?
3. Pemeriksaan
Tahapan pemeriksaan mempertimbangkn tes yang perlu dilakukan serta
pengukuran-pengukuran. Berikut adalah poin refleksi dari tahapan
pemeriksaan:
a. Menilai tes dan pengukuran yang Anda pilih untuk pemeriksaan,
bagaimana dan mengapa Anda memilihnya?
b. Menggambarkan dari tes ini, bagaimana tes tersebut dapat mendukung /
meniadakan hipotesis Anda?
c. Dapatkah identifikasi dari tes dan pengukuran tersebut membantu Anda
menentukan perubahan status? Apakah tes dan pengukuran itu
setidaknya mampu mendeteksi perbedaan klinis penting?
d. Bagaimana Anda mengatur pemeriksaan? Apa yang mungkin Anda
lakukan secara berbeda?
e. Jelaskan pertimbangan untuk sifat psikometrik tes dan pengukuran yang
digunakan.
f. Diskusikan sistem lain yang tidak diuji, apakah dapat mempengaruhi
masalah pasien.
g. Bandingkan pemeriksaan temuan Anda untuk pasien ini dengan pasien
lain dengan diagnosis medis serupa.
h. Bagaimana pilihan tes dan pengukuran berhubungan dengan tujuan
pasien
4. Evaluasi
a. Bagaimana Anda menentukan diagnosis Anda? Bagaimana pendapat
pasien tentang diagnosis yang Anda tentukan?
b. Bagaimana hasil pemeriksaan Anda dapat mendukung atau meniadakan
hipotesis awal Anda?
c. Apa penilaian Anda tentang masalah yang paling penting untuk
dikerjakan?
d. Bagaimana evaluasi ini berhubungan dengan tujuan pasien dan
identifikasi masalah?
e. Faktor-faktor apa yang mungkin mendukung atau mengganggu prognosis
pasien?
f. Bagaimana faktor lain seperti fungsi tubuh, faktor lingkungan, dan sosial
mempengaruhi
pasien?
g. Apa alasan Anda untuk prognosis, dan apa indikator prognostik positif
dan negatif?
h. Bagaimana tindakan yang akan Anda untuk mengembangkan hubungan
terapeutik?
i. Bagaimana mungkin setiap faktor budaya memengaruhi perawatan Anda
dari pasien?
j. Apa pertimbangan Anda untuk perilaku, motivasi, dan kesiapan?
k. Bagaimana Anda dapat menentukan kapasitas untuk kemajuan menuju
tujuan?
7. Pemeriksaan Ulang
a. Mengevaluasi efektivitas intervensi Anda. Apakah Anda perlu mengubah
apa pun?
b. Apa yang telah Anda pelajari tentang pasien / perawat yang Anda tidak
tahu sebelumnya?
c. Bagaimana kemajuan pasien saat ini terhadap tujuan dibandingkan
dengan pasien lain dengan diagnosis yang sama?
d. Apakah ada sesuatu yang diabaikan, disalahartikan, dinilai terlalu tinggi,
atau dinilai rendah, dan apa yang mungkin Anda lakukan secara berbeda?
Akankah hal ini dapat menunjukkan setiap potensi kesalahan yang telah
Anda buat?
e. Bagaimana interaksi Anda dengan pasien / pemberi perawatan dapat
diubah?
f. Bagaimana hubungan terapeutik Anda dapat diubah?
g. Apakah terdapat kemungkinan faktor-faktor baru yang mempengaruhi
kriteria hasil dari pasien?
h. Bagaimana karakteristik kemajuan pasien mempengaruhi tujuan Anda,
prognosis, dan pengantisipasian hasil?
i. Bagaimana Anda dapat menentukan pandangan pasien (kepuasan /
frustrasi) tentang kemajuannya ke arah tujuan? Bagaimana
kemungkinannya dapat mempengaruhi rencana perawatan Anda?
j. Bagaimana terapi fisik mempengaruhi kehidupan pasien?
8. Hasil
a. Apakah terapi fisik yang efektif, dan apa ukuran yang Anda gunakan
untuk menilai hasilnya? Apakah ada perbedaan klinis minimum yang
penting?
b. Mengapa iya atau mengapa tidak?
c. Kriteria apa yang Anda atau akan Anda gunakan untuk menentukan
apakah pasien telah mencapai tujuan nya?
d. Bagaimana Anda menentukan pasien siap untuk kembali ke rumah /
masyarakat / kerja / sekolah / olahraga?
e. Hambatan apa (fisik, pribadi, lingkungan), jika ada, apakah dapat
dipulangkan?
f. Apakah kebutuhan yang dapat diantisipasi terkait usia, dan apa yang
menjadi dasarnya?
g. Apakah peranan yang memungkinkan dari terapi fisik di masa yang akan
datang?
h. Apa pandangan pasien / pemberi perawatan dari kebutuhan terapi fisik di
masa yang akan datang?
i. Dapatkah Anda dan pasien / pemberi perawatan yang lain secara
bersama-sama merencanakan rencana seumur hidup untuk sehat?
CONTOH KASUS
Di sebuah bangsal Rumah sakit R di kota Kondisi saat itu di rumah sakit
tersebut memang jumlah perawat dan pasien memang tidak sebanding, itu pun
jumlah perawat di tiap ruangan 2 sampai 3 dan masih lulusan SPK atau SPKC.
Lainnya tenaga keperawatan diambil dari lulusan SD dan SMP. Sedangkan jumlah
Setiap shift jaga sore atau malam 1 atau 2 orang perawat juga kejadian
kasus ini berawal saat perawat S member dan membimbing minum obat oral pada
saat jaga sore, memang ada salah satu pasien yang sering menipu pada saat
minumobat dengan carapura – pura minum obat kemudian kalau tidak ketahuan
memasukkan obat tersebut di saku bajunya, pasien tersebut bernama D. pada saat
member obat pada pasien D perawat S tersebut berpesan agar obatnya diminum
tidak dibuang. Pasien tersebut juga mengatakan “ Ya Pak”. Sambil member obat
mulutnya. Melihat kejadian tersebut parawat S memanggil dan menarik baju pasien
kemudian mengecek saku baju pasien ternyata benar ada beberapa butir obat di
memarahi pasien, tak Cuma itu perawat tersebut penampar mulut pasien beberapa
disuruhlah pasien tersebut meminum kembali obtnya dan menyarankan untuk tidak
mengulangi perbuatannya.
ANALISIS KASUS
dan menampar mulut pasien tetapi perawat harus bias mengambil hati pasien
supaya pasien merasa perlu dan menyakini bahwa dia perlu untuk minum obat
Perawat tidak menjunjung tinggi nama baik profesi karena seharusnya perawat
bersifat lemah lembut dan sopan serta sabar. Tetapi perawat tersebut malah
santun membimbing minum obat disertai dengan marah – marah jelas tidak sesuai
Pada kasus diatas jelas perawat tidak menunjukkan profesionalnya. Sebagai peran
jelas tidak akan memberi rasa nyaman pada pasien walaupun pasien tersebut
Perawat tidak mencerminkan niai-nilai seorang perawat yaitu lemah lembut dan
membujuk atau meyakinkan bahwa obat tersebut perlu untuk dirinya dengan cara
A. KESIMPULAN
Refleksi Diskusi Kasus (RDK) merupakan metoda baru yang dapat
menuntun perawat dan bidan dalam satu kelompok diskusi, baik di rumah sakit
maupun puskesmas untuk berbagi pengetahuan serta pengalaman klinisnya yang
didasarkan atas standar yang berlaku. Proses diskusi yang berlangsung
memberikan ruang dan waktu bagi setiap peserta untuk merefleksikan pengalaman
serta kemampuannya , tanpa tekanan, bahkan terkondisi bahwa setiap peserta
saling mendukung, utamanya bagi perawat atau bidan yang tidak terbiasa atau
kurang percaya diri dalam menyampaikan pendapat.