Oleh:
1.
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Perumusan masalah ................................................................ 2
C. Tujuan dan Manfaat ............................................................... 2
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keperawatan merupakan bentuk pelayanan kesehatan professional dan
merupakan bagian integral dari layanan kesehatan yang berbasis ilmu dan kiat
keperawatan yang mencakup bio-psiko-sosio-kultural dan spiritual ditujukan bagi
individu keluarga, kelompok, masyarakat baik sehhat maupun sakit yang mencakup
seluruh proses kehidupan manusia (Lokakarya Keperawatan Nasional, 2003).
Keperawatan sebagai tenaga kesehatan professional dan memeberikan layanan
komperhensif merupakan salah satu indikator mutu suatu instasnsi kesehatan, guna
mewujudkan peningkatan mutu tersebut pengembangan profesionalisme masa kini bagi
perawat dan bidan menjadi tantangan.
Era globalisasi dengan perkembangan teknologi dan informasi tuntutan
masyarakat akan mutu pelayanan yang lebih baik semakin meningkat. Pada tahun 2005
ditetapkan Kepmenkes No.836Menkes/VI/2005 mengenai Pengembangan Manajemen
Kinerja (PMK), perawat dan bidan diharapkan mampu meningkatan manejerial dan
kinerja di sarana pelayanan kesehatan guna meningkatkan pelayanan kesehatan yang
bermutu (Depkes, 2005). Pengembangan manajemen Kinerja memfasilitasi terciptanya
budaya kerja perawat dan bidan yang mengarah pada mutu pelayanan berdasarkan
IPTEK, aspek legal, berlandaskan etika untuk mendukung system pelayanan secara
komprehensif. Salah satu komponen PMK untuk meningkatan profesionalisme adalah
Refleksi Diskusi Kasus (RDK) sebagai suatu pelaksanan RDK diharapkan dilaksanakan
secara rutin dan konsisten oleh kelompok masing-masing akan dapat mendorong
perawat dan bidan lebih memahami hubungan standar dengan kegiatan pelayanan yang
dilakukan sehari-hari. Mempraktekkan RDK juga dapat dikatakan sebagai bagian “in-
service training” yang sangat efektif dan sangat efisien. Kesadaran akan kebutuhan
untuk berkembang adalah menjadi salah satu tanggung jawab perawat dan bidan
terhadap dirinya sendiri dan profesinya. Melalui peningkatan profesionalisme setiap
anggota profesi akan dapat pula meningkatkan kinerja perawat dan bidan sesuai standar
dalam memberikan pelayanan yang bermutu untuk memenuhi harapan masyarakat.
1
B. TUJUAN
1. Untuk mengetahui definisi refleksi diskusi kasus
2. Untuk mengetahui tujuan refleksi diskusi kasus
3. Untuk mengetahui manfaat refleksi diskusi kasus
4. Untuk mengetahui langkah-langkah kegiatan refleksi diskusi kasus
5. Untuk mengetahui syarat refleksi diskusi kasus
6. Untuk mengetahui proses diskusi refleksi diskusi kasus
7. Untuk mengetahui peran sebagai fasilitator, penyaji dan anggota refleksi diskusi kasus
C. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud refleksi diskusi kasus
2. Apakah tujuan refleksi diskusi kasus
3. Apakah manfaat refleksi diskusi kasus
4. Bagaimana langkah-langkah kegiatan refleksi diskusi kasus
5. Apasaja syarat refleksi diskusi kasus
6. Bagaimana proses diskusi refleksi diskusi kasus
7. Apasaja peran sebagai fasilitator, penyaji dan anggota refleksi diskusi kasus
2
BAB II
TUNJAUAN TEORI
A. Pengertian DRK
Diskusi Refleksi Kasus (DRK) adalah suatu metode pembelajaran dalam
merefleksikan pengalaman perawat dan bidan yang aktual dan menarik dalam
memberikan dan mengelola asuhan keperawatan dan kebidanan di lapangan melalui
suatu diskusi kelompok yang mengacu pada pemahaman standar yang ditetapkan.
Pokok
B. Tujuan
1. Mengembangkan profesionalitas perawat dalam memberikan asuhan keperawatan.
2. Salah satu wahana untuk menyelesaikan masalah dengan mengacu pada standar
keperawatan yang telah ditetapkan
C. Manfaat
1. Meningkatkan aktualisasi perawat.
2. Membangkitkan motivasi belajar perawat.
3. Belajar untuk menghargai kerjasama tim kesehatan
4. Memberikan kesempatan individu untuk mengeluarkan pendapat tanpa merasa
tertekan.
5. Memberikan masukan kepada pimpinan untuk:
a. Peningkatan SDM perawat (pelatihan, pendidikan berkelanjutan)
b. Penyempurnaan SOP dan SAK
c. Pengadaan dan perbaikan sarana dan prasarana.
3
b. Pengalaman yang masi relevan untuk dibahas dan akan memberikan informasi
berharga untuk meningkatkan mutu pelayanan.
E. Persyaratan
Syarat dilakukannya DRK, yaitu sebagai berikut:
1. Suatu kelompok perawat atau kelompok bidan terdiri dari 5-8 orang
2. Salah satu anggota kelompok berperan sebagai fasilitator, satu orang lagi sebagai
penyaji dan lainnya sebagai peserta
3. Posisi fasilitator, penyaji, dan peserta lain dalam diskusi setara (equal).
4. Kasus yang disajikan oleh penyaji merupakan pengalaman klinis keperawatan atau
kebidanan yang menarik.
5. Posisi duduk sebaiknya melingkar tanpa dibatasi oleh meja atau benda lainnya,
agar setiap peserta dapat saling bertatapan dan berkomunikasi secara bebas.
6. Tidak boleh ada interupsi dan hanya satu orang saja yang berbicara dalam satu
saat, peserta lainnya memperhatikan proses diskusi
7. Tidak diperkenankan ada dominasi, kritik yang dapat memojokkkan peserta
lainnya
4
8. Membawa catatan diperbolehkan , namun perhatian tidak boleh terkikis atau
tertumpu hanya pada catatan, sehingga dapat mengurangi perhatian dalam
berdiskusi.
5
c. Meminta persetujuan tentang lamanya waktu diskusi( kontrak waktu)
d. Menyampaikan syarat-syarat selama pertemuan
e. Mempersilahkan penyaji untuk mempersentasikan kasusnya selama 10-15
menit.
f. Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk mengajukan
pertanyaan secara bergilir selama 30 menit.
g. Mengatur lalu lintas pertanyaan- pertanyaan yang diajukan oleh perserta dan
klarifikasi bila ada yang tidak jelas.
h. Fasilitator boleh mengajukan pertanyaan sama seperti peserta lainnya.
i. Setelah pertannyaan berakhir, fasilitator bertanya kepada presente, apa yang bisa
dipelajari dari diskusi tersebut, kemudian dilanjutakan kepada semua perserta
lainnya satu persatu, termasuk fasilitator sendiri juga memberikan pendapatnya.
j. Fasilitator membuat kesimpulan dan menyampaikan issue-issue yang muncul
berdasarkan pertannyan yang disampaikan oleh semua peserta .
k. Fasilitator melengkapi catatan RDK meliputi materi, issue-issue yang muncul
termasuk meminta tanda tangan semua peserta.
l. Selanjutnya fasilitator meminta kesepakatan untuk rencana pertemuan
berikutnya.
m. Fasilitator menutup pertemuan dan berjabat tangan.
n. Fasilitator menyimpan laporan RDK pada arsip yang telah ditentukan bersama.
6
f. Penyaji menyimak pertanyaan dan memberikan jawaban sesuai dengan
pengetahuan serta pengalaman nyata telah dilakukan dan merujuk pada standar
yang relevan atau SOP yang berlaku.
g. Bila perlu mencatat esensi penting dari pertanyaan – pertanyaan yang diajukan,
atau hal – hal yang belum pernah diketahui sebelumnya sebagai informasi baru.
h. Bila tidak ada lagi pertanyaan, fasilitator akan meminta anda sebagai orang
pertama dalam kelompok untuk menyampaikan apa saja yang dapat dipelajari
dari kasus tersebut, terutama berhubungan dengan informasi baru yang dianggap
dapat memberikan tambahan pengetahuan atau sesuatu hal yang pernah
diketahui tetapi dilupakan. Semua hal tersebut diyakini dapat dipergunakan
untuk perbaikan kinerja pada waktu yang akan datang
3. Pedoman Bagi Anggota/Peserta
a. Setelah memperhatikan penyajian kasus tersebut, setiap peserta menyiapkan
pertanyaan – pertanyaan, minimal satu pertanyaan. Kesempatan seluas-luasnya
diberikan untuk melakukan klarifikasi atas penanganan kasus tersebut.
b. Didalam mengajukan pertanyaan, cobalah merujuk pada standar atau SOP yang
berlaku, refleksi ulang bila anda mempunyai pengalaman dalam menangani
kasus semacam itu atau iptek terbaru yang diketahui.
c. Peserta tidak diperbolehkan untuk memberikan jawaban, saran secara langsung
atau memberitahukan bagaimana seharusnya perawatan pasien itu harus
dilakukan.
d. Bila anda berpikir bahwa penyaji melakukan perawatan dengan cara yang
berbeda, tidak sesuai standar atau tidak sesuai dengan SOP yang berlaku, anda
dilarang keras untuk melakukan kritik. Anda hanya dapat melakukan klarifikasi
kepada penyaji apakah dia telah memikirkan cara lain seperti apa yang anda
pikirkan.
e. Selama diskusi berlangsung semua peserta memberikan perhatian penuh, karena
sangat mungkin dari setiap pertanyaan atau klarifikasi yang muncul, ada
diantaranya yang belum pernah diketahui oleh peserta lainnya. Ini merupakan
kesempatan bagi semua anggota untuk belajar serta memperoleh informasi atau
pengetahuan baru dari proses diskusi ini dalam waktu yang relatif sangat
singkat.
f. Perlu diingat bahwa semua anggota kelompok juga akan belajar dari pemikiran
anda
7
g. Peserta mempunyai waktu 20-30 menit untuk mengajukan pertanyaan, setelah
itu anda perlu menyimak kembali apa yang dapat anda pelajari dari proses
diskusi kasus tersebut, guna dapat menjawab dengan tepat pertanyaan dari
fasilitator pada akhir sesi tersebut
h. Kesimpulan tentang issue – issue yang muncul dapat dijadikan cermin bagi
semua peserta, agar kejadian atau masalah yang sama tidak terulang dimasa
yang akan dating
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Refleksi Diskusi Kasus (RDK) merupakan metode baru yang dapat
menuntun perawat dan bidan dalam satu kelompok diskusi, baik di rumah sakit maupun
puskesmas untuk berbagai pengetahuan serta pengalaman klisnisnya yang didasarkan
atas standar yang berlaku. Proses diskusi yang berlangsung memberikan ruang dan
waktu bagi setiap peserta untuk merefleksikan pengalaman serta kemampuannya, tanpa
tekanan, bahkan terkondisi bahwa setiap peserta saling mendukung, utamanya bagi
perawat atau bidan yang tidak terbiasa atau kurang percaya diri dalam menyampaikan
pendapat.
Issue - issue yang muncul dapat menambah pengetahuan peserta dan
dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam perbaikan suatu SOP atau membuat
yang baru bila diperlukan. Selain itu issue yang muncul dapat dijadikan cermin dimasa
yang akan datang tidak terulang kembali. Pemahaman peserta terhadap standar maupun
SOP yang semakin meningkat berarti akan semakin meningkatkan profesionalisme
mereka, sebagai landasan untuk melakukan kinerja yang bermutu tinggi.
B. SARAN
9
DAFTAR PUSTAKA
10