Anda di halaman 1dari 2

NAMA : DANY HENDRA PRATAMA

NIM : 161101009
PRODI : S1 KEPERAWATAN

TOPIK : MATERNITAS
MASALAH : Suami mempunyai peran yang penting dalam keluarga yaitu sebagai fasilitator
sekaligus educator . dalam hal ini apakah suami juga memberi dukungan kepada
seorang istri dalam pemilihan alat kontrasepsi
JUDUL : Hubungan dukungan suami dengan minat ibu dalam pemilihan alat kontrasepsi
hormonal jenis suntik

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kontrasepsi merupakan suatu alat yang digunakan untuk mencegah kehamilan.
Penggunaan alat kontrasepsi ini digunakan untuk mencegah kehamilan sehingga pasangan
suami istri dapat merencanakan jarak kehamilan dan jumlah anak yang diinginkan.
Pemilihan alat kontrasepsi yang sesuai dengan pilihan pasangan suami istri dapat
memenuhi kepuasan klien sehingga pemakainan alat kontrasepsi lebih konsisten
(Faridah,2008).Dalam hal ini Peran suami sangat berpengaruh besar terhadap keluarga.
Seperti dalam pemilihan alat kontrasepsi yang sesuai dengan kebutuhan sang istri atau minat
sang istri. Hal ini dikarenakan posisi suami didalam keluarga sangat penting sebagai
educator dan fasilitator. Pemiilihan alat kontrasepsi yang sesuai dengan minat ibu dan
kebutuhan ibu akan membuat sang ibu konsisten dalam pema kaian alat kontasepsi tersebut.
Ibu yang berhenti menggunakan alat kontrasepsi tidak semua bisa langsung bisa hamil,
belum ada data di Indonesia yang berskala besar dapat memberikan gambaran tentang ibu
yang bisa hamil kembali setelah selesai menggunakan alat kontrasepsi.
Di Indonesia proporsi yang pernah menggunakan kontrasepsi hormonal paling tinggi
berada di Jawa Barat sebanyak 3.394.035 orang dan paling rendah di Papua Barat sebanyak
17.588 orang. Proporsi penggunaan yang pernah menggunakan AKDR tertinggi berada di
Jawa Barat sebanyak 439.502 orang dan paling rendah di Paua Barat 513 orang. Jenis alat
yang digunakan secara Nasional di dominasi oleh KB suntik . Pada Profil Kesehatan
Indonesia Tahun 2017, Jawa Timur menempati urutan kedua teratas dari 34 Provinsi di
Indonesia berdasarkan cakupan KB aktif dan KB baru.
Cakupan peserta KB Aktif tahun 2016 Provinsi Jawa Timur mencapai 6.105.646.
Untuk KB baru mengalami penurunan dari 6.105.646 pada tahun 2016 menjadi 6.037.256
pada tahun 2017, Kabupaten Jombang menempati urutan kesembilan teratas dari 38
Kabupaten/Kota di Provindi Jawa Timur berdasarkan cakupan KB aktif dan KB baru.
Menurut hasil pengumpulan data Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang pada tahun
2017 jumlah pasangan usia subur (PUS) sebesar 259.498, dari jumlah tersebut yang
menjadi peserta KB aktif adalah sebanyak 211.051 orang, yang menjadi peserta KB baru
sebesar 48.447 orang. Cakupan peserta KB aktif tahun 2017 meningkat dibandingkan
cakupan tahun 2016. Proporsi jenis kontrasepsi yang digunakan oleh peserta KB aktif di
Kabupaten Jombang dengan suntik 112.108, pil 43.260, implant 19.166, Inreauterine
Device (IUD) 18.710, kondom 4337, MOP 714, MOW 12.756. Dari 20 kecamatan yang
terdapat di Kabupaten Jombang, jumlah peserta KB terbanyak adalah di kecamatan
jombang dengan jumlah peserta KB aktif sebanyak 22.507.
Penentuan jarak kehamilan sangat diperlukan agar tidak terjadi terlalu dekatnya usia
anak dan juga untuk meringankan beban keluarga apabila jarak kehamilan tidak terlalu
dekat dan jumlah anak tidak terlalu banyak sehingga akan tercipta keluarga kecil yang
sejahtera. Selain itu merupakan salah satu usaha agar pasangan dapat menerima dan siap
untuk memiliki anak. Perencanaan pasangan kapan untuk memiliki anak kembali, menjadi
hal yang penting untuk dikomunikasikan..
Salah satu upaya untuk mengendalikan tingkat pertumbuhan penduduk adalah
program KB. KB merupakan alat sebagai upaya peningkatan kepedulian dan peran serta
masyarakat melalui batas usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan
keluarga, pembinaan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia dan
sejahtera.

Anda mungkin juga menyukai