Anda di halaman 1dari 6

TUGAS STASE KMB

SOP PEMBERIAN OKSIGEN (KANUL DAN MASKER)

Disusun Oleh :
Cornelia Latumarisa
(2108006)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


UNIVERSITAS KARYA HUSADA
SEMARANG
2021
Sistem Pernafasan : Inhalasi Oksigen (Kanul dan Masker)

INHALASI OKSIGEN (KANUL DAN MASKER)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1/5

Ditetapkan Oleh
STANDAR Ketua Universitas Karya Husada Semarang
09/11/2021
OPERASIONAL
PROSEDUR Dr. Ns. Fery Agusman MM, M.Kep,Sp.Kom
PENGERTIAN Inhalasi oksigen adalah pemberian tambahan oksigen pada pasien yang
mengalami gangguan kebutuhan oksigen.
TUJUAN Kanul.
Memberikan oksigen dengan konsentrasi relatif rendah saat
kebutuhan oksigen minimal. Memberikan oksigen yang tidak
terputus saat klien makan atau minum
Masker.
Memberikan tambahan oksigen dengan kadar konsentrasi dan
kelembaban yang tinggi dibandingkan dengan kanul.

KEBIJAKAN 1. Pasien baru dan evaluasi perkembangan kondisi pasien


2. Pada pasien dengan penurunan tingkat kesadaran
PETUGAS Perawat
PERALATAN Kanul
a. Tabung oksigen dengan flow meter.
b. Humidifier dengan cairan steril, air distilasi atau air matang
sesuai dengan peraturan rumah sakit.
c. Nasal kanul dan selang.
d. Kassa jika diperlukan.
Masker wajah
a. Tabung oksigen dengan flow meter.
b. Humidifier dengan cairan.
c. Masker wajah dengan ukuran yang sesuai.
d. Elastik band (karet pengikat).

1. FASE ORIENTASI
PROSEDUR
2. Mengucapkan salam
PELAKSANAAN
3. Memperkenalkan diri / Menanyakan nama pasien
4. Menjelaskan tujuan tindakan
5. Menjelaskan langkah dan prosedur
6. Menanyakan kesiapan pasien
B. FASE KERJA
1. Mencuci tangan.
2. Menutup sampiran/gordyn
3. Kaji kebutuhan terapi oksigen dan verifikasi (periksa kembali)
perintah pengobatan.
4. Siapkan klien dan keluarga.
a. Atur posisi klien dengan semi fowler jika memungkinkan.
b. Posisi ini memungkinkan ekspansi dada lebih mudah
sehingga memudahkan bernapas.
c. Jelaskan bahwa oksigen tidak berbahaya bila petunjuk
keamanan diperhatikan dan akan mengurangi
ketidaknyamanan akibat dispnea. Informasikan ke klien dan
keluarga tentang petunjuk keamanan yang berhubungan
dengan penggunaan oksigen.
5. Atur peralatan oksigen dan humidifier.
6. Putar oksigen sesuai terapi dan pastikan alat dapat berfungsi.
a. Cek oksigen dapat mengalir secara bebas lewat selang.
Seharusnya tidak ada suara pada selang dan sambungan
tidak bocor. Seharusnya ada gelembung udara pada
hunidifier saat oksigen mengalir lewat air. Perawat
merasakan oksigen keluar pada kanul, masker atau tenda.
b. Atur oksigen dengan flow meter sesuai dengan perintah
misalnya 2-6 L/min.
7. Pasang alat pemberian oksigen yang sesuai.
Kanul
▪ Letakkan kanul pada wajah klien, dengan lubang kanul
masuk ke hidung dan elastik band melingkar ke kepala
seperti pada gambar. Beberapa model yang lain elastik band
ditarik ke bawah dagu.
▪ Jika kanul ingin tetap berada di tempatnya, plester pada
bagian wajah.
▪ Alasi selang dengan kassa pada elastik band pada telinga dan
tulang pipi jika dibutuhkan.

Masker Wajah
▪ Tempatkan masker ke arah wajah pasien dan letakkan dari
hidung ke bawah.
▪ Atur masker sesuai dengan bentuk wajah seperti pada
gambar. Masker harus menutup wajah, sehingga sangat
sedikit oksigen oksigen yang keluar lewat mata atau sekitar
pipi dan dagu.
▪ Ikatkan elastik band melingkar kepala klien sehingga masker
terasa nyaman.
▪ Alasi band di belakang telinga dan di atas tulang yang
menonjol. Alas akan mencegah iritasi karena masker.
8. Kaji klien secara teratur.
Secara umum :
▪ Kaji tingkat kecemasan klien, warna mukosa dan kemudahan
bernapas, saat klien dipasang alat.
▪ Kaji klien dalam 15-30 menit pertama, ini tergantung kondisi
klien dan setelah itu secara teratur. Kaji vital sign, warna,
pola bernafas, dan gerakan dada.
▪ Kaji secara teratur tanda-tanda klinis seperti hipoxia,
tachicardi, konfius, dispnea, kelelahan dan sianosis. Lihat
data hasil BGA jika memungkinkan.

Nasal Kanul
▪ Kaji hidung klien jika ada iritasi. Beri cairan lubrikan jika
dibutuhkan untuk melapisi membran mukosa.
Masker wajah atau tenda
▪ Inspeksi kulit wajah bila ada basah atau goresan dan
keringkan, rawat jika diperlukan.
9. Inspeksi peralatan secara teratur
▪ Cek liter flow meter dan tinggi air pada humidifier dalam 30
menit dan pada saat memberikan perawatan ada klien.
▪ Pertahankan tinggi air di humidifier.
▪ Pastikan petunjuk keamanan diikuti.

C. FASE TERMINASI
7. Melakukan evaluasi
8. Menyampaikan rencana tindak lanjut
9. Berpamitan

INTERPRETASI Hasil Inhalasi oksigen : Pasien terpasang oksigen sesak pasien teratasi,
PROSEDUR
RR: 18x/mnt, tida ada tanda-tanda hipoksia.
Patient safety: Patient safety pada inhalasi oksigen adalah perawat harus
memastikan selang oksigen berfungsi dengan baik, observasi tanda-tanda
hipoksia, perawat mencuci tangan sebelum dan ssesudah tindakan.

Komunikasi :Komunikasi yang dilakukan perawat yaitu komunikasi


terapeutik, yakni seperti: mengucapkan salam, memperkenalkan diri /
Menanyakan nama pasien,menjelaskan tujuan dan menanyakan respon
pasien setelah tindakan yang diberikan.
Dokumentasi: Perawat melakukan dokumentasi tindakan inhalasi
oksigen di buku catatan keperawatan. Seperti nama tindakan yang
dilakukan, hari dan tanggal tindakan, respon pasien. Catat hasil inhasi
oksigen, seperti vital sign, berapa liter oksigen yang diberikan per menit,
beserta tipe oksigen yang diberikan.
DOKUMEN 1. Buku saku keterampilan & Prosedur Dasar Ed.5. Jakarta:
TERKAIT EGC.Tim Keperawatan Dasar PSIK UNHAS
2018. Penuntun Praktikum Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusi
a II. Makassar: Progaram Studi Keperawatan FakultasKedokteran
UNHAS.
2. Brunner & Suddarth. 2011. Keperawatan Medikal Bedah.
Jakarta: EGC.Perry, A. 2015.

Anda mungkin juga menyukai