Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN ANALISA SINTESA TINDAKAN PADA Tn.

A DENGAN
DIAGNOSA MEDIS TENSION PNEUMOTORAKS DI INSTALASI
GAWAT DARURAT RSUD KARYA HUSADA SEMARANG

Disusun Oleh:

1. Riko Ardi Tirta


2. Tiara Kusuma Maharani
3. Nur Wahyu Adi Saputra
4. Putri Diah Ayu Ningrum
5. Puput Rahmawati
6. Retno Rahmawati
7. Rif’atin Nurul Hidayah

PROGRAM STUDI S-I KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU

KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS KARYA HUSADA

SEMARANG

TAHUN 2022
LAPORAN ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN

Inisial pasien : Tn. A

Usia : 58 tahun

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Tanggal masuk : 02 September 2022

Diagnosa medis : Tension pneumotoraraks

No. Reg :

1. Diagnosa Keperawatan dan Dasar Pemikiran


a. Keluhan utama
Pasien tampak geliah, kesadaran menurun, terdapat suara stridor,
tampak distensi vena jugularis , deviasi trachea, dada mengembang
tidak simetris, terdapat jejas di dada, krepitasi, hipersonor, serta
tampak deformitas pada femur dextra, ekstremitas pucat
TD : 90/65 mmHg
N : 124x/menit
RR : 32x/menit
S : 35°C
CRT : >2 detik
BB : 50 kg
b. Diagnosa Medis
Tension pneumotoraks
c. Diangnosa Keperawatan
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya napas
ditandai dengan terdapat suara stridor, deviasi trachea, dada
mengembang tidak simetris, hipersonor
2. Resiko syok berhubungan dengan hipoksemia di buktikan dengan
kondisi klinis pneumothoraks, terdapat jejas di dada, tampak
distensi vena jugularis, keadaan umum : kesadaran menurun, tanda
mayor hiperventilasi, TD : 90/65 mmHg, Nadi : 124 x/menit,
RR :32x/menit, CRT :>2 detik
d. Dasar Pemikiran
Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya napas
ditandai dengan terdapat suara stridor, deviasi trachea, dada
mengembang tidak simetris, hipersonor, dengan diagnose medis
tension peneumotoraks dan perlu dilakukan tindakan segera yaitu
tindakan Needle thoracocentesis adalah suatu upaya untuk
mengeluarkan udara atau dekompresi udara pada ruang intrapleura,
terutama pada kasus tension pneumothorax. Smith, et al menjelaskan
bahwa terdapat indikasi absolut dari tindakan dekompresi jarum yaitu
apabila saturasi oksigen pasien di bawah 92% meskipun telah
diberikan oksigen high-flow, tekanan darah sistolik di bawah 90
mmHg, laju napas yang sebelumnya cepat lebih dari 35 kali per menit
menjadi lambat, dan penurunan kesadaran.Tindakan ini bersifat
menyelamatkan nyawa sehingga secara umum tidak ada
kontraindikasi dari tindakan ini. Namun, perlu diingat bahwa
penusukan jarum sebaiknya tidak dilakukan pada kulit yang infeksi
atau mengalami abses. Penusukan juga perlu hati-hati pada pasien
dengan gangguan koagulasi.
2. Tindakan keperawatan yang di lakukan
1) Tindakan
Needle thoracocentesis. Itu adalah tindakan memasukkan jarum
bernomor besar, sekitar 14 atau 16, ke bagian dada, tepatnya pada
interkostal dua lurus dari mid klavikula.
2) Tujuan
- Mengeluarkan udara dari rongga pleura
- Mengurangi sesak
- Mengurangi rasa sakit pada pasien tension pneumothorax
3. Prinsip – prinsip tindakan
a. Persiapan alat dan Persiapan Pasien
(Persiapan alat):
- Lidokain 2% ampul
- Spuit
- kasa steril
- alcohol
- IV cath no.14G
- Plester
- infus/transfusion set
- flabot kosong (bekas infus 500 cc berisi cairan sekitar separuhnya
- gunting

(Persiapan pasien):
A. Tahap Orientasi
1. Mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan tindakan
4. Menjelaskan prosedur tindakan
5. Menyampaikan kontrak waktu
6. Memvalidasi kesiapan pasien
B. Fase Kerja
1. Petugas menggunakan alat pelindung diri (masker, handscoen)
2. Petugas I mengamankan jalan nafas sambil mengamankan
servicall
3. Petugas II mendesinfeksi daerah yang akan dilakukan
penusukan, yaitu pada daerah dada yang mengalami tension
pneumatorax
4. Melakukan penusukan dengan jarum yang sudah disiapkan di
daerah mid clavicula pada sela iga ke tiga
5. Setelah jarum ditusukkan pada sela iga ke tiga miringkan jarum
30-45 derajat ke arah atas.
6. Jika jarum sudah masuk ditandai oleh suara keluarnya udara.
Jarum (needle) diambil dan cath tetap menancap yang
kemudian difiksasi dengan plester. Setelah tidak didapatkan
udara keluar dari needle, dilanjutkan pemasangan mini-water
sealed drainage (mini-WSD) yang dapat dibuat menggunakan
alat sederhana. Mini-WSD terdiri dari selang infus yang
disambungkan dengan IV cath di satu sisi, sedangkan sisi
lainnya digunting/dipotong sebelum ujungnya dan dimasukkan
ke dalam botol infus yang berisi air setengah botol, dengan
ujung selang infus tenggelam hingga dasar botol. Pasien
dievaluasi undulasi dan gelembung udara (bubble) yang
muncul tiap pasien inspirasi.
7. Catat seluruh tindakan yang sudah dilakukan dan monitor
respon pasien
C. Fase Terminasi
1. Melakukan evaluasi
2. Menyampaikan rencana tindak lanjut
3. Mencuci tangan
4. Berpamitan
D. Penampilan Selama Tindakan
1. Melakukan komunikasi terapeutik
2. Melakukan tindakan dengan aman
3. Tindakan dilakukan secara sistematis
4. Ketenangan dalam melakukan tindakan
4. Analisa Tindakan Keperawatan
Needle thoracocentesis itu suatu tindakan  tindakan memasukkan jarum
bernomor besar, sekitar 14 atau 16, ke bagian dada, tepatnya pada
interkostal dua lurus dari mid klavikula. Dengan begitu, udara itu tidak
lagi menekan paru-paru dan organ di dada lainnya. Aliran darah bisa
segera kembali normal. Jika dalam keadaan genting dan tak ada jarum,
pasien bisa ditusuk dengan ujung bolpoin atau benda lain yang menyerupai
jarum. Sering kali pasien tidak bisa diselamatkan karena tidak segera
mendapatkan pertolongan pertama tersebut. Setelah needle
thoracocentesis, dilakukan pemasangan slang dada (chest tube) di sela
tulang iga kelima di antara garis aksilaris anterior dan midaksilaris.
Pemasangan slang juga dilakukan pada pasien pneumothorax akibat
trauma. Selagi menjalani pemulihan, pemberian oksigen melalui masker
dilakukan jika pasien mengalami kesulitan bernapas.

5. Bahaya-bahaya yang mugkin terjadi akibat tindakan tersebut dan


cara pencegahannya
Karena faktor tebalnya dinding dada, kekakuan kateter, dan komplikasi
teknis atau anatomis, dekompresi dengan jarum bisa gagal. Faktor
ketebalan dinding dada, misalnya pasien dengan otot dada tebal atau
obesitas mempengaruhi keberhasilan dekompresi needle.
6. Hasil yang diharapkan dan maknanya
S : Diharapkan pernapasan tidak terganggu
0 : Pasien tampak tidak merasakan sesak lagi dibagian dada
Pasien tampak tidak merasakankesakitan lagi
RR: 20 x/menit
SPO2 : 98 %

A : Masalah teratasi

P : Pertahankan intervensi

7. Tindakan keperawatan lain yang dapat dilakukan untuk mengatasi


diagnosa keperawatan di atas (mandiri & kolaboratif)
Observasi tanda-tanda vital
Berikan posisi semi fowler
8. Evaluasi Diri
Tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktek yang diberikan kepada
pasien dimana intervensi yang diberikan sudah sesuai dengan SOP yang
ada

Anda mungkin juga menyukai