Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

EVIDENCE BEST PRACTICE PADA KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

TRAUMA DADA

Disusun Oleh :

Kelompok 1

Anindya Ismi Yudistya Fajri 201943009

Antonius Suryanta Nugraha 201943011

Martina Dyah Lestari 201943031

Margarita Harvin Dwi Oktaviani 201943026

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANTI RAPIH
YOGYAKARTA
2020

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Cedera dada merupakan salah satu trauma yang sering terjadi dan perlu
penanganan yang segera dan tepat sehingga menghindarkan penderita dari
kematian. Kejadian trauma dada 1/4 dari kejadian trauma yang
menyebabkan kematian dan 1/3 dari kematian yang terjadi di rumah sakit.
Salah satu cedera dada yang sering kita dapatkan pada pusat pelayanan
kesehatan adalah pneumotoraks [CITATION Pun20 \l 1033 ].
Kurang dari 10% kasus trauma tumpul toraks dan sekitar 15-30% trauma
tembus toraks memerlukan tindakan torakotomi. Sebagian besar pasien
trauma toraks dapat ditatalaksana dengan prosedur teknik sesuai
kompetensi yang dimiliki oleh dokter umum. Letak trauma biasanya pada
toraks sebelah kanan dapat menyebabkan tension pneumotoraks, open
pneumotoraks, flailchest dan kontusio paru, hemitoraks massif sedangkan
pada toraks kanan dapat terjadi hal serupa disertai tamponade jantung
[ CITATION Put17 \l 1033 ].
Tension pneumothorax merupakan keadaan gawat darurat dengan angka
kematian tinggi yang bisa ditangani dengan tindakan sederhana. Selain
banyak disebabkan karena trauma toraks, tension pneumothorax jarang
disebabkan penyakit infeksi seperti tuberkulosis paru [CITATION Mal20 \l
1033 ].
Diagnosis dilakukan secara klinis tanpa pemeriksaan radiologi yang
menunda penanganan. Tension pneumothorax biasanya ditangani secara
darurat dengan dekompresi jarum (needle decompression atau disebut juga
needle thoracocentesis) dengan cara memasukkan kateter jarum besar ke
dalam ruang pleura (kavum pleura) lalu di berikan WSD [CITATION Mal20 \l
1033 ].
Berdasarkan data di atas maka kelompok mengambil trauma dada yaitu
pneumothorax dan akan di bahas bagaimana penanganan yang baik di
kegawatan pada pneumothorax.

B. Rumusan masalah
Evidence Best Praktice apa yang bisa dilakukan pada kegawatan trauma
dada?
C. Tujuan
Untuk mengetahui evidence best practice bagi trauma dada
Untuk mengetahui cara terbaik dalam penanganan pneumothorax
BAB II
ANALISA PICO

No jurnal 1 2
Judul jurnal Penanganan Gawat Darurat Tension Identifikasi Awal Dan
Pneumothorax Dengan Needle Bantuan Hidup Dasar Pada
Thoracocentesis ICS ke-5 & Pemasangan Pneumothoraks
Mini-WSD: A Case Report
Author Ricat Hinaywan Malik I Wayan Ade Punarbawa ,
Putu Pramana Suarjaya
Tahun 2020 2020
Problem, pupolasi Cara penanganan kedaruratan tension Pnemothoraks merupakan
pneumothorax dengan Needle suatu cedera dada yang umum
Thoracocentesis ICS ke-5 & Pemasangan ditemukan pada kejadian
Mini-WSD pada Seorang laki-laki, 38 tahun, diluar rumah sakit dan
dirawat di bangsal rumah sakit dengan sesak merupakan kondisi
nafas yang semakin memberat 1 minggu kegawatdaruratan yang harus
terakhir, batuk berdahak jarang, dan demam. segera mendapatkan
Pemeriksaan fisik: komposmentis, TD penanganan untuk
normal, HR 132x/min, RR 36 x/min, suhu menghindari kematian.
37,5oC, SpO2 80%. Terdapat peningkatan Penanganan pnemothorak
JVP, dada asimetris (kiri lebih tinggi dengan memeberikan bantuan
dibanding kanan), gerak dada kanan hidup dasar untuk mengurangi
tertinggal, tak ada nyeri tekan dada, dada tingkat morbiditas dan
kanan hipersonor, auskultasi dada kanan mortalitas.
terdengar seperti udara yang melewati pipa
air, dada kiri terdengar ronki kasar.
Penunjang: leukositosis, VCT positif HIV,
foto toraks menunjukkan pneumotoraks
kanan berat dan TB aktif paru kiri
Intervention Pemberian penanganan kedaruratan tension Bantuan hidup dasar
pneumothorax dengan Needle merupakan suatu Tindakan
Thoracocentesis ICS ke-5 & Pemasangan atau penatalaksanaan awal
Mini-WSD yang dapat dilakukan pada
saat menemukan korban diluar
rumah sakit dengan tujuan
untuk dapat mengembalikan
atau mempertahankan
oksigenasi pada korban
( Airway, breathing,
circulation)
Comparation Pnemothorak merupakan suatu kondisi dimana terdapatnya udara pada rongga
potensial pleura visceral dan pleura parietal. Pada kondisi normal pleura
dipenuhi oleh paru-paru yang mengembang pada saat inspirasi. Adanya udara
dirongga rongga potensial diantara pleura voceral dan parietal menyebabkan
paru-paru terdesak. semakin banyak udara yang masuk maka akan
menyababkan paru- paru menjadi kolaps karena terdesak udara yang masuk
meningkatkan tekanan pada intrapleural sehingga proses oksigenasi tidak
terjadi apabila tidak segera dilakukan penanganan yang tepat dan cepat maka
akan menyebabkan kematian. Pemasangan needle thoracocentris di ICS 5 dan
pemasangan mini WSD menjadi pilihan tepat dalam penanganan tension
pnemothorak karena mengancam nyawa. Dalam keadaan kegawatdaruratan
cara ini dianggap tepat terutama di fasilitas Kesehatan yang minim
perlengkapan dan Sumber Daya terbatas. Needle thoracocentris pada ICS 5
mudah dilakukan dikarenakan dinding dada yang leboh tipis daripada ICS 2
linea mid klavikula. Minim WSD juga dapat dilakukan terutama bila tidak ada
chest tube atau WSD definitive, ahli paru maupun ahli bedah. Hal ini
didukung oleh jurnal Punarbawa dan Suarjaya, (2020) yang mengatakan
bahwa bantuan hidup dasar pada kasus pnemothorak meliputi airway,
breathing dan circulation dimana breathing menjadi prioritas yang harus
diperhatikan dalam penanganan pnemothorak.
Outcome Pada penanganan tension pneumothorax, Penangananan atau identifikasi
needle thoracocentesis di sela iga kelima awal sangat penting untuk
linea mid-aksila dan pemasangan mini-WSD dilakukan mengetahui tanda
lebih mudah dilakukan dan bisa dilakukan di dan gejala awal dari
rumah sakit dengan fasilitas kurang dan pnemothoraks. Penanganan
sumber daya terbatas, bahkan di bawah awal sangat penting dilakukan
standar. Needle thoracocentesis di sela iga untuk mengurangi angka
kelima lebih mudah dilakukan dikarenakan morbiditas dan mortilitas.
dinding dada yang lebih tipis daripada di sela Bantuan hidup dasar yang
iga kedua linea mid klavikula. Mini-WSD diberikan biasanya meliputi
juga bisa dilakukan, terutama bila tidak ada airway, breathing dan
chest tube, WSD definitif, ahli paru maupun circulasion pemberian oksigen
ahli bedah. Needle thoracocentesis dan mini- 100% dapat meningkatkan
WSD dapat memperbaiki keadaan pasien absorbs udara pada pleura
tension pneumothorax. Penanganan open serta dapat menurunkan
thoracostomy dianggap lebih baik dan tekanan alveolar terhadap
direkomendasikan bila penolong memiliki nitrogen, penanganan dengan
keahlian tersebut jarum dekompresi yang
dilakukan pada intercostal 2
pada garis midklavikula atau
intercostal 5 pada garis
anterior aksila, penggunaan
pipa torakostomi digunakan
pada pnemothorak dengan
gejala klinis sulit bernafas
yang biasanya disambungkan
dengan dengan alat yang
disebut WSD.prioritas utama
pada penanganan pnemothorak
sebenarnya yang sangat
diperhatikan adalah breathing
BAB III
PEMBAHASAN

Kejadian cedera dada merupakan salah satu trauma yang sering terjadi,
jika tidak segera ditangani dengan benar dan tepat akan menyebabkan
kematian. Kejadian trauma dada ¼ dari kejadian trauma yang
menyebabkan kematian dan 1/3 dari kematian yang terjadi dirumah sakit.
Beberapa cedera dada yang dapat terjadi antara lain tension pnemothoraks,
pnemothorak terbuka, flail chest, hematothoraks, tamponade jantung.
Penanganan pnemothorak terdesak dapat dilakukan dengan bantuan hidup
dasar tanpa memerlukan Tindakan pembedahan, sebelum mengirim pasien
ke pusat pelayanan medis terdekat untuk mengurangi tingkat mobiditas
dan mortalitas. Penanganan tension pnemothorak dengan needle
thoracocentris disela iga ke 5 linea mid-aksila dan pemasangan mini WSD
dapat dilakukan apabila terdapat keterbatasan alat atau fasilitas Kesehatan
dan minim SDM di fasilitas kesehatan tersebut karena dengan pemasangan
needle dan mini WSD dapat memperbaiki keadaan pasien dengan
mengurangi tekanan didalam thorak. Kurangnya pengetahuan dalam
mengetahui tanda dan gejala dari pnemothorak terdesak menyebabkan
banyak penderita meninggal dunia. Ada tiga factor utama yang perlu
diperhatikan pada pemberian bantuan hidup dasar pnemothoraks yaitu
distress pernafasan, penurunan cardiac output dan perdarahan namun yang
menjadi prioritas utama penanganan pnemothorak adalah pada breathing
penderita.
BAB IV
KESIMPULAN

Bantuan hidup dasar dapat diberikan pada kasus trauma dada terdesak
dengan tujuan mengurangi morbiditas dan mortalitas sehingga mampu
memperbaiki kondisi pasien. Penanganan yang cepat dan tepat pada
pnemothorak mampu memperbaiki kondisi pasien dan mengurangi resiko
kematian. Bantuan hidup dasar yang diberikan pada kasus pnemothorak
pada umumnya adalah airway, breathing dan circulation. Ada tiga factor
utama yang perlu diperhatikan pada pemberian bantuan hidup dasar
pnemothoraks yaitu distress pernafasan, penurunan cardiac output dan
perdarahan namun yang menjadi prioritas utama penanganan pnemothorak
adalah pada breathing penderita. Salah satu penganangan pnemothorak
yang dapat dilakukan terutama difasilitas Kesehatan yang minimal fasilitas
dan minim SDM di fasilitas kesehatan tersebut yaitu dengan pemasangan
needle thoracocentris ICS 5 dan pemasangan mini WSD.
DAFTAR PUSTAKA

Malik, R. H. (2020). Penanganan Gawat Darurat Tension Pneumothorax Dengan


Needle Thoracocentesis ICS ke-5 & Pemasangan Mini-WSD: A Case
Report. Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes, 1-3. doi::
http://dx.doi.org/10.33846/sf11201

Punarbawa, I. A., & Suarjaya, P. P. (2020). Idetifikasi awal dan bantuan hidup
dasar pada pneumothorax. E-Journal, 1 - 2. Retrieved from
https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum/article/download/5340/4089/

Putra, W. P., Lokarjana, L., & Nurrokhmawati, Y. (2017). Gambaran


Pneumothorax pada korban kecelakaan lalu lintas di bagian bedah thorax
Rumah SAkit DR. Hasan Sadikin Bandung periode 2014-2016. Jurnal
Unjani, 2-4. Retrieved from
http://repository.unjani.ac.id/repository/a92961cbd9c909195e321aca8d08
3a54.pdf

Anda mungkin juga menyukai