a. Diagnosa keperawatan DS : - DO : -Klien terpasang ventilator mode spontan -PEEP : 5 -TD : 124/88 mmHg -N :86x/mnt -RR : 17x/mnt -S :37,5 0C -Klienterpasanng NGT -Terdapat sekret Diagnosa keperawatan : Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d adanya sekret yang berlebihan b. Dasar Pemikiran SAH (Subarachnoid Hemorrhage) adalah pendarahan tiba tiba ke dalam rongga diantara otak dan selaput otak. SAH juga merupakan penemuan yang sering pada trauma kepala akibat dari yang paling sering adalah robeknya pembuluh darah leptomeningeal pada vertek dimana terjadi pergerakan otak yang besar sebagai dampak akibat rupturnya pembuluh darah serebral mayor. Karena pada pasien SAH mengalami penurunan kesadaran tidak mampu untuk melakukan batuk efektif yang menyumbat jalan nafasnya. Pasien yang dilakukan pemasangan ETT(Endo Tracheal Tube) membutuhkan tindakan keperawatan yanitu sunction untuk mencegah penumpukan secret dijalan nafas. Oleh sebab itu memerlukan tindakan untuk mengatasi masalah tersebutdengan melakukan sunction. Sunction adalah suatu tindakan untuk membersihkan jalan nafas dengan memakai kateter penghisap melalui nasotrakeal tube, orotrceal tube dan dan traceostomi tube pada saluran nafas bagian atas. 2. Tindakan keperawatan yang dilakukan Sunction 3. Prinsip –prinsip a. Aseptik (segala upaya yang dilakukan untuk mencegah masuknya mikroorganisme kedalam tubuh yang kemungkinan besar akan mengakibatkan infeksi b. Asianotik (Tindakan yang tidak boleh menimbulkan sianosis) c. Afektif (Tindakan yang dilandaskan gaya/makna yang menunjukan perasaan dan emosi) d. Atraumatik (Tindakan yang mencegah terjadinya trauma) 4. Analisa tindakan keperawatan Tujuan dilakukan sunction untuk membebaskan jalan nafas, mengurangi retensi sputum, merangsang batuk, mencegah terjadinya infeksi paru. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah : a. Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan b. Sebelum dilakukan penghisapan sekresi 1) Memutar tombol oksigen 100% 2) Menggunakan air viva dengam memompa4-5 kali dengan konsentrasi oksigen 15liter 3) Melepaskan hubungan ventilator dengan ETT c. Menghidupkan mesin penghisap sekresi d. Menyambungkan selang sunction dengan kateter steril kemudian perlahan lahan dimasukan kedalam selang pernafasan melalui ETT e. Membuka lubang pada pangkal kateter penghisap pada saat kateter dimasukan ETT f. Menarik kateter penghisap kira-kira 2cm pada saat ada rangsangan batuk untuk mencegah trauma g. Menutup lubang melipat pangkal, kateter penghisap kemudian sunction kateter ditarik dengan gerakan memutar h. Mengobservasui hemodinamik pasien i. Memberikan oksigen setelah satu kali penghisapan dengan cara baging j. Bila melakukan sunction lagi beri kesempatan klien bernafas 3-7 kali k. Masukan Nacl 0,9% sebanyak 3-5 cc dan baging l. Menghentikan cuff pada penghisapan sekresi m. Mengisi kembali cuff dengan udara menggunakan cuff infaltor setelah ventilator dipasang kembali n. Membilas kateter penghisap sampai bersih kemudian rendam dengan cairan desinfektan o. Mengobservasi dan mencatat tensi, nadi, pernafasan, hipoksia, tanda pendarahan, disritmia 5. Bahaya yang dapat terjadi a. Hipoksia b. Kerusakan mukosa bronkial dan trakeal c. Cardiac arrest d. Aritmia e. Atelektasis f. Bronkokontriksi g. Infeksi h. Peningkatan tekanan intrakranial i. Hipertensi dan hipotensi 6. Hasil yang didapat S:- O: -Sekret berkurang -TD : 124/88 mmHg -RR : 20x/mnt -S : 37,5 0C -N : 86x/mnt A : Masalah teratasi P : Hentikan intervensi 7. Tindakan keperawatan lain Nebulizer 8. Evaluasi Diri Dalam melakukan tindakan sunction terlalu cepat dan kurang berhati hati 9. Daftar pustaka
Brunner & Suddarth, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi
8, 1997, EGC, Jakarta.
Doenges E. Marlynn, Rencana Asuhan Keperawatan , 2000, EGC, Jakarta.
Gallo & Hudak, Keperawatan Kritis, edisi VI, 1997, EGC, Jakarta
Noer Staffoeloh et all, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I, 1999, Balai