Anda di halaman 1dari 4

SUCTION

1. Pengertian
Suction adalah Membersihkan sekret dari saluran endotracheal disamping membersihkan sekret ,
suction juga merangsang reflex batuk.
Suction adalah suatu tindakan untuk membersihkan jalan nafas dengan memakai kateter
penghisap melalui Nasotrakheal Tube (NTT), Orotrakheal Tube (OTT), Trakheostomi Tube
(TT) pada saluran pernafasan bagian atas.

2. Indikasi
Saat pasien mengalami gurgling, cemas, susah/kurang tidur, snoring, penurunan tingkat
kesadaran, perubahan warna kulit, penurunan saturasi oksigen, penurunan pulsa rate (nadi) irama
nadi tidak teratur, respirasi rate menurun, dan gangguan patensi jalan nafas.

3. Tujuan
Tujuan dilakukannya suction adalah menghilangkan sekret yang meyumbat di jalan nafas, untuk
mempertahankan patensi jalan nafas, mengambil sekret untuk pemeriksaan laboratorium,
mencegah infeksi, dari akumulasi cairan sekret.

4. Efek suction
a. Penurunan saturasi oksigen
b. Cairan perdarahan : terdapat darah dalam sekret suction
c. Hipertensi : peningkatan tekanan darah sistolik hingga 200 mm Hg
d. Hipotensi : penurunan tekanan darah sistolik hingga 80 mm Hg
e. Takikardia : meningkatnya detak jantung hingga 150 x/menit
f. Baradikardia : penurunan detak jantung hingga 50 x/menit
g. Arithmia : irama denyut jantung tidak teratur

5. Jenis Kanul Suction


a. Open suction, merupakan kanul konveksional, dalam penggunaannya harus membuka
sambungan antara ventilator dengan ETT pada pasien
b. Closed suction, kanul dengan system tertutup, yang selalu terhubung dengan sirkuit
ventilator dan penggunaannya tidak perlu membuka konektor sehingga aliran udara yang
masuk tidak terinterupsi
6. Ukuran suction
a. Dewasa : 12 – 18 Fr
b. Anak usia sekolah 6 – 12 tahun : 8 – 10 Fr
c. Anak usia balita : 6 – 8 Fr

7. Ukuran tekanan suction


a. Dewasa : 80 – 120 mm Hg
b. Anak – anak : 80 – 100 mm Hg

8. Prosedur
a. Tahap Pra Interaksi
1) Perawat menverifikasi order tindakan dalam catatan keperawatan
2) Perawat menyiapkan alat :
a) Suction steril/bersih
b) Sarung tangan
c) Cairan infus Na Cl 0,9 %
d) Kom steril untuk tempat Na Cl 0,9 %

b. Tahap Orientasi
1) Perawat memberikan salam, melakukan identifikasi (menanyakan nama dan tanggal lahir
kemudian dicocokkan dengan gelang pasien)
2) Perawat memperkenalkan diri (pada epertemuan pertama)
3) Perawat menjelaskan tujuan, prosedur yang akan dilakukan.

c. Tahap Kerja
1) Siapkan mesin penghisapan dan atur tekanan sesuai umur :
a) Infant kurang 1 tahun 60 – 80 mm Hg
b) Anak – anak 1 – 8 tahun 80 – 100 mm Hg
c) Dewasa 80 – 120 mm Hg
2) Hubungkan ujung konektor pada mesin dan ujung yang lainnya
3) Monitor vital sign sebelum, selama, dan sesudah tindakan
4) Berikan hiper oksigenasi dengan cara menaikkan F1 O2
5) Dalam keadaan suction off, masukkan kateter secara lambat tapi cepat dengan tangan
yang dominan sampai atas karina, tarik 1 cm karena bagian ini banyak terdapat sekret
6) Tutup control suction dengan jempol tangan yang non dominan kemudian tarik kateter
dengan cara memutar cepat selama maksimal 10 detik
7) Hiper oksigenasi naikkan F1 O2
8) Ulang langkah tindakan sampai jalan nafas pasien bersih dan toleran terhadap prosedur
9) Bilas kateter dengan normal saline
10) Kateter suction yang kotor dimasukkan dalam sampah
11) Matikan mesin suction
12) Atur posisi pasien

d. Tahap Terminasi
1) Perawat memberikan reinforcement positif
2) Perawat menyampaikan kontrak waktu dan tindakan berikutnya
3) Perawat mengakhiri tndakan dengan menyampaikan salam
4) Perawat merapikan alat dan mencuci tangan
5) Perawat mendokumentasikan tindakan pada rekam medis pasien

Hal – hal yang harus diperhatikan : Pertahankan tehnik aseptic selama tindakan

BRONCHIAL WASHING
1. Pengertian
Bronkhial washing adalah tehnik pengeluaran sekret /lendir yang lengket dari trachea atau
bronchus dengan menggunakan kateter yang dimasukkan melalui jalan nafas buatan.

2. Tujuan
a. Mengeluarkan/menghilangkan penyumbatan sekresi pulmuner pada jalan nafas
b. Mengambil specimen untuk analisis lab
c. Merangsang reflek batuk pada pasien yang tersedasi atau persyarafan terganggu , untuk
memobilisasi sekret ke jalan nafas yang lebih besar

3. Prosedur
a. Persiapan alat
1) Mesin suction
2) Kateter atraumatik steril
3) Sarung tangan steril
4) Pinset steril
5) Kom isi larutan saline steril
6) Spuit 5 cc
7) Stetoskop
8) Handuk
9) Tissue
10) Masker
11) Bengkok
12) Larutan saline
b. Prosedur
1) Cuci tangan
2) Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan
3) Posisikan pasien semi fowler kecuali bila ada kontra indikasi
4) Hiperoksigenasi dengan oksigen 100 % minimal 30 detik
5) Cek kelengkapan, setting suction 80 – 120 mm Hg
6) Gunakan masker (untuk saat ini kondisi pandemic menggunakan masker sudah sejak awal)
7) Gunakan hand schoon steril
8) Sambungkan suction dengan konektor pisahkan konektor ventilator dengan ET/TT (pada
closed suction, tidak perlu melepas konektor ventilator karena suction sudah kita
pasangkan di awal)
9) Masukkan 1 cc normal saline ke dalam ET/TT
10) Hubungkan kembali dengan konektor ventilator dengan ET atau TT , biarkan selama 3 – 6
x pernafasan
11) Lepaskan konektor segera masukkan kateter steril pada ET/TT tube sejauh mungkin
sampai terasa ada tahanan, tarik 1 – 2 cm
12) Tarik kateter pelan – pelan sambil diputar, lakukan hisapan secara intermitten, aspirasi
tidak boleh lebih dari 8 – 10 detik
13) Segera hubungkan kembali konektor ventilator, hiperoksigenasi minimal 30 detik
14) Lakukan pembilasan kateter dengan larutan normal saline
15) Hiperoksigenasi selama minimal 30 detik
16) Cuci tangan

Daftar Pustaka
1. Suritno, Tindakan Suction Endotracheal dengan Menggunakan Kanul Size 10 Fr dan
12 Fr terhadap Penurunan Saturasi Oksigen pada Pasien yang Terpasang Ventilator di
Ruang ICU RSUD Margono Soekarjo Purwokerto, Purwokerto, 2015
2. RS Sardjito, SOP Prosedur Melakukan suction, Kemenkes

Anda mungkin juga menyukai