Anda di halaman 1dari 8

TUGAS PRATIKUM KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH I

Suction

OLEH :

Nama : Yashifa Akhamel Putri

BP : 2011317002

Kelas : A2 2020

Dosen Pembimbing :

Reni Prima Gusty, S.Kp. M.Kes

PROGAM STUDI KEPERAWATAN

JURUSAN ILMU KEPERWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS

2020/2021
Suction
Suction (Pengisapan Lendir) merupakan tindakan pengisapan yang bertujuan
untuk mempertahankan jalan napas, sehingga memungkinkan terjadinya
proses pertukaran gas yang adekuat dengan cara mengeluarkan secret dari jalan
nafas, pada klien yang tidak mampu mengeluarkannya sendiri. Suction merupakan
suatu metode untuk mengeluarkan secret jalan nafas dengan menggunakan alat via mulut,
nasofaring atau trakeal.

A. Tujuan Suction
1. Mempertahankan kepatenan jalan nafas
2. Membebaskan jalan nafas dari secret/ lendir yang menumpuk
3. Mendapatkan sampel/sekret untuk tujuan Diagnose

B. Konsep Teori
a. Macam-macam Suction
1. Mobile type : memiliki daya hisap yang kuat yaitu 90 liter permenit.
2. Portable type : memiliki daya hisap yang tidak terlalu besar, memiliki daya
tamping lendir 1 hingga 1,5 liter.
3. Transport type : memiliki desain untuk transport atau perjalanan.

b. Ukuran Kanul suction :


Dewasa : 12-18 Fr
Anak usisa sekolah : 8-10 Fr
Balita : 6-8 Fr

c. Efek suction
Menurut Willkins & Williams L, (2004) efek yang dapat terjadi dari suction yaitu
hipoksemia, dispnea, kecemasan, aritmia jantung, trauma trakhea, trauma
bronkus, hipertensi, hipotensi, perdarahan, peningkatan intra kranial.
Efek samping suction menurut penelitian Manggorie (2001) :
1) Penurunan saturasi oksigen: berkurang hingga 5%
2) Cairan perdarahan: terdapat darah dalam secret suction
3) Hipertensi: peningkatan tekanan darah sistolik hingga 200mmHg
4) Dapat terjadi hipotensi: penururnan tekanan darah sdiastolik hingga 80 mmHg
5) Takikardia: meningkatkan detak jantung hingga 150 detak/menit
6) Bradikardia: detak jantung hingga 50 detak/menit#
7) Arrhythmia: irama denyut jantung tidak teratur
Dalam Saskatoon Health Regional Authority (2010) mengatakan
bahwa komplikasi yang mungkin muncul dari tindakan penghisapan lendir salah
satunya adalah hipoksemia/hipoksia.

d. Kanul Suction
Jenis - Jenis kanul suction yang ada dipasaran dapat dibedakan menjadi open
suction dan close suction
1) Open suction
merupakan kanul konvensional, dalam penggunaannya harus membuka
sambungan antara ventilator dengan ETT pada pasien, sedangkan
2) close suction
merupakan kanul dengan sistem tertutup yang selalu terhubung dengan
sirkuit ventilator dan penggunannya tidak perlu membuka konektor sehingga
aliran udara yang masuk tidak terinterupsi.

e. Ukuran Tekanan Suction


Ukuran yang direkomendasikan Kozier (2012):
1) Dewasa 80-120 mmHg
2) Anak-anak 80-100mmHg

Ukuran tekanan suction ada yang menggunakan kilopascal (Kpa)


dan menggunakan cmHg. Rumus konversi dari satuan mmHg ke satuan
Kpa adalah sebagai berikut:
1 mmHg = 0,133 Kpa, dan
rumus konversi satuan mmHg ke cmHg: 1mmHg = 0,1 cmHg.

Dalam penelitiannya, Anang (2014) mengungkapkan bahwa tekanan suction


yang paling tepat adalah antara 80-100 mmhg, tekanan tersebut aman
untuk melakukan suctioning karena penurunan saturasi oksigen yeng terjadi tidak
terlalu besar.
f. Indikasi
Bila terjadi gurgling ( sesak nafas berisik seperti berkumur ), cemas, susah/kurang
tidur, snoring (mengorok), penurunan tingkat kesadaran, perubahan warna
kulit, penurunan saturasi oksigen, penurunan pulse rate (nadi), irama nadi tidak
teratur,respiration rate dan gangguan patensi jalan nafas.

g. Kontraindikasi
1) dengan stridor
2) dengan kekurangan cairan cerebro spinal
3) Pulmonary oedema
4) Post pneumonectomy

C. Alat dan Bahan


1. Alat penghisap lender (suction) dengan botol

2. Kateter atau kanul penghisap lendir sterile

3. Pinset steril

4. Sarung tangan steril


5. Dua kom berisi larutan aquabides / nacl 0.9% dan larutan desinfektan

6. Kassa steril
7. Tissue wajah
8. Pengalas
9. Bak instrument

10. Stetoskop

D. Prosedur Tindakan Suction


1. Persiapan Alat
2. Tahap Pra Interaksi
a. Cek file (catatan perkembangan/ catatan perawatan terintegrasi)
b. Persiapan diri perawat
c. Persiapan klien

3. Tahap Orientasi
a. Mahasiswa memberikan salam dan memperkenalkan diri
b. Mahasiswa melakukan identifikasi pasien ( Nama dan tanggal lahir)
c. Mahasiswa menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan serta
meminta persetujian kepada klien
d. Menjaga privasi pasien
4. Tahap Kerja
a. Cuci Tangan
b. Berikan posisi yang nyaman pada pasen dengan kepala sedkit ekstensi
c. Gunakan sarung tangan
d. Hubungkan mesin pengisap dengan selang alat penghisap (kanul)
e. Mesin penghisap dihidupkan, cek tekanan dan botol penampung.
 Tekanan 110-150mmHg untuk dewasa
 Tekanan 95-110 mmHg untuk anak - anak
 Tekanan 50-95 mmHg untuk bayi.
f. Masukkan kanul suction dengan hati – hati
 Hidung +- 5 cm
 Mulut +- 10 cm
g. Lakukan penghisapan lendir dengan menutup lubang kanul (air vent), tarik
dengan memutar kateter penghisap tidak lebih dari 15 detik (tidak lebih
dari 10-15 detik,karena pasien dapat menjadi hipoksi dan mengalami disritmia
yang dapat mengarah pada henti jantung).
h. Bilas kanul suction dengan aquabides atau naCl 0.9% untuk
mempertahankan tingkat keseterilan (aseptic), beri kesempatan pasien untuk
bernapas.
i. Minta untuk bernafas dalam dan batuk. Apabila mengalami distress
pernafasan, biarkan istirahat 20-30 detik sebelum melakukan pengisapan
berikutnya.
j. Ulangi prosedur tersebut 3-5 kali.
k. Setelah selesai, kaji volume, warna, baus ecret, dan respon terhadap
prosedur
l. Masukkan kateter penghisap dalam keadaan tidak menghisap
m. Membereskan peralatan sesuai
n. Mencuci tangan

5. Tahap Terminasi
a. Lakukan evaluasi subjektif dan sampaikan hasil pemeriksaan pada pasien
b. Membuat kontrak selanjutnya
c. Ucapkan salam dan terima kasih pada pasien atas kerja samanya
d. Cuci tangan
e. Mendokumentasikan tindakan keperawatan yang telah dilakukan

Referensi :
Modul Pratikum Pemasangan Suction. 2020. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes)
YATSI. Tangerang

Suritno. 2015. Tindakan Sucton Endotracheal Tube. Fakultas Ilmu Kesehatan UMP.

Wati, Novita, dkk. 2016. MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM SUCTION PADA


ANAK. Polteknik Kesehatan Surabaya.

Maya, I Putu Gede Nova Indra. 2016. SOP Suction.

Wantiyah. 2020. Modul Modul Pratikum Keperawatan Kritis. Universitas Jember. Jawa
Tmur.

Link Video : https://youtu.be/GCZ0BDYtaLk

Contoh Soal dan Jawabannya


1. An.C berusia 5 tahun di Rawat di Rumah Sakit Umum Pariaman. An.C akan
dilakukan pengisapan lender karena sputum. Perawat menghidupkan suction
pengisapan pertama, penghisapan pertama dengan dalam dan batuk. Apabila klien
mengalami distress pernapasan, barkan istirahat.
Dari kasus di atas berapa lama sebelum melakukan penghisapan lendir?
Jawab :
20-30 detik
2. Seorang Pria berusia 27 tahun dibaa kerumah sakit karena mengalami penurunan
kesadaran. Saat pemeriksaan dilakukan didapatkan terdengar suara gurgling dan
mengalami penumpukan secret di saluran pernapasannya dan dokter mengnstruksikan
untuk dlakukan tindakan suction.
Saat melakukan tindakan suction, berapakah tekanan sucton yang digunakan pada
Pria tersebut?
Jawab
80.120 Hg. Dikerenakan, menurut rekomendasi Kozier (2012) tekanan untuk orang
dewasa adalah 80-120 mmHg anak anak 80-100mmHg
3. Anak usia 7 tahun sedang di rawat di Rumah sakit Pariaman. Didapat TTV : RR;28
X/I, HR ; 124 X/I (tidak teratur), T ; 38 C. Pasen mengeluh tidak dapat mengeluarkan
batuknya. Dokter menginstruksikan untuk melakukan tndakan suction untuk
mengurangi tumpukan secret di jalan napas pasien. Setelah melakukan tindakan
sucton apa yang harus di kaj oleh perawat ?
Jawab
Yaitu mengkaji jumlah, konsisensi, warna, bau, secret, dan respon pasien.

4. Pasien bayi dirawat diruang rawat inap mengalam kesulitan bernafas dan harus
dilakukan tindakan orofaringeal suction. Untuk melakukan tindakan suction
orofaringeal pada pasien anak perawat harus memasukkan ujung selang jateter ke
dalam orofaringeal. Berapakah kedalaman uung kateter yang dimasukkan ke dalam
orofaringeal bay ?
Jawab
Yaitu sepanjang 1- 8 cm

5. Anak berusia 9 tahun sedang dirawat di rumah sakit. Ditemui TTV : RR ; 25 X/I, HR
; 120 X/I ( tidak teratur), T ; 37 C. Pasien dapat batuk spontan namun tidak dapat
mengeluarkan secret. Dokter menginstruksikan untuk melakukan tindakan suction
untuk mengurangi penumpukan secret di jalan nafas pasien. Pada pasien yang batuk
spontan namun tidak dapat mengeluarkan secret, jenis suction apakah yang cocok di
gunakan ?
Jawab :
Jenis suction yang cocok adalah Oropharing dan nasopharing suction

Anda mungkin juga menyukai