Anda di halaman 1dari 21

Oleh

Kelompok 7 :
1. Eka Diana (1911047)
2. Emilianynovia Putri (1911050)
3. Ryan Ardiansyah
Sinambela (1911140)
4.Sarma Fitriyani Siregar
(1911144)
5.Rony syahputra (1911139)
6. Friska handayani gultom (1911056)
7.Sanya Febriana (1911144)
Pengantar

 Suction adalah salah satu cara untuk


membersihkan jalan nafas yang
mengalami hambatan karena sputum,
mukus atau skret sehingga jalan nafas
menjadi bersih dan kebutuhan gas
dapat terpenuhi.
 Suction harus dilakukan secara tepat,
benar dan aman sehingga dilakukan
dengan proses dan dianalisa tepat
TUJUAN:

 Mempertahankan jalan nafas yang


bebas (hegienis).
 Untuk membersihkan sekret pada
pasien yang tidak mampu batuk.
Indikasi

1. Pasien tidak mampu batuk :


2. neonatus, tracheatomi,
indotracheal tube
3. Pasien tidak mampu batuk efektif:
Retensi skret, neonatus, gagal nafas.
4. Membersihkan berfungsi tube.
Komplikasi

Parengeal suction akan merangsang


syaraf sympatis (N. vagus)
menimbulkan aktif sympatik dan
menyebabkan bradicardi dan henti
jantung dan henti nafas ( vagal
reflek).
Keterangan
umum/Perhatian
1. Sekret yang menggangu jalan nafas
harus segera dikeluarkan krn dapat
menyebabkan gagal nafas.
2. Digunakan tehnik aseptik dan alat
steril.
3. Penghisapan sekret harus dilakukan
dengan prosedur yang tepat untuk
mencegah infeksi, luka, spasme,
udema serta perdarahan jalan nafas.
Keterangan
umum/Perhatian
4. Lama penghisapan lendir tidak boleh lebih
dari: 5-10 dt untuk bayi dan anak.
10-15 dt untuk
dewasa,
5. Vacum presure:
8-13,6 kPa (60-100 mmHg) untuk
bayi. 13 – 20 (100-120 mmHg)
untuk anak . 20- 27 kPa ( 120-200
mmHg untuk dewasa.
6. Botol penampung sekret harus diisi
dengan cairan aseptik kira-kira ¼
bagian dicatat selama 24 jam dan
Keterangan
umum/Perhatian
7. Untuk menjegah bradikardi selama suction
harus dilakukan pencegahan dengan pre
suction pemberian oksigen pada pasien,
Gunakan kateter suction seperti
indotrache cube.
8. Suction dapat menstimulasi batuk bila
tidak ada gangguann Vagus dengan
disertai batuk maka mobilisasi scret lebih
mudah.
Suction pada bayi dan
anak
 Sebelum memberikan suction
sebaiknya dibberikan Oksigenasi untuk
memperbaiki Hypoksia, Inspirasi
ooksigen pada gangguan nafas hanya
meningkat k/l 10% pada bayi,
hypoksia jangka pendek dapat
menyebabkan Retinopathy (bayi
prematur) (Robutan 1997)
Intervensi

 Vacum presure diberikan tidak terlalu tinggi


tetapi cukup kuat untuk menarik mukus ke
luar dengan intensitas antara 8-20 kPa (60-
150 mmHg).
 Kateter yg digunakan antara 6-8(french
gange) FG. Ukuran 5 FG atau dibawahnya
tidak efektif, ukuran >10 untuk anak dan
dewasa >10Th
 Diameter kateter tidak digunakan 50% dari
diameter jalan nafas.
Prosedur

1. Terangkan prosedur yang akan dilakukan


pada pasien.
2. Letakkan alat-alat disamping tempat tidur
pasien.
3. Jika mungkin buat posisi semi fowler.
4. Cuci tangan anda dengan aseptik.
5. Hidupkan sumber penghisap dengan
tekanan sesuai kebutuhan.
6. Ukur kateter sepanjang ujung hidung
sampai telinga.
Membersihkan melalui
mulut.
 Hubungkan sumber penghisap dinding
dengan penghisap logam.
 Masukkan penghisap logam kedalam mulut
tanpa memberi tekanan penghisap,
kemudian lakukan penghisapan sekret
dengan hati-hati.
 Hindarkan mata pasien dari percikan sekret
jalan nafas.
 Bersihkan kateter logam dengan larutan
steril.
 Berikan oksigen pada pasien dan lakukan
penghisapan lagi bila perlu.
Membersihkan memalui
 hidung.sumber penghisap dengan
Hubungkan
kateter penghisap.
 Berikan pelicin pada ujung kateter penghisap.
 Masukkan kateter penghisap melalui lubang
hidung atau dapat juga melalui mulut dengan
hati-hati tanpa memberikan tekanan pada
penghisap, kemudian lubang penghisap
ditutup dan sekret dihisap sambil kateter
ditarik perlahan-lahan.
 Bersihkan kateter penghisap dengan larutan
steril.
 Berikan oksigen pada pasien dan lakukan
pengisapan lagi bila perlu.
Untuk pasien dengan pipa
entratrakea terpasang
 Perlu 2 orang untuk penghisapan bila
mungkin, terutama pada anak yang aktif.
 Satu memberikan oksigenasi.
 Tekan tombal alrm ventilator jika perlu.
 Lepaskan hubungan dengan sirkuit
ventilator atau pipa humidifer jika pasien
mempergunakan alat tersebut.
 Gunakan ballon pemompa dan beri oksigen
3-5 kali inflasi dengan konsentrasi F1O2:
………
= 10% lebih besar dari konsentrasi O2
yang digunakan untuk neonatus dengan
berat badan kurang dari 3 kg.
=100% untuk pasien lain kecuali ada
ketentuan lain.
Selama prosedur, jaga agar gerakan dada
tetap adekuat dan jika diberikan
ventilator jaga agar tetap dalam
tekanan positif, Hindari tekanan yang
berlebihan.
Bila berat badan bayi kurang dari 2kg
harus dipasang pengukur tekanan pada
sirkuit.
Orang ke dua.
melakukan penghisapan
 Hidupkan penghisap dinding dengan tekanan
sesuai kebutuhan.
 Pasang sarung tangan dan letakkan pengalas
diatas dada pasien.
 Hubungkan penghisap dengan kateter
penghisap dengan tangan kanan.
 Jaga agar kateter tetap steril.
 Masukkan kateter kedalam lumen pipa trakea
dengan cepat sejauh mungkin tanpa dipaksa,
dengan lubang kateter terbuka dalam
keadaan tidak menghisap.
 Lakukan penghisapan sekret dengan menutup
lubang penghisap yang ada disamping.
 Kateter penghisap ditarik perlahan-lahan
untuk beberapa cm pertama, kemudian
ditarik secara cepat sambil diputar (rotasi).
 Bila kateter sulit ditarik mungkin menempel
pada dinding bronkus, buka lubang penghisap
dan ulangi penghisapan dengan tekanan lebih
rendah.
 Selama penghisapan pipa endotrakea
dipegang dengan tangan kiri untuk
mempertahankan posisi.
 Hubungkan pipa endotrakea dengan balon
pemompa dan berikan oksigen.
 Pada neonatus dengan berat badan kurang dari 3 kg
konsentrasi O2 10% lebih tinggi dari yang sedang
digunakan. Pada pasien yang lain berikan oksigen
100% kecuali ada intruksi khusus.
 Ulangi seluruh prosedur dengan tehnik yang sama
sampai jalan nafas relatif bersih dari sekret.
 Selama penghisapan perhatikan warna kulit dan
denyut nadi pasien. Bila terjadi kelainan hentikan
penghisapan dan berikan ventilasi dengan segera.
 Kateter penghisap dari endotrakea boleh digunakan
untuk dari mulutatau hidung sebaiknya tidak boleh.
 Kembalikan pasien ke sirkuit ventilator atau pipa
humidifer bila sebelumnya tidak digunakan.
 Matikan sumber penghisap, slang dalam keadaan
bersih
 Peralatan dikembalikan dalam keadaan bersih dan
pasien dalam posisi semula.
Frekuensi penghisapan

 Dilakukan tiap 2 jam bila perlu.


 Atau setelah dilakukan chest fisioterapi.
 Segera laporkan bila terdapat:
1. Kesulitan memasukkan kateter penghisap.
2. Bila skret sudah tidak bisa dihisap.
3. Sekret yang pekat dan banyak.
4. Sekret campur darah, berbusa dan atau
berbau.
5. Penderita sianotik, keadaan menurun,
apnnu dll
Hal-hal yg perlu dicatat

1. Waktu penghisapan.
2. Keadaan skret: jumlah, warna, bau
dan konsentrasi
3. Hal-hal yang terjadi selama
penghisapan:
4. Posisi, keadaan selama
penghisapan:
5. Hipoksia, bradikardi

Anda mungkin juga menyukai