KELUARGA
DISUSUN OLEH :
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Asuhan
Keperawatan Keluarga dengan judul “ Asuhan Keperawatan Keluarga Tn. R
Dengan Masalah Utama Vertigo Pada Tn.
Asuhan keperawatan keluarga ini disusun dalam rangka memenuhi tugas
Mata Kuliah Keperawatan Keluarga yang diampu oleh Bapak Iskandar markus
sembirng S. Kep, M. Kep, Ns. Penulis menyadari bahwa makalah ini dapat
terselesaikan atas bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak
Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam penyusunan asuhan
keperawatan keluarga ini. Oleh karena itu, penulis bersedia menerima kritik dan
saran yang bersifat membangun dan berguna untuk masa yang akan datang.
Akhirnya, semoga asuhan keperawatan keluarga ini dapat bermanfaat baik
bagi penulis sendiri, pembaca maupun bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
PENDAHULUAN
a. Bagi Peneliti
Meningkatkan pengetahuan dan memberikan informasi tentang asuhan
keperawatan keluarga terhadap keluarga sehingga dapat menerapkan di
masyarakat dan seupaya mungkin untuk meneyelaraskan antara teori dan
praktek di lapangan.
KONSEP KELUARGA
A. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah dua atau lebih dari dau individu yang tergabung
karena hubungan darah, hubungan perkawinan dan mereka hidup dalam
satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya
masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan
(Friedman, 2010).
Keluarga adalah suatu system sosial yang berisi dua atau lebih
orang yang hidup bersama yang mempunyai hubungan darah, perkawinan
atau adopsi, tingga bersama dan saling menguntungkan, empunyai tujuan
bersama, mempunyai generasi peneus, saling pengertian dan saling
menyayangi (Achjar, 2010).
Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat. Keluarga
didefinsikan dengan istilah kekerabatan dimana invidu bersatu dalam suatu
ikatan perkawinan dengan menjadi orang tua. Dalam arti luas anggota
keluarga merupakan mereka yang memiliki hubungan personal dan timbal
balik dalam menjalankan kewajiban dan memberi dukungan yang
disebabkan oleh kelahiran,adopsi,maupun perkawinan (Stuart,2014)
B. Karakteristik Keluarga Sehat
Karakteristik keluarga sehat :
1. Menunjukkan tingkat kemampuan keterampilan negosiasi yang tinggi
dan menghadapi masalahnya terus menerus.
2. Mengungkapkan berbagai perasaan, kepercayaan, dan perbedaan
mereka dengan jelas, terbuka, dan spontan.
3. Menghargai perasaan anggotanya.
4. Mengharapkan anggota untuk memikul tanggung jawab pribadi
terhadap tindakan yang mereka lakukan.
5. Menunjukan perilaku afiliatif (kedekatan dan kehangatan) satu sama
lain.
C. Karakteristik Keluarga Sejahtera
Berdasarkan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar,
psikososial, ekonomi, dan aktualisasi keluarga dalam masyarakat keluarga
dikelompokkan menjadi 5 tahap yaitu sebagai berikut :
1. Keluarga pra sejahtera
Adalah yaitu kebutuhan pengajaran agama, pangan
sandang, papan dan kesehatan atau keluarga yang belum dapat
memenuhi salah satu atau lebih indikator keluarga sejahteraan
tahap 1.
2. Keluarga sejahtera tahap I
Keluarga yang telah memenuhi kebutuhan dasar secara
minimal serta memenuhi kebutuhan sosial psikologinya, yaitu
kebutuhan pendidikan, keluarga berencana (KB), interaksi dalam
keluarga, interaksi dengan lingkungan tempat tinggal dan
transportasi.
3. Keluarga sejahtera tahap II
Keluarga telah dapat memenuhi kebutuhan secara minimal
serta telah memenuhi seluruh kebutuhan untuk menabung dan
memperoleh informasi.
4. Keluarga sejahtera tahap III
Keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan
dasar, kebutuhan sosial psikososial dan pengembangan, tetapi
belum dapat memberikan sumbangan baik internal atau keluarga,
serta berfikir dengan menjadi pengurus lembaga masyarakat,
yayasan sosial, kegamaan, kesenian,olahraga, pendidikan dan
sebagainya.
5. Keluarga sejahtera tahap III (plus)
Keluarga yang telah dapat memenuhi kebuthan baik yang
bersifat dasar, sosial psikologis, pengembangan, serta telah mampu
memberikan sumbangan yang nyata dan berkelanjutan bagi
masyarakat.
D. Tipe Keluarga
Tipe keluarga dibedakan menjadi dua jenis yaitu :
a) Tipe keluarga tradisional
1. Nuclear family atau keluarga inti merupakan keluarga yang terdiri
atas suami,istri dan anak.
2. Dyad family merupakan keluarga yang terdiri dari suami istri
namun tidak memiliki anak
3. Single parent yaitu keluarga yang memiliki satu orang tua dengan
anak yang terjadi akibat peceraian atau kematian.
4. Single adult adalah kondisi dimana dalam rumah tangga hanya
terdiri dari satu orang dewasa yang tidak menikah
5. Extended family merupakan keluarga yang terdiri dari keluarga inti
ditambah dengan anggota keluarga lainnya
6. Middle-aged or erdely couple dimana orang tua tinggal sendiri
dirumah dikarenakan anak-anaknya telah memiliki rumah tangga
sendiri.
7. Kit-network family, beberapa keluarga yang tinggal bersamaan dan
menggunakan pelayanan Bersama.
b) Tipe keluarga non tradisional
1. Unmaried parent and child family yaitu keluarga yang terdiri dari
orang tua dan anak tanpa adanya ikatan pernikahan.
2. Cohabitating couple merupakan orang dewasa yang tinggal
bersama tanpa adanya ikatan perkawinan.
3. Gay and lesbian family merupakan seorang yang memiliki
persamaan jenis kelamin tinggal satu rumah layaknya suami-istri
4. Nonmarital Hetesexual Cohabiting family,keluarga yang hidup
Bersama tanpa adanyanya pernikahan dan sering berganti
pasangan
5. Faster family, keluarga menerima anak yang tidak memiliki
hubungan darah dalam waktu sementara (Widagdo,2016).
E. Peran Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan pola perilaku interpersonal, sifat, dan
kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam situasi dan posisi
tertentu. Adapun macam peranan dalam keluarga antara lain (Istiati, 2010):
a. Peran Ayah
Sebagai seorang suami dari istri dan ayah dari anak-anaknya, ayah
berperan sebagai kepala keluarga, pendidik, pelindung, mencari
nafkah, serta pemberi rasa aman bagi anak dan istrinya dan juga
sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota
masyarakat di lingkungan di mana dia tinggal.
b. Peran Ibu
Sebagai seorang istri dari suami dan ibu dari anak-anaknya, dimana
peran ibu sangat penting dalam keluarga antara lain sebagai pengasuh
dan pendidik anak-anaknya, sebagai pelindung dari anak-anak saat
ayahnya sedang tidak ada dirumah, mengurus rumah tangga, serta
dapat juga berperan sebagai pencari nafkah. Selain itu ibu juga
berperan sebagai salah satu anggota kelompok dari peranan sosial serta
sebagai anggota masyarakat di lingkungan di mana dia tinggal.
c. Peran Anak
Peran anak yaitu melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan
tingkat perkembangan baik fisik, mental, sosial maupun spiritual.
F. Struktur Keluarga
Struktur keluarga oleh Friedman dalam (Harmoko, 2012) sebagai berikut:
1. Struktur komunikasi
Komunikasi dalam keluarga dikatakan berfungsi apabila dilakukan
secara jujur,terbuka, melibatkan emosi, konflik selesai, dan ada
hierarki kekuatan. Komunikasi keluarga bagi pengirim yakin
mengemukakan pesan secara jelas dan berkualitas, sertameminta dan
menerima umpan balik. Penerima pesan mendengarkan pesn,
memberikanumpan balik, dan valid.
2. Struktur peran
Serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai posisi sosial yang
diberikan. Jadi, padastruktur peran bisa bersifat formal atau informal.
Posisi/ status adalah posisi individudalam masyarakat misal status
sebagai istri/ suami.
3. Struktur kekuatan
Kemampuan dari individu untuk mengontrol, memengaruhi, atau
mengubah perilakuorang lain. Hak (legitimate power), ditiru (referent
power), keahlian (exper power),hadiah (reward power), paksa
(coercive power), dan effektif power.
4. Strukur nilai dan normaa
a) Nilai, suatu sistem, sikap, kepercayaan yang secara sadar atau tidak
dapat mempersatukan annggota keluarga..
b) Norma, pola perilaku yang baik menurut masyarakat berdasarkan
sistem nilaidalam keluarga.
c) Budaya, kumpulan daripada perilaku yang dapat dipelajari, dibagi
dan ditularkandengan tujuan untuk menyelesaikan masalah.
Adapun Struktur Keluarga Lainnya:
I. Struktur keluarga
Struktur Keluarga Beberapa ahli meletakkan struktur pada
bentu/tipe keluarga, namun ada juga yang menggambarkan subsitem-
subsistemnya sebagai dimensi struktural. Struktur keluarga
menurutFriedman (2009) dalam Nadirawati (2018) sebagai berikut :
1. Pola dan Proses Komunikasi
Komunikasi keluarga merupakan suatu proses simbolik, transaksional
untuk menciptakan mengungkapkan pengertian dalam keluarga.
2. Struktur Kekuatan
Struktur keluarga dapat diperluas dan dipersempit tergantung pada
kemampuan keluarga untuk merespon stressor yang ada dalam
keluarga.Struktur kekuatan keluarga merupakan kemampuan
(potensial/aktual) dari individu untuk mengontrol atau memengaruhi
perilaku anggota keluarga. Beberapa macam struktur keluarga:
a. Legimate power/authority (hak untuk mengontrol) seperti orang
tua terhadap anak.
b. Referent power (seseorang yang ditiru) dalam hal ini orang tua
adalah sesorang yang dapat ditiru oleh anak.
c. Resource or expert power (pendapat, ahli, dan lain).
d. Reward power (pengaruh kekuatan karena adanya harapan yang
akan diterima).
e. Coercive power (pengaruh yang dipaksa sesuai dengan
keinginannya).
f. Informational power (pengaruh yang dilalui melalui pesuasi)
[12.24, 2/3/2022] ~Ega Sofia~: g. Affective power (pengaruh yang
diberikan melalui manipulasi cinta
kasih, misalnya hubungan seksual).
BAB III
TINJAUAN KASUS
PENGKAJIAN KELUARGA
I. Data Umum
1. Nama keluarga (KK) : Tn. R
2. Alamat dan telepon : Lubuk Pakam 6 / IV
3. Pekerjaan KK : Buruh
4. Pendidikan KK : SD
5. Komposisi keluarga :
Genogram:
Keterangan :
= laki- laki
= perempuan
= meninggal
= meninggal
6. Tipe keluarga
Keluarga Tn. R termasuk tipe keluarga inti yaitu didalam suatu rumah
terdapat satu keluarga terdapat inti yaitu Tn. R ( suami ), Ny. S
( istri ), An. C ( anak ).
7. Suku dan Bangsa
Bahasa yang digunakan Tn. R bahasa Jawa dan bahasa Indonesia
karena berasal dari Jawa.
8. Agama
Keluarga Tn. R beragama Islam dan taat menjalankan ibadah sholat 5
waktu, biasanya dilakukan di mushola depan rumah Tn. R.
9. Status sosial ekonomi keluarga
Penghasilan keluarga ± Rp 1.000.000,00 per bulan yang diperoleh dari
hasil kerja Tn. R saat sehat. Saat Tn. R sakit, tidak ada penghasilan
yang masuk. Menurut pengakuan keluarga, penghasilan yang
didapatkan cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar sehari- hari.
10. Aktivitas rekreasi keluarga
Keluarga sering melakukan rekreasi cuma nonton TV yang biasa
dilakukan setelah menjalankan shalat magrib karena Tn. R sibuk
mencari nafkah dan terkadang silaturahmi ke tempat saudara.
4. Fungsi reproduksi
Jumlah anak Tn. R adalah 4 orang, Ny. S (istri) dalam hal ini sudah
berhenti menggunakan KB, karena merasa sudah tua. Tn. R dan Ny.
S sudah tidak lagi menginginkan punya anak lagi.
5. Fungsi ekonomi
Keluarga Tn. R mengatakan sudah tercukupi kebutuhan pokok
primernya, meskipun penghasilannya minim. Akan tetapi, kalau
misalkan tidak mempunyai uang, keluarga meminjam uang ke
tetangga untuk biaya sekolah anaknya.
RR 23x/mnt 20x/mnt
BB 61 kg 42 kg
DO:
Tidak dapat 0
tidur
DO: 1622 27-01-2022/Kamis
1909 28-01-2022/Jumat
1910
Keluarga mampu meodifikasi
lingkungan : Control resiko dan
keamanan
Pengetahuan tentang pencegahan
1806 jatuh
Perilaku pencegahan jatuh
1603 Menyiapkan lingkungan yang aman
29-01-2022/Sabtu
Keluarga mampu memanfaatkan
fasilitas kesehatan:
Pengetahuan tentang sumber
kesehatan
Perilaku mencari pelayanan
kesehatan
penghasilan untuk
keluarganya 2. Pengetahuan managemen stress/
anaknya keputusan:
Brpartisipasi dalam membuat
DO:
keputusan tentang pemeliharaan
Saat dikaji Ny. S tampak
kesehatan
menangis dan meneteskan
air mata 01-02-2022/Selasa
Ny. S tampak cemas dan
khawatir Keluarga mampu merawat
Domain III : kesehatan psikososia
Kelas M: kesejahteraan psikososia
Hasil yang menggambarkan
kesehatan emosi dan perspesi
02-02-2022/Rabu
Keluarga mampu dan dapat
melakukan pola hidup sehat
1. Kepatuhan perilaku: mengatur
pola makan
2. Mampu memberikan
03-02-2022/Kamis
Keluarga mampu mengontrol diri
1. Dapat mengontrol adanya masala
2. Menerapkan pencegahan dalam
keluarga
N Diagnosa
O Keperawatan Implementasi Evaluasi
1. Ketidakefektifan 1. Membantu S:
manajemen pengembangan - Pasien mengatakan
kesehatan keluarga pengambilan pusing dan sakit
Tn.M pada Ny.A keputusan mutual tengkuk sudah
dengan anggota berkurang
keluarga, terkait - Pasien mengatakan
dengan rencana sudah mulai belaja
perawatan pasien mengikuti saran
2. Mengkolaborasi yang diberikan
dengan anggota oleh dokter seperti
keluarga dalam diet rendah garam,
perencanaan dan istirahat yang
pelaksnaan terapi cukup, dan tidak
pasien dan stress atau banyak
perubahan gaya pikiran
hidup. - Pasien bersedia
3. Membantu anggota melakukan kontrol
keluarga untuk ulang setelah obat
mengidentifikasi yang diberikan
layanan kesehatan oleh dokter habis
dan sumber daya
masyarakat yang O:
dapa digunakan untk - TD: 150/90
meningkatkan status - BB: 60 Kg
kesehatan pasien.
4. Memfasilitasi A:
diskusi mengenai - Masalah belum
bagaimana adaptasi teratasi
peran keluarga yang
sakit, P:
5. Membantu pasien - Lanjutkan
untuk intervensi :
mengidentifikasi 1. Bantu anggota
perubahan peran keluarga untuk
khusus yang mengidentifikasi
dipergunakan terkait layanan kesehatan
dengan sakit. dan uber daya
masyarakat yang
dapat digunakan
untuk meningkatkan
status kesehatan
pasien.
I : Berikan edukasi
kepada keluarga
E: Tingkatkan
edukasi terus dalam
dukungan keluarga
R : Bisa diberikan
edukasi dan
pantaulah kesehatan
anak tersebut.
2. Amxietas pada 1. Menentukan S:
keluarga Tn. R pengetahuan Pasien mengatakan
kesehatan dan gaya sudah mengerti
hidup perilaku saat ini tentang sudah
pada individu, mengerti tentang
keluarga, atau penyakitnya dari
kelompok sasaran mulai tanda, gejala,
2. Memanfaatkam pengobatan hingga
sistem dukungan komplikasi
sosial dan keluarga
untuk meningkatkan O :
efektifitas gaya hidup Tidak terkaji
atau modifikasi
perilaku kesehatan. A:
3. Mengidentifikasi Masalah teratasi
kemampuan anggota
keluarga untuk P:
terlibat dalam Hentikan intervensi
perawatan pasien.
4. Mendorong anggota I:
keluarga psien untuk Berikut edukasi
membantu dalam kepada keluarga
mengembangkan
rencana keperawatan, E:
termaksud hasil yang Tingkatkan terus
diharapkan dan dalam dukungan
pelaksanaan rencana keluarga
perawatan.
R:
Bisa diberikan
edukasi dan
pantaulah kesehatan
anak tersebut.
BAB IV
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Perkembangan keluarga merupakan proses perubahan yang terjadi
pada sistem keluarga meliputi; perubahan pola interaksi dan hubungan
antar anggota keluarga disepanjang waktu. Perubahan ini terjadi melalui
beberapa tahapan atau kurun waktu tertentu.Pada setiap tahapan
mempunyai tugas perkembangan yang harus dipenuhi agar tahapan
tersebut dapat dilalui dengan sukses.
Dari definisi dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah sekumpulan orang
dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk
menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan
fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga.
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal,
sifat, kegiatan, yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi
tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola
perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.
III.2 Saran
Upaya untuk meningkatkan pengetahuan tentang keluarga melalui
pendalaman keluarga sesuai jenjang merupakan langkah yang tepat
dilakukan guna mencapai kebutuhan kesehatan keluarga yang optimal.
Upaya ini perlu dikembangkan dan ditingkatkan, untuk itu perlu dukungan
oleh pihak-pihak yang peduli terhadap kesehatan keluarga.
DAFTAR PUSTAKA