Anda di halaman 1dari 40

KONSEP PERAN DAN FUNGSI KELUARGA PERAWATAN

KELUARGA

DISUSUN OLEH :

Aldo Surya Prastya Tidak Mengerjakan


Annisa 1911195
Emilianynovia Putri 1911050
M.Aldi Fahrozzi Bulolo Tidak Mengerjakan
Nurmala Volly 1911112
Rindy Ginting 1911193
Sri Andini 1911156

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN DAN FISIOTERAPI


INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Asuhan
Keperawatan Keluarga dengan judul “ Asuhan Keperawatan Keluarga Tn. R
Dengan Masalah Utama Vertigo Pada Tn.
Asuhan keperawatan keluarga ini disusun dalam rangka memenuhi tugas
Mata Kuliah Keperawatan Keluarga yang diampu oleh Bapak Iskandar markus
sembirng S. Kep, M. Kep, Ns. Penulis menyadari bahwa makalah ini dapat
terselesaikan atas bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak
Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam penyusunan asuhan
keperawatan keluarga ini. Oleh karena itu, penulis bersedia menerima kritik dan
saran yang bersifat membangun dan berguna untuk masa yang akan datang.
Akhirnya, semoga asuhan keperawatan keluarga ini dapat bermanfaat baik
bagi penulis sendiri, pembaca maupun bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

Lubuk Pakam, 24 Januari 2022


Daftar Isi
BAB I.......................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah.................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................................2
1.4 Tujuan umum
BAB II.....................................................................................................................................3
KONSEP KELUARGA...........................................................................................................3
A. Pengertian Keluarga.....................................................................................................3
B. Karakteristik Keluarga Sehat........................................................................................3
C. Karakteristik Keluarga Sejahtera..................................................................................4
D. Tipe Keluarga...............................................................................................................5
E. Peran Keluarga.............................................................................................................6
F. Struktur Keluarga.........................................................................................................6
G. Fungsi Keluarga............................................................................................................8
H. Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga...................................................................8
I. Struktur keluarga
BAB III..................................................................................................................................12
PENUTUP.............................................................................................................................12
III.1 Kesimpulan............................................................................................................12
III.2 Saran......................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang secara terus
menerus mengakibatkan tingkat pendidikan dan teknologi semakin maju.
Orang dengan mudah berobat dan tidak takut dengan penyakit berbahaya. Tapi
hal ini dipengaruhi oleh peningkatan biaya pengobatan sementara masyarakat,
masih banyak yang hidup dibawah garis kemiskinan. Oleh karena itu
masyarakat Indonesia harus sudah mengenal kesehatan keluarga dari sekarang
agar masyarakat mengenal arti pentingnya kesehatan dan oleh sebab itu disini
akan dibahas tentang konsep keperawatan keluarga dalam keperawatan di
Indonesia. Agar masyarakat Indonesia hidup sehat keperawatan keluarga
merupakan salah satu area spesalis dalam keperawatan yang berfokus kepada
keluarga sebagai target pelayanan. Tujuan dari keperawatan keluarga adalah
untuk meningkatkan kesehatan keluarga secara menyeluruh dan setiap anggota
keluarga.
Salah satu aspek yang penting dalam keperawatan adalah keluarga.
Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat merupakan klien keperawatan
atau si penerima asuhan keperawatan. Keluarga berperan dalam menentukan
cara asuhan yang diperlukan anggota keluarga yang sakit. Keberhasilan
keperawatan di rumah sakit dapat menjadi sia-sia jika tidak dilanjutkan oleh
keluarga. Secara empiris dapat dikatakan bahwa kesehatan anggota keluarga
dan kualitas kehidupan keluarga menjadi sangat berhubungan atau signifikan.

Keluarga menjadi point penting dalam upaya mencapai kesehatan


masyarakat secara optimal karena memiliki keterkaitan dengan masalah
kesehatan, memiliki fungsi utama dalam masyarakat dan lembaga yang
menyangkut kehidupan masyarakat.Peran keluarga sebagai kelompok dapat
melakukan aktivitas pencegahan, memelihara, menimbulkan,
memperbaikiataupun mengabaikan masalah kesehatan yang ada di dalam
kelompok /keluarga.
Keluarga menempati posisi diantara individu dan masyarakat, sehingga
dengan memberikan pelayanan kesehatan kepada keluarga, perawat mendapat
dua keuntungan sekaligus. Keuntungan pertama adalah memenuhi kebutuhan
individu, dan keuntungan yang kedua adalah memenuhi kebutuhan
masyarakat. Dalam pemberian pelayanan kesehatan perawat harus
memperhatikan nilai-nilai dan budaya keluarga sehingga dapat menerima.
Maka dari itu penulis akan meninjau beberapa tinjauan kepustakaan untuk
melengkapi teori teori dasar mengenai kosep dasar keluarga.

1.2 Rumusan Masalah


Ada beberapa masalah yang dirumuskan yaitu :
1) Apa yang dimaksud keluarga ?
2) Apa saja Karakteristik Keluarga Sehat ?
3) Apa saja Karakteristik Keluarga Sejahtera?
4) Apa Klasifikasi Keluarga Sejahtera ?
5) Apa saja Tipe Keluarga ?
6) Apa saja Peran Keluarga ?
7) Apa saja Struktur Keluarga ?
8) Apa saja Fungsi Keluarga ?
9) Apa saja Tugas dan Tahap Perkembangan Keluarga?
10) Apa masalah utama yang sering terjadi dalam keperawatan keluarga?
11) Diagnose apa saja yang dapat muncul dalam keperawatan keluarga?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang
Konsep Keluarga dan suatu rangkain kegiatan dalam praktek keperawatan
yang diberikan pada klien sebagai anggota keluarga pada tatnan komunitas
dengan menggunakan proses keperawatan, berpedoman pada standar
keperawatan dalam lingkup wewenang serta tanggung jawab keperawatan.

1.4 Tujuan Umum

Mengetahui ada Pengaruh Penerapan Asuhan Keperawatan Keluarga


terhadap Tingkat Kemandirian Keluarga dalam Perawatan Kesehatan Anggota
Keluarga Lansia

1.5 Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi tugas penerapan asuhan keperawatan keluarga sehingga


meningkatkan kemandirian pada anggota keluarga lansia.
b. Mengukur tingkat kemandirian keluarga dalam merawat anggota keluarga
Lansia

1.6 Manfaat Penelitian

a. Bagi Peneliti
Meningkatkan pengetahuan dan memberikan informasi tentang asuhan
keperawatan keluarga terhadap keluarga sehingga dapat menerapkan di
masyarakat dan seupaya mungkin untuk meneyelaraskan antara teori dan
praktek di lapangan.

1.7 Keaslian Penelitian

Senja Paramita (2013), Pengaruh Terapi Keluarga terhadap Tingkat


Kemandirian Keluarga pada kausu vertigo puskesmas
purwokerto utara II. Penelitian ini menggunakan pre experiment dengan
rancangan one group pre and posttest design. Metode pengambilan sampel
adalah
purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 33 responden. Uji
statistik
yang digunakan uji Wilcoxon. Hasil analisa statistik dengan uji Wilcoxon
dengan =0,05 didapatkan nilai Z = -4,350 dan nilai p = 0,000. Kesimpulan:
Ada pengaruh terapi keluarga terhadap tingkat kemandirian keluarga pada
penderita diabetes melitus Puskesmas Purwokerto Utara II secara signifikan.
Tantut Susanto, Pengaruh terapi keperawatan keluarga terhadap
tingkat kemadirian Keluarga dengan permasalahan kesehatan Reproduksi
pada remaja di kelurahan ratujaya Kecamatan pancoran mas kota lubuk pakam

Metode penelitian deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional.


Sample pada penelitian ini adalah 10 keluarga dengan tahap perkembangan
remaja
yang berisiko mengalami permasalahan kesehatan reproduksi
Hasil penelitian tingkat kemandirian keluarga dalam mengatasi
permasalahan kesehatan reproduksi remaja dikaitkan dengan 5 tugas keluarga
dalam mengatasi masalah kesehatan keluarga. Lima keluarga dengan
kemadirian tingkat III, empat keluarga dengan tingkat kemandirian II, dan
satu keluarga dengan tingkat kemandirian I. Kesimpulan penelitian tehnik
pemberian pendidikan kesehatan (KIE: komunikasi, informasi dan edukasi),
coaching dan conseling dalam pengembangan dan ketrampilan hidup remaja
(tanggung jawab, kepercayaan diri, dan penolakan ajakan pergaulan bebas
secara asertif), dan pengembangan ketrampilan orang tua dalam
berkomunikasi secara efektif dengan remaja. Saran perlu adanya program peer
group dan social support group untuk remaja dalam menjalani pertumbuhan
dan
perkembangan terutama dalam masalah kesehatan reproduksi.
BAB II

KONSEP KELUARGA

A. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah dua atau lebih dari dau individu yang tergabung
karena hubungan darah, hubungan perkawinan dan mereka hidup dalam
satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya
masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan
(Friedman, 2010).
Keluarga adalah suatu system sosial yang berisi dua atau lebih
orang yang hidup bersama yang mempunyai hubungan darah, perkawinan
atau adopsi, tingga bersama dan saling menguntungkan, empunyai tujuan
bersama, mempunyai generasi peneus, saling pengertian dan saling
menyayangi (Achjar, 2010).
Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat. Keluarga
didefinsikan dengan istilah kekerabatan dimana invidu bersatu dalam suatu
ikatan perkawinan dengan menjadi orang tua. Dalam arti luas anggota
keluarga merupakan mereka yang memiliki hubungan personal dan timbal
balik dalam menjalankan kewajiban dan memberi dukungan yang
disebabkan oleh kelahiran,adopsi,maupun perkawinan (Stuart,2014)
B. Karakteristik Keluarga Sehat
Karakteristik keluarga sehat :
1. Menunjukkan tingkat kemampuan keterampilan negosiasi yang tinggi
dan menghadapi masalahnya terus menerus.
2. Mengungkapkan berbagai perasaan, kepercayaan, dan perbedaan
mereka dengan jelas, terbuka, dan spontan.
3. Menghargai perasaan anggotanya.
4. Mengharapkan anggota untuk memikul tanggung jawab pribadi
terhadap tindakan yang mereka lakukan.
5. Menunjukan perilaku afiliatif (kedekatan dan kehangatan) satu sama
lain.
C. Karakteristik Keluarga Sejahtera
Berdasarkan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar,
psikososial, ekonomi, dan aktualisasi keluarga dalam masyarakat keluarga
dikelompokkan menjadi 5 tahap yaitu sebagai berikut :
1. Keluarga pra sejahtera
Adalah yaitu kebutuhan pengajaran agama, pangan
sandang, papan dan kesehatan atau keluarga yang belum dapat
memenuhi salah satu atau lebih indikator keluarga sejahteraan
tahap 1.
2. Keluarga sejahtera tahap I
Keluarga yang telah memenuhi kebutuhan dasar secara
minimal serta memenuhi kebutuhan sosial psikologinya, yaitu
kebutuhan pendidikan, keluarga berencana (KB), interaksi dalam
keluarga, interaksi dengan lingkungan tempat tinggal dan
transportasi.
3. Keluarga sejahtera tahap II
Keluarga telah dapat memenuhi kebutuhan secara minimal
serta telah memenuhi seluruh kebutuhan untuk menabung dan
memperoleh informasi.
4. Keluarga sejahtera tahap III
Keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan
dasar, kebutuhan sosial psikososial dan pengembangan, tetapi
belum dapat memberikan sumbangan baik internal atau keluarga,
serta berfikir dengan menjadi pengurus lembaga masyarakat,
yayasan sosial, kegamaan, kesenian,olahraga, pendidikan dan
sebagainya.
5. Keluarga sejahtera tahap III (plus)
Keluarga yang telah dapat memenuhi kebuthan baik yang
bersifat dasar, sosial psikologis, pengembangan, serta telah mampu
memberikan sumbangan yang nyata dan berkelanjutan bagi
masyarakat.

D. Tipe Keluarga
Tipe keluarga dibedakan menjadi dua jenis yaitu :
a) Tipe keluarga tradisional
1. Nuclear family atau keluarga inti merupakan keluarga yang terdiri
atas suami,istri dan anak.
2. Dyad family merupakan keluarga yang terdiri dari suami istri
namun tidak memiliki anak
3. Single parent yaitu keluarga yang memiliki satu orang tua dengan
anak yang terjadi akibat peceraian atau kematian.
4. Single adult adalah kondisi dimana dalam rumah tangga hanya
terdiri dari satu orang dewasa yang tidak menikah
5. Extended family merupakan keluarga yang terdiri dari keluarga inti
ditambah dengan anggota keluarga lainnya
6. Middle-aged or erdely couple dimana orang tua tinggal sendiri
dirumah dikarenakan anak-anaknya telah memiliki rumah tangga
sendiri.
7. Kit-network family, beberapa keluarga yang tinggal bersamaan dan
menggunakan pelayanan Bersama.
b) Tipe keluarga non tradisional
1. Unmaried parent and child family yaitu keluarga yang terdiri dari
orang tua dan anak tanpa adanya ikatan pernikahan.
2. Cohabitating couple merupakan orang dewasa yang tinggal
bersama tanpa adanya ikatan perkawinan.
3. Gay and lesbian family merupakan seorang yang memiliki
persamaan jenis kelamin tinggal satu rumah layaknya suami-istri
4. Nonmarital Hetesexual Cohabiting family,keluarga yang hidup
Bersama tanpa adanyanya pernikahan dan sering berganti
pasangan
5. Faster family, keluarga menerima anak yang tidak memiliki
hubungan darah dalam waktu sementara (Widagdo,2016).

E. Peran Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan pola perilaku interpersonal, sifat, dan
kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam situasi dan posisi
tertentu. Adapun macam peranan dalam keluarga antara lain (Istiati, 2010):
a. Peran Ayah
Sebagai seorang suami dari istri dan ayah dari anak-anaknya, ayah
berperan sebagai kepala keluarga, pendidik, pelindung, mencari
nafkah, serta pemberi rasa aman bagi anak dan istrinya dan juga
sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota
masyarakat di lingkungan di mana dia tinggal.
b. Peran Ibu
Sebagai seorang istri dari suami dan ibu dari anak-anaknya, dimana
peran ibu sangat penting dalam keluarga antara lain sebagai pengasuh
dan pendidik anak-anaknya, sebagai pelindung dari anak-anak saat
ayahnya sedang tidak ada dirumah, mengurus rumah tangga, serta
dapat juga berperan sebagai pencari nafkah. Selain itu ibu juga
berperan sebagai salah satu anggota kelompok dari peranan sosial serta
sebagai anggota masyarakat di lingkungan di mana dia tinggal.
c. Peran Anak
Peran anak yaitu melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan
tingkat perkembangan baik fisik, mental, sosial maupun spiritual.
F. Struktur Keluarga
Struktur keluarga oleh Friedman dalam (Harmoko, 2012) sebagai berikut:
1. Struktur komunikasi
Komunikasi dalam keluarga dikatakan berfungsi apabila dilakukan
secara jujur,terbuka, melibatkan emosi, konflik selesai, dan ada
hierarki kekuatan. Komunikasi keluarga bagi pengirim yakin
mengemukakan pesan secara jelas dan berkualitas, sertameminta dan
menerima umpan balik. Penerima pesan mendengarkan pesn,
memberikanumpan balik, dan valid.
2. Struktur peran
Serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai posisi sosial yang
diberikan. Jadi, padastruktur peran bisa bersifat formal atau informal.
Posisi/ status adalah posisi individudalam masyarakat misal status
sebagai istri/ suami.
3. Struktur kekuatan
Kemampuan dari individu untuk mengontrol, memengaruhi, atau
mengubah perilakuorang lain. Hak (legitimate power), ditiru (referent
power), keahlian (exper power),hadiah (reward power), paksa
(coercive power), dan effektif power.
4. Strukur nilai dan normaa
a) Nilai, suatu sistem, sikap, kepercayaan yang secara sadar atau tidak
dapat mempersatukan annggota keluarga..
b) Norma, pola perilaku yang baik menurut masyarakat berdasarkan
sistem nilaidalam keluarga.
c) Budaya, kumpulan daripada perilaku yang dapat dipelajari, dibagi
dan ditularkandengan tujuan untuk menyelesaikan masalah.
Adapun Struktur Keluarga Lainnya:

a. Patrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara


sedarahdalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun
melalui jalurayah
b. Matrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarahdalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun
melalui jalurgaris ibu
c. Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama
keluargasedarah ibu
d. Patrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarahsuam
e. Keluarga kawinan : hubungan suami istri sebagai dasar bagi
pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi
bagiankeluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.
G. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga adalah ukuran dari bagaimana sebuah keluarga
beroperasi sebagai unit dan bagaimana anggota keluarga berinteraksi satu
sama lain. Hal ini mencerminkan gaya pengasuhan, konflik keluarga, dan
kualitas hubungan keluarga. Fungsi keluarga mempengaruhi kapasitas
kesehatan dan kesejahteraan seluruh anggota keluarga (Families, 2010).
Fungsi keluarga menurut (Marilyn M. Friedman, 2010):
1) Fungsi Afektif
Memfasilitasi stabilisasi kepribadian orang dewasa, memenuhi
kebutuhan psikologis anggota keluarga
2) Fungsi Sosialisasi
Memfasilitasi sosialisasi primer anak yang bertujuan menjadikan anak
sebagai anggota masyarakat yang produktif serta memberikan status
pada anggota keluarga
3) Fungsi reproduksi
Untuk mempertahankan kontinuitas keluarga selama beberapa generasi
dan untuk keberlangsungan hidup masyarakat
4) Fungsi ekonomi
Menyediakan sumber ekonomi yang cukup dan alokasi efektifnya
5) Fungsi perawatan kesehatan
Menyediakan kebutuhan fisik-makanan, pakaian, tempat tinggal,
perawatan kesehatan

H. Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga


1) Tahapan Tugas Perkembangan Keluarga Tahap perkembangan keluarga
menurut Friedman (2010) adalah :
2) Tahap 1 : Keluarga pemula Perkawinan dari sepasang insan menandai
bermulanya sebuah keluarga baru, keluarga yang menikah atau
prokreasi dan perpindahan dari keluarga asal atau status lajang ke
hubungan baru yang intim. Adapun tugas perkembangan keluarga
yaitu :
a. Membangun perkawinan yang saling memuaskan.
b. Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis.
c. Keluarga berencana (keputusan tentang kedudukan sebagai
orangtua).
3) Tahap II : Keluarga yang sedang mengasuh anak Tahap kedua dimulai
dengan kelahiran anak pertama hingga bayi berumur 30 bulan. Biasanya
orang tua bergetar hatinya dengan kelahiran anak pertama mereka, tapi
agak takut juga. Kekhawatiran terhadap bayi biasanya berkurang
setelah beberapa hari, karena ibu dan bayi tersebut mulai mengenal. Ibu
dan ayah tiba-tiba berselisih dengan semua peran-peran mengasyikkan
yang telah dipercaya kepada mereka. Peran tersebut pada mulanya sulit
karena perasaan ketidakadekuatan menjadi orang tua baru. Adapun
tugas perkembangan keluarga yaitu :
a. Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap
(mengintegrasikan bayi baru kedalam keluarga).
b. Rekonsilisiasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan
kebutuhan anggota keluarga.
b. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan. d.
Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan
menambahkan peran-peran orangtua dan kakek-nenek.
4) Tahap III : Keluarga yang anak usia prasekolah Tahap ketiga siklus
kehidupan keluarga dimulai ketika anak pertama berusia 2,5 tahun dan
berakhir ketika anak berusia 5 tahun. Sekarang, keluarga mungkin
terdiri tiga hingga lima orang, dengan posisi suami - ayah, istri – ibu,
anak laki-laki – saudara, anak perempuan – saudari. Keluarga menjadi
lebih majemuk dan berbeda. Adapun tugas perkembangan keluarga
yaitu :
a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti rumah, ruang
bermain, privasi, keamanan.
b. Mensosialisasikan anak.
c. Mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap memenuhi
kebutuhan anak-anak yang lain.
d. Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga (hubungan
perkawinan dan hubungan orangtua dan anak) dan diluar keluarga
(keluarga besar dan komunitas).
5) Tahap IV : Keluarga dengan anak usia sekolah Tahap ini dimulai
ketika anak pertama telah berusia 6 tahun dan mulai masuk sekolah
dasar dan berakhir pada usia 13 tahun, awal dari masa remaja. Keluarga
biasanya mencapai jumlah anggota maksimum, dan hubungan keluarga
di akhir tahap ini. Adapun tugas perkembangan keluarga yaitu :
a.Membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan lingkungan
b. Mempertahankan hubungan perkawinan bahagia
c.Memenuhi kebutuhan dan biaya hidup yang semakin meningkat
d. Meningkatkan komunikasi terbuka
6) Tahap V : Keluarga dengan anak remaja Ketika anak pertama
melewati umur 13 tahun, tahap kelima dari siklus kehidupan keluarga
dimulai. Tahap ini berlangsung selama 6 hingga 7 tahun, meskipun
tahap ini dapat lebih singkat jika anak meninggalkan keluarga lebih
awal atau lebih lama jika anak masih tinggal dirumah hingga berumur
19 atau 20 tahun. Adapun tugas perkembangan keluarga yaitu :
a. Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja
menjadi dewasa dan semakin mandiri
b. Memfokuskan kembali hubungan perkawinan
c. Berkomunikasi secara terbuka antara orangtua dan anak-anak
7) Tahap VI : Keluarga yang melepaskan anak usia dewasa muda
Permulaan dari fase kehidupan keluarga ini ditandai oleh anak pertama
meninggalkan rumah orang tua dan berakhir dengan rumah kosong,
ketika anak terakhir meninggalkan rumah. Tahap ini dapat singkat atau
agak panjang, tergantung pada berapa banyak anak yang ada dalam
rumah atau berapa banyak anak yang belum menikah yang masih
tinggal di rumah. Adapun tugas perkembangan keluarga yaitu :
a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
b. Mempertahankan keintiman pasangan
b. Membantu orang tua suami/isteri yang sedang sakit dan memasuki
masa tua
c. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
d. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga
8) Tahap VII : Orang tua pertengahan Tahap ketujuh dari siklus
kehidupan keluarga, tahap usia pertengahan dari bagi orangtua,
dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada
saat pensiun atau kematian salah satu pasangan. Tahap ini biasanya
dimulai ketika orangtua memasuki usia 45-55 tahun dan berakhir
pada saat seorang pasangan pensiun, biasanya 16-8 tahun kemudian.
Adapun tugas perkembangan keluarga yaitu :
a. Mempertahankan kesehatan
b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman
sebaya dan anak-anak
c. Meningkatkan keakraban pasangan
9) Tahap VIII : Keluarga dalam masa pensiun dan lansia Tahap terakhir
siklus kehidupan keluarga dimulai dengan salah satu atau kedua
pasangan memasuki masa pensiun, terus berlangsung hingga salah
satu pasangan meninggal, dan berakhir dengan pasangan lain
meninggal. Adapun tugas perkembangan keluarga yaitu :
a.Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
b. Adaptasi dengan perubahan, kehilangan pasangan, teman,
dll
b. Mempertahankan keakraban suami-isteri dan saling
merawat
c.Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat

I. Struktur keluarga
Struktur Keluarga Beberapa ahli meletakkan struktur pada
bentu/tipe keluarga, namun ada juga yang menggambarkan subsitem-
subsistemnya sebagai dimensi struktural. Struktur keluarga
menurutFriedman (2009) dalam Nadirawati (2018) sebagai berikut :
1. Pola dan Proses Komunikasi
Komunikasi keluarga merupakan suatu proses simbolik, transaksional
untuk menciptakan mengungkapkan pengertian dalam keluarga.
2. Struktur Kekuatan
Struktur keluarga dapat diperluas dan dipersempit tergantung pada
kemampuan keluarga untuk merespon stressor yang ada dalam
keluarga.Struktur kekuatan keluarga merupakan kemampuan
(potensial/aktual) dari individu untuk mengontrol atau memengaruhi
perilaku anggota keluarga. Beberapa macam struktur keluarga:
a. Legimate power/authority (hak untuk mengontrol) seperti orang
tua terhadap anak.
b. Referent power (seseorang yang ditiru) dalam hal ini orang tua
adalah sesorang yang dapat ditiru oleh anak.
c. Resource or expert power (pendapat, ahli, dan lain).
d. Reward power (pengaruh kekuatan karena adanya harapan yang
akan diterima).
e. Coercive power (pengaruh yang dipaksa sesuai dengan
keinginannya).
f. Informational power (pengaruh yang dilalui melalui pesuasi)
[12.24, 2/3/2022] ~Ega Sofia~: g. Affective power (pengaruh yang
diberikan melalui manipulasi cinta
kasih, misalnya hubungan seksual).
BAB III
TINJAUAN KASUS

PENGKAJIAN KELUARGA
I. Data Umum
1. Nama keluarga (KK) : Tn. R
2. Alamat dan telepon : Lubuk Pakam 6 / IV
3. Pekerjaan KK : Buruh
4. Pendidikan KK : SD
5. Komposisi keluarga :

Genogram:

Keterangan :

= laki- laki

= perempuan

= meninggal

= meninggal

= tinggal dalam satu rumah

= hubungan dalam keluarga


= menderita sakit yang sama

= menderita sakit yang sama

6. Tipe keluarga
Keluarga Tn. R termasuk tipe keluarga inti yaitu didalam suatu rumah
terdapat satu keluarga terdapat inti yaitu Tn. R ( suami ), Ny. S
( istri ), An. C ( anak ).
7. Suku dan Bangsa
Bahasa yang digunakan Tn. R bahasa Jawa dan bahasa Indonesia
karena berasal dari Jawa.
8. Agama
Keluarga Tn. R beragama Islam dan taat menjalankan ibadah sholat 5
waktu, biasanya dilakukan di mushola depan rumah Tn. R.
9. Status sosial ekonomi keluarga
Penghasilan keluarga ± Rp 1.000.000,00 per bulan yang diperoleh dari
hasil kerja Tn. R saat sehat. Saat Tn. R sakit, tidak ada penghasilan
yang masuk. Menurut pengakuan keluarga, penghasilan yang
didapatkan cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar sehari- hari.
10. Aktivitas rekreasi keluarga
Keluarga sering melakukan rekreasi cuma nonton TV yang biasa
dilakukan setelah menjalankan shalat magrib karena Tn. R sibuk
mencari nafkah dan terkadang silaturahmi ke tempat saudara.

II. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga


1. Tahap perkembangan saat ini
Tahap perkembangan usia dewasa, hal ini ditentukan oleh anak
pertama yaitu Tn. T berumur 38 tahun.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tidak ada tahap perkembangan keluarga sampai saat ini yang belum
terpenuhi.
3. Riwayat kesehatan keluarga inti
Tn. R mengatakan mempunyai keturunan penyakit hipertensi
dan vertigo. Penyakit hipertensi dan vertigo ini dirasakan oleh Tn. R
sejak ± 5 tahun yang lalu. Tn R sering mengeluh pusing, tengkuk
tegang, kepala berputar (vertigo). Tn R mengatakan jika sakit
menggunakan obat warung terlebih dahulu, namun jika tidak kunjung
sembuh pergi ke Puskesmas terdekat. Saat ini Ny. S dalam keadaan
sehat, akan tetapi Ny. S juga sering mengalami vertigo. Saat ini anak-
anaknya dalam keadaan sehat. Akan tetapi, waktu 3 tahun yang lalu
Ny. S dan anaknya pernah menderita penyakit DBD, sampai di bawa
ke rumah sakit.

4. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya


Orang tua dari Tn. R meninggal karena menderita penyakit
hipertensi. Ibu dari Ny. S juga meninggal karena menderita
penyakit hipertensi, sedangkan adik Tn. R meninggal karena
kecelakaan.

III. Keadaan Lingkungan


1. Karekteristik rumah
Luas rumah yang ditempati ± 49 m2 (panjang 7 m dan lebar 7
m) terdiri dari 1 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 dapur,WC terpisah
dengan rumah. Tipe bangunan rumah adalah semipermanen.
Keadaan lantai terbuat dari keramik yang lembab, pencahayaan
cukup. Penaataan perabot rumah kurang rapih dan banyak barang-
barang yangberserakan di lantai, di sofa dan meja. Sumber air
minum dan untuk keperluan sehari- hari menggunakan sumur gali
milik sendiri. WC yang dimiliki terdapat septic tank yang berjarak <
10 m dari rumah. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Lingkungan tetangga terdiri dari pendatang dan pribumi,
hubungan antar tetangga cukup baik. Keluarga Tn. R merupakan
keluarga yang disegani oleh tetangga, karena Tn. R sebagai ketua RT
di RT 6. Tn R juga asli warga di lingkungan tempat tinggalnya dan
telah lama menempati rumah tersebut.

2. Mobilitas geografis keluarga


Keluarga ini tidak pernah pindah tempat tinggal sejak menikah
Jika sehat Tn. R bekerja sebagai buruh bangunan dari pagi sampai
sore, diwaktu siang hari Tn. R pulang untuk istirahat, makan dan
sholat, kemudian berangkat lagi untuk bekerja hingga sore. Ny. S
sebagai ibu rumah tangga. Ny. S biasanya mencari rumput di sore hari
untuk kambing yang dimiliki keluarganya. Sedangkan anak
bungsunya sekolah di SMK Pelayaran, berangkat pagi dan pulang
sore.
3. Perkumpulan dengan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga ini sering mengikuti pengajian yang dilaksanakan oleh
warga RT 6, pengajian ini dilaksanakan setiap malam Jumat. Anaknya
mengikuti kegiatan mengaji di mushola depan rumah setiap ba’da
maghrib.
4. Sistem pendukung keluarga
Yang merawat Tn. R jika sakit yaitu istrinya sendiri. Tn. R
mengatakan memiliki tabungan uang yang dapat digunakan sewaktu-
waktu. Jika tiba- tiba perlu uang untuk berobat, Tn. R memakai uang
tabungannya. Jarak rumah ke Puskesmas ± 1 km. Saat ini Tn. R lebih
memilih berobat tradisinal, yaitu mengkonsumsi teh hijau.

IV. Struktur keluarga


1. Pola komunikasi keluarga
Pola komunikasi yang digunakan komunikasi terbuka dan
menggunakan bahasa Jawa dan bahasa Indonesia sebagai bahasa
sehari- hari. Komunikasi dengan anak yang sudah berkeluarga juga
masih lancar, biasanaya anak, menantu dan cucunya berkunjung ke
rumah keluarga Tn. R
2. Struktur kekuatan keluarga
Keluarga selalu menyelesaikan masalah dengan musyawarah semua
anggota keluarga berperan sesuai perannya masing-masing, dan
apabila masalah tidak teratasi maka keputusan ada di tangan Tn. R.
3. Struktur peran (formal dan informal)
Formal
 Tn. R sebagai kepala keluarga sekaligus pencari nafkah untuk
memenuhi kebutuhan keluarganya , dismping itu Tn. R sebagai
pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman pada keluarga
 Ny. S berperan sebagai istri dan ibu bagi anaknya, Ny. S sebagai
ibu rumah tangga memiliki peran untuk mengurusi rumah dan
pendidik anaknya
 An. C masih sekolah SMK dan hanya pulang ke rumah di waktu
sore.
Informal
 Setiap anggota keluarga selalu memiliki peran sebagai pendorong
bagi yang lain
4. Nilai & norma keluarga
Dalam budaya Jawa anak laki-laki harus mempunyai tanggung jawab
kepada keluarga, keluarga Tn. R selalu mematuhi aturan-aturan dan
norma yang berhubungan dengan agama dan masyarakat.
V. Fungsi keluarga
1. Keluarga afektif
Keluarga Tn. R saling mendukung kebutuhan sehingga dapat
terpenuhi kehidupan sederhana, dapat menyelesaikan masalah dengan
musyawarah dan keputusan keluarga yang terakhir ditentukan oleh
Tn. R sebagai kepala keluarga. Sikap saling menghormati antar
anggota keluarga masih tetap diajarkan oleh keluarga.
2. Fungsi sosial
Keluarga selalu mengajarkan dan menekankan bagaimana
berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya dalam
kehidupan sehari- hari di rumah dan lingkungan tempat tinggalnya.
3. Fungsi perawatan kesehatan
 Kemampuan keluarga mengenal masalah
Keluarga Tn. R mengatakan bahwa Tn. R (kepala keluarga)
terkena darah tinggi dan vertigo. Tn R tidak boleh makan terlalu
banyak garam, jeroan, jengkol dan kopi. Keluarga sudah
mengetahui tentang hipertensi, penyebab, makanan pantangan.
Akan tetapi, keluarga belum mengetahui tentang vertigo. Tn. R
mengatakan semalam ini mengeluh pusing berputar dan muntah-
muntah.
 Kemampuan keluarga mengambil keputusan
Tn. R selalu mengambil keputusan secara tepat seperti halnya
kalau keluarga Tn. R sakit, segera membawa ke puskesmas atau
ke PKU Gombong jika sakitnya tak kunjung sembuh.
 Kemampuan keluarga merawat anggota yang sakit
Tn. R dengan keluarga akan merawat anggota yang sakit sesuai
dengan kemampuan yang dimilikinya.
 Kemampuan keluarga dalam memelihara lingkungan yang sehat
Tn. R tidak mengerti cara memelihara rumah sehat dan
pengaruhnya pada keluarga dan Ny. S juga belum mengerti cara
memelihara rumah sehat.
 Kemampuan keluarga mengunakan fasilitas kesehatan
Fasilitas kesehatan yang terdekat dari rumahnya adalah
puskesmas, rumah sakit. Keluarga menggunakan fasilitas
kesehatan jika keluarga ada yang sakit yang tak kunjung sembuh.

4. Fungsi reproduksi
Jumlah anak Tn. R adalah 4 orang, Ny. S (istri) dalam hal ini sudah
berhenti menggunakan KB, karena merasa sudah tua. Tn. R dan Ny.
S sudah tidak lagi menginginkan punya anak lagi.
5. Fungsi ekonomi
Keluarga Tn. R mengatakan sudah tercukupi kebutuhan pokok
primernya, meskipun penghasilannya minim. Akan tetapi, kalau
misalkan tidak mempunyai uang, keluarga meminjam uang ke
tetangga untuk biaya sekolah anaknya.

VI. Stres dan Koping Keluarga


1. Stresor jangka pendek dan panjang
 Pendek: Stresor jangka pendek yang dipikir keluarga saat ini
yaitu memikirkan agar penyakit Tn. R dapat sembuh dan
memikirkan biaya sekolah untuk anaknya yang sebentar lagi
mau ujian di bulan April. Keluarga mengatakan sangat cemas
dan khawatir dengan kondisi Tn. R
 Panjang: Saat ini keluarga Tn. R memikirkan agar anaknya
dapat segera menyelesaikan sekolahnya untuk masa depanya
kelak.
2. Kemampuan keluarga dalam merespon terhadap situasi dan stresor
Keluarga Tn. R selalu melakukan musyawarah dalam menyelesaikan
masalah baik dalam lingkungan keluarga atau masyarakat.
3. Strategi koping yang digunakan
Keluarga menerima keadaan ini apa adanya dan selalu melibatkan
anak tertuanya untuk mengambil keputusan yang terbaik bagi
keluarganya.
4. Strategi adaptasi disfungsional
Tn. R memarahi anaknya jika anaknya berbuat tidak sesuai aturan.

VII. Pemeriksaan Fisik


Pemeriksaan
Tn. R Ny. S An. Y
fisik

Kesadaran Compos mentis Compos mentis Tidak berada


di rumah

Tekanan darah 170/110 mmHg 110/70 mmHg


Nadi 90x/mnt 70x/mnt

Suhu 37,50C 36,50C

RR 23x/mnt 20x/mnt

BB 61 kg 42 kg

Kepala Mesochepal, tidak ada Mesochepal, tidak ada


benjolan benjolan

Rambut Hitam bersih, pendek, Hitam bersih, pendek,


terdapat uban terdapat uban

Kulit Sawo matang, turgor Sawo matang, turgor


baik baik
Mata Simetris, konjungtiva Simetris, konjungtiva
ananemis dan sklera ananemis dan sklera
anikterik, penglihatan anikterik, penglihatan
kurang baik, Tn. R baik
menggunakan
kacamata

Hidung Bersih, fungsi Bersih, fungsi


penghidung baik penghidung baik

Mulut & Bersih, tidak berbau, Bersih, tidak berbau,


tenggorokan gigi ada karies, tidak gigi ada yang ompong,
ada nyeri telan tidak ada nyeri telan

Telinga Simetris, pendengaran Simetris, pendengaran


baik, tidak baik, tidak
menggunakan alat menggunakan alat bantu
bantu

Leher Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran


kelenjar tiroid kelenjar tiroid

Dada Tidak ada wheezing Tidak ada wheezing

Eliminasi BAB 1x/hr BAB 1x/hr

BAK 4-5x/hr BAK 4-5x/hr

VIII. Harapan Keluarga


Harapan yang diinginkan keluarga Tn. B yaitu
menginginkan agar anggota keluarganya tidak ada yang
sakit-sakitan dan keluarga berharap kedatangan
mahasiswa keperawatan STIKES Muhammadiyah Gom-
bong dapat memberikan informasi kesehatan sehingga
anggota keluarga dapat memelihara kesehatan, khusus-
nya untuk penanganan hipertensi dan vertigo.
A. ANALISA DATA
No. Data Fokus Problem
1 DS: Ketidakefektifan
 Ny. S mengatakan bahwa suaminya pemeliharaan kesehatan
memiliki tekanan darah tinggi, dan di keluarga (00099)
vertigo. Ny. S juga mengatakan
biasanya mengalami vertigo
 Tn. R dan Ny. S mengatakan sudah
mengerti tentang hipertensi, karena
sudah mendapatkan penyuluhan
kesehatan oleh Mahasiswa STIKes
Gombong saat di pengajian, akan
tetapi keluarga Tn.S mengatakan
belum mengerti tentang vertigo,
yang diketahui hanyalah pusing
berputar- putar.
 Ny. S mengatakan ingin mengetahui
tentang vertigo
 Tn. R mengatakan jika vertigo
muncul sulit untuk tidur
DO:
 Tn. S tampak memegangi kepala,
sesekali mengeluh kepalanya sakit,
mual, lemes
 Saat dikaji Tn. S sesekali mual dan
muntah
 TD : 170/110mmHg
 S : 37, 50C
 N : 90x/mnt
 RR : 23 x/mnt
2. DS: Anxietas (00146)

 Keluarga Tn. R mengatakan sangat


khawatir dengan kondisi Tn. R yang
sering sakit- sakitan, terlebih jika
Tn. R kambuh penyakitnya
 Ny. S mengharapkan agar Tn. R
sehat kembali dan tidak kambuh-
kambuhan
 Ny. S mengatakan jika Tn. R sakit,
amka tidak ada penghasilan untuk
keluarganya
 Ny. S juga mengatakan sering
meminjam uang untuk keperluan
biaya sekolah anaknya

DO:

 Saat dikaji Ny. S tampak menangis


dan meneteskan air mata
 Ny. S tampak cemas dan khawatir

B. PERUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan di keluarga Tn. R
2. Amxietas pada keluarga Tn. R

C. PENILAIAN (SKORING) DIAGNOSIS KEPERAWATAN


1. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan di keluarga Tn. R
NO KRITERIA SKOR BOBOTNilai Pembenaran
1. Sifat masalah 3/3 x 1 Keluarga Tn. R
 Aktual (Tidak/kurang3 =1 mengatakan enyakit
hipertensi dan vertigo ini
sehat) 2 1 merupakan penyakit
 Ancaman kesehatan 1 keturunan dari orang tua
 Keadaan sejahtera Tn. R, dan keadaan dari T.
R saat ini yang sangat
dikhawatirkan, khawatir
bisa timbul komplikasi
penyakit yang lebih parah
2. Kemungkinan masalah dapat 2/2 x 2 Keluarga Tn. R
diubah 2 =2 mengatakan masalah
 Mudah 1 2 hipertensi dan vertigo
 Sebagian 0 dapat di minimalkan

 Tidak dapat dengan mengubah pola


hidup yang sehat,
misalkan dari kebiasaan
olahraga dan makan-
makanan yang
diperbolehkan
3. Potensi masalah untuk 2/3 x 1 Keluarga Tn. R
dicegah 3 = 2/3 mengatakan masalah
 Tinggi 2 1 penyakit hipertensi dan
 Sedang 1 vertigo ini karena

 Rendah keturunan, jadi sedikit


sulit untuk mencegah
timbulnya kekambuhan
pada penyakit hipertensi
dan vertigo, paling hanya
mengubah kebiasaan yang
tidak baik untuk
kesehatan, seperti
kebiasaan merokok, Tn. R
sekarang sudah tidak
merokok “kata Ny. S”
4. Menonjolnya masalah 2/2 x 1 Keluarga Tn. R
 Masalah berat, harus 2 =1 mengatakan masalah
segera ditangani 1 penyakit hipertensi dan
 Ada masalah, tetapi 1 vertigo ini jika tidak
tidak perlu segera segera ditangani akan
ditangani timbul penyakit yang
 Masalah tidak 0 lebih parah
dirasakan
TOTAL 2
4
3

2. Anxietas pada keluarag Tn. R


NO KRITERIA SKOR BOBONilai Pembenaran
T
1. Sifat masalah 3/3 x 1 Keluarga Tn. R
 Aktual (tidak/kurang 3 =1 mengatakan khawatir
sehat) 2 1 dengan penyakit Tn. R
 Ancaman kesehatan 1 yang sering kambuh-
 Keadaan sejahtera kambuh

2. Kemungkinan masalah dapat 1/2 x 2 Keluarga Tn. R


diubah =1 mengatakan hawatir akan
 Mudah 2 2 berkurang ketika Tn. R
 Sebagian 1 sembuh

 Tidak dapat 0

3. Potensi masalah untuk dicegah Keluarga Tn. R


 Tinggi 3 2/3 x 1 mengatakan rasa
 Sedang 2 1 = 2/3 khawatir sedikit susah

 Rendah 1 untuk dihilangkan karena


mengingat kondisi Tn. R
yang punya sakit
keturunan, paling untuk
menenangkan pikiran
dengan sholat dan
istirahat
4. Menonjolnya masalah 1/2 x 1 Keluarga Tn R
 Masalah berat, harus 2 =½ mengatakan
segera ditangani 1 kekhawatiran timbul
 Ada masalah, tetapi tidak 1 karena penyakit dan
perlu segera ditangani 0 kondisi ekonomi yang
 Masalah tidak dirasakan dirasakan keluarga,
keluarga bisa berusaha
dan berdoa
TOTAL ¿1
3
6

D. DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS


1. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan di keluarga Tn. R
2. Anxietas pada keluarga Tn.
E. INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosis keperawatan NOC
Data Fokus Diagnosis Kode Hasil
DS: Ketidakefektifan 25-01-2022/Selasa
 Ny. S mengatakan bahwa pemeliharaan
suaminya memiliki tekanan kesehatan di Keluarga mampu mengenal
darah tinggi, dan vertigo. keluarga (00099) masalah tentang pengetahuan
Ny. S juga mengatakan kesehatan dan penyakit:
biasanya mengalami vertigo 1802 1. Pengetahuan tentang proses
 Tn. R dan Ny. S mengatakan penyakit
sudah mengerti tentang 1831 2. Pengetahuan tentang pengaturan
hipertensi, karena sudah diet
mendapatkan penyuluhan 3. Pengetahuan tentang managemen
kesehatan oleh Mahasiswa penyakit
STIKes Gombong saat di
pengajian, akan tetapi 26-01-2022/Rabu
keluarga Tn.S mengatakan
belum mengerti tentang 1622 Keluarga mampu memutuskan
vertigo, yang diketahui untuk meningkatkan atau
hanyalah pusing berputar- 1606 memperbaiki kesehatan
putar. 1. Kepatuhan perilaku: penyediaa
 Ny. S mengatakan ingin diet
mengetahui tentang vertigo 2. Berparisipasi dalam

 Tn. R mengatakan jika memutuskan perawatan

vertigo muncul sulit untuk kesehatan

tidur
DO: 1622 27-01-2022/Kamis

 Tn. S tampak memegangi


kepala, sesekali mengeluh 1632 Keluarga mampu merawat anggot

kepalanya sakit, mual, lemes keluarga untuk meningkatkan atau

 Saat dikaji Tn. S sesekali 2205 memperbaiki kesehatan:

mual dan muntah 1. Perilaku kepatuhan: menyiapkan


 TD : 170/110mmHg diet dengan tepat
 S : 37, 50C 2. Perilaku kepatuhan: melakukan

 N : 90x/mnt aktivitas dengan tepat

RR : 23 x/mnt 3. Kemampuan keluarga


memberikan perawatan langsung
1828

1909 28-01-2022/Jumat
1910
Keluarga mampu meodifikasi
lingkungan : Control resiko dan
keamanan
Pengetahuan tentang pencegahan
1806 jatuh
Perilaku pencegahan jatuh
1603 Menyiapkan lingkungan yang aman

29-01-2022/Sabtu
Keluarga mampu memanfaatkan
fasilitas kesehatan:
Pengetahuan tentang sumber
kesehatan
Perilaku mencari pelayanan
kesehatan

DS: Anxietas (00146) 30-01-2022/Minggu

 Keluarga Tn. R mengatakan


Keluarga mampu mengenal:
sangat khawatir dengan
pengetahuan kesehatan dan
kondisi Tn. R yang sering
perilaku:
sakit- sakitan, terlebih jika
1. Hasil yang menggambarkan
Tn. R kambuh penyakitnya
sikap, pemahaman dan tindakan
 Ny. S mengharapkan agar
Tn. R sehat kembali dan terhadap kesehatan dan penyakit

tidak kambuh- kambuhan


 Ny. S mengatakan jika Tn. R
sakit, amka tidak ada 1862

penghasilan untuk
keluarganya 2. Pengetahuan managemen stress/

 Ny. S juga mengatakan anxietas

sering meminjam uang untuk 31-01-2022/Senin

keperluan biaya sekolah 1606 Keluarga mampu mengambil

anaknya keputusan:
Brpartisipasi dalam membuat
DO:
keputusan tentang pemeliharaan
 Saat dikaji Ny. S tampak
kesehatan
menangis dan meneteskan
air mata 01-02-2022/Selasa
 Ny. S tampak cemas dan
khawatir Keluarga mampu merawat
Domain III : kesehatan psikososia
Kelas M: kesejahteraan psikososia
Hasil yang menggambarkan
kesehatan emosi dan perspesi

02-02-2022/Rabu
Keluarga mampu dan dapat
melakukan pola hidup sehat
1. Kepatuhan perilaku: mengatur
pola makan
2. Mampu memberikan

perawatan pada keluarga

03-02-2022/Kamis
Keluarga mampu mengontrol diri
1. Dapat mengontrol adanya masala
2. Menerapkan pencegahan dalam
keluarga

uskan suatu pendapat

F. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

N Diagnosa
O Keperawatan Implementasi Evaluasi
1. Ketidakefektifan 1. Membantu S:
manajemen pengembangan - Pasien mengatakan
kesehatan keluarga pengambilan pusing dan sakit
Tn.M pada Ny.A keputusan mutual tengkuk sudah
dengan anggota berkurang
keluarga, terkait - Pasien mengatakan
dengan rencana sudah mulai belaja
perawatan pasien mengikuti saran
2. Mengkolaborasi yang diberikan
dengan anggota oleh dokter seperti
keluarga dalam diet rendah garam,
perencanaan dan istirahat yang
pelaksnaan terapi cukup, dan tidak
pasien dan stress atau banyak
perubahan gaya pikiran
hidup. - Pasien bersedia
3. Membantu anggota melakukan kontrol
keluarga untuk ulang setelah obat
mengidentifikasi yang diberikan
layanan kesehatan oleh dokter habis
dan sumber daya
masyarakat yang O:
dapa digunakan untk - TD: 150/90
meningkatkan status - BB: 60 Kg
kesehatan pasien.
4. Memfasilitasi A:
diskusi mengenai - Masalah belum
bagaimana adaptasi teratasi
peran keluarga yang
sakit, P:
5. Membantu pasien - Lanjutkan
untuk intervensi :
mengidentifikasi 1. Bantu anggota
perubahan peran keluarga untuk
khusus yang mengidentifikasi
dipergunakan terkait layanan kesehatan
dengan sakit. dan uber daya
masyarakat yang
dapat digunakan
untuk meningkatkan
status kesehatan
pasien.
I : Berikan edukasi
kepada keluarga

E: Tingkatkan
edukasi terus dalam
dukungan keluarga

R : Bisa diberikan
edukasi dan
pantaulah kesehatan
anak tersebut.
2. Amxietas pada 1. Menentukan S:
keluarga Tn. R pengetahuan Pasien mengatakan
kesehatan dan gaya sudah mengerti
hidup perilaku saat ini tentang sudah
pada individu, mengerti tentang
keluarga, atau penyakitnya dari
kelompok sasaran mulai tanda, gejala,
2. Memanfaatkam pengobatan hingga
sistem dukungan komplikasi
sosial dan keluarga
untuk meningkatkan O :
efektifitas gaya hidup Tidak terkaji
atau modifikasi
perilaku kesehatan. A:
3. Mengidentifikasi Masalah teratasi
kemampuan anggota
keluarga untuk P:
terlibat dalam Hentikan intervensi
perawatan pasien.
4. Mendorong anggota I:
keluarga psien untuk Berikut edukasi
membantu dalam kepada keluarga
mengembangkan
rencana keperawatan, E:
termaksud hasil yang Tingkatkan terus
diharapkan dan dalam dukungan
pelaksanaan rencana keluarga
perawatan.
R:
Bisa diberikan
edukasi dan
pantaulah kesehatan
anak tersebut.

BAB IV
PENUTUP

III.1 Kesimpulan
Perkembangan keluarga merupakan proses perubahan yang terjadi
pada sistem keluarga meliputi; perubahan pola interaksi dan hubungan
antar anggota keluarga disepanjang waktu. Perubahan ini terjadi melalui
beberapa tahapan atau kurun waktu tertentu.Pada setiap tahapan
mempunyai tugas perkembangan yang harus dipenuhi agar tahapan
tersebut dapat dilalui dengan sukses.
Dari definisi dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah sekumpulan orang
dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk
menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan
fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga.
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal,
sifat, kegiatan, yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi
tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola
perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.

III.2 Saran
Upaya untuk meningkatkan pengetahuan tentang keluarga melalui
pendalaman keluarga sesuai jenjang merupakan langkah yang tepat
dilakukan guna mencapai kebutuhan kesehatan keluarga yang optimal.
Upaya ini perlu dikembangkan dan ditingkatkan, untuk itu perlu dukungan
oleh pihak-pihak yang peduli terhadap kesehatan keluarga.
DAFTAR PUSTAKA

Achjar, H.A., Komang. (2010). Asuhan


Keperawatan Keluarga. Jakarta:Sagung Seto.
Andarmoyo, S. (2012). Keperawatan Keluarga
(Pertama.). Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Friedman, E. T. ., Bowden, V. ., & Jones, E. .
(2010). Buku Ajar Keperawatan
Harmoko. (2012). Asuhan Keperawatan Keluarga.
Penerbit: pustaka Pelajar.
Yogyakarta
Hasanah, Uswatun. Mulyati,Teori Keluarga:
Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta, 2013
Muhlisin, A. (2012). Keperawatan Keluarga.
Yogyakarta: Gosyen Publishing
Ratnasari, N.Y., (2011). Pengaruh Pendidikan
Kesehatan Activities Daily Living
(ADL) Lansia Terhadap Pengetahuan dan Sikap
Keluarga (Di Wilayah RW

Anda mungkin juga menyukai