Anda di halaman 1dari 7

Lembaran Kerja 11

PERAWATAN JALAN NAFAS: ORAL HYGIENE, SUCTION

Tujuan pembelajaran:
Setelah mengikuti kegiatan praktikum, mahasiswa mampu mensimulasikan prosedur oral
hygiene dan penghisapan lendir pada pasien yang terpasang endotracheal tube dan
trakeostomi menggunakan system penghisapan terbuka dan system penghisapan tertutup
Kegiatan saat praktikum
Pada kondisi kritis dan emergensi, bersihan jalan nafas yang terganggu, dapat
mengakibatkan memburuknya kondisi pasien. Pada kondisi gawat darurat, masalah
bersihan jalan nafas umumnya dilakukan finger swab diikuti dengan suction. Pasien yang
terpasang ventilator di ICU, beresiko mengalami VAP (Ventilator Associated Pneumonia),
tindakan keperawatan yang paling sering dilakukan adalah oral hygiene dan suction. Oral
hygiene adalah tindakan untuk membersihkan dan menyegarkan mulut, gigi dan gusi
(Clark, dalam Shocker, 2008). Untuk pasien yang tidak mampu mempertahankan
kebersihan mulut dan gigi secara mandiri, seperti pasien di ICU harus dipantau sepenuhnya
oleh perawat.

A. Oral Hygiene
Tujuan dilakukan oral hygiene adlah sebagai berikut:
 Mencegah penyakit gigi dan mulut
 Mencegah penyakit yang penularannya melalui mulut.
 Mempertinggi daya tahan tubuh
 Memperbaiki fungsi mulut untuk meningkatkan nafsu makan.
 Mencegah infeksi gusi dan gigi.
 Mempertahankan kenyamanan rongga mulut.
a. Peralatan
 Air segar
 Spatel lidah dengan bantalan atau spons
 Handuk wajah, handuk kertas
 Kom kecil
 Bengkok
 Gelas dengan air dingin
 Spuit ber-bulb kecil
 Kateter pengisap dihubungkan dengan alat pengisap
 Sarung tangan sekali pakai
 Pinset
 Diaper
b. Prosedur tindakan
1. Pastikan program dokter bila diperlukan hal-hal khusus
2. Pastikan identitas pasien
3. Jika memungkinkan jelaskan prosedur dan alasan dilakukan tindakan kepada
keluarga pasien.
4. Dekatkan alat-alat.
5. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan.
6. Uji adanya reflex muntah dengan menempatkan spatel lidah diatas bagian belakang
lidah (pasien dengan gangguan reflex menelan memerlukan perawatan khusus).
7. Inspeksi rongga mulut.
8. Posisikan klien dekat ke sisi tempat tidur, balik kepala pasien ke arah matras, bila
perlu nyalahkan mesin pengisap dan sambungkan slang ke kateter pengisap.
9. Tempatkan handuk dibawah wajah pasien dan bengkok di bawah dagu.
10. Secara hati-hati regangkan gigi atas dan bawah pasien dengan spatel lidah dengan
memasukkan tong spatel secara cepat tetapi lembut, diantara molar belakang.
Masukkan bila pasien relaks (Jangan memaksa).
11. Bersihkan mulut pasien menggunakan spatel lidah yang dibasahi dengan air segar.
Isap sesuai kebutuhan selama pembersihan. Bersihkan permukaan penguyah dan
permukaan dalam pertama. Bersihkan atap mulut dan bagian dalam pipi dan bibir.
Gosok lidah tetapi hindari menyebabkan reflex muntah bila ada. Basahi aplikator
bersih dengan air dan gosok mulut untuk mencuci. Ulangi sesuai kebutuhan.
12. Isap sekresi bila terakumulasi.
13. Jelaskan kepada keluarga bahwa tindakan telah selesai.
14. Lepaskan sarung tangan.
15. Kembalikan pasien pada posisi yang nyaman.
16. Bersihkan peralatan dan kembalikan pada tempatnya.
17. Dokumentasikan prosedur dan keadaan pasien
18. Periksa kembali bila diperlukan.

LATIHAN
1. Buatlah resume dari video ini: https://youtu.be/Ybinzq0M2Ic
2. Buatlah resume dari video ini: https://youtu.be/xR4gwaMFE0Q

B. Suction
Peralatan yang disiapkan:
1. Panthom yang telah terpasang ETT dan terhubung ke ventilator Unit penghisap
2. Set penghisap sekresi atau suction portable lengkap dan siap pakai
3. Selang suction
4. Kateter penghisap steril dengan ukuran 20 untuk dewasa
5. Pinset steril atau sarung tangan steril
6. Cuff inflator atau spuit 10 cc
7. Klem arteri
8. Alas dada atau handuk
9. Kom berisi cairan desinfektan untuk merendam alat
10. Kom berisi cairan desinfektan untuk membilas kateter
11. Cairan deinfektan dalam tempatnya untuk merendam kateter yang telah digunakan
12. Ambubag/ bag valve mask dan selang O2 12)Pelicin/ jelly NaCl 0,9%
13. Spuit 5 cc
14. Suction kateter system tertutup
Kegiatan selama praktikum
Penghisapan lendir pada pasien terpasang ETT/trakheostomi
Pemasangan Endotracheal Tube (ETT) dengan tujuan untuk membebaskan jalan nafas
akan menyebabkan peningkatan produksi sekresi jalan nafas disertai dengan penurunan
kemampuan mengeluarkan sekret. Penumpukan sekret dapat terjadi di sepanjang jalan
nafas dan di area sub glottis.

Gambar 1: Punumpukan sekresi pada pasien yang terpasang ETT


Penanganan untuk obstruksi jalan napas akibat akumulasi sekresi pada Endotracheal Tube
(ETT) pada pasien kritis adalah dengan melakukan tindakan penghisapan lendir (suction)
dengan memasukkan selang catheter suction melalui hidung/mulut/Endotracheal Tube
(ETT) yang bertujuan untuk membebaskan jalan napas, mengurangi retensi sputum dan
mencegah infeksi paru. Secara umum, pasien yang terpasang ETT memiliki respon tubuh
yang kurang baik untuk mengeluarkan benda asing, sehingga sangat diperlukan tindakan
penghisapan lendir (suction).

Penghisapan lender pada pasien yang terpasang ETT/trakeostomi dan terhubung ke


ventilator dapat dilakukan melalui 2 cara yaitu dengan system terbuka dan system tertutup.
Selain itu, membersihkan secret pada pasien yang terpasang ETT juga dapat dilakukan
melalui Endotracheal Tube dengan Subglottic sekresi drainase. Selang ini memiliki saluran
kecil di bagian belakang tabung dan di atas cuff. Saluran mengalir di dalam tabung
endotrakeal dan terhubung ke port hisap untuk mengeluarkan sekresi dan mencegah
akumulasi bakteri.

Gambar 2 Subglondotracheal Tube


Penghisapan lendir menggunakan system penghisapan terbuka
Prosedur
1. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan
2. Sebelum dilakukan penghisapan sekresi: Memutar tombol oksigen menjadi 100%.
Atau dapat juga dilakukan dengan menggunakan bag valve mask dengan memompa
4-5 kali dengan oksigen 10 liter/menit
3. Menghidupkan mesin penghisap sekresi
4. Menyambung selang suction dengan kateter steril kemudian perlahan-lahan
dimasukkan ke dalam selang pernapasan melalui selang endotrakeal (ETT)
5. Membuka lubang pada pangkal kateter penghisap pada saat kateter dimasukkan ke
ETT
6. Menarik kateter penghisap kira-kira 2 cm pada saat ada rangsangan batuk untuk
mencegah trauma pada carina
7. Menutup lubang dengan melipat pangkal kateter penghisap kemudian kateter
penghisap ditarik dengan gerakan memutar, paling lama 15 detik
8. Mengobservasi hemodinamik pasien
9. Memberikan oksigen setelah satu kali penghisapan dengan cara bagging
10. Bila melakukan suction lagi beri kesempatan klien untuk bernapas 3-7 kali
11. Melakukan bagging
12. Mengempiskan cuff, sehingga sekresi yang lengket disekitar cuff dapat terhisap
13. Mengisi kembali cuff dengan udara menggunakan cuff inflator setelah ventilator
dipasang kembali
14. Membilas kateter penghisap sampai bersih kemudian rendam dengan cairan
desinfektan dalam tempat yang telah disediakan
15. Mengobservasi dan mencatat :Tekanan darah, nadi, dan pernapasan, Hipoksia,
Tanda perdarahan, warna bau, konsentrasi, Disritmia
16. Cuci tangan sesudah melakukan tindakan

Gambar 3: Penghisapan lendir system terbuka


Penghisapan lendir menggunakan system penghisapan tertutup
Rasional penggunaan system penghisapan tertutup
Setiap kali system pernafasan pada pasien yang terhubung ke ventilator dibuka, maka akan
menyebabkan permasalah pada pasien dan perawat
1. Terjadi kehilangan Positive end-expiratory pressure (PEEP) segera setelah system
pernafasan dibuka. Desaturasi oksigen akan memberikan dampak terhadap kondisi
umum pasien
2. Bakteri dan pathogen lainnya dapat masuk ke paru-paru melalui system yang
terbuka
3. Reflex batuk yang ada pada pasien menyebabkan perawat memiliki resiko
terjadinya infeksi silang

Gambar 4: Closed ventilation suction system

Gambar 5: Prosedur penghisapan lendir menggunakan system penghisap tertutup


Prosedur
A. Merangkai system penghisapan
1. Cek diameter internal selang endotrakeal. Gunakan kateter suction dengan diameter
yang sesuai dengan ukuran selang endotrakeal, sesuai dengan petunjuk
penggunaannya.
2. Buka set kateter susction system tertutup.
3. Lepaskan system pernafasan ventilator yang terhubung ke ETT dan sambungkan ke
kateter suction dengan cara mendorong dan memutarnya. Tahan pada konektor
ETT untuk mencegah pergeseran ETT.
4. Sambungkan system pernafasan dari ventilator ke bagian yang tersedia pada kateter
suction dengan cara mendorong dan memutarnya.
5. Beri penanda waktu untuk menyatakan penggantian kateter suction.

B. Penghisapan lendir
1. Jika intervensi penghisapan lendir diperlukan, siapkan unit penghisap dan atur
kekuatan penghisapan 150 mmHg pada dewasa dan 80 – 100 mmHg pada
neonatus.
2. Sambungkan selang suction ke unit penghisap.
3. Sambungkan selang suction ke kateter suction tertutup. Yakinkan bahwa katup
pengunci suction berfungsi dengan baik.
4. Berikan oksigen 100% sebelum melakukan suction selama 30-60 detik
5. Buka katub isolasi.
6. Buka kunci katub suction
7. Masukkan kateter dengan hati-hati ke dalam ETT. Jika nomor yang tertera pada
ETT telah sama dengan nomor yang tertera pada kateter suction, artinya ujung
suction kateter telah berada pada ujung distal ETT. Lanjutkan memasukkan kateter
suction maksimal 2 cm melebihi ujung distal ETT.
8. Tekan katub suction dan tarik kateter suction secara perlahan dan hati-hati, dengan
durasi tidak melebihi 15 detik. Penarikan kateter suction dilakukan sampai terlihat
penanda berwarna hitam.
9. Tutup kembali katub isolasi

C. Membersihkan kateter suction


1. Buka penutup port irigasi.
2. Pasangkan ampul pembilas pada port irigasi. Hisap sampai ampul pembilas kosong.
Jika menggunakan syringe, lakukan prosedur yang sama
3. Tutup port irigasi
4. Kunci katub suction

Referensi tambahan: https://www.youtube.com/watch?v=JuXbfkeFNx8


https://www.youtube.com/watch?v=jOkO2lfny5A

Anda mungkin juga menyukai