Tujuan pembelajaran:
Setelah mengikuti kegiatan praktikum, mahasiswa mampu mensimulasikan prosedur oral
hygiene dan penghisapan lendir pada pasien yang terpasang endotracheal tube dan
trakeostomi menggunakan system penghisapan terbuka dan system penghisapan tertutup
Kegiatan saat praktikum
Pada kondisi kritis dan emergensi, bersihan jalan nafas yang terganggu, dapat
mengakibatkan memburuknya kondisi pasien. Pada kondisi gawat darurat, masalah
bersihan jalan nafas umumnya dilakukan finger swab diikuti dengan suction. Pasien yang
terpasang ventilator di ICU, beresiko mengalami VAP (Ventilator Associated Pneumonia),
tindakan keperawatan yang paling sering dilakukan adalah oral hygiene dan suction. Oral
hygiene adalah tindakan untuk membersihkan dan menyegarkan mulut, gigi dan gusi
(Clark, dalam Shocker, 2008). Untuk pasien yang tidak mampu mempertahankan
kebersihan mulut dan gigi secara mandiri, seperti pasien di ICU harus dipantau sepenuhnya
oleh perawat.
A. Oral Hygiene
Tujuan dilakukan oral hygiene adlah sebagai berikut:
Mencegah penyakit gigi dan mulut
Mencegah penyakit yang penularannya melalui mulut.
Mempertinggi daya tahan tubuh
Memperbaiki fungsi mulut untuk meningkatkan nafsu makan.
Mencegah infeksi gusi dan gigi.
Mempertahankan kenyamanan rongga mulut.
a. Peralatan
Air segar
Spatel lidah dengan bantalan atau spons
Handuk wajah, handuk kertas
Kom kecil
Bengkok
Gelas dengan air dingin
Spuit ber-bulb kecil
Kateter pengisap dihubungkan dengan alat pengisap
Sarung tangan sekali pakai
Pinset
Diaper
b. Prosedur tindakan
1. Pastikan program dokter bila diperlukan hal-hal khusus
2. Pastikan identitas pasien
3. Jika memungkinkan jelaskan prosedur dan alasan dilakukan tindakan kepada
keluarga pasien.
4. Dekatkan alat-alat.
5. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan.
6. Uji adanya reflex muntah dengan menempatkan spatel lidah diatas bagian belakang
lidah (pasien dengan gangguan reflex menelan memerlukan perawatan khusus).
7. Inspeksi rongga mulut.
8. Posisikan klien dekat ke sisi tempat tidur, balik kepala pasien ke arah matras, bila
perlu nyalahkan mesin pengisap dan sambungkan slang ke kateter pengisap.
9. Tempatkan handuk dibawah wajah pasien dan bengkok di bawah dagu.
10. Secara hati-hati regangkan gigi atas dan bawah pasien dengan spatel lidah dengan
memasukkan tong spatel secara cepat tetapi lembut, diantara molar belakang.
Masukkan bila pasien relaks (Jangan memaksa).
11. Bersihkan mulut pasien menggunakan spatel lidah yang dibasahi dengan air segar.
Isap sesuai kebutuhan selama pembersihan. Bersihkan permukaan penguyah dan
permukaan dalam pertama. Bersihkan atap mulut dan bagian dalam pipi dan bibir.
Gosok lidah tetapi hindari menyebabkan reflex muntah bila ada. Basahi aplikator
bersih dengan air dan gosok mulut untuk mencuci. Ulangi sesuai kebutuhan.
12. Isap sekresi bila terakumulasi.
13. Jelaskan kepada keluarga bahwa tindakan telah selesai.
14. Lepaskan sarung tangan.
15. Kembalikan pasien pada posisi yang nyaman.
16. Bersihkan peralatan dan kembalikan pada tempatnya.
17. Dokumentasikan prosedur dan keadaan pasien
18. Periksa kembali bila diperlukan.
LATIHAN
1. Buatlah resume dari video ini: https://youtu.be/Ybinzq0M2Ic
2. Buatlah resume dari video ini: https://youtu.be/xR4gwaMFE0Q
B. Suction
Peralatan yang disiapkan:
1. Panthom yang telah terpasang ETT dan terhubung ke ventilator Unit penghisap
2. Set penghisap sekresi atau suction portable lengkap dan siap pakai
3. Selang suction
4. Kateter penghisap steril dengan ukuran 20 untuk dewasa
5. Pinset steril atau sarung tangan steril
6. Cuff inflator atau spuit 10 cc
7. Klem arteri
8. Alas dada atau handuk
9. Kom berisi cairan desinfektan untuk merendam alat
10. Kom berisi cairan desinfektan untuk membilas kateter
11. Cairan deinfektan dalam tempatnya untuk merendam kateter yang telah digunakan
12. Ambubag/ bag valve mask dan selang O2 12)Pelicin/ jelly NaCl 0,9%
13. Spuit 5 cc
14. Suction kateter system tertutup
Kegiatan selama praktikum
Penghisapan lendir pada pasien terpasang ETT/trakheostomi
Pemasangan Endotracheal Tube (ETT) dengan tujuan untuk membebaskan jalan nafas
akan menyebabkan peningkatan produksi sekresi jalan nafas disertai dengan penurunan
kemampuan mengeluarkan sekret. Penumpukan sekret dapat terjadi di sepanjang jalan
nafas dan di area sub glottis.
B. Penghisapan lendir
1. Jika intervensi penghisapan lendir diperlukan, siapkan unit penghisap dan atur
kekuatan penghisapan 150 mmHg pada dewasa dan 80 – 100 mmHg pada
neonatus.
2. Sambungkan selang suction ke unit penghisap.
3. Sambungkan selang suction ke kateter suction tertutup. Yakinkan bahwa katup
pengunci suction berfungsi dengan baik.
4. Berikan oksigen 100% sebelum melakukan suction selama 30-60 detik
5. Buka katub isolasi.
6. Buka kunci katub suction
7. Masukkan kateter dengan hati-hati ke dalam ETT. Jika nomor yang tertera pada
ETT telah sama dengan nomor yang tertera pada kateter suction, artinya ujung
suction kateter telah berada pada ujung distal ETT. Lanjutkan memasukkan kateter
suction maksimal 2 cm melebihi ujung distal ETT.
8. Tekan katub suction dan tarik kateter suction secara perlahan dan hati-hati, dengan
durasi tidak melebihi 15 detik. Penarikan kateter suction dilakukan sampai terlihat
penanda berwarna hitam.
9. Tutup kembali katub isolasi