Anda di halaman 1dari 21

TERAPI MODALITAS GANGGUAN SISTEM

PERNAFASAN

Ns. Arista Maisyaroh


Tujuan pembelajaran

• mahasiswa mengetahui tujuan terapi modalitas gangguan


sistem pernafasan : bronkial toilet
• mahasiswa mengetahui jenis jenis bronkial tolilet
• mahasiwa dapat mengetahui indikasi dan kontraindikasi
jenis jenis bronkial toilet
• mahasiswa bisa mengaplikasikan teknik teknik bronkial
toilet
Definisi

• Bronchial toilet adalah upaya untuk menjaga hygiene


bronchial yang terdiri dari satu atau kombinasi dari
tindakan : Terapi inhalasi, terapi aerosol, bronchodilator ,
nafas dalam dan batuk efektif , fisioterapi dada, postural
drainage dan tindakan penghisapan lendir (suctioning)
Jenis -jenis pronkial toilet

1. Terapi inhalasi,
2. terapi aerosol,
3. bronchodilator ,
4. nafas dalam dan batuk efektif ,
5. fisioterapi dada,
6. postural drainage
7. tindakan penghisapan lendir (suctioning)
Clapping dan Vibrating

Adalah Teknik manual untuk kompresi dan menggetarkan


dinding dada untuk meningkatkan efektivitas pelepasan
sekret pada saluran nafas
• Teknik vibrasi dada :
• Lakukan vibrasi setelah melakukan perkusi
• Tehnik ini dilakukan dengan cara meletakkan tangan
berdampingan dengan jari-jari ekstensi di atas dada
• Lakukan vibrasi dada dengan kekuatan kontraksi dan
relaksasi cepat dari otot-otot lengan dan bahu
• Lakukan vibrasi 8 kali per menit
Clapping dan Vibrating

Kontra Indikasi :
• Perkusi dan vibrasi dada
• Fraktur Iga
• Fraktur Dada
• Trauma Dada
• Mastektomi
• Osteoporosis
• Trauma Abdomen
• Trauma Servikal
Postural drainage

Postural drainage adalah pemberian posisi yang spesifik


(Terapeutik) pada klien sehingga memungkinkan lepasnya
sekret di bronchial berdasarkan kekuatan gravitasi,
Tujuannya untuk mencegah atau mengurangi resiko
obstruksi bronchus akibat akumulasi dari secret
1. Posisi postural drainage
2. Head Down ( Lobus atas anterior segmen)
3. Prone ( Lobus bawah superior segmen )
4. Right Lateral ( Lobus bawah anterior basal segmen )
5. Left Lateral ( Lobus bawah lateral basal segmen )
Postural drainage

Indikasi :
1. Profilaksis untuk mencegah penumpukan secret, yaitu pada:
2. Pasien yang memakai ventilasi
3. Pasien yang melakukan tirah baring yang lama
4. Pasien yang produksi sputum meningkat seperti pada fibrosis kistik atau
bronkiektasis
5. Pasien dengan batuk yang tidak efektif

Mobilisasi sekret yang tertahan :


1. Pasien dengan atelektasis yang disebabkan oleh secret
2. Pasien dengan abses paru
3. Pasien dengan pneumonia
Postural drainage

Kontraindikasi :
1. Tension pneumotoraks
2. Peningkatan TIK
3. Hemoptisis
4. Gangguan sistem kardiovaskuler seperti hipotensi,
hipertensi, infark miokard akut dan aritmia
5. Edema paru
6. Efusi pleura yang luas
Suctioning Endotracheal

Suctioning Endotracheal adalah tindakan membersihkan


jalan nafas melalui jalan nafas buatan (TT) Tracheostomi
kanul dengan menggunakan kateter suction dan alat
penghisap.
• Tujuan :
1) Mempertahankan jalan nafas tetap bebas
2) Memperbaiki Ventilasi pernafasan
3) Memperbaiki oksigenasi dan mencegah hipoksia
4) Mencegah infeksi yang disebabkan akumulasi sekret
5) Mengambil sekret untuk pemeriksaan diagnostic
Suctioning Endotracheal
• Indikasi :
1. Pasien yang menggunakan jalan nafas buatan (TT).
Tracheostomi baik pada pasien yang pernafasannya masih
dibantu ventilator maupun sudah spontan
2. Pasien dengan retensi sputum
3. Diduga adanya infeksi jalan nafas

• Kontra Indikasi :
1. Bronchospasme
2. Pasca bedah dini trepanasi
3. Oedema paru dengan PEEP yang tinggi >10 cm H20
Suctioning Endotracheal

Potensial Komplikasi :
1. Trauma trachea yang mengakibatkan : kerusakan mukosa, oedema, ulserasi,
perdarahan
2. Hipoksia yang mengakibatkan : aritmia bisa berupa tachikardi, bradicardi, P01
(Premature Ventricel Contraction), VF( Ventrikel Fibrilasi) bahkan bisa terjadi cardiac
arrest!
3. Infeksi
4. Atalektasis
5. Kenaikan tekanan intra kranial ( pada pasien yang mengalami gangguan otak : CVA,
Trauma kapitis, post trepanasi dll )
indikasi pasien memerlukan suctioning adalah adanya :
1) Perubahan tanda - tanda vital ( seperti meningkatnya / menurunnya heart rate,
frekuensi nafas )
2) Sesak nafas
Suctioning Endotracheal

Persiapan alat :
1. Alat penghisap lengkap dengan : Regulator, slang
penyambung, botol penampung
2. Oksigen dengan perlengkapannya O2 sentral /O2 tabung
3. Bag and Mask / Ambu bag dengan selangnya
4. Kateter suction steril
5. Sarung tangan steril
6. Kasa steril 2 – 3 lembar
7. Aqua steril
8. Air bersih dalam botol
Suctioning Endotracheal

Pelaksanaan :
1. Mencuci tangan
2. Jelaskan pada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
3. Auskultasi suara nafas untuk menentukan perlu tidaknya dilakukan penghisapan dan mengetahui
lokasi penumpukan sekret
4. Atur regulator dengan kekuatan menghisap :
5. Dewasa : 80 – 120 mmHg = 106 – 160 mbar = 0,10 – 0,6 bar
6. Anak : 60 – 80 mmHg = 80 – 106 mbar = 0,08 – 0,10 bar
7. Bayi : 35 – 45 mmHg = 40 – 60 mbar = 0,04 – 0,6 bar
8. Catatan :
9. 1 bar = 1000 mbar,
10. 1 mbar = 0,75 mmHg,
11. 1mmHg = 1,36 cm H2O
12. Kaji / observasi pada monitor EKG : (Irama jantung, nadi , tekanan darah, saturasi oksigen)
sebelum, selama dan sesudah tindakan suctioning
13. Auskultasi sebelum suction & evaluasi suara nafas sebelum mengakhiri suction
Penggunaan suction pada pasien yang menggunakan
ventilator : Open
– Oksigenasi denganSystem
oksigen 100% selama 1 – 2 menit. Hal ini bisa
dilakukan dengan menggunakan Bag and Mask atau pasien tetap
menggunakan ventilator
– Lepaskan ETT / tracheostomy kanul dari Bag and Mask atau ventilator
– Lakukan penghisapan sekret dengan teknik aseptik menggunakan
sarung tangan dan kateter suction steril yang mempunyai diameter 1/3
dari diameter lumen ETT atau tracheostomy kanul
– Ukuran Suction :
– Tidak lebih dari 1/2 diameter ETT/TC
– Diameter tracheal tube x 3 /2
Contoh :
ETT No.8
8 x 3/2 = 12 FG suction cath
Penggunaan suction pada pasien yang menggunakan
ventilator : Open System
• Masukan kateter suction kedalam ETT atau tracheostomi kanul dalam
posisi tidak menghisap secara perlahan – lahan sampai notok / terasa
ada hambatan lalu tarik 1 cm, kemudian keluarkan kateter dalam posisi
menghisap sambil diputar!
• Lakukan penghisapan dengan waktu tidak boleh lebih dari 10 – 15
detik
• Kateter diusap dengan kasa steril lalu dibilas dengan aqua steril
• Sebelum melakukan penghisapan berikutnya, lakukan oksigenasi lagi
dengan Oksigen 100%
• Penghisapan dilakukan berulang - ulang sampai bersih
• Tindakan suctioning bisa juga dilakukan bersamaan dengan tindkan
fisioterapi nafas yang terdiri dari : Clapping, Vibrating, postural
drainage
Penggunaan suction pada pasien yang menggunakan
ventilator : Open System
• Penghisapan nasopharyngeal, maupun oropharingeal
dilakukan setelah penghisapan melalui ETT /
tracheostomy kanul selesai. (Diyakinkan dengan
auskultasi suara nafas sudah bersih)
• Bilas kateter suction yang telah digunakan untuk
nasopharyngeal maupun oropharingeal dengan air bersih
• Kembalikan pernafasan pasien pada ventilator, atur
prosentase oksigen ( FiO2) sesuai yang diberikan
sebelum suction
• Dakinkan 'entilator sudah dalam posisi “ON”
Penggunaan suction pada pasien yang menggunakan
ventilator : Close System
• Closed System ( Tanpa melepas pasien dari ventilator / sumber oksigen )
• Pada prinsipnya hamper sama dengan metode diatas, hanya pada saat
penghisapan pasien tetap terpasang ventilator dan penghisapan dilakukan melalui
Elbow konektor dengan menggunakan cateter suction khusus
• Prosedur menutup suction :
1. Cuci tangan
2. Kenakan sarung tangan bersih
3. Hubungkan tabung ke port hisap tertutup
4. Lakukan pra-oksigenasi pasien dengan 100% O2
5. Masukkan ujung kateter dengan hati-hati ke dalam jalan napas buatan tanpa
menggunakan suction, hentikan jika Anda menemui hambatan atau saat pasien mulai
batuk dan tarik ke belakang 1 cm keluar
6. Tempatkan ibu jari yang dominan di atas ventilasi kontrol port hisap, lakukan pengisapan
terus menerus atau intermiten selama tidak lebih dari 15 detik saat Anda menarik kateter
ke dalam selongsong steril perangkat hisap tertutup
Pada pasien yang sudah lepas ventilator ( nafas spontan )
tapi masih menggunakan tracheostomi kanul
1. Atur posisi pasien sesuai kondisi
2. Auskultasi suara nafas
3. Berikan Nebulizer + O2 8 liter / menit selama 15 – 20 menit
4. Lakukan fisioterapi nafas yang terdiri dari :
5. Latihan nafas dalam dan batuk efektif
6. Clapping, Vibrating, postural drainage
7. Berikan oksigen dengan menggunakan masker transparan khusus untuk tracheostomi dengan
flow 8 liter/menit, biarkan psien bernafas 8 – 10 x/ pernafasan
8. Catatan :
9. Pada pasien yang nafas dan batuknya belum adekuat dan pada pasien yang tidak sadar,secara
berkala Bagging harus tetap dilakukan untuk mengembangkan alveoli supaya tidak terjadi
atalektasis
Pada pasien yang sudah lepas ventilator ( nafas spontan )
tapi masih menggunakan tracheostomi kanul
10.Lakukan penghisapan dengan teknik aseptic ( caranya sama dengan pasien yang masih
menggunakan ventilator)
11.Sebelum melakukan penghisapan berikutnya berikan oksigen lagi dan biarkan pasien bernafas
selama kurang lebih 1 – 2 menit ( minimal 8 – 10 x pernafasan
12.Lakukan penghisapan berulang 5 ulang sampai bersih

Hal 1 hal yang harus diperhatikan :


a) Lakukan penghisapan sebelum pemberian sonde untuk mencegah aspirasi
b) Perhatikan humidifikasi:
c) Pada pasien yang masih menggunakan ventilator :
d) Perhatikan aqua pada humidifier jangan sampai kehabisan
e) Cek kehangatan humidifier
f) pada pasien yang sudah tidak menggunakan ventilator
g) Pemberian oksigen maintenance tetap harus menggunakan humidifier hangat atau HME ( Heat
Mosturize Exchange )
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai