Disusun oleh :
2022
KATA PENGANTAR
Dalam penyusunan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik
pada teknis penyusunan maupun materi yang disampaikan, mengingat akan
kemampuan dan pengetahuan yang kami miliki masih sangat sedikit. Untuk itu
kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi melengkapi
kekurangan pada makalah ini.
Semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Tidak
lupa kami senantiasa mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pembimbing mata
kuliah Ilmu Biomedik Dasar yaitu Bapak Sajodin, S.Kep.,Ners.,M.Kes., AIFO. dan
rekan-rekan yang ikut serta membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Energi penting dalam mempertahankan aktivitas seluler penyokong
kehidupan, seperti sintesis protein dan transfor aktif menembus membran
plasma. Sel tubuh memerlukan pasokan oksigen yang berkesinambungan
untuk mendukung reaksi kimia yang menghasilkan energi. Karbondioksida
yang dihasilkan selama reaksi ini harus dikeluarkan dari tubuh dengan
kecepatan yang sama seperti laju produksinya untuk mencegah fluktuasi
pada pH yang berbahaya (yaitu, untuk mempertahankan keseimbangan
asam basa) 𝐶𝑂2 menghasilkan karbonat. (Lauralee Sherwood, Edisi 8
2014).
1
Sistem pernafasan tidak ikut serta dalam semua tahap respirasi.
Sebagian besar orang berpikir bahwa respirasi sebagai proses menghirup
dan menghembuskan udara. Namun, dalam fisiologi respirasi memiliki arti
yang jauh lebih luas. Respirasi mencakup dua proses yang terpisah tetapi
berkaitan: respirasi selular dan respirasi eksternal.
B. Rumusan Masalah
Fungsi utama respirasi adalah memperoleh 𝑂2 untuk digunakan oleh
sel tubuh yang mengeluarkan 𝐶𝑂2 yang diproduksi oleh sel.
C. Tujuan
Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Biomedik Dasar
tentang sistem pernafasan. Juga mengetahui lebih luas mengenai sistem
pernafasan, kebutuhan oksigenasi, serta gangguan yang akan terjadi pada
sistem pernafasan.
2
BAB II.
PEMBAHASAN
A. Anatomi Pernafasan
3
Gambar 1.1 Organ Respirasi
1. Hidung
Hidung (nasal) adalah jalan masuk udara utama dan terdiri atas
rongga berukuran besar yang tidak beraturan yang dibagi menjadi dua
lubang yang sama besar oleh suatu septum. Bagian posterior tulang
septum dibentuk oleh lempeng perpendikular tulang etmoid dan vomer.
Dibagian anterior, nasal terdiri atas kartilago hilian.
4
Fungsi hidung adalah menghangatakan, melembapkan, dan
menyaring udara. Hidung adalah organ indera penciuman. Ujung saraf
yang mendeteksi penciuman berada diatap hidung di aea lempeng
kribiformis tulang etmoid dan konka superior, distimulasi oleh baru di
udara. Impuls saraf dihantarkan oleh saraf olfaktorius ke otak dimana
sensai bae dipersepsikan.
2. Faring
Faring adalah saluran yang memiliki panjang 12-14 cm dan
memanjang dari dasar tengkorak hingga vertebra servikalis ke-6. Faring
berada di belakang hidung, mulut, dan laring serta lebih lebar bagian
atasnya. Untuk alasan deskriptif, faring dibagi 3 bagian: nasofaring,
orofaring, dan laringofaring.
Kebutuhan darah pada faring disuplai oleh beberapa cabang dari
arteri wajah. Aliran balik vena menuju vena fasialis dan jugularis interna.
Faring dipersafasi oleh pleksus faringeal yang dibentuk oleh saraf vagus
dan glosofaringeal (parasimpatis) serta ganglia servikalis superior
(simpatis). Faring dilapisi oleh tiga jaringan yaitu membran mukosa,
jaringan fibrosa dan otot polos.
Fungsi faring dalam saluran respirasi dan makanan adalah organ
yang terlibat dalam sistem pencernaan dan respirasi: udara masuk
melalui bagian nasal dan oral, sedangkan makanan melalu bagian oral
dan laring. Lalu dalam penghangat dan pelembab adalah dengan cara
yang sama seperti hidung, udara dihangatkan dan dilembapkan saat
masuk ke faring. Lalu dalam pengecap terdapat ujung saraf olfaktorius
dari indra pengecap di epitelium oral dan bagian faringeal. Dalam
pendengaran saluran auditori (pendengaran), memanjang dari nasofaring
pada tiap telinga tengah, memungkinkan udara masuk ke telinga tengah.
Lalu dalam perlindungan jaringan limfatik faring dan tonsil laring
menghasilkan antibodi dalam berespons terhadap antigen, misal
mikroba. Lalu yang terakhir dalam berbicara adalah dengan bekerja
5
sebagai bilik resonansi untuk suara yang naik dari laring, faring (bersama
sinus) membantu memberikan suara yang khas pada tiap individu.
3. Laring
Laring atau kotak suara memanjang dari langit- langit lidah dan
tulang hioid hingga trakea. Laring berada didepan laringofaring pada
vertebra servikalis ke-3, 4, 5 dan 6. Saat masa pubertas, terdapat
perbedaan ukuran laring pada pria dan wanita. Selanjutnya, ukuran laring
membesar pada pria, disebut jakun (Adam’s apple) dan umumnya
menyebabkan pria memiliki suara yang berat.
Laring terdiri atas beberapa kartilagi yang berbentuk tidak
beraturan dan melekat satu sama lain oleh ligamen dan membran.
Kartilago utama meliputi: 1 kartilago tiroid. 1 katilago krikoid, 2
kartilago aritenoid, dan 1 epiglotis.
6
Gambar 1.4 Laring tampak dari depan
7
trakea. Yang terakhir adalah pelembab, penyaring dan penghangat.
Proses ini berlanjut saat yang diinspirasi berjalan melalui laring.
4. Trakea
8
Gambar 1.7 Membran mukosa bersilia dilihat di bawah mikrokop
5. Paru
9
Gambar 1.8 Organ yang menyertai paru
10
7. Bronkiolus dan Alveolus Respirasi
8. Respirasi
11
(respirasi internal). Bernapas berarti memasukkan oksigen ke dalam
alveolus dan mengeluarkan karbon dioksida.
B. Mekanisme Pernapasan
Proses pemasukan dan pengeluaran udara dari paru secara
bergantian sehingga udara di alveolus lama yang telah ikut serta dalam
pertukaran . 𝑂2 dan 𝐶𝑂2 denga darah kapiler paru dapat ditukar dengan
udara atmosfer segar.
Ventilasi dilakukan secara mekanis dengan mengubah secara
bergantian arah gradien tekanan untuk aliran udara antara atmosfer dan
alveolus melalui ekspansi dan rekoil siklik paru. Ketika tekanan intra-
12
alveolus berkurang akibat ekspansi paru selama inspirasi, udara mengalir
masuk ke paru dari tekanan atmosfer yang lebih tinggi. Ketika tekanan intra-
alveolus meningkat akibat rekoil paru selama ekspirasi, udara mengalir
keluar paru menuju tekanan atmosfer yang lebih rendah.
13
dinding paru yang terbentuk karena tekanan intrapleura menjadi
subatmosfer dan karenanya lebih rendah daripada tekanan intra-alveolus.
Karena energi dibutuhkan untuk kontraksi otot-otot inspirasi,
inspirasi adalah proses aktif, tetapi ekspirasi bersifat pasif selama ber napas
tenang karena tercapai melalui rekoil elastik paru setelah otot otot inspirasi
melemas, tanpa mengeluarkan energi.
14
ekspirasi karena sifat elastiknya. Istilah daya regang paru merujuk kepada
distensibilitas paru-seberapa besar paru teregang sebagai respons terhadap
perubahan tertentu gradien tekanan transmural. Istilah rekoil elastik
merujuk pada kembalinya paru ke posisi istirahatnya sewaktu ekspirasi.
Sifat elastik paru bergantung pada serat elastin di dalam paru dan
pada tegangan permukaan alveolus. Tegangan permukaan alveolus, yang
disebabkan oleh gaya tarik antara molekul-molekul air permukaan dalam
lapisan cairan yang membatasi dinding dalam setiap alveolus, cenderung
menolak peregangan alveolus saat inflasi (menurunkan daya regang) dan
cenderung mengembalikannya ke luas permukaan yang lebih kecil saat
deflasi (meningkatkan rebound paru).
Jika alveolus dilapisi hanya oleh air, tegangan permukaan akan
sedemikian besar sehingga paru berdaya regang rendah dan paru cenderung
kolaps. Surfaktan paru terselip di antara molekul-molekul air dan
menurunkan tegangan permukaan alveolus sehingga paru lebih berdaya
regang dan dapat melawan kecenderungan alveolus untuk kolaps.
Paru dapat diisi hingga sekitar 5,5 liter pada upaya inspirasi
maksimal atau dikosongkan hingga sekitar 1 liter pada upaya ekspirasi
maksimal. Dalam keadaan normal, paru beroperasi "setengah kapasitas".
Volume paru biasanya bervariasi dari sekitar 2 hingga 2,5 liter sewaktu
volume tidal rerata 500 mL udara masuk dan keluar setiap kali bernapas.
Jumlah udara yang masuk dan keluar paru dalam satu menit,
ventilasi paru, sama dengan volume tidal dikalikan dengan kecepatan napas.
Tidak semua udara yang masuk dan keluar tersedia untuk pertukaran O, dan
CO, dengan darah karena sebagian menempati saluran napas penghantar
yang dikenal sebagai ruang mati anatomik. Ventilasi alveolus, volume udara
yang dipertukarkan antara atmosfer dan alveolus dalam satu menit, adalah
ukuran udara yang benar-benar tersedia untuk pertukaran gas dengan darah.
Ventilasi alveolus sama dengan (volume tidal dikurangi volume ruang mati)
dikalikan dengan kecepatan napas.
15
C. Gangguan dalam Sistem Pernafasan
1. Gangguan sistem pernafasan akibat peradangan atau infeksi
a. COPD
b. Bronkhitis Kronis
1) Pengertian
16
terjadi paling sedikit selama dua tahun berturut-turut (Suryono,
2001).
2) Penyebab
17
• Pengawet makanan: Sulfit.
• Obat-obatan: Aspirin, penyekat beta, NSAID.
• Lain-lain: Herediter, sinusitis, haid, kehamilan.
c) Tanda dan Gejala
• Batuk produktif, sering pada malam hari.
• Sesak nafas berat.
• Sakit pada daerah dada, dada terasa seperti tertekan.
• Bunyi nafas tambahan (wheezing).
• Pernafasan dangkal.
• Peningkatan usaha bernafas.
• Pernafasan cuping hidung.
d) Emfisema
1) Pengertian
Perubahan destruktif dinding alveolus dan
pembesaran ruang udara distal dari bronkhiolus non
respirstoar terminalis (Barbara C. Long, 1996).
Pembesaran ruang udara bronkhioli distal sampai
terminalis, hal ini menyebabkan kerusakan pada dinding
alveolar, sehingga mengakibatkan timbulnya malfungsi
pada pertukaran gas (Reevses, 2001).
2) Macam-macam bentuk emfisema:
• Emfisema sentrilobuler (Emfisema obstruktif)
Kelainan terutama mengenai bronkiolus respiraorius.
• Emfisema panlobuler (Emfisema merata atau umum)
Kelainan mengenai bagian ujung percabangan
bronkus.
• Emfisemabullosa (Bullous emfisema)
Kelainan terdapat dibagian perifer paru-paru disertai
pembentukan ruang udara besar seperti balon.
• Emfisema senilis (“Aging lung”
18
Istilah ini digunakan pada orang tua dengan dada
yang berbentuk tong (barrel), disertai pelebaran pada
ruang udara di dalam paru-parunya.
• Emfisema fokal (lokalisata)
Kelainan hanya local dan dapat berbentuk
sentrilobuler atau panlobuler.
• Emfisema intertisiil (Emfisema mediatinal)
Keadaan ini disebabkan oleh pecahnya alveolus pada
emfisema paru dan robekan pada paru-paru.
3) Penyebab
• Kelainan radang, pada bronchus dan bronchiolus
yang diakibatkan oleh asap rokok, debu industri.
• Kelainan atrofik, yang meliputi pengurangan
jaringan elastik dan gangguan aliran darah. Dapat
dijumpai pada proses menjadi tua.
• Obstruksi inkomplit, yang disebabkan oleh
penebalan dinding bronchiolus akibat bertambahnya
makrofag pada penderita yang banyak merokok.
4) Tanda dan Gejala
• Dispnea pada gerak badan menunjukkan distrees
pernafasan akut.
• Menggunakan otot-otot aksesorius untuk bernafas,
wajah merah.
• Kurus dengan “barrel chest”.
• Mual, munta, anoreksia.
• Penurunan berat badan menetap.
• Batuk.
• Nafas cepat, kadang lambat, fase ekspirasi
memanjang dengan mendengkur, nafas bibir.
• Bunyi nafas adventius.
19
• Tabuh pada jari-jari.
e) Pneumonia
1) Pengertian
Peradangan yang mengenai parenkim paru, distal
dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus
respratorius dan alveoli, serta menimbulkan konsilidasi
jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat
(Suyono, 2001).
2) Penyebab
• Bakteri.
• Virus.
• Jamur.
• Protozoa atau ricketsia.
• Faktor lain: Iritan kimia dan terapi radiasi.
3) Tanda dan Gejala
• Dispne.
• Takipnea.
• Nyeri dada pleuritis.
• Demam.
• Menggigil.
• Haempotisis.
• Batuk produktif berupa sputum purulen atau putih.
• Penurunan toleransi terhadap aktivitas.
• Kehilangan nafsu makan.
f) TB Paru
1) Pengertian
Penyakit infeksi yang disebabkan oleh kuman
Mycobacterium tuberculosis dengan gejala yang sangat
bervariasi (Price, 2001).
20
2) Penyebab
Sejenis kuman berbentuk batang dengan ukuran panjang
1-4/mikron dan tebal 0,3-0,6/mikron.
3) Penularan
TB paru dapat ditularkan dari individu dengan penyakit
pulmonal aktif yang mengeluarkan kuman organisme
ketika:
• Berbicara.
• Batuk.
• Bersin.
• Menyanyi.
4) Tanda dan Gejala
• Batuk lebih dari tiga minggu.
• Batuk berdarah.
• Sakit di dada selama lebih dari tiga minggu.
• Demam selama lebih dari tiga minggu.
• Dapat juga ditemukan: Penurunan berat badan secara
drastic, keringat dingin pada malam hari, anoreksia,
kedinginan.
2. Penyebab
Penyebab pastinya belum diketahui, akan tetapi terdapat
beberapa faktor risiko terjadinya Carsinoma Laring, yaitu:
a) Rokok.
b) Minuman keras seperti alkohol.
21
c) Asap debu pada daerah industri.
d) Laringitis kronis.
e) Penggunaan suara berlebihan.
f) Berasal dari keluarga yang pernah mengidap penyakit ini.
3. Tanda dan Gejala
a) Dispnea.
b) Dyspagia.
c) Batuk.
d) Haemoptisis.
e) Penurunan berat badan.
f) Suara parau.
g) Nyeri disekitar area thyroid
h) Pembesaran nodus lympha.
b. Carsinoma Paru
1) Pengertian
2) Penyebab
a) Merokok.
b) Debu asbes.
c) Uap kimiawi.
d) Zat karsinogen.
e) Genetik.
f) Faktor makanan.
3) Tanda dan Gejala
a) Bronkopulmonal.
b) Batuk.
c) Hemoptysis.
d) Wheezing.
e) Pernafasan pendek.
f) Nyeri saat bernafas.
22
g) Friction rub.
h) Kelelahan.
i) Jari tabuh.
j) Berat badan turun.
c. Carsinoma Nasopharing
1) Pengertian
Disebut juga dengan Kanker Nasopharing. Yaitu tumor
ganas yang berasal dari epitel permukaan nasopharing
(Rukmono, 1994).
2) Penyebab
a) Rokok.
b) Minuman keras seperti alkohol.
c) Asap debu pada daerah industri.
d) Faringitis kronis.
e) Genetik.
3) Tanda dan Gejala
a) Dispnea.
b) Dyspagia.
c) Batuk.
d) Haemoptisis.
e) Penurunan berat badan.
f) Suara parau.
g) Nyeri disekitar area thyroid.
h) Pembesaran nodus lympha.
3. Gangguan sistem pernafasan akibat trauma
a. Pneumothoraks
1) Pengertian
23
Suatu keadaan dimana udara masuk ke area pleural antara
pleura visceral dan parietal. Ada 2 tipe pneumothoraks, yaitu:
Pneumothoraks Spontan dan Tegangan Pneumothoraks.
2) Penyebab
Pneumothoraks Spontan :
24
2) Penyebab
a) Patah tulang rusuk.
b) Perdarahan pada kapiler pulmoner.
c) Aorta thoracic.
3) Tanda dan Gejala
a) Ventilasi berkurang.
b) Hipoksemia.
c) Penurunan tekanan darah.
d) Takikardia.
e) Pernafasan pendek-pendek namun cepat.
f) Dyspnea.
g) Nyeri dada.
25
BAB III.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem respirasi memungkinkan oksigen yang ada di atmosfer
masuk ke dalam tubuh dan memungkinkan ekskresi korbon dioksida dari
tubuh. Pertukaran gas antar darah dan paru disebut respirasi eksternal,
sedangkan pertukaran antara darah dan sel disebut respirasi internal. Organ
respirasi meliputi : Hidung, Faring, Laring, Trakea, Dua Bronkus (satu
bronkus pada tiap paru), Bronkiolus dan saluran respirasi kecil, Paru-paru,
Pleura, Otot respirasi (otot interkosta dan diafragma).
Tegangan permukaan alveolus, yang disebabkan oleh gaya tarik
antara molekul-molekul air permukaan dalam lapisan cairan yang
membatasi dinding dalam setiap alveolus, cenderung menolak peregangan
alveolus saat inflasi (menurunkan daya regang) dan cenderung
mengembalikannya ke luas permukaan yang lebih kecil saat deflasi
(meningkatkan rebound paru).
Gangguan pada sistem pernafasan terbagi menjadi 3, yaitu gangguan
sistem pernafasan akibat peradangan atau infeksi,gangguan sistem
pernafasan akibat neoplasma, dan gangguan sistem pernafasan akibat
trauma.
B. Saran
Lebih memperhatikan kembali cara mencegah dan menghindari
bahaya yang mengancam sistem pernapasan pada tubuh kita. Serta
menyadari bahwa memelihara tubuh khususnya sistem pernapasan sangat
penting. Perlu di adakan nya metode penelitian dimana penyebab hal yang
dianggap sepele dapat mengakibatkan hal serius terjadi pada sistem
pernapasan guna mengetahui dan memahami cara melindunginya.
26
DAFTAR PUSTAKA
Sherwood, L. (Edisi 8). Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Indonesia : Buku
Kedokteran
27