Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

SUCTION

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan medikal Bedah

DISUSUN OLEH :

IMRAN ILAHUDE

225070209111028

PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2022
LAPORAN PENDAHULUAN SUCTION

1. Pengertian suction
Suctioning atau penghisapan merupakan tindakan untuk mempertahankan jalan
nafas sehingga memungkinkan terjadinya proses pertukaran gas yang adekuat
dengan cara mengeluarkan sekret pada klien yang tidak mampu
mengeluarkannya sendiri (Timby, 2009). Tindakan suction merupakan suatu
prosedur penghisapan lendir, yang dilakukan dengan memasukkan selang
catheter suction melalui selang endotracheal (Syafni, 2012). Dapat disimpulkan
suction merupakan tindakan untuk mempertahankan kepatenan jalan nafas
dengan mengeluarkan sekret pada klien yang tidak mampu
mengeluarkannyasendiri dengan memasukkan catheter suction ke endotracheal
tube atau trakeostomy tube sehingga memungkinkan terjadinya proses
pertukaran gas yang adekuat.

2. Anatoni suction
Penghisapan lendir adalah suatu cara untuk mengeluarkan sekret dari saluran
nafas dengan menggunakan suatu catheter suction yang dimasukkan melalui
hidung atau rongga mulut ke dalam pharing atau sampai trachea.
3. Tujuan Tindakan Suction
Menurut (Arief dan Khotijah, 2014), tujuan penghisapan lendir lewat
endotrakeal adalah:
a. Untuk menjaga saluran nafas tetap bersih.
b. Untuk mengeluarkan sekret dari pasien yang tidak mamp mengeluarkan
sendiri.
c. Diharapkan suplay oksigen terpenuhi dengan jalan nafas yang adekuat.

4. Jenis-Jenis Suction
Menurut (Debora, 2012)
a. Open Suction System (OSS)
OSS hanya digunakan sekali saja dan membutuhkan lepasnya ventilator
dari pasien. Keuntungan menggunakan OSS yaitu risiko rendah
pneumonia, perubahan fisiologis selama dilakukan tindakan suction,
kurangnya kontaminasi bakteri.
b. Closed Suction System (CSS)
Penggunaan CSS bersifat multiple use tanpa harus melepas ventilator dari
pasien, dapat menyebabkan tekanan negative yang mengakibatkan
kehilangan volume paru yang intens sehingga muncul hipoksemia.

5. Indikasi Suction
Menurut(Asmadi, 2008), indikasi dilakukan suction pada trakeostomi adalah:
a. Bila sekret dapat terlihat atau suara sekret yang terdengar dengan atau
tanpa menngunakan stetoskop
b. Setelah prosedur fisioterapi dada
c. Setelah prosedur pengobatan bronkodilator
d. Peningkatan atau popping off dari puncak tekanan jalan nafas terhadap
klien yang sedang menggunakan ventilator mekanik.
6. Kontra Indikasi Suction
Kontra indikasi menurut (Arief dan Khotijah, 2014) adalah:
a. Pasien dengan stridor
b. Pasien dengan kekurangan cairan cerebro spinal
c. Post pneumonectomy, ophagotomy yang baru.

Tekanan suction (wall suction):


 Dewasa: 110 -150 mmHg
 Anak anak: 95-110 mmHg
 Bayi: 50-95 mmHg
Ukuran canul suction untuk trakeostomi:
 Dewasa: 12-18 Fr
 Anak anak: 10 Fr
 Bayi: 6-8 Fr

7. Komplikasi Suction
Tindakan suction harus memperhatikan komplikasi yang mungkin dapat
ditimbulkan, antara lain yaitu (Kozier dan Erb’s, 2015):
a. Hipoksemia adalah keadaan dimana terjadi penurunan konsentrasi oksigen
dalam pembuluh darah arteri. Hipoksemia bisa terjadi karena kurangnnya
tekanan parsial O2 (PaO2) atau kurangnya saturasi oksigen (SaO2) dalam
pembuluh arteri. Seseorang dikatakan hipoksemia bila tekanan darah
parsial pada pembuluh darah arterinya kurang dari 50 mmHg. 2) Trauma
jalan nafas adalah suatu keadaan dimana airway penderita atau saluran
nafas penderita mengalami sumbatan, sumbatan ini bisa berupa sumbatan
parsial atau sebagian dan total atau secara keseluruhan. Gangguan airway
dapat timbul secara mendadak dan total, perlahan – lahan dan sebagian
serta progresif dan atau berulang.
b. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang diderita pasien saat masuk
kerumah sakit setelah ± 72 jam berada di tempat tersebut. Infeksi ini
terjadi bila toksin atau agen penginfeksi menyebabkan infeksi lokal atau
sistemik.
c. Respiratory arrest adalah ketidak mampuan tubuh dalam mempertahankan
tekanan parsial normal O2 danatau CO2 dalam darah, sehingga sistem
pernapasan tidak mampu memenuhi metabolisme tubuh.
d. Bronkospasme adalah kekejangan otot polos sepanjang tabung bronchial
paru-paru, kejang ini menyempitkan airway atau saluran napas sehingga
menyebabkan kesulitan bernapas.
e. Perdarahan pulmonal atau hemoptoe adalah istilah yang dipakai untuk
menyatakan batuk darah atau sputum berdarah yaitu batuk yang disertai
pengeluaran dari paru -paru atau saluran pernapasan.
f. Disritmia jantung adalah gangguan irama jantung akibat perubahan
elektrofisiologi sel-sel miocard yang pada akhirnya menyebabkan
gangguan irama, frukensi, dan konduksi.
g. Hipertensi/ hipotensi adalah kondisi kronis dimana tekanan darah pada
dinding arteri (pembuluh darah bersih) meningkat/menurun.
h. Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan
akibat dari kerusakan jaringan yang aktual dan potensial.
i. Kecemasan merupakan respon emosional terhadap penilaian yang
menggambarkan keadaan khawatir, gelisah, takut, tidak tentram yang
disertai berbagai keluhan fisik. Keadaan tersebut dapat terjadi dalam
berbagai situasi kehidupan maupun gangguan sakit.

8. Persiapan Tindakan Suction


Persiapan alat
a. Bak instrument berisi: pinset anatomi 2, kasa secukupnya
b. NaCl atau air matang
c. Canule suction
d. Perlak dan pengalas
e. Mesin suction
f. Kertas tissue
9. Prosedur Pelaksanaan Tindakan Suction
Standar Operasional Prosedur (SOP) tindakan keperawatan Suction (Rahayu,
Sunarsih., Harnanto, 2016)
Persiapan pasien dan lingkungan:
a. Tahap PraInteraksi
 Mengecek program terapi
 Mencuci tangan
 Menyiapkan alat
b. Tahap Orientasi
 Memberikan salam dan sapa nama pasien
 Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
 Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien
c. Tahap Kerja
 Memberikan posisi yang nyaman pada pasien kepala sedikit ekstensi
atau posisi semifowler agar mencegah aspirasi
 Memberikan Oksigen 2 – 5 menit
 Meletakkan pengalas di bawah dagu pasien
 Memakai sarung tangan
 Menghidupkan mesin, mengecek tekanan dan botol penampung
 Memasukkan kanul section dengan hatihati (hidung ± 5 cm, mulut ±10
cm)
 Menghisap lendir dengan menutup lubang kanul, menarik keluar
perlahan sambil memutar (+ 5 detik untuk anak, + 10 detik untuk
dewasa)
 Membilas kanul dengan NaCl, berikan kesempatan pasien bernafas
 Mengulangi prosedur tersebut 3-5 kali suctioning
 Mengobservasi keadaan umum pasien dan status pernafasannya
 Mengobservasi secret tentang warna, baud an volumenya
d. Tahap Terminasi
 Mengevaluasi tindakan yang baru dilakukan
 Merapikan pasien dan lingkungan
 Berpamitan dengan pasien
 Membereskan dan kembalikan alat ketempat semula
 Mencuci tangan
 Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
DAFTAR PUSTAKA

Arief dan Khotijah. (2014). Praktek Laboratorium Keterampilan Dasar Dalam


Keperawatan 2. publizer.

Asmadi. (2008). Teknik Procedural Keperawatan Konsep dan Aplikasi


Kebutuhan Dasar Klien. Salemba Medika.

Debora, O. (2012). Proses Keperawatan dan Pemeriksaan Fisik. Salemba


Medika.

Kozier dan Erb’s. (2015). Fundamental Of Nursing Australia (3rd ed.). Person
Australia Group.

Rahayu, Sunarsih., Harnanto, A. M. (2016). Praktikum Kebutuhan Dasar


Manusia 2. BPPSDM.

Syafni, S. R. (2012). Efektifitas Penggunaan Close Suction System dalam


Mencegah Infeksi Nosokomial Ventilator Assosiated Pneumonia pada Pasien
Dengan Ventilator.
http://repository.unri.ac.id/bitstream/123456789/1916/1/JURNAL.pdf

Timby, B. K. (2009). Fundamental Nursing Skill and Concepts. Lippincott


William & Wilkins.

Anda mungkin juga menyukai