Anda di halaman 1dari 6

ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN SUCTION

DI RUANG ICU RS PANTI WILASA CITARUM

DISUSUN OLEH :

THORIQ NUGROHO

2213126

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

JENDERAL ACHMAD YANI

YOGYAKARTA

2016
1. Tindakan yang dilakukan: Suction

2. Dasar pemikiran (secara teori)


Suctioning atau penghisapan lendir merupakan prosedur yang rutin
dilakukan untuk membebaskan jalan nafas. Frekuensi yang terlalu sering
dapat mengakibatkan produksi lendir menjadi bertambah atau resiko
infeksi menjadi tinggi. Tindakan ini dilakukan jika memang dianggap
perlu sekali karena pertimbangan jalan nafas yang buruk atau jika saturasi
oksigen monitor mengalami penurunan atau jika lendir mengakibatkan
penumpukan CO2 dalam darah yang ditunjukkan dengan AGD.
Pasien dengan diagnosa keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan
napas perlu dilakukan tindakan untuk mengeluarkan sekret yang ada di
saluran pernapasan, salah satu tindakan yang dapat dilakukan yaitu dengan
pengisapan lendir (suction). Suctioning atau penghisapan merupakan
tindakan untuk mempertahankan jalan nafas sehingga memungkinkan
terjadinya proses pertukaran gas yang adekuat dengan cara
mengeluarkan sekret pada klien yang tidak mampu mengeluarkannya
sendiri. Apabila suction tidak dilakukan, dapat menyebabkan terjadinya
akumulasi sekret yang dapat menghambat jalan napas sehingga pasien
merasa sesak dan mengakibatkan ketidakefektifan pola napas.

3. Prinsip-prinsip tindakan
Untuk menghindari hipoksemia saat tindakan suction, dapat diberikan
FiO2 dengan konsentrasi tinggi (100%) dalam 3-5 siklus pernafasan atau
sampai nilai saturasi oksigen diatas 95%. Untuk menghindari atelektasis
akibat penghisapan lendir, perawat harus menggunakan teknik yang tepat
misalnya diameter suction tidak kurang dari 0,5 diameter ETT. Menarik
ujung suction 1-2 cm dari karina (setelah ada rangsangan batuk) dan
tekanan suction tidak melebihi 100 cmH2O. untuk menghindari infeksi
nosokomial kanula suction digunakan tipe system tertutup atau prosedur 1
kali pakai buang kanula suction tipe terbuka. Aspirasi tidak melebihi 10
detik dan berikan FiO2 konsentrasi tinggi selama 5-6 siklus nafas untuk
menghindari hipoksemia paska penghisapan lendir. pasien ARDS, resiko
kolaps tidak saja akibat suctioning namun lepasnya tubing saat akan
melakukan tindakan suctioning mengakibatkan PEEP yang sudah diset
menjadi nol dan seketika itu paru-paru menjadi kolaps.
Prinsip-prinsip tindakan suction adalah steril karena orofaring dan
trakea dianggap steril. Adapun mulut dianggap bersih, maka tindakan
suction pada mulut dilakukan setelah orofaring dan trakea dengan
menggunakan kateter suction yang berbeda.
Persiapan Alat:
a. Set penghisap sekresi atau suction lengkap dan siap pakai
b. Kateter penghisap steril dengan ukuran 20 untuk dewasa
c. Sarung tangan steril/bersih
d. Masker
e. Kassa steril/bersih
f. Kom berisi cairan NaCl 0,9 % untuk membilas kateter suction

Prosedur tindakan suction:


a. Cuci tangan
b. Memakai alat pelindung diri (sarung tangan steril/bersih dan masker)
c. Menghidupkan mesin penghisap sekresi dan atur regulator vakum
untuk menetapkan tekanan yang sesuai
d. Siapkan suction, lalu hubungkan satu ujung selang penghubung
suction dengan mesin penghisap dan tempatkan ujung yang lain di
tempat yang aman
e. Masukkan (insersi) suction di area mulut (orofaring), di daerah yang
terpasang ETT
f. Pengisapan dilakukan sambil menarik kateter suction dengan gerakan
memutar. Jika ada rangsangan batuk, tarik sepanjang kira-kira 2 cm
untuk mencegah trauma pada carina.
g. Jika jalan napas klien sudah bersih dari sekret, hentikan tindakan.
h. Bilas suction dengan air bersih yang sudah disiapkan dalam kom.
Suction dengan mesin penghisap.
i. Matikan mesin penghisap, kemudian lepaskan selang penghubung.
j. Letakkan suction di dekat klien.
k. Lepas sarung tangan dan cuci tangan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan saat melakukan suction:


a. Keseluruhan prosedur dari memasukkan kateter suction hingga
mengeluarkannya tidak boleh lebih dari 15 detik karena oksigen tidak
dapat mencapai paru-paru selama pengisapan.
b. Sebelum melakukan suction, kebutuhan oksigenasi klien ditingkatkan
menjadi 100% pada ventilator atau dinaikkan 3 tingkat lebih tinggi
pada penggunaan O2 kanul nasal/ masker non rebreathing. Kecuali
pada distress pernapasan, klien harus dibiarkan istirahat diantara
memasukkan kateter suction. Apabila klien menggunakan kanul nasal
atau masker oksigen, maka harus dipasang kembali selama istirahat.

4. Analisa tindakan keperawatan


Tindakan suction merupakan suatu tindakan untuk membersihkan
jalan napas dengan memakai kateter penghisap melalui nasotrakeal tube
(NTT), orotracheal tube (OTT), endotraceal tube (ETT), pada saluran
pernapasan bagian atas yang bertujuan untuk membebaskan jalan napas,
mengurangi retensi sputum. Merangsang batuk, mencegah terjadinya
infeksi paru. Prosedur ini di kontraindikasikan pada klien yang mengalami
kelainan yang dapat menimbulkan spasme laring terutama sebagai akibat
penghisapan melalui trakea, gangguan perdarahan, edema laring, varises
esophagus, perdarahan gaster, infark miokard.
Kesulitan /hambatan saat melakukan tindakan suction yaitu keadaan
pasien yang kurang kooperatif.
5. Bahaya yang mungkin muncul
a. Hipoksia / Hipoksemia
b. Kerusakan mukosa bronkial atau trakeal
c. Cardiac arrest
d. Aritmia
e. Atelektasis
f. Bronkokonstriksi / bronkospasme
g. Infeksi (pasien / petugas)
h. Pendarahan dari paru
i. Peningkatan tekanan intrakranial
j. Hipotensi
k. Hipertensi

Hal yang seharusnya dilakukan untuk mencegah bahaya tersebut adalah:


Menjaga kesterilan pada daerah orofaring dan trakea, keseluruhan
prosedur dari memasukkan kateter suction hingga mengeluarkannya tidak
boleh lebih dari 15 detik, serta meningkatkan kebutuhan oksigenasi klien
menjadi 100% pada ventilator atau dinaikkan 3 tingkat lebih tinggi pada
penggunaan O2 kanul nasal/ masker non rebreathing

6. Hasil yang didapat dan maknanya


a. Meningkatnya suara napas
b. Menurunnya Peak Inspiratory Pressure yang ditandai menurunnya
ketegangan saluran pernapasan, meningkatnya dynamic compliance
paru, dan meningkatnya tidal volume.
c. Adanya peningkatan dari nilai arterial blood gas atau saturasi oksigen
yang bisa dipantau dengan pulse oxymeter.
d. Hilangnya sekresi pulmonal.
7. Kepustakaan
Potter, Patricia A. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,
Proses, dan Praktik Edisi IV. Jakarta: EGC
Setianto. 2007. Prinsip-prinsip Tindakan Suction. Jakarta: Salemba

Pembimbing Klinik Pembimbing Mahasiswa


Akademik

( ) ( ) (Thoriq Nugroho)

Anda mungkin juga menyukai