0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
33 tayangan19 halaman
Suctioning atau penghisapan dilakukan untuk membersihkan jalan nafas dan mencegah hipoksia. Teknik yang tepat mencakup pre-oksigenasi, penggunaan kateter ukuran tepat, durasi penghisapan kurang dari 15 detik, dan pemantauan vital tanda. Hal ini mencegah trauma jaringan dan hipoksia.
Suctioning atau penghisapan dilakukan untuk membersihkan jalan nafas dan mencegah hipoksia. Teknik yang tepat mencakup pre-oksigenasi, penggunaan kateter ukuran tepat, durasi penghisapan kurang dari 15 detik, dan pemantauan vital tanda. Hal ini mencegah trauma jaringan dan hipoksia.
Suctioning atau penghisapan dilakukan untuk membersihkan jalan nafas dan mencegah hipoksia. Teknik yang tepat mencakup pre-oksigenasi, penggunaan kateter ukuran tepat, durasi penghisapan kurang dari 15 detik, dan pemantauan vital tanda. Hal ini mencegah trauma jaringan dan hipoksia.
sehingga memungkinkan terjadinya proses pertukaran gas yang adekuat dengan cara mengeluarkan secret pada klien yang tidak mampu mengeluarkannya sendiri. ( Ignativicius, 1999 ). Suction jangan dilakukan bila kita akan melakukan pemeriksaan analisa gas darah 15 -20 menit sebelumnya dan hindarkan bila hemodinamik tidak stabil. Untuk mempertahankan jalan nafas sehingga memungkinkan terjadinya proses pertukaran gas yang adekuat dengan cara mengeluarkan secret pada klien yang tidak mampu mengeluarkannya sendiri. Kateter suction yang akan digunakan untuk membersihkan jalan nafas biasanya mempunyai bentuk dan ukuran yang berbeda idealnya kateter suction yang baik adalah efektif menghisap sekret dan resiko trauma jaringan yang minimal. Diameter kateter suction bagian luar tidak boleh melebihi setengah dari diameter bagian dalam lumen tube diameter kateter yang lebih besar akan menimbulkan atelectasis sedangkan kateter yang terlalu kecil kurang efektif untuk menghisap sekret yang kental. Yang penting diingat adalah setiap kita melakukan suction, bukan sekretnya saja yang dihisap tapi Oksigen di paru juga dihisap dan alveoli juga bisa collaps 1. Kateter suction steril yang atraumatik 2. Sarung tangan 3. Tempat steril untuk irigasi 4. Spuit 5-10 ml berisi cairan NaCl steril untuk irigasi trachea jika diindikasikan/untuk Spooling (Lavage Sollution) 5. Cairan Antiseptik 6. Vacuum Suction 7. Ambu Bag (Hand Resuscitator) untuk Oksigen 100%. 8. Vacum Suction harus dicek dan diatur jangan terlalu tinggi karena dapat menyebabkan trauma jaringan dan jangan terlalu rendah ==> penghisapan tidak efektif Kaji adanya kebutuhan untuk dilakukannya tindakan penghisapan.( usahakan tidak rutin melakukan penghisapan karena menyebabkan kerusakan mukosa, perdarahan, dan bronkospasme ). Lakukan cuci tangan, gunakan alat pelindung diri dari kemungkinan terjadinya penularan penyakit melalui secret. Jelaskan kepada pasien mengenai sensasi yang akan dirasakan selama penghisapan seperti nafas pendek, , batuk, dan rasa tidak nyaman. Check mesin penghisap, siapkan tekanan mesin suction pada level 80 – 120 mmHg untuk menghindari hipoksia dan trauma mukosa Siapkan tempat yang steril Setiap melakukan suction melalui artificial airway harus steril untuk mencegah kontaminasi kuman dan dianjurkan memakai sarung tangan yang steril. Karakter suction harus digunakan satu kali proses suction misalnya setelah selesai suction ETT dapat dipakai sekalian untuk suction nasofaring dan urofaring dan sesudah itu harus dibuang atau disterilkan kembali, Ingat” Jangan sikali-kali memakai kateter suction untuk beberapa pasien. Sebelum suction, pasien harus diberi oksigen yang adekuat (pre oxygenasi) sebab oksigen akan menurun selama proses pengisapan. pada pasien – pasien yang oksigennya sudah kurang. Pre oksigen isi dapat menghindari hipoksemia yang berat dengan segala akibatnya, sebab proses suction dapat menimbulkan hiposemia . Pre oksigen dapat diberikan dengan ambu bag dengan O2 100 % (0-10 liter) atau dengan memakai alat ventilator mekanik dengan O2 100%. Selama 30 detik samapi 3 menit Setelah pre oksigensi yang cukup masukan kateter suction ke dalam airway sampai ujungnya menotok tanpa hisap kemudian tarik kateter suction sedikit lakukan penghisapan dan pemutaran berlahan dan sambil menarik keluar untuk mencegah kerusakan jaringan dan memudahkan penghisapan secret. Proses suction tidak boleh melebihi 10-15 detik di lumen artificial airway, total proses suction jangan melebihi 20 detik. Bila hendak mengulangi suction harus diberikan pre-oksigenasi kembali 6-10 kali ventilasi dan begitu seterusnya sampai jalan nafas bersih. Jangan lupa monitor vital sign, ECG monitor ,sebelum melanjutkan suction, bila terjadi dysritmia atau hemodinamik tidak stabil, hentikan suction sementara waktu. Suction harus hati-hati pada kasus-kasus tertentu misalnya penderita dengan oedem paru yang berat dengan memakai respirator dan peep, tidak dianjurkan melakukan suction untuk sementara waktu sampai oedem parunya teratasi Bila sputum kental dan sulit untuk dikeluarkan dapat dispooling dengan cairan NaCi 0,9% sebanyak 5-10 ml dimasukkan ke dalam lumen artificial airway sebelum di-suction, untuk bayi cukup beberapa tetes saja. Dianjurkan setiap memakai artificial airway harus menggunakan humidifier dengan kelembaban 100% pada temperatur tubuh untuk mengencerkan dan memudahkan pengeluaran sputum. Ulangi prosedur bila diperlukan ( maksimal 3 x suction dalam 1 waktu ) Catat tindakan dalan dokumentasi keperawatan mengenai karakteristik Sputum (jumlah, warna, konsistensi, bau, adanya darah ) dan respon Penghisapan melalui naso tracheal biasanya lebih sulit dan berbahaya bila dibanding dengan memakai via artifical airway dan tidak dilanjutkan untuk rutin prosedur pada pembersihan jalan nafas, sebab dapat menyebabkan spasme taring, iritasi nasal dan perdarahan. Pada kasus tertentu dimana artificial airway tidak ada, sedangkan retensi sputum banyak dapat dilakukan perlahan dengan memakai kateter suction yang sebelumnya diolesi pelcin (water soluble lumbricant) dan sementara vacuum dilepaskan, sambil mendengar suara nafas melaiui kateter bila sudah sampai di depan trachea kateter Suction diteruskan pada saat inspirasi sambil menghisap, biasanya timbul rangsangan batuk sehingga sputum dapat keluar melalui suction atau ke rongga jalan natas bagian atas (nasotaring atau urotaring) sehingga mudah dikeluarkan melalui kateter suction dapat dilakukan spooling untuk mengencerkan sputum bila dilakukan berulang dapat dibantu dengan nasotaringeal tube untuk mengurangi trauma jangan lupa memberikan reoksigenasi dan monitor vital sign sesudah melakukan suction. Bila terjadi spasme taring pada waktu suction naso tracheal, Segera cabut kateter suction dan bantu dengan memakai ambu bag clan oksigen 100%, ini merupakan life treathening Hipoxcmia , oleh karena suction melalui artiticial aireway dapat menghisap oksigen yang di alveoli dan menurunkan oksigen pada darah arteri yang dapat menimbulkan tacicardi, aritmia/PVC, bradicardi Untuk mencegah hipoxemia ini • Oksigenasi yang baik sebelum dan sesudah suction • Suction jangan melebihi I5 detik • Ukuran diameter secction yang benar Suncioning dapat menyebabkan trauma jaringan, iritasi dan pendarahan untuk pencegahan : • Pakai karakter suction dengan jenis dan ukuran yang benar • Teknik suction yang baik dan benar Atelektasis Atelektasis dapat terjadi bila pemakaian kateter sunction yang terlalu besar dan vacuum suction yang terallu kuat sehingga terjadi Hipoxemia . Untuk pencegahan : • Pakai kateter suction dengan jenis dan ukuran yang benar • Teknik suction yang baik dan benar • Auskultasi pre dan post suction Hipotensi : Hipotensi yag terjadi pada sewaktu suction biasanya oleh karena : vagal stimulasi, batuk dan hipoxemia.