Anda di halaman 1dari 7

Proses Pelaksanaan Trakeostomi

Saat dilakukan trakeostomi, pasien berada dalam keadaan terbius total. Namun, pada kondisi gawat
darurat, sering kali hanya dilakukan pembiusan lokal di daerah leher yang akan dibedah. Selama operasi
berlangsung, kadar oksigen di darah dan denyut jantung pasien akan diawasi melalui oksimeter dan
EKG.Setelah obat bius bekerja, dokter akan membuat sayatan di area bawah jakun. Sayatan akan
diteruskan sampai ke dalam, hingga bagian tulang rawan trakea terbuka dan membentuk lubang.
Setelah itu, lubang akan dipasangi tabung trakeostomi yang terhubung langsung dengan udara
luar.Pasien kemudian akan bernapas melalui pipa ini, bukan melalui hidung atau mulut. Jika diperlukan,
pipa dapat disambungkan ke tabung oksigen atau mesin ventilator. Lubang trakeostomi bisa bersifat
sementara maupun permanen.

Cara melakukan perawatan Trakeostomi

Trakeostomi adalah bukaan/lubang yang dibuat dengan insisi bedah atau dengan membuat sayatan
pada kulit—pada bagian depan leher dan menembus ke dalam trakea (batang tenggorokan).Sebuah
selang plastik dimasukkan melalui sayatan tersebut untuk menjaga agar jalan udara tetap terbuka dan
memungkinkan pasien dapat bernapas. Prosedur tersebut sering dilakukan dalam situasi darurat dengan
tujuan menghindarkan tenggorokan dari reaksi alergi atau pertumbuhan tumor. Trakeostomi dapat
menjadi tindakan sementara ataupun permanen. Melakukan perawatan untuk trakeostomi permanen
memerlukan banyak pengetahuan dan perhatian, terutama sekali untuk para pasien dan caregiver—
keluarga/teman yang tinggal bersama pasien dan menjaga/merawatnya—saat di rumah dan jauh dari
rumah sakit. Pastikan bahwa Anda menerima pelatihan secara menyeluruh dari seorang petugas
kesehatan profesional sebelum berusaha merawat seorang pasien dengan trakeostomi.

MELAKUKAN PENGISAPAN SELANG

1. Siapkan peralatan yang diperlukan

Pengisapan selang trakeostomi penting karena akan membantu membebaskan saluran udara dari
produksi sekret (lendir/mucus), sehingga memungkinkan pasien untuk bernapas lebih baik dan
mengurangi risiko infeksi paru-paru. Tindakan pengisapan yang tidak tepat merupakan penyebab utama
terjadinya infeksi pada orang yang menggunakan selang trakeostomi (tracheostomy tube). Perlengkapan
yang diperlukan meliputi:

 Mesin pengisap/penyedot
 Selang kateter untuk melakukan pengisapan (untuk orang dewasa digunakan ukuran 14 dan 16)
 Sarung tangan steril berbahan lateks
 Larutan garam fisiologik (Natrium Chlorida/NaCl 0,9%)
 Larutan garam fisiologik siap pakai atau dalam bentuk semprot/suntik berukuran 5ml.
 bersih berisi air leding
2. Cuci lah tangan anda secara menyeluruh

Caregiver (baik di rumah sakit ataupun di rumah) harus mencuci tangan mereka sebelum dan sesudah
perawatan trakeostomi. Tindakan tersebut terutama untuk melindungi pasien dari infeksi karena bakteri
yang masuk melalui lubang pada lehernya. Cucilah tangan Anda dengan sabun dan air hangat minimal
selama 20 detik dan jangan lupa menggosok bagian-bagian di antara jari-jari Anda dan di bagian bawah
kuku.

 Keringkan tangan Anda menggunakan handuk kertas atau kain/lap bersih.


 keran menggunakan handuk kertas atau kain/lap untuk menghindari tangan Anda kembali
terkontaminasi.
 alternatif, sabun tangan Anda dengan gel/cairan pembersih berbasis alkohol lalu keringkan
dengan cara diangin-anginkan.

3. Siapkan dan lakukan pengujian pada kateter

Paket mesin pengisap harus dibuka secara hati-hati, saat membawanya jangan menyentuh ujung
kateter. [4] Namun demikian, pengatur lubang angin yang terdapat di ujung kateter dapat disentuh, jadi
jangan khawatir mengenai hal tersebut. Kateter biasanya direkatkan pada selang trakea yang
dihubungkan ke mesin pengisap.

 Nyalakan mesin pengisap dan lakukan pengujian melalui ujung kateter untuk mengetahui
berfungsi atau tidaknya mesin tersebut. Ujilah dengan menutupkan ibu jari Anda di atas lubang
kateter lalu melepaskan.
 jadi selang trakea tersebut memiliki satu atau dua bukaan/lubang, dan mungkin juga dilengkapi
balon (cuffed)—yang dapat diatur untuk menguragi risiko aspirasi—atau tanpa dilengkapi balon
(uncuffed), berlubang (memungkinkan untuk berbicara) atau tidak berlubang.

4. Siapkan pasien dan ambil larutan garam ( NaCl )

Pastikan kepala dan bahu pasien sedikit ditinggikan/diangkat. Keduanya harus nyaman selama
prosedur perawatan berlangsung. Untuk membuatnya tenang, izinkan pasien menarik napas
dalam-dalam sekitar tiga sampai empat kali. Segera setelah pasien dalam posisi tepat, masukkan
3-5 mililiter larutan NaCl 0,9% ke dalam selang kateter. Tindakan tersebut akan membantu
merangsang pasien mengeluarkan lendir dan menambah uap lembap pada membran lendir.[6]
Larutan NaCl 0,9% harus digunakan teratur selama proses pengisapan untuk mencegah
pembentukan sumbatan lendir kental dalam tenggorokan, yang dapat menghalangi jalan udara.
 Berapa kali NaCL 0,9% harus dimasukkan berbeda untuk pasien satu dan yang lain
tergantung pada seberapa kental dan banyak lendir yang diproduksi oleh tenggorokannya.
 harus memeriksa warna, bau, dan juga kekentalan lendir untuk berjaga bilamana ada
infeksi–lendir berubah menjadi hijau keabu-abuan serta berbau tak sedap.
5. Masukkan kakteter tersebut dan pasang pengisap

Arahkan kateter tersebut ke dalam selang trakea dengan lembut sampai pasien mulai terbatuk hingga
batuk tersebut berhenti dan tidak berlanjut. Pada sebagian besar kasus, selang kateter tersebut harus
dimasukkan ke selang trakeostomi sedalam kira-kira 10,2 sampai 12,7 cm. Lengkungan alami kateter
harus mengikuti lengkungan dari selang trakea. Kateter tersebut harus ditarik sedikit ke belakang
sebelum pengisapan dilakukan, sehingga akan membuat pasien merasa lebih nyaman.

 Pasang pengisap dengan menutup pengatur lubang angin saat menarik kateter dari selang
trakea dengan gerakan pelan dan memutar. Pengisap sebaiknya tidak digunakan lebih lama dari
kira-kira sepuluh detik, selama waktu tersebut kateter akan terus memutar dan tertarik keluar.
Pengisap akan terlepas.
 trakeostomi dibuat dalam beberapa ukuran dan bahan seperti plastik semifleksibel, plastik
keras dan logam. Beberapa jenis selang dibuat untuk sekali pakai (disposable), sementara yang
lain dapat digunakan secara berulang.

6. Biarkan pasien menarik napas sesaat

Izinkan pasien menarik napas pelan dan dalam sebanyak 3-4 kali di antara tahap pengisapan, sebab saat
mesin pengisap bekerja sangat sedikit udara yang dapat masuk ke paru-paru pasien. Pasien sebaiknya
diberikan oksigen setiap kali usai tahap pengisapan atau berikan waktu untuk bernapas tergantung dari
kondisi pasien.

 Bersama pelepasan kateter, sedot air leding melalui selang tersebut untuk membuang semua
lendir kental, lalu cuci kateter dengan hidrogen peroksida.
 proses tersebut selama diperlukan jika pasien memproduksi lebih banyak lendir yang terisap
keluar dari selang trakea.
 diulangi sampai saluran napas bersih dari lendir.
 pengisapan, aliran oksigen dikembalikan pada tingkat dasar sebagaimana sebelumnya.

MEMBERSIHKAN SELANG TRAKEA

1. Kumpulkan Peralatan

Adalah hal penting untuk menjaga peralatan tetap bersih dan bebas dari lendir dan kotoran lain. Jadi
sebaiknya bersihkan peralatan tersebut minimal dua kali sehari—idealnya adalah pada pagi dan sore
hari. [9] Bagaimanapun, lebih sering lebih baik. Berikut adalah hal-hal yang Anda perlukan:

 Larutan garam steril


 Hidrogen Peroksida setengah cair (½ bagian air dicampur dengan ½ bagian hidrogen peroksida)
 Mangkuk kecil yang bersih
 Sikat lembut yang bersih

2. Cucilah tangan anda

Sangat penting untuk mencuci tangan Anda dan menyingkirkan semua kuman dan kotoran. Tindakan
tersebut akan membantu mencegah infeksi apa pun yang disebabkan oleh perawatan yang tidak
higienis.

 Prosedur mencuci tangan yang tepat telah didiskusikan pada bagian sebelumnya. Hal terpenting
yang harus diingat adalah menggunakan jenis sabun yang lembut, menyabuni dengan baik,
membilasnya, dan mengeringkannya dengan handuk kering dan bersih.

3. Rendamlah selang trakea

Masukkan ½ bagian larutan hidrogen peroksida ke dalam sebuah mangkuk, sementara di mangkuk yang
lain masukkan larutan garam steril. Angkatlah selang trakea bagian dalam dengan hati-hati sambil
menahan pelat leher (neck plate/fange), yang sebaiknya telah diajarkan oleh dokter atau perawat saat
pasien masih dirawat di rumah sakit.[10]

 Masukkan selang trakea ke dalam mangkuk berisi larutan hidrogen peroksida dan biarkan
terendam sempurna sampai lapisan kerak dan partikel-partikel di dalamnya melunak, larut, dan
terlepas.
 selang trakea dibuat untuk sekali pakai dan tidak perlu dibersihkan jika Anda memiliki
penggantinya.

4. Bersihkan selang trakea

Bersihkan bagian dalam maupun luar selang trakea menggunakan sikat yang berbulu halus. Lakukan
dengan hati-hati dan pastikan selang tersebut bersih dari lendir dan kotoran lain. [11] Berhati-hatilah,
jangan menggosok terlalu kuat dan hindari penggunaan sikat yang kasar/berbulu besar untuk
membersihkan selang trakea karena kemungkinan dapat merusaknya. Setelah Anda selesai
membersihkannya, masukkan selang ke dalam larutan garam selama 5-10 menit untuk merendam dan
membuatnya steril.

 Jika Anda tidak memiliki lebih banyak air garam, merendamnya dalam cuka putih yang
dilarutkan dengan sedikit air juga akan berhasil baik.
 Anda akan menggunakan selang trakea berbahan plastik sekali pakai, lewati saja langkah ini.

5. Pasanglah kembali selang ke dalam lubang trakeostomi

Segera setelah Anda memegang selang trakea yang bersih dan steril (atau baru), berhati-hatilah
memasukkannya ke dalam lubang trakeostomi sementara masih menahan pelat leher (neck plate).
Putar bagian dalam selang sampai kembali terkunci dalam posisi yang aman. Anda dapat menarik selang
tersebut dengan lembut ke arah depan untuk mengecek/memastikan bahwa bagian dalam selang telah
terkunci ke tempatnya.

 Prosedur pembersihan yang Anda lakukan telah lengkap dan berhasil baik. Melakukan prosedur
ini minimal 2 kali sehari dapat mencegah infeksi, penyumbatan saluran, dan berbagai komplikasi
lain.

MEMEBERSIHKAN STOMA

1. Periksalah stoma

Stoma adalah istilah lain untuk lubang pada leher/trakea tempat selang trakeostomi dimasukkan
sehingga pasien dapat bernapas. Stoma tersebut sebaiknya diperiksa setiap kali usai tindakan
pengisapan untuk mengetahui ada tidaknya gangguan kulit dan tanda-tanda infeksi. Jika muncul gejala
infeksi (atau jika apa pun tampak meragukan) segera konsultasikan pada dokter.

 Gejala-gejala infeksi stoma dapat meliputi: kemerahan dan bengkak, rasa sakit dan produksi
lendir dari nanah yang berbau tak sedap.
 stoma terinfeksi dan terjadi peradangan, selang trakea akan lebih sulit dimasukkan.
 stoma pucat dan kebiruan, mungkin hal itu mengindikasikan adanya masalah dengan aliran
darah hingga jaringan, dan sebaiknya segera hubungi dokter.

2. Bersihkan stoma dengan antiseptik

Setiap kali Anda melepas selang trakea, bersihkan dan lakukan disinfeks (pembasmian kuman penyakit)
pada stoma. Gunakan larutan antiseptik seperti larutan betadine atau larutan sejenis yang lain. Stoma
tersebut harus dibersihkan dalam gerakan memutar (dengan kain kasa steril) mulai dari posisi jam 12
dan menyekanya turun ke posisi jam 3.Selanjutnya gunakan kain kasa baru yang direndam dalam larutan
antiseptik dan usap ke arah atas ke posisi jam 9.

 Untuk membersihkan setengah bagian terbawah dari stoma tersebut, usapkan kain kasa baru
dari posisi jam 3 naik ke posisi jam 6. Selanjutnya usap lagi dari posisi jam 9 bergerak turun ke
posisi jam 6.

3. Ganti pembalut secara teratur

Pembalut di sekeliling lubang trakeostomi harus diganti minimal dua kali sehari. Penggantian pembalut
membantu mencegah terjadinya infeksi pada area stoma dan di dalam sistem pernapasan (paru-paru).
Penggantian pembalut juga mendukung kebersihan kulit. Pembalut baru membantu mengisolasi kulit
dan menyerap produksi sekret/lendir yang mungkin bocor di sekitar stoma.
 Pembalut yang basah harus diganti secepatnya. Pembalut basah cenderung tercampur bakteri
dan dapat memicu komplikasi kesehatan.
 Jangan lupa untuk mengganti pita (tali) yang menahan selang trakea jika tampak kotor atau
basah. Pastikan untuk menahan selang trakea pada tempatnya saat melakukan penggantian
pita/tali tersebut.

MENGUASAI PERAWATAN SEHARI-HARI

1. Lindungi selang trakea saat berada di luar

Alasan mengapa para dokter dan petugas kesehatan profesional terus-menerus melakukan penutupan
selang trakea adalah karena kotoran dan partikel-partikel asing dapat masuk ke dalam selang yang tidak
tertutup dan akhirnya memasuki batang tenggorokan pasien. [16] Partikel-partikel asing meliputi debu,
pasir dan berbagai polutan yang ada di atmosfer. Semua partikel tersebut dapat memicu iritasi dan
bahkan infeksi, sehingga harus dihindari.

 Masuknya kotoran ke dalam selang trakea memicu produksi lendir berlebihan di dalam batang
tenggorokan, yang dapat menyumbat selang dan menyebabkan kesulitan bernapas serta
terjadinya infeksi.
 Pastikan lebih sering membersihkan selang trakea jika pasien menghabiskan banyak waktu di
luar rumah, terutama jika udara berangin dan/atau berdebu.

2. Hindari aktivitas berenang

Berenang dapat sangat berbahaya untuk pasien trakeostomi. Selagi berenang, lubang trakeostomi
ataupun tutup pada selang tersebut tidak benar-benar kedap air. Akibatnya, saat sedang berenang
kemungkinan besar air masuk langsung ke dalam lubang/selang trakeostomi, yang dapat memicu suatu
kondisi yang disebut “pneumonia aspirasi/infeksi paru-paru”—air yang masuk ke dalam paru-paru yang
memicu penciutan.

 Pneumonia aspirasi, bahkan setelah masuknya sedikit air saja, dapat memicu kematian karena
tercekik.
 Masuknya air ke dalam paru-paru bahkan dalam jumlah kecil juga dapat meningkatkan risiko
infeksi oleh bakteri.
 Tutuplah selang tersebut dan juga berhati-hatilah saat mandi atau berada di bawah pancuran
mandi.

3. Pertahankan untuk menghirup udara lembab

Saat seorang bernapas melalui hidungnya (dan juga sinus—rongga kecil di belakang tulang pipi dan dahi)
udara cenderung menahan lebih banyak uap lembap, yang lebih baik untuk paru-paru. Namun, orang-
orang dengan trakeostomi tidak lagi memiliki kemampuan tersebut, sehingga yang mereka hirup adalah
udara dengan kelembapan yang sama dengan udara luar. Di daerah beriklim kering, hal tersebut dapat
menimbulkan masalah, sehingga penting untuk berusaha dan menjaga agar pasien dapat menghirup
udara selembap yang bisa didapat.

 Tempelkan kain basah menutup selang trakea dan pertahankan kelembapannya.


 Gunakan alat pelembap udara (humidifier) untuk membantu melembapkan udara selama
kondisi udara di dalam rumah kering.

TIPS

1. Pastikan selang trakea bersih dari sumbatan lendir, dan bawalah selalu satu cadangan selang setiap
kali melakukan perawatan.

2. batuk pastikan untuk selalu membersihkan lendir dengan kain atau tisu.

3. Segera kunjungi dokter jika terjadi pendarahan dari lubang trakeostomi atau jika pasien mengalami
kesulitan bernapas, terserang batuk, sakit di bagian dada, atau mengalami demam.

Anda mungkin juga menyukai