Anda di halaman 1dari 13

Trakeostomi dan Tips Cara Perawatannya

David Hutagaol, Ignatius Wuryantoro

Divisi Bedah Toraks Kardiovaskular, KSM Bedah, Rumah Sakit Cipto Mangunkusomo, Jakarta

Apa itu trakeostomi?

Trakeostomi adalah tindakan bedah untuk membuat lubang dari bagian depan leher pada
tenggorokan/saluran udara (trakea) agar dapat dipasangi tabung pernapasan. Tujuan utama
dilakukannya prosedur ini adalah untuk memudahkan masuknya oksigen ke paru-paru pasien.

Trakeostomi biasanya dilakukan untuk menangani kondisi darurat medis atau penyakit tertentu yang
menyebabkan pasien mengalami hambatan jalan napas atau gagal napas. Prosedur ini dilakukan
dengan operasi dan perlu dipantau dengan ketat.

Kondisi yang Membutuhkan Trakeostomi

Trakeostomi umumnya dibutuhkan pada pasien yang mengalami sumbatan jalan napas, baik itu
karena penyempitan, benda asing, ataupun lendir yang berlebihan. Prosedur ini juga bisa dilakukan
pada pasien yang tidak mampu bernapas dengan normal. Beberapa kondisi medis yang bisa
menyebabkan kesulitan bernapas adalah:

-Gangguan saluran pernapasan kongenital atau bawaan lahir

-Luka saluran pernapasan akibat menghirup bahan kimia

-Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)

-Disfungsi diafragma

-Infeksi berat

-Luka di dinding dada

-Luka bakar atau operasi besar pada wajah

-Kelumpuhan otot pernapasan

-Kelumpuhan otot menelan

-Apnea tidur

-Syok anafilaktik

-Cedera mulut atau leher yang parah

-Kelumpuhan pita suara

-Kanker leher atau tumor di sekitar leher yang menekan jalan napas

-Koma
-Selain untuk bernapas, lubang trakeostomi juga dapat difungsikan sebagai saluran pembuangan
lendir berlebih dari paru-paru.

Proses Pelaksanaan Trakeostomi

Saat dilakukan trakeostomi, pasien berada dalam keadaan terbius total. Namun, pada kondisi gawat
darurat, sering kali hanya dilakukan pembiusan lokal di daerah leher yang akan dibedah. Selama
operasi berlangsung, kadar oksigen di darah dan denyut jantung pasien akan diawasi melalui
oksimeter dan EKG.

Setelah obat bius bekerja, dokter akan membuat sayatan di area bawah jakun. Sayatan akan
diteruskan sampai ke dalam, hingga bagian tulang rawan trakea terbuka dan membentuk lubang.
Setelah itu, lubang akan dipasangi tabung trakeostomi yang terhubung langsung dengan udara luar.

Pasien kemudian akan bernapas melalui pipa ini, bukan melalui hidung atau mulut. Jika diperlukan,
pipa dapat disambungkan ke tabung oksigen atau mesin ventilator. Lubang trakeostomi bisa bersifat
sementara maupun permanen.

Risiko Komplikasi Trakeostomi

Setelah tabung trakeostomi terpasang, pasien akan kesulitan berbicara dan menelan. Namun, hal ini
akan membaik ketika pasien sudah terbiasa dengan keberadaan tabung. Selain itu, trakeostomi juga
berisiko menimbulkan komplikasi. Berikut ini adalah risiko yang mungkin dialami pasien:

-Infeksi

-Kerusakan kelenjar tiroid

-Terbentuknya jaringan parut di trakea

-Kebocoran paru-paru

-Perdarahan

-Kegagalan fungsi paru

Pasien juga berisiko mengalami kerusakan pada pita suara yang menyebabkan perubahan suara
permanen. Namun, risiko ini sangat jarang terjadi.

Pemasangan tabung trakeostomi tentu akan menimbulkan rasa tidak nyaman. Pasien biasanya
memerlukan waktu 3 hari sebelum terbiasa dengan keberadaan alat ini. Untuk pengguna jangka
panjang, dokter akan memberi tahu cara merawat dan membersihkan tabung trakeostomi di rumah.
Selain itu, pasien juga disarankan untuk rutin menemui dokter sesuai waktu yang dijadwalkan.

Trakeostomi dapat menjadi tindakan sementara ataupun permanen. Melakukan perawatan untuk
trakeostomi permanen memerlukan banyak pengetahuan dan perhatian, terutama sekali untuk para
pasien dan caregiver—keluarga/teman yang tinggal bersama pasien dan menjaga/merawatnya—
saat di rumah dan jauh dari rumah sakit. Pastikan bahwa Anda menerima pelatihan secara
menyeluruh dari seorang petugas kesehatan profesional sebelum berusaha merawat seorang pasien
dengan trakeostomi.
Langkah-langkah perawatan trakeostomi

1) Melakukan Pengisapan Selang

a) Siapkan peralatan yang diperlukan. Pengisapan selang trakeostomi penting karena akan
membantu membebaskan saluran udara dari produksi sekret (lendir/mucus), sehingga
memungkinkan pasien untuk bernapas lebih baik dan mengurangi risiko infeksi paru-paru.
Tindakan pengisapan yang tidak tepat merupakan penyebab utama terjadinya infeksi pada
orang yang menggunakan selang trakeostomi (tracheostomy tube). Perlengkapan yang
diperlukan meliputi:
-Mesin pengisap/penyedot
-Selang kateter untuk melakukan pengisapan (untuk orang dewasa digunakan ukuran 14 dan
16)
-Sarung tangan steril berbahan lateks
-Larutan garam fisiologik (Natrium Chlorida/NaCl 0,9%)
-Larutan garam fisiologik siap pakai atau dalam bentuk semprot/suntik berukuran 5ml.
Mangkuk bersih berisi air
b) Cucilah tangan Anda secara menyeluruh. Caregiver (baik di rumah sakit ataupun di rumah)
harus mencuci tangan mereka sebelum dan sesudah perawatan trakeostomi. Tindakan
tersebut terutama untuk melindungi pasien dari infeksi karena bakteri yang masuk melalui
lubang pada lehernya. Cucilah tangan Anda dengan sabun dan air hangat minimal selama 20
detik dan jangan lupa menggosok bagian-bagian di antara jari-jari Anda dan di bagian bawah
kuku.
-Keringkan tangan Anda menggunakan handuk kertas atau kain/lap bersih.
-Matikan keran menggunakan handuk kertas atau kain/lap untuk menghindari tangan Anda
kembali terkontaminasi.
-Sebagai alternatif, sabun tangan Anda dengan gel/cairan pembersih berbasis alkohol lalu
keringkan dengan cara diangin-anginkan.
c) Siapkan dan lakukan pengujian pada kateter. Paket mesin pengisap harus dibuka secara hati-
hati, saat membawanya jangan menyentuh ujung kateter. Namun demikian, pengatur
lubang angin yang terdapat di ujung kateter dapat disentuh, jadi jangan khawatir mengenai
hal tersebut. Kateter biasanya direkatkan pada selang trakea yang dihubungkan ke mesin
pengisap. Nyalakan mesin pengisap dan lakukan pengujian melalui ujung kateter untuk
mengetahui berfungsi atau tidaknya mesin tersebut. Ujilah dengan menutupkan ibu jari
Anda di atas lubang kateter lalu melepaskan. Boleh jadi selang trakea tersebut memiliki satu
atau dua bukaan/lubang, dan mungkin juga dilengkapi balon (cuffed)—yang dapat diatur
untuk mengurangi risiko aspirasi—atau tanpa dilengkapi balon (uncuffed), berlubang
(memungkinkan untuk berbicara) atau tidak berlubang.
d) Siapkan pasien dan ambil larutan garam (NaCl). Pastikan kepala dan bahu pasien sedikit
ditinggikan/diangkat. Keduanya harus nyaman selama prosedur perawatan berlangsung.
Untuk membuatnya tenang, izinkan pasien menarik napas dalam-dalam sekitar tiga sampai
empat kali. Segera setelah pasien dalam posisi tepat, masukkan 3-5 mililiter larutan NaCl
0,9% ke dalam selang kateter. Tindakan tersebut akan membantu merangsang pasien
mengeluarkan lendir dan menambah uap lembap pada membran lendir.[6] Larutan NaCl
0,9% harus digunakan teratur selama proses pengisapan untuk mencegah pembentukan
sumbatan lendir kental dalam tenggorokan, yang dapat menghalangi jalan udara.
-Berapa kali NaCL 0,9% harus dimasukkan berbeda untuk pasien satu dan yang lain
tergantung pada seberapa kental dan banyak lendir yang diproduksi oleh tenggorokannya.
-Caregiver harus memeriksa warna, bau, dan juga kekentalan lendir untuk berjaga bilamana
ada infeksi–lendir berubah menjadi hijau keabu-abuan serta berbau tak sedap.
e) Masukkan kateter tersebut dan pasang pengisap. Arahkan kateter tersebut ke dalam selang
trakea dengan lembut sampai pasien mulai terbatuk hingga batuk tersebut berhenti dan
tidak berlanjut. Pada sebagian besar kasus, selang kateter tersebut harus dimasukkan ke
selang trakeostomi sedalam kira-kira 10,2 sampai 12,7 cm. Lengkungan alami kateter harus
mengikuti lengkungan dari selang trakea. Kateter tersebut harus ditarik sedikit ke belakang
sebelum pengisapan dilakukan, sehingga akan membuat pasien merasa lebih nyaman.

Pasang pengisap dengan menutup pengatur lubang angin saat menarik kateter dari selang
trakea dengan gerakan pelan dan memutar. Pengisap sebaiknya tidak digunakan lebih lama
dari kira-kira sepuluh detik, selama waktu tersebut kateter akan terus memutar dan tertarik
keluar. Pengisap akan terlepas.

Selang trakeostomi dibuat dalam beberapa ukuran dan bahan seperti plastik semifleksibel,
plastik keras dan logam. Beberapa jenis selang dibuat untuk sekali pakai (disposable),
sementara yang lain dapat digunakan secara berulang

f) Biarkan pasien menarik napas sesaat. Izinkan pasien menarik napas pelan dan dalam
sebanyak 3-4 kali di antara tahap pengisapan, sebab saat mesin pengisap bekerja sangat
sedikit udara yang dapat masuk ke paru-paru pasien. [8] Pasien sebaiknya diberikan oksigen
setiap kali usai tahap pengisapan atau berikan waktu untuk bernapas tergantung dari kondisi
pasien.
- Bersama pelepasan kateter, sedot air leding melalui selang tersebut untuk membuang
semua lendir kental, lalu cuci kateter dengan hidrogen peroksida.
-Ulangi proses tersebut selama diperlukan jika pasien memproduksi lebih banyak lendir yang
terisap keluar dari selang trakea.
-Pengisapan diulangi sampai saluran napas bersih dari lendir.
-Setelah pengisapan, aliran oksigen dikembalikan pada tingkat dasar sebagaimana
sebelumnya.

2) Membersihkan Selang Trakea

a) Kumpulkan peralatan. Adalah hal penting untuk menjaga peralatan tetap bersih dan
bebas dari lendir dan kotoran lain. Jadi sebaiknya bersihkan peralatan tersebut minimal
dua kali sehari—idealnya adalah pada pagi dan sore hari. [9] Bagaimanapun, lebih sering
lebih baik. Berikut adalah hal-hal yang Anda perlukan:
-Larutan garam steril
-Hidrogen Peroksida setengah cair (½ bagian air dicampur dengan ½ bagian hidrogen
peroksida)
-Mangkuk kecil yang bersih
-Sikat lembut yang bersih
b) Cucilah tangan Anda. Sangat penting untuk mencuci tangan Anda dan menyingkirkan
semua kuman dan kotoran. Tindakan tersebut akan membantu mencegah infeksi apa
pun yang disebabkan oleh perawatan yang tidak higienis.
Prosedur mencuci tangan yang tepat telah didiskusikan pada bagian sebelumnya. Hal
terpenting yang harus diingat adalah menggunakan jenis sabun yang lembut, menyabuni
dengan baik, membilasnya, dan mengeringkannya dengan handuk kering dan bersih.

c) Rendamlah selang trakea. Masukkan ½ bagian larutan hidrogen peroksida ke dalam


sebuah mangkuk, sementara di mangkuk yang lain masukkan larutan garam steril.
Angkatlah selang trakea bagian dalam dengan hati-hati sambil menahan pelat leher
(neck plate/fange), yang sebaiknya telah diajarkan oleh dokter atau perawat saat pasien
masih dirawat di rumah sakit.[10]
-Masukkan selang trakea ke dalam mangkuk berisi larutan hidrogen peroksida dan
biarkan terendam sempurna sampai lapisan kerak dan partikel-partikel di dalamnya
melunak, larut, dan terlepas.
-Beberapa selang trakea dibuat untuk sekali pakai dan tidak perlu dibersihkan jika Anda
memiliki penggantinya.
d) Bersihkan selang trakea. Bersihkan bagian dalam maupun luar selang trakea
menggunakan sikat yang berbulu halus. Lakukan dengan hati-hati dan pastikan selang
tersebut bersih dari lendir dan kotoran lain. [11] Berhati-hatilah, jangan menggosok
terlalu kuat dan hindari penggunaan sikat yang kasar/berbulu besar untuk
membersihkan selang trakea karena kemungkinan dapat merusaknya. Setelah Anda
selesai membersihkannya, masukkan selang ke dalam larutan garam selama 5-10 menit
untuk merendam dan membuatnya steril.
-Jika Anda tidak memiliki lebih banyak air garam, merendamnya dalam cuka putih yang
dilarutkan dengan sedikit air juga akan berhasil baik.
-Jika Anda akan menggunakan selang trakea berbahan plastik sekali pakai, lewati saja
langkah ini.

e) Pasanglah kembali selang ke dalam lubang trakeostomi. Segera setelah Anda memegang
selang trakea yang bersih dan steril (atau baru), berhati-hatilah memasukkannya ke
dalam lubang trakeostomi sementara masih menahan pelat leher (neck plate). Putar
bagian dalam selang sampai kembali terkunci dalam posisi yang aman. Anda dapat
menarik selang tersebut dengan lembut ke arah depan untuk mengecek/memastikan
bahwa bagian dalam selang telah terkunci ke tempatnya.
-Prosedur pembersihan yang Anda lakukan telah lengkap dan berhasil baik. Melakukan
prosedur ini minimal 2 kali sehari dapat mencegah infeksi, penyumbatan saluran, dan
berbagai komplikasi lain.

3) Membersihkan stoma
a) Periksalah stoma. Stoma adalah istilah lain untuk lubang pada leher/trakea tempat
selang trakeostomi dimasukkan sehingga pasien dapat bernapas. Stoma tersebut
sebaiknya diperiksa setiap kali usai tindakan pengisapan untuk mengetahui ada
tidaknya gangguan kulit dan tanda-tanda infeksi. Jika muncul gejala infeksi (atau jika
apa pun tampak meragukan) segera konsultasikan pada dokter.
-Gejala-gejala infeksi stoma dapat meliputi: kemerahan dan bengkak, rasa sakit dan
produksi lendir dari nanah yang berbau tak sedap.
-Jika stoma terinfeksi dan terjadi peradangan, selang trakea akan lebih sulit
dimasukkan.
-Jika stoma pucat dan kebiruan, mungkin hal itu mengindikasikan adanya masalah
dengan aliran darah hingga jaringan, dan sebaiknya segera hubungi dokter.

b) Bersihkan stoma dengan antiseptik. Setiap kali Anda melepas selang trakea,
bersihkan dan lakukan disinfeks (pembasmian kuman penyakit) pada stoma.
Gunakan larutan antiseptik seperti larutan betadine atau larutan sejenis yang lain.
Stoma tersebut harus dibersihkan dalam gerakan memutar (dengan kain kasa steril)
mulai dari posisi jam 12 dan menyekanya turun ke posisi jam 3. [14] Selanjutnya
gunakan kain kasa baru yang direndam dalam larutan antiseptik dan usap ke arah
atas ke posisi jam 9.
-Untuk membersihkan setengah bagian terbawah dari stoma tersebut, usapkan kain
kasa baru dari posisi jam 3 naik ke posisi jam 6. Selanjutnya usap lagi dari posisi jam
9 bergerak turun ke posisi jam 6.

c) Ganti pembalut secara teratur. Pembalut di sekeliling lubang trakeostomi harus


diganti minimal dua kali sehari. Penggantian pembalut membantu mencegah
terjadinya infeksi pada area stoma dan di dalam sistem pernapasan (paru-paru).
Penggantian pembalut juga mendukung kebersihan kulit. Pembalut baru membantu
mengisolasi kulit dan menyerap produksi sekret/lendir yang mungkin bocor di
sekitar stoma.
-Pembalut yang basah harus diganti secepatnya. Pembalut basah cenderung
tercampur bakteri dan dapat memicu komplikasi kesehatan.
-Jangan lupa untuk mengganti pita (tali) yang menahan selang trakea jika tampak
kotor atau basah. Pastikan untuk menahan selang trakea pada tempatnya saat
melakukan penggantian pita/tali tersebut.

4) Menguasai perawatan sehari-hari


a) Lindungi selang trakea saat berada di luar. Alasan mengapa para dokter dan petugas
kesehatan profesional terus-menerus melakukan penutupan selang trakea adalah karena
kotoran dan partikel-partikel asing dapat masuk ke dalam selang yang tidak tertutup dan
akhirnya memasuki batang tenggorokan pasien. [16] Partikel-partikel asing meliputi debu,
pasir dan berbagai polutan yang ada di atmosfer. Semua partikel tersebut dapat memicu
iritasi dan bahkan infeksi, sehingga harus dihindari.
-Masuknya kotoran ke dalam selang trakea memicu produksi lendir berlebihan di dalam
batang tenggorokan, yang dapat menyumbat selang dan menyebabkan kesulitan bernapas
serta terjadinya infeksi.
-Pastikan lebih sering membersihkan selang trakea jika pasien menghabiskan banyak waktu
di luar rumah, terutama jika udara berangin dan/atau berdebu.
b)

Hindari aktivitas berenang. Berenang dapat sangat berbahaya untuk pasien trakeostomi.
Selagi berenang, lubang trakeostomi ataupun tutup pada selang tersebut tidak benar-benar
kedap air. Akibatnya, saat sedang berenang kemungkinan besar air masuk langsung ke
dalam lubang/selang trakeostomi, yang dapat memicu suatu kondisi yang disebut
“pneumonia aspirasi/infeksi paru-paru”—air yang masuk ke dalam paru-paru yang memicu
penciutan.
Pneumonia aspirasi, bahkan setelah masuknya sedikit air saja, dapat memicu kematian
karena tercekik.
Masuknya air ke dalam paru-paru bahkan dalam jumlah kecil juga dapat meningkatkan risiko
infeksi oleh bakteri.
Tutuplah selang tersebut dan juga berhati-hatilah saat mandi atau berada di bawah
pancuran mandi.

c)
Pertahankan untuk menghirup udara lembap. Saat seorang bernapas melalui hidungnya (dan
juga sinus-rongga kecil di belakang tulang pipi dan dahi) udara cenderung menahan lebih
banyak uap lembap, yang lebih baik untuk paru-paru. Namun, orang-orang dengan
trakeostomi tidak lagi memiliki kemampuan tersebut, sehingga yang mereka hirup adalah
udara dengan kelembapan yang sama dengan udara luar. Di daerah beriklim kering, hal
tersebut dapat menimbulkan masalah, sehingga penting untuk berusaha dan menjaga agar
pasien dapat menghirup udara selembap yang bisa didapat.
Tempelkan kain basah menutup selang trakea dan pertahankan kelembapannya.
Gunakan alat pelembap udara (humidifier) untuk membantu melembapkan udara selama
kondisi udara di dalam rumah kering.

Tips
-Pastikan selang trakea bersih dari sumbatan lendir, dan bawalah selalu satu cadangan
selang setiap kali melakukan perawatan.
-Setelah batuk pastikan untuk selalu membersihkan lendir dengan kain atau tisu.
-Segera kunjungi dokter jika terjadi pendarahan dari lubang trakeostomi atau jika pasien
mengalami kesulitan bernapas, terserang batuk, sakit di bagian dada, atau mengalami
demam.

Referensi

1. Raimonde AJ, Westhoven N, Winters R. Tracheostomy. StatPearls Publishing. 2020.


https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK559124/

2. Freeman BD. Tracheostomy update: when and how. Crit Care Clin. 2017;33(2):311-322.
doi:10.1016/j.ccc.2016.12.007

3. Lindman JP, Hoo GWS. Tracheostomy. Medscape. 2018.


https://emedicine.medscape.com/article/865068-overview

4. https://my.clevelandclinic.org/services/head-neck/treatments-services/tracheostomy-care

Anda mungkin juga menyukai