Anda di halaman 1dari 36

ASKEP KLIEN DENGAN

TRAKHEOSTOMY
DUDDY GUMILAR
PENGERTIAN

Trakeostomi adalah suatu tindakan dengan membuka


dinding depan/anterior trakea untuk
mempertahankan jalan nafas agar udara dapat masuk ke
paru-paru dan memintas jalan nafas
bagian atas (Hadikawarta, Rusmarjono, Soepardi, 2004).
MANFAAT PEMASANGAN TRAKHEOSTOMY

• Meningkatkan kenyamanan pasien

• Meningkatkan kebersihan rongga mulut

• Pasien mampu untuk berkomunikasi

• Pasien bisa makan secara oral serta boleh melakukan


perawatan diri dengan mudah
INDIKASI
 Bypass atau melakukan jalan pintas saat terjadi penyumbatan saluran pernapasan bagian atas.
 Membantu pernapasan untuk jangka waktu yang lama
 Membantu membersihkan sekret pada saluran pernapasan bawah.
 Melindungi traktus trakeabronkhial pasien dengan risiko aspirasi.
 Trakeostomi yang biasa dilakukan pada saat operasi atau bedah kepala dan leher agar bisa
memudahkan akses jalan nafas maupun fasilitas ventilasi
 Untuk mencegah munculnya stenosis subglotis.
 Trakeostomi dipasang untuk mencegah penyumbatan jalan nafas karena tumor atau adanya benda
asing di jalan nafas.
 Untuk mencegah kerusakan laring di jalan nafas pasien oleh karena pemasangan intubasi
endotransaksi yang berkepanjangan
KLASIFIKASI

o Berdasar Letak
- Letak Rendah
- Letak Tinggi
Batas letak ini adalah pada cincin trakea ketiga

o Berdasar Waktu Tindakan.


- trakeostomi darurat
- trakeostomi terencana
TEKNIK PEMASANGAN

1. Trakeostomi emergency
Pada trakeostomi emergency, biasanya jarang dilakukan karena
hanya berlaku bagi pasien dengan penyumbatan jalan nafas dan
tidak bisa dilakukan intubasi.

Pasien yang tersumbat jalan nafasnya, akan meninggal dalam waktu


4 sampai 5 menit. Untuk itu harus dilakukan trakeostomi dalam 2
sampai 3 menit.

Biasanya trakeostomi jenis ini dilakukan insisi pada pada cincin


transaksi 2 dan 3.
TEKNIK

2. Trakeostomi elektif
Hampir semua tindakan trakeostomi elektif dilakukan dalam keadaan semi
darurat. Trakeostomi elektif paling banyak dilakukan di ruang operasi dengan
bantuan dan peralatan yang lengkap.

3. Trakeostomi dibatasi perkunteneus


Jenis trakeostomi ini adalah suatu teknik trakeostomi minimal invasif yang
sudah jadul dan biasanya dipakai sebagai alternatif.

Trakeostomi dibatasi perkunteneus biasa dilakukan dengan cara menempati


kanul trakeostomi dengan bantuan alat dilator dibawa panduan endoskopi.
DIAGNOSA KEPERAWATAN (SDKI)
● Gangguan ventilasi spontan berhubungan dengan Depresi pusat pernafasan,
paralisis otot pernafasan. (0004)

Definisi : Penurunan cadangan energi yang mengakibatkan


individu tidak mampu bernapas secara adekuat.

● Kondisi Klinis Terkait: Penyakit paru obstruksi kronis (PPOK), asma, cedera
kepala, gagal napas, bedah jantung, adult respiratory distress syndrome (ARDS),
persistent pulmonary hypertension of newborn (PPHN), prematuritas, infeksi
saluran napas. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan Benda asing
(jalan nafas buatan) pada trachea, ketidakmampuan batuk efektif.
Gangguan ventilasi spontan berhubungan dengan Depresi pusat pernafasan,
paralisis otot pernafasan.

DATA SUBJEKTIF : Pasien mengeluh sesak (Dispnea

DATA OBJEKTIF : Volume Tidal : menurun


PCO2 : meningkat
Penggunaan otot bantu
RR : ……………………. x /menit
PO2 : menurun
SaO2 : menurun
Gelisah
Nadi : …………. x /menit
TUJUAN

Setelah dilakukan tindakan keperawatan Selama……………..x 24 jam, diharapkan Ventilasi


Spontan efektif.

Keriteria hasil :
AGD dalam batas normal
Sianosis tak ada
Kulit hangat
Hemodinamik dalam batas normal
X- Ray normal
Sistem alarm tidak berbunyi
Pola napas dalam batas normal atau sesuai dengan setting respirator
Suara napas vesikuler
Program penyapihan dapat dilakukan sesuai waktu
INTERVENSI

1. Kaji status pernapasan: kecepatan, irama, kedalaman, kesulitan


bernapas.

2. Kaji kesadaran pasien, penurunan kesadaran dapat timbul akibat kadar O2 otak
menurun.

3. Kaji keberadaan sianosis sentral dan perifer, kelembaban


ekstremitas, dan perifer.

4. Kaji irama dan frekuensi denyut nadi.

5. Catat pola napas, suara nafas ( menurun, ronkhi atau wheezing),


pergerakan dada .
INTERVENSI

6. Monitoring penggunaan otot-otot pernapasan

7. Berikan posisi semi fowler atau sesuai kondisi

8. Monitor keluhan sesak pasien, termasuk kegiatan yang mempengaruhi


kebutuhan meningkatnya oksigen

9. Bantu pasien latihan napas dalam dan batuk efektif

10. Lakukan suction bila perlu


INTERVENSI

Bila terpasang Ventilator :

1. Jelaskan pada pasien/ keluarga penggunaan ventilasi mekanik sesuai order

2. Hitung pola napas pasien 1 menit dan banding dengan standar frekuensi yang
diset. Sesuaikan kondisi pasien dengan monitor

3. Ganti sirkuit ventilator setiap 72 jam

4. Monitor tekanan ventilator, sinkronisasi


DIAGNOSA KEPERAWATAN

• Komunikasi verbal, kerusakan. Berhubungan dengan


Hambatan fisik, contoh selang trakeostomi, paralisis
neuromuscular.

• Nyeri akut berhubungan dengan pemasangan selang


trakheostomi dan Insisi pembedahan.
PERAWATAN
TRAKHEOSTOMY
TUJUAN
1. Mencegah obstruksi jalan nafas

2. Sarana untuk mengangkat sekret

3. Meningkatkan kerja paru

4. Mencegah infeksi

5. Mencegah kerusakan integritas kulit sekitar trakeostomi


INDIKASI

1. Tumor laring
2. Injuri/trauma berat
3. Obstruksi jalan nafas
4. Memasang alat bantu pernafasan (respirator)
5. Mengeluarkan sekret pada bronkus yang tidak dapat dikeluarkan
secara fiisologis, misalnya pada pasian dalam keadaan koma
6. Mengurangi ruang rugi (dead air space) di saluran nafas atas seperti
rongga mulut, sekitar lidah, dan faring.
KOMPLIKASI PEMAKAIAN PIPA TRAKHEOSTOMI

- Nekrosis Dinding Trakhea (Tracheal Wall Necrosis)


- Dilatasi Trakhea (Tracheal Dilatation)
- Stenosis Trakhea (Tracheal Stenosis)
- Sumbatan Jalan Nafas (Airway Obstruction)
- Infeksi (Infection) Trakheostomi meningkatkan resiko terjadinya infeksi.
Hal ini karena :
a. Pemintasan system pertahanan jalan nafas bagian atas (seperti
penyaringan, penghangatan dan pelembaban udara)
b. Penurunan mucociliary transport dan batuk termasuk peningkatan
tumpukan secret. Organisme yang sering menimbulkan infeksi adalah
Pseudomonas aeruginosa dan bakteri gram negatif lainnya.
- Dekanulasi (Tube Removal)
- Emfisema Subkutan (Subcutaneous Emphysema)
PERSIAPAN :

1. Persiapan Pasien
Atur posisi terlentang atau semifowler.

2. Persiapan Alat

- Tali pengikat trakeostomi

- Kom/mangkuk steril, cairan Nacl, Hydrogen Peroksida (H202), spuit 10cc.

- Stetoskop

- Suction set

- Set ganti balut steril


Persiapan Alat

6. 1 pasang handscoen bersih dan 2 pasang handscoen steril

7. Kapas apus (swab), alkohol 70%

8. Nierbeken/bengkok, plester, dan gunting

9. Sikat pembersih

10. Handuk, perlak, dan kantung plastik

11. Tromol kasa, kaca mata pelindung, masker, gaun/ skort (jika perlu)
PENATALAKSANAAN

1. Menjelaskan prosedur dan tujuannya kepada klien

2. Membantu klien mengatur posisi yang nyaman (supine atau semifowler)

3. Membentangkan handuk di dada klien

4. Menjaga kebutuhan privacy klien

5. Mendekatkan alat pada tempat yang mudah dijangkau

6. Menutup sampiran

7. Mencuci tangan dan memakai handscoen bersih


PENATALAKSANAAN

8. Membuka set peralatan dan bungkus alat-alat yang dibutuhkan untuk pembersihan
trakeostomi.

• Meletakkan perlak paling bawah


• Mengatur mangkuk steril kedua dekat, jangan menyentuh bagian dalam
mangkuk
• Tuangkan 50 ml hidrogen peroksida ke mangkuk, jangan sampai menetes
ke perlak
• Membuka sikat steril dan letakkan disebelah mangkuk yang berisi hidrgen
peroksida
Penatalaksanaan

• Membuka sikat steril dan letakkan disebelah mangkuk yang berisi hidrogen
peroksida

• Membuka bungkusan kasa, tuangkan hidrogen peroksida diatas kasa


pertama, dan normal salin pada kasa kedua, sedangkan kasa ketiga
dibiarkan kering.

• Jika trakeostomi menggunakan kanule dalam sekali pakai ( disposible), buka


bungkusnya sehingga dapat dengan mudah diambil. Pertahankan sterilisasi
kanule bagian dalam.

• Menentukan panjang tali pengikat trakeostomi yang diperlukan dengan


menggandakan lingkar leher dan menambah 5 cm dan gntung tali pada
panjang tersebut.
.
PENATALAKSANAAN

9. Melakukan prosedur penghisapan. Pastikan telah mengguanakan


skort, kaca mata pelindung, dan handscoen steril

10. Melepaskan handscoen yang sudah basah dan kenakan handscoen


steril yang baru. Pertahankan agar tangan dominan tetap steril
sepanjang prosedur dilakukan.

11. Membersihkan kanule dalam


PENATALAKSANAAN

12. Mengganti kanule dalam sekali pakai (disposible inner-canule)


• Buka dan lepaskan kanul dalam dengan menggunakan tangan
yang tidak dominan dengan hati-hati
• Lakukan teknik penghisapan dengan teknik steril (jika diperlukan)
• Mengeluarkan kanul dalam baru steril dari bungkusnya dan
siramkan normal salin steril pada kanul baru tersebut. biarkan
normal salin menetes dari kanul dalam.
• Memasang kanul dalam dengan hati-hati dan cermat dan kunci
kembali agar tetap pada tempatnya
• Menghubungkan kembali klien dengan sumber oksigen
PENATALAKSANAAN

13. Membersihkan dalam tak disposible

• Lepaskan kanule dalam menggunakan tangan tidak dominan dan masukkan kanule tersebut
ke dalam mangkuk berisi hidrogen peroksida

• Membersihkan kanule dalam dengan menggunakan sikat (tangan dominan memegang sikat
dan tangan yang tidak dominan memegang kanul).

• Memegang kanula diatas mangkuk yang berisi hidrogen peroksida dan tuangkan normal
saline pada kanula sampai semua bagian kanula terbilas dengan baik. Biarkan normal saline
menetes dari kanule dalam.

• Memasang kembali kanule dalam dan kunci

• Hubungkan kembali klien ke sumber oksigen


PENATALAKSANAAN

14. Membersihkan bagian luar/sekitar kanula dan kulit sekitarnya dengan


menggunakan hidrogen peroksida, lalu bilas dengan Nacl dan
keringkan dengan kasa

15. Mengganti tali pengikat trakeostomi:


• Membiarkan tali yang lama tetap pada tempatnya sementara
memasang tali yang baru
• Menyisipkan tali yang baru pada salah satu sisi faceplate.
Melingkarkan kedua ujung bebasnya mengelilingi bagian belakang
leher klien ke sisi lainnya faceplate dan ikat dengan kuat tetapi tidak
ketat. Gunting tali trakeostomi yang lama
PENATALAKSANAAN

16. Memasang kasa mengelilingi kanul luar dibawah tali pengikat dan
faceplate. Periksa kembali untuk memastikan bahwa tali pengikat
tidak terlalu ketat tetapi pipa trakeostomi tertahan dengan aman pada
tempatnya.

17. Mengempiskan dan mengembangkan balon (cuff) pipa trakeostomi:


• memakai hanscoen
• jika terdapat klem pada pipa cuff lepaskan klemnya dan sambungkan
dengan spuit
• meminta klien menghirup nafas dalam (biasanya 5cc).
Amati kesulitan bernafas
PENATALAKSANAAN

18. Mengatur kembali posisi klien, memasang


pengaman tempat tidur dan atur kembali ketinggian
tempat tidur.

19. Rapikan peralatan

20. Melepaskan handscoen dan mencuci tangan.


DOKUMENTASI

1. Form lembar catatan perkembangan terintegrasi

2. Form observasi tanda-tanda vital


TERIMA KASIH
PERAWATAN SEGERA PASCA
OPERASI TRACHEOSTOMY
TABLE OF CONTENTS
Perawatan segera yang dilakukan pada klien post operasi trakheostomi
antara lain :

 Pertahankan kepatenan jalan nafas

 Berikan humidifikasi pada trakheostomi

 Lakukan penghisapan kalau perlu (perlu tidaknya penghisapan tergantung hasil auskultasi
dada untuk mendengarkan bunyi nafas setiap jam). Penghisapan dilakukan bila terdengar
krekels dan ronkhi di atas jaln nafas yang besar. Gunakan tekhnik steril ketika melakukan
penghisapan. Sebelum melakukan penghisapan hiperoksigenasikan dan hiperinflasikan paru
klien.
PERAWATAN SEGERA PASCA OPERASI TRACHEOSTOMY

 Bersihkan inner cannula (bila ada) setiap 2 – 4 jam kalau perlu

 Hindari penyumbatan jalan nafas oleh alat tenun ketika membalikkan


klien

 Siapkan pipa trakheostomi dengan ukuran dan tipe yang sama

 Siapkan resusitator genggam disamping tempat tidur


Perawatan segera yang dilakukan pada klien post operasi trakheostomi antara
lain :
 Tinggikan bagian kepala tidur 45 0 – 60 0 ; cegah leher agar tidak fleksi ke depan.

 Berikan oksigen atau ventilasi mekanik sesuai pesanan dokter; lihat standard yang
berhubungan

 Bila digunakan pipa trakheostomi yang memiliki balon (cuffed tracheostomy tube):
Pertahankan pengembangan balon

 Auskultasi dada untuk mendengarkan bunyi nafas setiap 2 - 4 jam; laporkan pada dokter
bila bunyi nafas menghilang atau tidak terdengar.

Anda mungkin juga menyukai