Anda di halaman 1dari 36

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

PASIEN TRACHEOSTOMY
DEFINISI TRAKEOSTOMI

 Trakeostomi adalah suatu tindakan dengan membuka


dinding depan/anterior trakea untuk mempertahankan
jalan nafas agar udara dapat masuk ke paru-paru dan
memintas jalan nafas bagian atas.
 Tracheostomi adalah prosedur pembuatan lubang
permanen atau sementara melalui tindakan bedah ke
dalam trachea pada cincin trachea kedua, ketiga atau
keempat dan pemasangan selang indwelling untuk
memungkinkan ventilasi dan pembuangan skresi.
(Lynda Juall Carpenito, 1999 ).
 Tracheostomi adalah tindakan pembedahan dengan
membuat stoma dari trachea pada kulit untuk jalanya
udara / pernafasan.
ANATOMI TRAKHEA
Trakhea merupakan tabung berongga yang disokong oleh
cincin kartilago. Trakea berawal dari kartilago krikoid yang
berbentuk cincin stempel dan meluas ke anterior pada
esofagus, turun ke dalam thoraks di mana ia membelah
menjadi dua bronkus utama pada karina. Pembuluh darah
besar pada leher berjalan sejajar dengan trakea di sebelah
lateral dan terbungkus dalam selubung karotis. Kelenjar
tiroid terletak di atas trakea di setelah depan dan lateral.
Ismuth melintas trakea di sebelah anterior, biasanya setinggi
cincin trakea kedua hingga kelima. Saraf laringeus rekuren
terletak pada sulkus trakeoesofagus. Di bawah jaringan
subkutan dan menutupi trakea di bagian depan adalah otot-
otot supra sternal yang melekat pada kartilago tiroid dan
hioid.
INDIKASI
1. terjadinya obstruksi jalan nafas atas
2. sekret pada bronkus yang tidak dapat dikeluarkan secara
fisiologis, misalnya pada pasien dalam keadaan koma.
3. untuk memasang alat bantu pernafasan (respirator).
4. apabila terdapat benda asing di subglotis.
5. penyakit inflamasi yang menyumbat jalan nafas
6. pasien dengan kerusakan paru, yang kapasitas vitalnya
berkurang.
7. Cedera parah pada wajah dan leher
8. Setelah pembedahan wajah dan leher
9. Hilangnya refleks laring dan ketidakmampuan untuk menelan
sehingga mengakibatkan resiko tinggi terjadinya aspirasi
JENIS TINDAKAN TRAKEOSTOMI
1. Surgical trakeostomy
Tipe ini dapat sementara dan permanen dan dilakukan di
dalam ruang operasi. Insisi dibuat diantara cincin trakea
kedua dan ketiga sepanjang 4-5 cm.
2. Percutaneous Tracheostomy
Tipe ini hanya bersifat sementara dan dilakukan pada unit
gawat darurat. Dilakukan pembuatan lubang diantara cincing
trakea satu dan dua atau dua dan tiga
3. Mini tracheostomy
Dilakukan insisi pada pertengahan membran krikotiroid dan
trakeostomi mini ini dimasukan menggunakan kawat dan
dilator.
JENIS PIPA TRAKEOSTOMI

1. Cuffed Tubes
Selang dilengkapi dengan balon yang dapat diatur sehingga memperkecil
risiko timbulnya aspirasi
2. Uncuffed Tubes
Digunakan pada tindakan trakeostomi dengan penderita yang tidak
mempunyai risiko aspirasi
3. Trakeostomi dua cabang (dengan kanul dalam)
Dua bagian trakeostomi ini dapat dikembangkan dan dikempiskan sehingga
kanul dalam dapat dibersihkan dan diganti untuk mencegah terjadi obstruksi.
4. Silver Negus Tubes
Terdiri dua bagian pipa yang digunakan untuk trakeostomi jangka panjang.
Tidak perlu terlalu sering dibersihkan dan penderita dapat merawat sendiri.
5. Fenestrated Tubes
Trakeostomi ini mempunyai bagian yang terbuka di sebelah posteriornya,
sehingga penderita masih tetap merasa bernafas melewati hidungnya. Selain
itu, bagian terbuka ini memungkinkan penderita untuk dapat berbicara.
ALAT-ALAT TRAKEOSTOMI

1. spuit yang berisi obat analgesia


2. pisau
3. pinset anatomi
4. gunting panjang tumpul (F)
5. sepasang pengait tumpul(CD)
6. klem arteri
7. gunting kecil yang tajam
8. kanul trakea dengan ukuran sesuai (BE)
TEKNIK TINDAKAN TRAKHEOSTOMY
1. Pasien tidur terlentang dengan kepala ektensi
2. Kulit leher dibersihkan sesuai dengan prinsip aseptik
dan antiseptik dan ditutup dengan kain steril.
3. Obat anestetikum disuntikkan di pertengahan
krikoid dengan fossa suprasternal secara infiltrasi.
4. Sayat kulit dapat vertikal di garis tengah leher mulai dari
bawah krikoid sampai fosa suprasternal atau horizontal
dilakukan pada pertengahan jarak antara kartilago
krikoid dengan fosa suprasternal atau kira-kira dua jari
dari bawah krikoid orang dewasa kira2 lima sentimeter.
5. Dengan gunting panjang yang tumpul kulit serta jaringan di
bawahnya dipisahkan lapis demi lapis dan ditarik ke lateral
dengan pengait tumpul sampai tampak trakea yang berupa pipa
dengan susunan cincin tulang rawan yang berwarna putih.
LANJUTAN
6. Bila lapisan ini dan jaringan di bawahnya dibuka tepat di tengah maka trakea
ini mudah ditemukan.
7. Pembuluh darah yang tampak ditarik lateral.
8. Ismuth tiroid yang ditemukan ditarik ke atas supaya cincin trakea jelas
terlihat. Jika tidak mungkin, ismuth tiroid diklem pada dua tempat dan
dipotong ditengahnya.
Sebelum klem ini dilepaskan ismuth tiroid diikat kedua tepinya dan
disisihkan ke lateral.
9. Perdarahan dihentikan dan jika perlu diikat.
10.Lakukan aspirasi dengan cara menusukkan jarum pada membran antara
cincin trakea dan akan terasa ringan waktu ditarik.
11.Buat stoma dengan memotong cincin trakea ke tiga dengan gunting yang
tajam.
12.Kemudian pasang kanul trakea dengan ukuran yang sesuai. Kanul difiksasi
dengan tali pada leher pasien dan luka operasi ditutup dengan kasa.
13.Untuk menghindari terjadinya komplikasi perlu diperhatikan insisi kulit
jangan terlalu pendek agar tidak sukar mencari trakea dan mencegah
terjadinya emfisema kulit.
PERAWATAN PASCA TRAKEOSTOMI

1.Rontgen dada untuk menilai posisi tuba dan melihat


timbul atau tidaknya komplikasi
2.Antibiotik untuk menurunkan risiko timbulnya infeksi
3.Mengajari pihak keluarga dan penderita sendiri cara
merawat pipa trakeostomi
KOMPLIKASI
Komplikasi dini yang sering terjadi :
 perdarahan

 pneumothoraks terutama pada anak-anak

 Aspirasi

 Henti jantung sebagai rangsangan hipoksia terhadap


respirasi
 paralisis saraf rekuren
Komplikasi lanjut
 Perdarahan lanjutan pada arteri inominata

 Infeksi

 fistula trakeoesofagus

 stenosis trakea
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Aktivitas/istirahat
Gejala : dispnea dengan istirahat ataupun aktivitas
2. Sirkulasi
Tanda : takikardia, frekuensi tak teratur, nadi apical
berpindah oleh adanya penyimpangan medaistinal. TD
hiper/hipotensi
3. Makanan/cairan
Gejala : anorexia (mungkin karena bau sputum)
Tanda : pemasangan IV line,
4. Nyeri/kenyamanan
Gejala : nyeri area luka trakeostomi, nyeri dada unilateral
meningkat karena batuk atau bernafas
Tanda : berhati-hati pada area yang sakit, perilaku
distraksi, mengkerutkan wajah
5. Pernafasan
Gejala : kesulitan bernafas, batuk (mungkin gejala
yang ada), riwayat trauma dada.
Tanda : peningkatan frekuensi nafas, kulit cyanosis,
penggunaan ventilasi mekanik (trakeostomi),
secret pada selang trakeostomi
6. Hygiene
Tanda : kemerahan area luka trakeostomi
7. Interaksi social
Tanda : ketidakmampuan mempertahankan suara karena
distress pernafasan, keterbatasan mobilitas fisik.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Pola pernafasan tak efektif/ventilasi spontan,
ketidakmampuan untuk meneruskan. Dapat dihubungkan
dengan Depresi pusat pernafasan, paralisis otot pernafasan
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif. Dapat dihubungkan
dengan Benda asing (jalan nafas buatan) pada trachea,
ketidakmampuan batuk efektif.
3. Komunikasi verbal, kerusakan. Dapat dihubungkan dengan
Hambatan fisik, contoh selang trakeostomi, paralisis
neuromuscular.
4. Resiko tinggi infeksi. Dapat dihubungkan dengan :
Tidak adekuat pertahanan tubuh (penurunan kerja silia, statis
cairan tubuh), tidak adekuat pertahanan sekunder (tekanan
imun), prosedur invasive.
PERAWATAN TRACHEOSTOMI

Langkah perawatan tracheostomi meliputi :


1. Perawatan luka tracheostomi
2. Nebulisasi berkala
3. Suction aktif
4. Fisioterapi dada
PERAWATAN LUKA TRAKHEOSTOMY
Persiapan alat :
1. Satu set steril sesuai kebutuhan

2. Plester

3. Kassa steril dlm tempatnya, perban b/p

4. Sarung tangan bersih

5. Sarung tangan steril

6. Larutan normal saline steril ( NaCl 0,9 %)

7. Kantong sampah infeksius/ bengkok

8. Perlak dan alasnya

9. tempat penyimpanan barang steril, spt bak instrumen


dan mangkok steril d atas troli
PELAKSANAAN
1. Cek instruksi dokter dan rencana keperawatan
2. Siapkan alat2 di samping tempat tidur pasien, termasuk peralatan
steril di meja/troli.
3. Identifikasi pasien dan jelaskan prosedur
4. Atur posisi pasien dan turunkan penghalang tempat tidur untuk
bekerja di samping pasien.
5. Tempatkan kantong/bengkok di dekat pasien
6. Cuci tangan
7. Bentangkan perlak di bawah daerah yang akan diganti balutan
8. Pakai sarung tangan bersih
9. Lepaskan plester dan mulai buka/lepaskan kasa satu persatu lalu
dibuang ke bengkok
10. Lepaskan sarung tangan
11. Buka set steril dengan tetap mempertahankan kestrerilan alat
12. Tuangkan normal saline/nacl 0,9% ke dalam copyes dan
letakan beberapa potong kasa steril.
13. Pakai sarung tangan steril
14. Kaji keadaan pasien& tracheostomy : apakah kotor, banyak
sekret, dan tentukan apakah terdapat tanda2 infeksi, bila sesak
berikan oksigen
15. Bersihkan area tracheostomy, bila banyak sekret suction
16. Tutup tracheostomy pake kasa lembab dgn sisi atas kasa diberi
plester
17. Lepaskan sarung tgn
18. Kembalikan pasien ke posisi semula
19. Bereskan alat dan cuci tangan
. PERAWATAN LUKA TRACHEOSTOMI

Langkah- langkahnya sebagai berikut :


 Buka kassa tracheostomi dengan pinset

 Bersihkan kanul trachesotomi dgn kassa steril yang telah


dibasahi dgn pinset hingga bersih.
 Bersihkan luka tracheostomi dan sekitarnya dengan
kassa basah serupa langkah sebelumnya.
 Bila pita tracheostomi sudah kotor ganti dengan yang
baru
 Selanjutkan tutup luka trachesotomi dengan kassa yang
sudah dibasahi dengan antiseptik (biasanya dengan
betadin/hemolok®) melingkari luka tracheostomi
. NEBULISASI

 Tujuan nebulisasi adalah untuk mengencerkan


sekret/dahak di saluran nafas dan paru-paru dengan
menggunakan uap hangat sehingga mudah dikeluarkan.
Uap hangat dihasilkan dari cairan Nacl yang telah
diproses dalam nebulator. Bila perlu dapat dicampur
denga ventolin seabagai bronkodilator. Idealnya
Nebulisasi dilakukan tiap 6 jam bila perlu sampai tiap 4
jam.

. SUCTION
 Untuk mencegah terjadinya penumpukan sekret dan
ancaman pluging, setiap pasien dengan trakeostomi perlu
dilakukan suction untuk menyedot sekret yang
menempel di kanul tracheostomi
LANGKAH-LANGKAHNYA SEBAGAI BERIKUT :
 Buka anak kanul trakeostomi
 Gunakan suction kateter sesuai dengan besar kanul
 Masukkan suction secara pelan-pelan sedalam panjang anak
kanul
 Lakukan suction dengan menutup lubang kontrol sambil
mengeluarkan secara pelan-pelansecara berputar
 Suction adalah tindakan menjemput sekret jadi perlu
dilakukan secara gentle dan hati-hati untuk mencegah iritasi
saluran nafas, jangan terlalu agresif dengan memasukan
suction kateter terlalu dalam.
 Sementara itu, bersihkan anak kanul dengan saflon, lalu
basuh dengan cairan PZ agar efek iritatif saflon hilang, lalu
keringkan atau bersihkan dengan kassa kering steril.
 Lakukan suction aktif mininimal setiap 1 jam terutama pada
pasien-pasien dengan resiko plugging yang tinggi
.

FISIOTERAPI DADA

Tidakan yang bertujuan meningkatkan kapasitas fisik dan


kemampuan fungsional seoptimal mungkin dengan
aplikasi modalitas fisioterapi (aktinoterapi, elektroterapi,
exercise therapy). Untuk di bangsal Flamboyan yang
bisa kita lakukan adalah dengan exercise therapy.
SINGLE KANULE
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai