Anda di halaman 1dari 12

Perawatan Trakeostomi

Disusun oleh:
Kelompok 7

Elisabeth zebua (032020014)


Sherina febiola (032020002)
Elvin hulu (032020005)
Dwikarni apsari sarumaha (032020043)
Pengertian tindakan
trakeostomi
Trakeostomi merupakan prosedur dimana dibuat lubang ke dalam trakea. Ketika
selang indwelling dimasukkan ke dalam trakea, maka istilah trakeostomi digunakan.
Trakeostomi dilakukan untuk memintas suatu obstruksi jalan napas atas, untuk membuang
sekresi trakeobronkial, untuk memungkinkan penggunaan ventilasi mekanik jangka
panjang, untuk mencegah asspirasi sekresi oral atau lambung pada pasien yang tidak sadar
atau paralise (dengan menutup trakea dari esofagus), dan untuk mengganti selang
endotrakeal.
Lubang trakeostommi dibuat pada cincin trakea kedua dan ketiga. Setelah trakea
terpajan, selang trakeostomi balon dengan ukuran yang sesuai dimasukkan. Cuff
trakeostomi adalah perlekatan yang dapat mengembang pada trakeostomi yang dirancang
untuk menyumbat ruang antara dinding trakea dengan selang untuk memungkinkan
ventilasi mekanik yang efektif. Selang trakeostomi dipasang di tempatnya dengan plester
pengencang mengelilingi leher pasien. Biasanya kasa segi empat steril diletakkan di
antara selang dan kulit untuk mencegah infeksi dan menyerap drainase.
Manfaat tindakan trakeostomi

Menurut Charles (2010) Trakeostomi memiliki kelebihan apabila


dibandingkan dengan intubasi endotrakeal jangka panjang antara lain:
a. Meningkatkan kenyamanan pasien
b. Kebersihan rongga mulut
c. Kemampuan untuk berkomunikasi
d. Kemungkinan makan secara oral
e. Memiliki potensi untuk menurunkan penggunaan obat sedasi dan
analgesic sehingga dapat menfasilitasi proses penyapihan dan
menghidari pneumonia akibat ventilator mekanikrta perawatan yang
lebih mudah dan aman.
Anatomi trakeostomi
Indikasi tindakan trakeostomi

1. Pasien yang memerlukan ventilasi mekanik jangka panjang


2. Keganasan kepala dan leher yang akan dilakukan reseksi yang sulit
dilakukan intubasi
3. Trauma maksilofasial disertai dengan risiko sumbatan jalan nafas
4. Sumbatan jalan nafas akibat trauma, luka bakar atau keduanya
5. Gangguan neurologis yang disertai dengan risiko adanya sumbatan jalan
nafas
6. Severe sleep apnea yang tidak dapat dilakukan intubasi
Komplikasi jangka panjang
KOMPLIKASI
TINDAKAN Komplikasi jangka panjang :
TRAKEOSTOMI
1. Obstruksi jalan nafas (sekresi, konstriksi jalan nafas, penempatan
kanul yang tidak tepat, cuff terlalu kencang)
1. Aspirasi
2. Perdarahan 2. Infeksi (stoma atau pulmoner)
3. Embolisme udara 3. Aspirasi (sekresi, cairan lambung)
4. Pneumotorak terutama
anak anak 4. kerusakan trakeal (fistula, progresif)
5. Emfisema subkutan dan
mediastinal Dampak psikologis:
6. Henti jantung sebagai
rangsangan hipoksia - Gangguan body image
terhadap respirasi - Perubahan komunikasi verbal
Perawatan tindakan trakeostomi
1. Pengisapan trakea
Saat selang trakeostomi atau endrotrakea terpasang, biasanya diperlukan pengisapan sekresi
pasien karena keefektifan mekanisme batuk menurun. Pengisapan trakea dilakukan ketika
bunyi napas tambahan terdeteksi atau ketika terdapat banyak sekresi. Pengisapan yang tidak
diperlukan menyebabkan bronkospasme dan menyebabkan trauma pada muko trakea. Semua
peralatan yang kontak langsung dengan jalan napas bawah pasien harus steril untuk
mencegah infeksi paru dan sistemik yang membahayakan.
2. Penatalaksanaan balon
Sebagai aturan umum, balon pada selang endotrakea atau trakeostomi harus mengembang.
Tekanan di dalam balon harus serendah mungkin sehingga memungkinkan pengiriman
volume tidal yang adekuat dan mencegah aspirasi pulmonal. Biasanya tekanan dipertahankan
di bawah 25 cm H2O untuk mencegah cedera dan di atas 20 cm H2O untuk mencegah
aspirasi. Tekanan cuff harus dipantau sedikitnya setiap 8 jam dengan menempelkan diameter
tekanan genggam pada pilot balon selang. Dengan intubasi jangka panjang, tekanan yang
lebih tinggi diperlukan untuk mempertahankan penutupan yang adekuat.
3. Perawatan trakeostomi
Tujuan perawatan trakeostomi adalah membersihkan akumulasi sekresi pada stoma untuk
meminimalkan risiko infeksi dengan menggunakan teknik steril. Indikasi perawatan dapat
dilakukan minimal 2 kali sehari atau dapat dilakukan lebih sering tergantung pada kondisi
pasien (akumulasi sekresi, infeksi).
Teknik Teknik tindakan trakeostomi

Menurut Novialdi dan Surya (2009:3), berikut teknik trakeostomi :


a. Trakeostomi emergensi Trakeostomi emergensi relatif jarang dilakukan dan penyebab yang sering adalah
obstruksi jalan nafas atas yang tidak bisa diintubasi. Anoksia pada obstruksi jalan nafas akan meyebabkan
kematian dalam waktu 4-5 menit dan tindakan trakeostomi harus dilakukan dalam 2-3 menit. Teknik insisi yang
paling baik pada trakeostomi emergensi adalah insisi kulit vertikal dan insisi vertikal pada cincin trakea kedua
dan ketiga
b. Trakeostomi elektif Saat ini mayoritas tindakan trakeostomi dilakukan secara elektif atau semi-darurat.
Trakeostomi elektif paling baik dilaksanakan diruang operasi dengan bentuan dan peralatan yang adekuat.
c. Trakeostomi Dilatasi Perkutaneus Trakeostomi dilatasi perkutaneus adalah suatu teknik trakeostomi minimal
invasif sebagai alternatif terhadap teknik konvensional. Trakeostomi dilatasi perkutaneus (TDP) dilakukan
dengan cara menempatkan kanul trakeostomi dengan bantuan serangkaian dilator dibawah panduan endoskopi.
Prosedur ini dikenalkan oleh Pasquale Ciagalia pada tahun 1985. Griggs pada tahun 1990 melakukan
modifikasi dengan menggunaan kawat pemandu dan forsep dilatasi (Griggs Guidewire Dilating Forceps/
GWDF) pada prosedur ini.
SOP TINDAKAN TRAKEOSTOMI
No Komponen
1. FASE ORIENTASI
• Memberi salam atau menyapa klien
• Memperkenalkan diri
• Menjelaskan tujuan tindakan
• Menjelaskan langkah tindakan
• Menanyakan kesiapan tindakan
• Kelengkapan dan ketepatan order pengobatan

2. FASE KERJA
Persiapan alat :
• Obat tablet, kapsul, atau cair.
• Air minum dalam gelas.
• Penumbuk obat jika diperlukan.
• Kartu dokumen obat.
Persiapan klien dan lingkungan :
• Jelaskan prosedur yang akan dilakukan kepada pasien.
• Beritahu klien untuk tidak menelan obat yang diberikan secara sublingual atau bucal.
3 PELAKSANAAN
1. Mencuci tangan
2. Siapkan obat sesuai dosis untuk setiap klien, periksa tanggal kadaluarsa obat dan hitung dosis, perhatikan obat yang
belum bisa dipakai klien. Obat akan diberikan pada satu tempat.
3. Bawa ke kamar klien, sekali lagi lakukan chek kedua nama obat, dosis, cara pemberian, waktu dan tanggal pemberian.
Obat belum boleh dibuka sampai chek ketiga didepan klien dan tidak boleh disentuh tangan. Bila mengambil tablet atau
kapsul dari botol, tuangkan pada tutup obat tanpa menyentuh obat.
4. Tuangkan obat cair dengan cara :
• Buka tutup botol dan letakkan tutup dengan posisi terbalik.
• Tuang obat dari botol dengan label kearah atas.
• Ukuran dosis dengan membaca dibawah meniscus.
5. Bawa obat dan daftar obat ke kiri, check identitas :
• Check nama klien pada gelang atau papan identitas kalau ada.
• Menanyakan nama dan memanggil nama klien.
• Yakinkan dengan anggota dan staf perawatan yang ada.
6. Jelaskan kepada klien, obat yang akan diberikan, jika tidak ada pertanyaan obat baru dibuka dari bungkus dan diberikan
kepada klien.
7. Sediakan air minum klien, tanyakan kepada klien apakah obat diminum satu persatu atau sekaligus.
8. Atur posisi yang nyaman, klien sebaiknya dalam posisi duduk untuk mempermudah menelan obat. Anjurkan tidak
menekuk leher saat menelan. Berikan obat kepada klien dan menganjurkan untuk menelan dengan air.
9. Observasi waktu klien minum obat, bila klien kesulitan menelan, masukkan jari dengan menggunakan sarung tangan
secara hati-hati ke dalam mulut pasien untuk memasukkan obat jauh dibelakang lidah kemudian berikan minum.
10. Cuci tangan.
4. EVALUASI
• Check kembali setelah 30 menit untuk melihat respon klien terhadap obat meliputi TTV dan efek samping.

5. DOKUMENTASI
• Catat semua obat yang diberikan pada daftar obat dan tanda tangan sebagai bukti obat sudah diberikan.
• Bila obat di tolak atau diberikan, catat secara tepat.
• Catat intake cairan
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai