KEPERAWATAN
1. Dimensi Sosiokultural
2. Dimensi Agama dan Etik
3. Dimensi Biologis
4. Dimensi Psikologis
1. Dimensi Sosiokultural
(a) Pengertian
1. Menstruasi adalah proses peluruhan lapisan
dalam/endometrium yang banyak
mengandung pembuluh darah dari uterus
melalui vagina.
2. Menstruasi dimulai saat pubertas, berhenti
sesaat waktu hamil atau menyusui, dan
berakhir saat menopause, ketika seorang
perempuan berumur sekitar 40-50 tahun. Di
Indonesia, menopause terjadi rata-rata di
atas usia 50 tahun.
Menstruasi biasanya dimulai antara umur 10
dan 16 tahun, tergantung pada berbagai
faktor, termasuk kesehatan wanita, status
nutrisi.
Menstruasi berlangsung kira-kira sekali
sebulan sampai wanita mencapai usia 45-50
tahun, sekali lagi tergantung pada kesehatan
dan pengaruh-pengaruh lainnya.
Pengeluaran darah menstruasi
Homoseksual Heteroseksual
Homoseksual : orang yang memiliki
ketertarikan emosional,romantik,seksual
atau rasa sayang pd sejenis.
Biseksual : merasa nyaman bila melakukan
hubungan seksual dg kedua jenis kelamin.
Variasi dalam ekspresi
seksual
Transeksual
adl orang yg identitas seksual /gendernya
berlawanan dg sex biologisnya.
Transvetit
adl seorang heteroseksual scr periodik
berpakaian spt wanita u/ pemuasan
psikologis dan seksual.
PERILAKU SEKSUAL
Adl perilaku yang muncul krn adanya dorongan
seksual atau kegiatan mendapatkan kesenangan
organ seksual melalui berbagai perilaku.
Perilaku seksual yg dianggap sehat adl
heteroseksual,vaginal, dan dilakukan suka sama
suka.
Perilaku seksual sering disederhanakan :
hubungan seksual berupa penetrasi & ejakulasi
Menurut Wahyudi (2000),perilaku
seksual secara rinci dapat berupa :
Berfantasi
Pegangan tangan
Cium kering
Cium basah
Meraba
Berpelukan
Masturbasi (wanita) & onani (laki-laki)
Oral seks
Intercourse (bersenggama)
Respon Seksualitas
Siklus Respon Seksual
Fase Excitement
Fase Plateu
Fase Orgasmus
Fase Resolusi
1. EXICETEMENT :peningkatan
bertahap dalam rangsangan seksual
Wanita Pria
Lubrikasi vaginal :dinding Ereksi penis
vaginal berkeringat.
Penebalan dan elevasi
Ekspansi 2/3 bagian dalam skrotum
lorong vagina.
Elevasi dan pembesaran
Peningkatan sensitifitas &
pembesaran klitoris serta moderat testis
labia. Ereksi putting.
Ereksi putting dan
peningkatan ukuran
payudara.
2. PLATEU : penguatan respons
fase exicetement
Wanita
Retraksi klitoris Pria
Pembentukan p’atform Peningkatan ukuran glans
orgasmus:pembengkakan penis
1/3 luar vagina dan labia Peningkatan intensitas
minora. warna glans
Perubahan warna kulit yg Elevasi & peningkatan 50%
tampak hidup ukuran testis
Peningkatan tengan otot Peningkatan tegangan otot
pernafasan dan pernafasan.
Peningkatan frekuensi Peningkatan frekuensi
denyut jantung,TD, RR
denyut jantung,TD, RR
3.Orgasme : penyaluran kumpulan
darah & tegangan otot
Wanita Pria
Penutupan spinter
Kontraksi involunter urinarius interna
platform,orgasme, Sensasi ejakulasi yg tidak
uterus,rektal,dan spinter tertahankan
uretral, dan kel otot lain Kontraksi duktus deferens
Hiperventilasi dan vesikek seminalis
peningkatan frekeunsi proksimal dan duktus
jantung. ejakulatoris.
Memuncaknya frekuensi
Memuncaknya frekuensi
denyut jantung,TD, RR
jantung, TD, RR
ejakulasi
4.Resolusi :fisiologis dan
psikologis kembali kedlm keadaan
W
tidak terangsang
anita
wanita Pria
Relaksasi bertahap dinding Kehilangan ereksi penis
vagina
Periode refraktori ketika
Perubahan warna yang
dilanjutkan stimulasi
cepat pada labia minora
menjadi tidak enak
Berkeringat
Reaksi berkeringat
Secara bertahap frekeunsi
jantung, TD, RR kembali Penurunan testis.
normal. Secara bertahap frekeunsi
Wanita mampu mengalami jantung, TD, RR kembali
kembali orgasme. normal.
Penyimpangan Perilaku
Seksual
1. Transeksualisme
Rasa tidak nyaman yang menetap dan adanya
ketidakwajaran seks yang menetap (sedikitnya untuk 2
tahun) dengan menyisihkan karakteristik seks primer
dan sekunder dan memperoleh karakteristik lawan jenis
4. Eksibisionisme
Terjadinya hubungan yang menetap, sedikitnya
berlangsung selama 6 bulan, antara rangsangan dan
keinginan seksual, tindakan, fantasi atau
rangsangan lain dengan memamerkan genitalnya
kepada orang asing/orang yang belum dikenal
5. Sadisme Seksual
Terjadinya hubungan yang menetap, sedikitnya
berlangsung selama 6 bulan antara rangsangan dan
keinginan seksual, tindakan, fantasi atau
rangsangan lain yang menimbulkan kesakitan yang
nyata atau stimulasi psikologis dan penderitaan fisik
6. Masokisme Seksual
Terjadinya hubungan yang menetap, sedikitnya
berlangsung selama 6 bulan, antara rangsangan dan
keinginan seksual, tindakan ,fantasi atau
rangsangan lain yang melibatkan penghinaan,
pemukulan, pengikatan atau hal-hal lain yang
sengaja dilakukan untuk menderita
7. Voyeurisme
Terjadinya hubungan yang menetap, sedikitnya
berlangsunag selama 6 bulan, antara rangsangan
dan keinginan seksual, tindakan, fantasi atau
rangsangan lain yang melibatkan pengamatan
terhadap orang-orang yang telanjang, sedang
menanggalkan pakaian atau sedang melakukan
kegiatan seksual tanpa diketahui mereka
8. Fetisisme
Terjadi hubungan yang menetap, sedikitnya
berlangsung selama 6 bulan, antara rangsangan dan
keinginan seksual, tindakan, fantasi atau
rangsangan lain dengan menggunakan objek mati
9. Fetisisme Transvestik
Terjadinya hubungan yang menetap, sedikitnya
berlangsung selam 6 bulan, antara rangsangan dan
keinginan seksual, tindakan, fantasi atau
rangsangan lain dengan menggunakan pakaian
orang lain
10. Frotterurisme
Terjadinya hubungan yang menetap, sedikitnya
berakhir 6 bulan antara rangsangan dan keinginan
seksual, tindakan, fantasi atau rangsangan lain
meraba tanpa persetujuam pihak lain
11. Gangguan keinginan Seksual Hipoaktif
Defisit yang menetap/berulang atau tidak
terdapatnya fantasi seksual dan keinginan
untuk melakukan kegiatan seksual
12. Gangguan Keengganan Seksual
Keengganan yang berlebihan dan menetap
dan menghindari semua atau hampir semua
kontak dengan pasangan seksual
13. Gangguan Rangsangan Seksual
Kegagalan yang menetap dan sebagian untuk
mencapai atau mempertahankan respons fisiologis
dari kegiatan seksual atau hilangnya kepuasan
seksual selama kegiatan seksual dilakukan
14. Hambatan Orgasme
Keterlambatan yang menetap atau tidak adanya
orgasme yang menyertai pada saat fase puncak
hubungan seksual, walaupun menurut tenaga
profesional terhadap intensitas, lama dan fokus
yang sesuai dengan usia individu
Ok..
Terimakasih…………..